Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN ILMU KALAM

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah:


PENGANTAR ILMU KALAM

Dosen pengampu :
Mohammad Rofiq
Disusun oleh:
Dwi Andesta Putri (2022003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUNNAJAH JAKARTA (STAIDA)
Jl. Ulujami Raya No 1 Ulujami Jakarta 12250,Telp.021-710508 800, Fax. 021738865288
Jakarta, 2021-2022

1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik dan Hidayah dan juga
memberikan rahmat dan nikmat sehingga kita bias melaksanakan kuliah sampai saat ini dan
berkat ridhonyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini yakni dalam mata pelajaran “ilmu
kalam ” sampaipun banyk sekali kekurangan didalamnnya.
Kedua kalinnya shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada baginda kita nabi
kita yakni nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga
kezaman yang terang benderang yang dapat kita rasakan saat ini serta yang telah
menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran didunia dan juga diakherat.
Makalah ini saya buat semampu saya samapipun hasilnnya jauh dari kata maksimal,
saya sangatlah menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih tidaklah sempurna
dan banyk sekali kesalahan serta kekuranagn, maka dari itu sebagai penyusun makalah ini
mohon kritik dan saran dari semua pembaca terutama dosen mata kuliah “ilmu kalam”
sebagai bahan koreksi menjadi lebih baik lagi.
Tak lupa saya berterimakasih kepada dosen yang mulia. Karena, telah memberikan
saya kesempatan untuk membuat makalah ini. Saya sangat berharap makalah yang saya buat
dapat berguna bagi setiap pembaca. Saya mohon maaf atas kesalahan penulisan serta
kesalahan-kesalahan lainnya yang menurut pembaca kurang jelas, kepada Allah saya mohon
ampun saya akhiri
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 10 september 2021


Penyusun,

Dwi Andesta Putri

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………………………………………………………1
B. Rumusan masalah…………………………………………………………………...1
C. Tujuan ………………………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Ilmu Kalam
a. Etimologi (Bahasa)
b. Terminologi (Istilah)
2. Nama-nama Lain dan Sebab Penamaan Ilmu Kalam
a. Nama Ilmu Kalam dalam Bahasa Arab
b. Nama Ilmu Kalam dalam Bahasa Inggris
3. Objek Kajian Ilmu Kalam
4. Tujuan dan manfaat mempelajari Ilmu Kalam
5. Peran/ fungsi Ilmu Kalam dalam kehidupan sosial
BAB III PENUTUP

A. kesimpulan…………………………………………………………………………..6
B. saran…………………………………………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………8

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah ilmu kalam berasal dari kata al-kalam, yang mula-mula berarti susunan kata
yang mengandung suatu maksud. Kemudian kata tersebut menunjukan salah satu sifat
Tuhan, yaitu sifat berbicara atau mutakaliman. Sedangkan kata ”ilmu kalam” sendiri
mulai terpakai dimasa khalifah al-Ma’mun pada Zaman Dinasti Abbasiah. Pada masa
itu dipelajari buku-buku terjemahan filsafat Yunani oleh kaum Mu’tazilah, kemudian
meraka dipertemukanlah sistem filsafat dengan kajian agama tentang Tuhan, hasil
kajian tersebut menjadi ilmu yang berdiri sendiri dengan nama ilmu kalam.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa ilmu kalam dalam Etimologi (Bahasa)


2. Apa ilmu kalam dalam Terminologi (Istilah)
3. Apa Nama Ilmu Kalam dalam Bahasa Arab
4. Apa Nama Ilmu Kalam dalam Bahasa Inggris
5. Apa saja Objek Kajian Ilmu Kalam
6. Apa Tujuan dan manfaat mempelajari Ilmu Kalam
7. Apa saja Peran/ fungsi Ilmu Kalam dalam kehidupan sosial
C. TUJUAN
Untuk mengetahui 1. Apa ilmu kalam dalamEtimologi (Bahasa)
2. Apa ilmu kalam dalam Terminologi (Istilah)
3. Apa Nama Ilmu Kalam dalam Bahasa Arab
4. Apa Nama Ilmu Kalam dalam Bahasa Inggris
5. Apa saja Objek Kajian Ilmu Kalam
6. Apa Tujuan dan manfaat mempelajari Ilmu Kalam
7. Apa saja Peran/ fungsi Ilmu Kalam dalam kehidupan sosial

