Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DEFINISI ILMU KALAM DAN HUBUNGANNYA DENGAN ILMU-


ILMU LAINNYA

DOSEN PENGAMPU: MUDAIMIN, S.Ud., M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:

Moh Riad 221040018


Saida Habiba 221040008
Aliya Sania 221040027
Ramna 221040004
Nadia Nadillah 221040023

MATA KULIAH ILMU KALAM

(MKDU4111)

UNIVERSITAS ISLAM DATOKARAMA PALU

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa dengan Rahmat dan Ridho-Nya
penulis dapat menyelesaikan Makalah  Ilmu Kalam yang berjudul “Definisi Ilmu Kalam Dan
Hubungannya Dengan ILmu-ilmu Lainnya” sebagai tugas Mata Kuliah Dasar Umum
(MKDU) Semester dua.
            Sebelumnya penulis ingin berterimakasih kepada:
1. Pak MUDAIMIN, S.Ud., M.Pd. selaku Dosen Ilmu Kalam di UIN Datokarama
Palu.
2. Teman-teman yang telah membantu.
Adapun isi dari Makalah ini adalah  , yaitu mempelajari tentang definisi ilmu kalam dan
hubungannya dengan ilmu-ilmu lainnya.
Semoga Makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dan dapat memenuhi kriteria
tugas yang bapak berikan serta dapat menjadi nilai tambah untuk penulis.
Tak ada yang sempurna, begitu pula dengan penulisan makalah ini. Oleh sebab itu penulis
menerima kritik positif dari pembaca sebagai perbaikan bagi penulis dimasa yang akan
datang. Semoga makalah ini bermanfat.
Akhir kata penulis ucapkan “Terima Kasih”

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ilmu kalam, juga dikenal sebagai ilmu tauhid, adalah cabang filsafat Islam yang membahas
tentang keyakinan dan doktrin Islam. Ilmu kalam bertujuan untuk memahami, membela, dan
memperkuat aqidah atau keyakinan dalam Islam, serta untuk menjawab berbagai pertanyaan
yang muncul dalam akidah Islam.

Hubungan ilmu kalam dengan ilmu-ilmu lainnya sangat erat. Ilmu kalam berkaitan dengan
ilmu-ilmu teologi, seperti tafsir, hadis, dan fikih, karena ilmu kalam membahas keyakinan
dan doktrin Islam yang terkandung dalam Al-Quran dan Sunnah. Selain itu, ilmu kalam juga
berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial dan humaniora, seperti sejarah, antropologi, dan filsafat,
karena ilmu kalam melibatkan pemikiran kritis dan refleksi filosofis terhadap keyakinan dan
doktrin Islam.

Dalam konteks sejarah, ilmu kalam juga terkait dengan perkembangan dan evolusi
pemikiran Islam. Ilmu kalam muncul pada abad ke-8 Masehi sebagai tanggapan terhadap
tantangan yang dihadapi oleh umat Islam dalam menjaga keabsahan keyakinan mereka,
terutama di hadapan pengaruh-pengaruh filsafat Yunani dan Hellenistik yang masuk ke dunia
Islam. Oleh karena itu, ilmu kalam juga berkaitan dengan sejarah perkembangan filsafat
Islam.

Dalam konteks modern, ilmu kalam juga berkaitan dengan perdebatan-perdebatan yang
muncul dalam masyarakat Muslim, terutama seputar masalah-masalah kontemporer seperti
demokrasi, hak asasi manusia, dan pluralisme. Ilmu kalam memainkan peran penting dalam
membantu umat Islam memahami dan mengatasi tantangan-tantangan tersebut dengan cara
yang sesuai dengan keyakinan dan prinsip-prinsip Islam.

Makalah tentang definisi ilmu kalam dan hubungannya dengan ilmu-ilmu lainnya dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang arti dan pentingnya ilmu kalam dalam
tradisi intelektual Islam. Makalah tersebut dapat membahas berbagai konsep dan teori dalam
ilmu kalam, serta mengeksplorasi keterkaitannya dengan ilmu-ilmu lainnya, baik dalam
konteks sejarah maupun kontemporer. Dengan demikian, makalah tersebut dapat memberikan
kontribusi yang berharga dalam memperkaya dan mengembangkan pemahaman kita tentang
ilmu kalam dan peranannya dalam perkembangan dan evolusi pemikiran Islam.

