Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ILMU KALAM

"PENGERTIAN ILMU KALAM"

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kalam

Dosen Pengampu : Frenky Mubarok, S.Th.I, M.Ud

Disusun Oleh : Cica Arlinda

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI'AH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PANGERAN DHARMA KUSUMA

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah Swt kepada Rasulullah SAW atas berbagai
nikmat,rahmat, taufiqdan hidayahnya sehingga penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Makalah ini di susun agar pembaca dapat memahami
bagaimana cara kerja takdir dan kelompok yang bersangkutan didalamnya. Dengan ini kami berharap
agar materi kami dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran. Kami
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing kami meminta masukan demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan
datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Kami menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak. Semoga hal
yang telah kami sampaikan bisa bermanfaat bagi pembaca serta memberikan inspirasi baru dan
memperoleh ibrah yang banyak dari peristiwa yang terjadi pada makalah yang kami susun,amin ya
rabbal alamin.

Indramayu, 22 September 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Aqidah ilmu kalam sebagaimana diketahui, membahas ajaran-ajaran dasar dari suatu agama. Setiap
orang yang ingin menyelami seluk-beluk agamanya secara mendalam, perlu mempelajari aqidah yang
terdapat dalam agamanya. Mempelajari aqidah/teologi akan memberi seseorang keyakinan-keyakinan
yang berdasarkan pada landasan yang kuat , yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh peredaran
zaman.

Adapun tujuan utama dari ilmu kalam adalah untuk menjelaskan landasan keimanan umat Islam
dalam tatanan yang filosofis dan logis. Bagi orang yang beriman, bukti mengenai eksistensi dan segala
hal yang menyangkut dengan Tuhan yang ada dalam al-Qur’an, Hadits, ucapan sahabat yang mendengar
langsung perkataan Nabi dan lain sebagainya, sudah cukup. Namun tatkala masalah ini dihadapkan pada
dunia yang lebih luas dan terbuka, maka dalil-dalil naqli tersebut tidak begitu berperan. Sebab, tidak
semua orang meyakini kebenaran al-Qur’an dan beriman kepadanya. Karenanya diperlukan lagi
interpretasi akal terhadap dalil yang sudah ada dalam Al-Qur'an tersebut untuk menjelaskannya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Ilmu Kalam ?

2. Apa saja sumber dan ruang lingkup Ilmu Kalam ?

3. Apa saja nama lain dari Ilmu Kalam ?

4. Apa Fungsi dari Ilmu Kalam?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian tentang Ilmu Kalam

2. Untuk mengetahui nama lain dari Ilmu Kalam

3. Untuk mengetahui sumber dan ruang lingkup Ilmu kalam

4. Untuk mengetahui fungsi dari Ilmu Kalam


BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Kalam

1. Pengertian Etimologi

Secara harfiah kata Kalam berarti pembicaraan. Dalam pengertian, pembicaraan yang bernalar dan
menggunakan logika”. Maka ciri utama Ilmu Kalam adalah rasionalitas dan logis. Sehingga ia erat dengan
ilmu mantiq/logika.

Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan


keagamaan (agama Islam) dengan bukti-bukti yang yakin. Ilmu kalam disebut juga ilmu yang membahas
soal-soal keimanan.

Ada beberapa alasan kenapa ilmu ini dinamai dengan Ilmu Kalam, diantaranya :

a. Sebagian para ulama ketika menjelaskan berbagai persoalan dalam hal-hal akidah Islam itu, yang
biasa digunakan oleh para filosof. Para ulama menyebut metodenya itu dengan sebutan al
kalam, sehingga mereka disebut ahl-ul kalam, sedang para filosof dapat disebut ahl-il mantiq.
b. Pada abad ke dua Hijriah ada persoalan yang menggoncangkan umat Islam yaitu tentang
persoalan kalamullah. Apakah kalamullah itu diciptakan atau bukan, baru (hadits) atau
terdahulu (qodim).

2. Pengertian Terminologi

Ibnu Khaldun mendefinisikan Ilmu Kalam adalah disiplin ilmu yang mengandung berbagai argumentasi
tentang akidah imani yang diperkuat dalil-dalil rasional. Sedangkan Musthafa Abdul Raziq berpendapat
bahwa ilmu ini ( ilmu kalam) bersandar kepada argumentasi-argumentsi rasional yang berkaitan dengan
aqidah imaniah, atau sebuah kajian tentang aqidah Islamiyah yang bersandar kepada nalar.

Imam Abu Hanifah menyebut nama ilmu kalam ini dengan fiqh al-Akbar. Menurut persepsinya, hukum
Islam yang dikenal dengan istilah fiqh terbagi atas dua bagian. Pertama, fiqh al-Akbar, membahas
keyakinan atau pokok-pokok agama atau ilmu tauhid. Kedua, fiqh al-Ashghar, membahas hal-hal yang
berkaitan dengan masalah muamalah, bukan pokok-pokok agama, tetapi hanya cabangan saja.