4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian ilmu kalam
A. Etimologi(Bahasa)
pengertian ilmu kalam secara etimologi adalah pengertian ilmu kalam yang
dilihat dari bahasa. Secara harfiah kata Kalam berarti pembicaraan. Dalam
pengertian, pembicaraan yang bernalar dan menggunakan logika. Maka ciri
utama IImu Kalam adalah rasionalitas dan logis. Sehingga ilmu kalam sangat
erat hubungannya dengan ilmu mantiq/logika. Istilah lain dari Ilmu Kalam
adalah teologi Islam, yang diambil dari Bahasa Inggris, theology
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ilmu Kalam
secaraetimilogi (bahasa) adalah IImu yang membicarakan bagaimana
menetapkan kepercayaan kepercayaan keagamaan (agama Islam) dengan
bukti-bukti yang yakin. IImu kalam disebut juga ilmu yang membahas soal-
soal keimanan.
Ada beberapa alasan kenapa ilmu ini dinamai dengan Ilmu Kalam, diantaranya
a. Sebagian para ulama ketika menjelaskan berbagai persoalan dalam hal-hal
akidah Islam itu, yang biasa digunakan oleh para filosof. Para ulama
menyebut metodenya itu dengan sebutan al-kalam, sehingga mereka
disebut ahl- ul kalam, sedang para filosof dapat disebut ahl-il mantiq
b. Pada abad ke dua Hijriah ada persoalan yang menggoncangkan umat Islam
yaitu tentang persoalan kalamulläh. Apakah kalamullah itu diciptakan atau
bukan, baru (hadis) atau terdahulu (gadim)
B. Terminologi (Istilah)
Sedangkan pengertian Ilmu kalam secara terminologi merupakan suatu ilmu
yang membahas berbagai masalah Ketuhanan dengan menggunakan
argumentasi logika dan filsafat. Selain itu, definisi Ilmu Kalam juga
mempunyai banyak pendapat dari ahli. Berikut ini merupakan pengertian ilmu
kalam menurut para ahli antara lain :
a. Pengertian Ilmu Kalam menurut Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun berpendapat bahwa pengertian ilmu kalam adalah disiplin ilmu
yang mengandung berbagai argumentasi tentang akidah imani yang diperkuat
dalil-dalil rasional.
b. Pengertian Ilmu Kalam menurut Musthafa Abdul Raziq
Musthafa Abdul Raziq berpendapat bahwa pengertian ilmu kalam adalah ilmu
bersandar kepada argumentasi-argumentsi rasional yang berkaitan dengan
akidah imaniah, atau sebuah kajian tentang akidah Islamiyah yang bersandar
kepada nalar.
c. Pengertian Ilmu Kalam menurut Imam Abu Hanifah
Imam Abu Hanifah menyebut nama ilmu kalam ini dengan fiqh al-Akbar.
Menurut persepsinya, hukum Islam yang dikenal dengan istilah fiqh terbagi
atas dua bagiarn Pertama, fiqh al-Akbar, membahas keyakinan atau pokok-
pokok agama atau ilmu tauhid. Kedua, fiqh al-Ashghar, membahas hal-hal
yang berkaitan dengan masalah muamalah, bukan pokok-pokok agama, tetapi
hanya cabangan saja.