1.2 Rumusan Masalah


1. …………………..
2. …………………..
3. ………………….
Rumusan masalah berisikan tentang tulisan singkat berupa pertanyaan yang biasanya
terletak di awal laporan atau proposal dan biasanya terletak setelah latar belakang yang
dijelaskan dalam laporan tersebut. Rumusan masalah digunakan untuk
menjelaskan masalah atau isu yang dibahas dokumen tersebut kepada para pembaca

1.3 Tujuan
1. …………………..
2. …………………..
3. ………………….
Tujuan penelitian berisikan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu
yang diperoleh setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai atau dituju dalam
sebuah penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk
memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu Kalam
Istilah ilmu kalam terdiri dai dua kata ilmu dan kalam. Kata ilmu kalam dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, mengandung arti pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode tertentu.[1] Adapun kata kalam adalah bahasa Arab yang berarti
katakata. Ilmu kalam secara Harfiah berarti Ilmu kata-kata. Walupun dikatakan Ilmu tentang
katakata, namun ilmu ini tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan ilmu bahasa. Ilmu
kalam mengggunakan kata-kata dalam menyusun argumen-arguman yang digunakannya.

Ilmu kalam juga disebut dengan Ilmu Tauhid. Kata tauhid mengandung arti satu atau Esa.
Jadi, Ilmu kalam membahas ajaran-ajaran dalam agama Islam. Ajaran-ajaran dasar itu
menyangkut wujud Allah, kerasulan Muhammmad, dan Al-Qur‟an.[2]

Abu Hanifah menyebut nama ilmu ini dengan fiqh al-akbar. Menurut persepsinya, hukum
islam yang dikenal dengan istilah fiqh terbagi atas dua bagian. Pertama,fiqh al-akbar,
membahas keyakinan atau pokok-pokok agama atau ilmu tauhid. Kedua, fiqh al-ashghar,
membahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah muamalah, bukan pokok-pokok agama,
tetapi hanya cabang saja. [3]Al-Farabi mendefinisikan Ilmu Kalam sebagai disiplin ilmu yang
membahas Dzat dan Sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang
berkenaan dengan masalah setelah kematian yang berlandaskan doktrin Islam. Penekanan
akhirnya adalah menghasilkan ilmu ketuhanan secara filosofis.

Adapun Ibnu Khaldun mendefinisikan Ilmu Kalam adalah disiplin ilmu yang mengandung
berbagai argumentasi tentang akidah imani yang diperkuat dalil-dalil rasional. Sedangkan
Musthafa Abdul Raziq berpendapat bahwa ilmu ini ( ilmu kalam) bersandar kepada
argumentasi-argumentsi rasional yang berkaitan dengan aqidah imaniah, atau sebuah kajian
tentang aqidah Islamiyah yang bersandar kepada nalar.[4]

Ilmu ini di namakan Ilmu Kalam karena:

1. Persoalan terpenting yang menjadi pembicaraan abad-abad permulaan hijrah ialah ”Firman
Tuhan” (Kalam Allah) dan non-azalinya Qur‟an (Khalq Al-Qur‟an).

2. Dasar Ilmu Kalam ialah dalil-dalil pikiran dan pengaruh dalil-dalil ini nampak jelas dalam
pembicaraan-pembicaraan Mutakallimin. Mereka jarang-jarang kembali kepada dalil naql
(Quran dan Hadits), kecuali sesudah menetapkan benarnya pokok persoalan lebih dahulu.
3. Karena cara pembuktian kepercayaan-kepercayaan agama menyerupai logika dalam
fisafat, maka pembuktian dalam soal-soal agama ini di namai Ilmu Kalam untuk
membedakan dengan logika dalam fisafat.

Teologi Islam merupakan istilah lain dari ilmu kalam. Istilah ini berasal dari bahasa Inggris,
theology. William L. Reese (1.1921 M) mendefinisikannya dari dengan discourse or reson
concerining God (diskursus atau pemikiran tentang Tuhan). Dengan mengutip kata-kata
William Ockham (1287-1347), Reese lebih jauh mengatakan, Theology to be a discipline
resting on revealed truth and independent of both philosophy and science (Teologi
merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta indepedensi filsafat
dan ilmu pengetahuan). Sementara itu, Gove menyatakan bahwa teologi adalah penjelasan
tentang keimanan, perbutan, dan pengalaman agama secara rasional .[1]