Dengan demikian Ilmu Kalam adalah ilmu yang membahas berbagai masalah ketuhanan dengan
menggunakan dasar-dasar naqliyah, maupun argumentasi rasional (‘aqliyah). Argumentasi naqliyah
berupa dalil-dalil al Qur’an dan hadis sedang argumentasi rasional yang dimaksudkan adalah landasan
pemahaman menggunakan metode berfikir filosofis. Atau ilmu yang membicarakan tentang wujud
Tuhan , Allah SWT. Sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya dan membicarakan tentang rasul-rasul Tuhan,
untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang mesti ada padanya, sifat-sifat yang
tidak mungkin ada padanya dan sifat-sifat yang mungkin terdapat padanya.

B. Nama Lain Dari Ilmu Kalam


Ilmu kalam disebut dengan beberapa nama, antara lain Ilmu Ushuluddin ilmu tauhid, fiqh al-akbar,
teologi Islam, dan ilmu aqidah. [7]

Disebut ilmu ushuluddin karena ilmu ini membahas pokok-pokok agama (ushuluddin). Selain itu ilmu
ushuluddin juga membahas mengenai prinsip-prinsip kepercayaan agama (ushuluddin). Selain itu ilmu
ushuluddin juga membahas mengenai prinsip-prinsip kepercayaan agama dengan dalil-dalil yang qath’i
(Al-Qur’an dan Haditst Mutawatir) dan dalil-dalil akal pikiran.

Disebut ilmu tauhid karena ilmu ini membahas keesaan Allah SWT. Adapun ilmu tauhid itu adalah
bahwa Allah itu Esa dalam Dzat-Nya, tidak terbagi-bagi, Esa dalam sifat-sifat Nya yang azali, tiada tara
bandingan bagiNya dan Esa dalam perbuatan-perbuatanNya, tidak ada sekutu bagiNya. Didalamnya juga
dikaji pula tentang asma (nama-nama) dan af’al (perbuatan-perbuatan) Allah yang wajib, mustahil dan
jaiz bagi Rosulnya.[8] Secara objektif ilmu kalam sama dengan ilmu tauhid. Tetapi argumentasi ilmu
kalam lebih dikonsentrasikan pada penguasaan logika.[9] Oleh sebab itu, sebagian teolog membedakan
antara ilmu kalam dan ilmu tauhid.

Abu Hanifah menyebut ilmu ini dengan fiqh al-akbar. Menurut persepsinya, hukum Islam yang
dikenal dengan istilah fiqh terbagi atas dua bagian, pertama fiqh al-akbar, membahas keyakinan atau
pokok-pokok agama atau ilmu tauhid. Kedua, fiqh al-asghar, membahas hal-hal yang berkaitan dengan
masalah muamalah, bukan pokok-pokok agama, tetapi hanya cabang saja.[10]

Teologi Islam merupakan istilah dari ilmu kalam, yang diambil dari bahasa Inggris, theority William
Reese mendefinisikannya dengan discourse or reason concerning God (diskusi atau pemikiran tentang
Tuhan). Dengan mengutip kata-kata William Reese lebih jauh mengatakan, “Theology to be a discipline
resting truth and independent of both philosophy and science”. (Teologi merupakan disiplin ilmu yang
berbicara tentang kebenaran wahyu serta independent filsafat dan ilmu pengetahuan). Sementara itu,
Gove menyatakan bahwa teologi adalah penjelasan tentang keimanan, perbuatan, dan pengalaman
agama secara rasional.[11]

Ilmu ini kadang-kadang juga disebut dengan ilmu Aqidah atau Aqo’id. Sebab ilmu ini kadang-kadang
juga disebut dengan ilmu Aqidah atau Aqo’id. Sebab ilmu ini membicarakan tentang kepercayaan Islam.
Syekh Thahir Al Jazairy (1851-1919) menerangkan : “Aqidah Islam ialah hal-hal yang diyakini oleh orang-
orang Islam artinya mereka menetapkan atas kebenarannya.[12]

C. Dasar Pembahasan Ilmu Kalam


1. Al-Qur’an

Sebagai dasar dan sumber ilmu kalam, Al-Qur’an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan
masalah ketuhanan, diantaranya adalah:

Artinya: “Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakan (3) dan tidak ada sesuatu yang sama dengan
Dia (4)”

2. Hadits

Hadits Nabi SAW pun banyak membicarakan masalah-masalah yang dibahas ilmu kalam yang dipahami
sebagian ulama sebagai prediksi Nabi mengenai kemunculan berbagai golongan dalam ilmu kalam,
diantaranya adalah:

Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. ia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “orang-
orang Yahudi akan terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umatku akan terpecah
menjadi tujuh puluh golongan.”