Secara etimologis, kalam berarti pembicaraan, yakni pembicaraan yang bernalar dengan
menggunakan logika. Oleh karena itu, ciri utama dari ilmu kalam adalah rasionalitas atau
logika. Kata kalam sendiri mulanya memang dimaksudkan sebagai terjemah dari logos yang
diadopsi dari bahasa yunani yang berarti pembicaraan.Dari kata inilah muncul istilah logika
dan logis yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab dengan istilah mantiq. Sehingga ilmu
logika, khususnya logika formal (silogisme) dinamakan Mantiq. Karena di adopsi dari bahasa
Yunani, maka kerangka dan isi pemikiran Yunani memberikan kontribusi yang besar untuk
memperkaya ilmu kalam. Kalam menurut bahasa ialah ilmu yang membicarakan/membahas
tentang masalah ke-Tuhanan/ketauhidan (meng-Esakan Tuhan), atau kalam menurut
loghatnya ialah omongan atau perkataan.Sedangkan Ilmu Kalam secara terminologi adalah
suatu ilmu yang membahas berbagai masalah ketuhanan dengan menggunakan argumentasi
logika dan filsafat.
2.2 Sumber Ilmu Kalam

Ada beberapa sumber ilmu kalam yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu :

1.      Al-Qur’an

Sebagai ilmu kalam, Al-Qur’an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah-
masalah ketuhanan. Di antara adalah:[1]

1.      Q.S. Al-Ikhlas (112) : 1 – 4.

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT maha Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan,
bahkan tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang tampak sekutu/sama (sejajar) dengan-Nya.

2.      Q.S. Asy-Syuuraa (42) : 7.

Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak seperti apapun di dunia ini. Ia Maha Mendengar
dan Maha Mengetahui.

3.      Q.S. Al-Furqan (25) : 59.

Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan yang Maha Penyayang bertahta di atas “Arsy”. Ia
pencipta langit, bumi, dan semua yang ada di antara keduanya.

4.      Q.S. Al-Fath (48) : 10.

Ayat ini menunjukkan bahwa tuhan mempunyai “tangan” yamg selalu berada di atas tangan
orang-orang yang melakukan sesuatu, selama orang-orang itu selalu berpegang teguh dengan
janji allah

5.      Q.S. Thatha (20) : 39.

Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai “mata” yang selalu digunakan untuk
mengawasi seluruh gerak termasuk gerakan hati makhluk-Nya.

6.      Q.S. Ar-Rahman (55) : 27.

Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai “wajah” yang tidak akan rusak selamanya.

7.      Q.S. An-Nisaa’ (4) : 125.


Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan menurunkan aturan berupa agama. Seseorang akan
dikatakan melaksanakan aturan agama ketika telah menggunakan wajahnya untuk kedamaian
dalam agama Allah SWT.

8.      Q.S.Luqman (31):22.

Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang telah menggunakan wajahnya untuk kedamaian
karena Allah disebut orang “muhsin”.

9.      Q.S.Ali Imron (3):83.

Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhanlah yang menurunkan penunjuk jalan kepada para nabi

10.  Q.S Al-Anbiya (21):92.

Ayat ini menunjukkan bahwa manusia dalam berbagai suku,ras,atau etnis, dan agama pun
adalah umat Tuhan yang satu.Oleh karena itu, semua umat –tanpa membedakan kondisi dan
situasi apa pun-harus mengarahkan pengabdiannya hanya kepada-Nya.

Ayat-ayat di atas berkaitan dengan dzat, sifat, asma, perbuatan, tuntunan, dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan eksistensi Tuhan. Hanya, penjelasan perinciannya tidak ditemukan.
Oleh karena itu, sangat beralasan jika para ahli berbeda pendapat dalam menginterprestaskan
perinciannya. Pembicaraan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ketuhanan disistemasikan
sehingga menjadi sebuah ilmu yang dikenal dengan istilah ilmu kalam.

1.      Hadist

Mutakalim tidak pernah lepas dari nash-nash Al-Qur’an dan hadist ketika berbicara masalah
ketuhanan. Masing-masing kelompok ilmu kalam mencoba memahami dan menafsirkan
alqur’an dan hadist lalu kemudian menjadikannya sebagai penganut argumentasi mereka.[2]

Di samping itu, dalil-dalil nakli ini tentunya diperkuat dengan dalil Aqli atau alur pikir yang
logis. Dalil aqli ini ada yang berasal dari ilmu keislaman murni dan ada yang di adopsi dari
pemikian-pemikiran di luar islam. Yang benar adalah kalau di katakan bahwa ilmu kalam itu
bersumber dari Al-Qur’an dan hadist yang perumusan-perumusannya di dorong oleh unsur
dari dalam dan dari luar.

Hadist Nabi Muhammad SAW.pun  banyak membicarakan masalah-masalah yang dibahas


ilmu kalam[3], di antaranya hadist Nabi yang menjelaskab hakikat keimanan:[4]
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ‘Pada suatu hari ,ketika Rasulullah SAW. berada
bersama kaum muslim ,datang la seorang lakilaki  kemudian bertanya kepada beliau, ‘Wahai
Rasulullah SAW! Apakah yang dimaksud dengan iman ?’

Rasul menjawab.’yaitu kamu percaya kepada Allah,para Malaikat,semua kitab yang


diturunkan hari pertemuan dengan –Nya, para Rasul,dan hari kebangkitan.’

    Laki laki itu bertanya lagi,’ Wahai Rasulullah! Apakah pula yang dimaksud kan dengan
islam?’

   Rasulullah menjawab.’ Islam adalah mengabdikan diri kepada Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan kata lain ,mendirikan sholat yang ditelah
difardukan,mengeluarkan zakat yang diwajibkan,dan berpuasa pada bulan ramadhan.’

Kemudian laki laki tersebut bertanya lagi,’ Wahai Rasulullah ! Apakah makna ihsar ?’

 Rasulullah menjawab,’ Engkau hendakla beribadah kepada Allah seolah olah engkau
melihat-Nya, sekira-Nya engkau tidak melihat-Nya , ketahuilah bahwa dia senantiasa
memperhatikan mu.’

 Laki laki tersebut bertanya lagi .’ Wahai Rasulullah! Bilakah hari kiamat akan terjadi?’

Rasulullah menjawab,’ tidaklah saya lebih tahu dari mu. Walaupun demikian, aku akan
cerita kan kepada mu mengenai tanda-tandanya. Apabila seseorang hamba melahirkan
majikanya, itu adalah sebagian dari tandanya. Seterusnya apabila seorang miskin menjadi
pemimpin masyarakat, itu juga sebagai dari tandanya. Selain itu, Apabila masyarakat yang
pada asalnya pengembbala kambing mampu bersaing dalam menhias banguna-bangunan
mereka, itu juga tanda akan terjadinya kiamat. Hanya 5 perkara itula sebagian dari tanda
tandanya yang diketahui dan selain dari pada itu hanya Allah yang maha mengetahuinya .’
Kemudian Rasulullah SAW . membaca surat Luqman ayat 34.’ Sesungguhnya hanya disisi
allah ilmu tentang hari kiamat : dan dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang
ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa
yang akan dikerjakanya besok . dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui dibumi
mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal .’

Kemudian laki laki tersebut beranjak dari sana.Rasulullah SAW terus bersabda kepada
sahabatnya .’ panggil kembali orang itu .’
Lalu para sahabat pun mengejar ke arah laki laki tersebut untuk
memanggilnya  kembali,tetapi laki laki tersebut telah hilang

Lantas Rasulullah SAW .’ laki laki adalah jibril a.s kedatangannya adalah untuk mengajar
manusia tentang agama mereka”.

Terdapat pula beberapa hadist yang kemudian dipahami sebagian ulama sebagai prediksi nabi
akan kemunculan golongan –golongan dalam ilmu kalam . diantara hadis yang berkaitan
dengan masalah masalah ini

Artinya:

“Hadist ini diriwayatkan dari Abu Hurairrah r.a . ia mengatakan bahwa Rasulullah pernah
bersabda,’ Orang orang yahudi akan terpecah belah menjdi 71 golongan ;Orang-orang
Nasrani akan terpecah belah menjadi 72 golongan ;Dan umatku akan terpecah belah
menjadi 73 golongan”.

(H.R.Abu Dawud,Ibnu Majah,dan Ahmad)

Keberadaan hadis-hadis yang berkaitan dengan perpecahan umat seperti di atas pada
dasarnya merupakan prediksi Nabi dengan melihat fenomena yang tampak dari potensi yang
tersimpan dalam hati para sahabatnya. Oleh karena itu,sering dikatakan bahwa hadis-hadis
seperti itu lebih dimaksudkan sebagai peringatan bagi para sahabat dan umat Nabi tentang
bahayanya perpecahan dan pentingnya persatuan.