3. Pemikiran manusia

Pemikiran manusia dalam hal ini, baik berupa pemikiran umat Islam sendiri atau pemikiran yang berasal
dari luar umat Islam. Sebelum filsafat Yunani masuk dan berkembang di dunia Islam, umat Islam sendiri
telah menggunakan pemikiran rasionalnya untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat
Al-Qur’an, terutama yang belum jelas maksudnya (al-mutasyabihat).

Seperti halnya filosof muslim yaitu Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi atau yang di kenal
dengan Al-Razi yang mendukung penggunaan akal dalam memahami kalam Ilahi, ia berkeyakinan
bahwa akal manusia kuat untuk mengetahui yang baik serta apa yang buruk, untuk tahu kepada Tuhan,
dan untuk mengatur hidup manusia di dunia.

4. Insting

Secara instingtif, manusia selalu ingin bertuhan, oleh karena itu kepercayaaan adanya Tuhan telah
berkembang sejak adanya manusia pertama. William L. Reese mengatakan bahwa ilmu yang
berhubungan dengan ketuhanan ini yang dikenal dengan istilah theologia, telah berkembang sejak lama
dan muncul dari mitos. Selanjutnya teologi itu berkembang menjadi teologi alam dan teologi wahyu.

Sebelum membahas mengenai ruang lingkup ilmu kalam kita harus mengetahui ajaran dasar agama
yang tidak boleh diperselisihkan seperti:

1. Allah maha Esa

2. Muhammad adalah Rasul

3. Al-Qur’an adalah wahyu

4. Hari akhirat itu pasti


5. Surga dan neraka itu ada.

D. Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Kalam


1. Pembahasan ilmu Kalam

Aspek pokok dalam ilmu Kalam adalah keyakinan akan eksistensi Allah yang maha sempurna,
maha Kuasa dan memiliki sifat-sifat kesempurnaan lainnya. Karena itu pula, ruang lingkup
pembahasan dalam ilmu Kalam yang pokok adalah :

a. Hal-hal yang berhubungan dengan Allah SWT atau yang sering disebut dengan istilah Mabda.
Dalam bagian ini termasuk pula bagian takdir.
b. Hal yang berhubungan dengan utusan Allah sebagai perantara antara manusia dan Allah atau
disebut pula washilah meliputi : Malaikat, Nabi/ Rasul, dan Kitab-kitab Suci.
c. Hal-hal yang berhubungan dengan hari yang akan datang, atau disebut juga ma’ad, meliputi :
Surga, Neraka dan sebagainya.

2. Aspek-aspek ilmu Kalam

Bagian-bagian Kalam sebagai ilmu dibagi dalam 5 aspek : Tauhid Rububiyah, tauhid Uluhiyah/
ubudiyah, tauhid sifat, tauhid qauli dan tauhid amali.

3. Masalah-masalah yang bertentangan dengan Kalam.

Secara garis besar, masalah-masalah yang bertentangan dengan Kalam adalah kekafiran,
kemusyrikan, kemurtadan, dan kemunafikan.

E. Fungsi Ilmu Kalam


1. Untuk memperkuat, membela dan menjelaskan akidah islam. Dengan adanya ilmu kalam bisa
menjelaskan, memperkuat dan membelanya dari berbagai penyimpangan yang tidak sesuai dengan
ajaran islam.

2. Untuk menolak akidah yang sesat denga berusaha menghindari tantangan-tantangan dengan cara
memberikan penjelasan duduk perkaranya timbul pertentangan itu, selanjutnya membuat suatu garis
kritik sehat berdasarkan logika. Dengan ilmu kalam bisa memulihkan kembali ke jalan yang murni,
pembaharuan dan perbaikan terhadap ajaran-ajaran yang sesat.

3. Sebagai ilmu yang mengajak orang yang baru untuk mengenal rasio sebagai upaya mengenal Tuhan
secara rasional.
4. Ilmu kalam berfungsi sebagai ilmu yang dapat mengokohkan dan menyelamatkan keimanan pada
diri seseorang dari ketersesatan. Karena dasar argumentasi ilmu kalam adalah rasio yang didukung
dengan Al Qur’an dan Hadist. Sekuat apapun kebenaran rasional akan dibatalkan jika memang
berlawanan dengan Al Qur’an Hadits.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan
keagamaan (agama islam) dengan bukti-bukti yang yakin. Atau Ilmu yang membahas soal-soal keimanan
yang bersumber pada Al-Qur’an, hadits, pemikiran manusia, dan insting. Ilmu kalam disebut dengan
beberapa nama, antara lain Ilmu Ushuluddin, Ilmu tauhid, fiqh al-akbar, teologi Islam, dan ilmu aqidah.

2. Ilmu kalam berfungsi sebagai ilmu yang dapat mengokohkan dan menyelamatkan keimanan pada
diri seseorang dari ketersesatan. Karena dasar argumentasi ilmu kalam adalah rasio yang didukung
dengan Al Qur’an dan Hadist. Sekuat apapun kebenaran rasional akan dibatalkan jika memang
berlawanan dengan Al Qur’an Hadits.

Anda mungkin juga menyukai