2.      Pemikiran Manusia

Pemikiran manusia dalam hal ini berupa pemikiran umat islam atau pemikiran yang berasal
dari luar umat islam.

 Sebelum filsafat yunani masuk dan berkembang di dunia islam,umat islam telah banyak
menggunakan pemikiran rasionalnya untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan ayat-
ayat Al-Qur’an, terutama yang belum jelas maksudnya (al-mutasyabihat). Keharusan untuk
menggunakan rasio ternyata mendapat pijakan dari beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya:

“Maka tidakkah mereka menghayati Al-Qur’an ataukah hati mereka sudah terkunci ?”

                                                                                                (Q.S. Muhammad [47] : 24)


“Maka tidakkah mereka memerhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana cara
Kami membangun dan menghiasnya, dan tidak terdapat retak-retak sedikitpun ? Dan bumi
yang Kami hamparkan dan Kami pancarkan di atasnya gunung-gunung yang kokoh, dan
Kami tumbuhkan di atasnya tanaman-tanaman yang indah.”

                                                                                                (Q.S. Qaf [50] : 6 – 7)

            Ayat tersebut berkaitan langsung dengan anjuran, motivasi, bahkan perintah kepada
manusia untuk menggunakan rasio. Tujuannya agar manusia dapat melaksanakan misi
utamanya, yaitu amanat Allah SWT. untuk mengatur dunia.

           Bentuk konkret penggunaan pemikiran islam sebagai sumber ilmu kalam


adalah ijtihad  yang dilakukan para mutakalim dalam persolan-persoalan tertentu tidak
memperoleh penjelasan yang memadai dari Al-Qur’an dan Al-hadis.

             Oleh Sumber ilmu kalam berupa fikiran yg berasal dari luar Islam pertama dapat
diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu :

1.      Kebanyakaan orang-orang yang memeluk islam setelah kemenangannya pada awalnya


mereka memeluk berbagai agama yaitu yahudi,nasrani, manu,zoroaster brahmana, sabia,
atheisme, dan lain-lainya .Pemikiran non-muslim yang telah menjadi peradaban lalu
ditransfer dan diasimilasikan dengan pemikiran umat Islam.

2.      Pemikiran-pemikiran non-muslim  yang bersifat akademis, seperti filsafat


(terutama   dari Yunani), sejarah, dan sains.

3.      Insting

Secara instngtif, pada dasarnya manusia selalu berusaha ingin bertuhan. Oleh karena itu,
kepercayaan adanya Tuhan telah berkembang sejak adanya manusia pertama.
1.3 Hubungan Ilmu Kalam Dan Ilmu-ilmu lainnya
Tuhan, alam, dan manusia. Sedangkan Obyek formannya adalah usaha mencari
keterangansecara radikal ( sedalam-dalamnya) tentang obyek materi filsafat ( sarwa yang
ada) Ilmu kalam, filsafat dan tashawuf mempunyai memiliki kemiripan obyek kajian.Objek
kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya.Objek
kajian filsafat adalah masalah ketuhanan di samping masalah alam, manusia dansegala
sesuatu yang ada. Sementara itu objek kajian tashawuf adalah Tuhan, yakni upaya-upaya
pendekatan terhadap-Nya. Jadi, dilihat dari aspek obyek ketiga ilmu itu membahasyang
berkaitan dengan ketuhanan.Baik ilmu kalam, filsafat maupun tashawuf berurusan dengan hal
yang sama, yaitukebenaran. Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha mencari
kebenaran tentangTuhan dan berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan wataknya sendiri pula
berusahamenghampiri kebenaran baik tentang alam maupun manusia atau tentang
Tuhan.Sementara itu tashawuf dengan metodenya yang tipikal berusaha menghampiri
kebenaranyang berkaitan dengan kebenaran spiritual menuju Tuhan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berisikan kesimpulan dari rumusan masalah yang sudah anda pilih dan dibahas pada BAB
sebelumnya. (sebaiknya dipisah per paragraph untuk setiap rumusan masalah. Contoh
paragraph 1 untuk rumusan masalah 1, paragraph 2 untuk rumusan masalah ke 2 dst..)

3.2 Saran

Berisikan saran anda terhadap masalah yang anda angkat sebagai judul
Daftar Pustaka

Menuliskan daftar pustaka dengan format APA (Lihat contoh di google)

Anda mungkin juga menyukai