5
Berdasarkan pengertian ilmu kalam menurut para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa Ilmu Kalam adalah ilmu yang membahas berbagai
masalah ketuhanan dengan menggunakan dasar-dasar naqliyah, maupun
argumentasi rasional (aqliyah). Argumentasi naqliyah berupa dalil-dalil Al-
Qur'an dan hadis sedang argumentasi rasional yang dimaksudkan adalah
landasan pemahaman menggunakan metode berfikir filosofis. Atau ilmu yang
membicarakan tentang wujud Tuhan, Allah SWT. Sifat-sifat yang mungkin
ada pada-Nya dan membicarakan tentang rasul-rasul Tuhan, untuk
menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang mesti ada padanya,
sifat-sifat yang tidak mungkin ada padanya dan sifat-sifat yang mungkin
terdapat padanya.
2. Nama-nama Lain dan Sebab Penamaan Ilmu Kalam
A. Nama ilmu kalam dalam Bahasa arab
Empat hal diatas merupakan syarat diterimanya kalam itu sendiri, adapun arti
dari setiap syarat yang harus dipenuhi itu adalah sebagai berikut :

Lafadh adalah suara yang mencangkup huruf dari huruf-huruf hija’iyah di


dalamnya. Seperti ‫ َز ْي ٌد‬dan ‫ قَا َم‬.
Murokkab adalah kalimat yang tersusun dari beberapa kata. Seperti ‫قَا َم زَ ْي ٌد‬
(zaid telah berdiri)dan pembagian tarkib (kalimat yang tersusun) itu ada yang
disebut jumlah ismiyyah(kalimat yang tersusun dari kata benda dengan kata
benda),jumlah fi’liyyah(kalimat yang tersusun dari kata kerja dan kata
benda),dll.
Mufid adalah kalimat yang bisa memahamkan lawan bicara kita. Seperti ‫َجا َء‬
‫( اأْل ُ ْستَا ُذ إِلَى ْالفَصْ ِل‬ustadz telah datang ke kelas).
Bil wadh’i adalah dengan bahasa arab dan dengan tujuan yang jelas.
Jadi kalimat atau perkataan seorang itu tidak dianggap dengan kalam jika tidak
memenuhi semua syarat atau tidak memenuhi salah satu syarat dari empat
syarat yang disebutkan diatas.

Pembagian kalam
Kalam dibagi menjadi tiga yaitu isim (kata benda), fi’il (kata kerja), dan huruf.
Jadi dalam kalam nanti kita akan menemukan 3 hal tersebut dan dapat
membedakan mana yang isim,fi’il, dan huruf. Setelah kita mengetahui
pengertian dari masing-masing 3 pembagian kalam tersebut.
Tanda-tanda ilmi
Dengan khafdh (kasroh). Maksudnya adalah semua kata benda yang dapat
menerima tanda kasroh maka itu adalah isim.
Tanwin. Tanwin adalah huruf nun sukun diakhir kata yang dapat diucapkan
tapi tidak dituliskan. Seperti ‫ َز ْي ٌد‬diakihir kalimat ini kita dapati adanya tanwin,
maka kata zaid itu adalah isim.
Masuknya alif dan lam. Seperti pada ُ‫اب‬aَ‫ ال ِكت‬karena kata ini dapat dimasuki
dengan alif lam, maka kita dapat mengetahui bahwa kata ini termasuk isim.
Dapat dimasuki dengan huruf jar / khafdh (huruf yang menjadikan kata
setelahnya kasroh). Seperti ‫ ِد‬aaْ‫ت بِ َزي‬ ُ ْ‫ َرر‬aa‫ َم‬dalam kalimat ini kata zaid dapat
dimasuki oleh salah satu huruf jar yaitu huruf ba’, maka zaid disini adalah

6
isim. Adapun huruf-huruf jar adalah sebagi berikut : ‫ِم ْن و إلَى و ع َْن و َعلَى و فِ ْي و‬
‫رُبَّ و البَاء و ال َكاف و الالَم‬
3. Objek kajian ilmu kalam
Objek Kajian Ilmu Kalam
Dalam catatan sejarah islam, dimulai pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib
hingga saat ini, tidak sedikit bermunculan firqah ataupun golongan yng berbeda
dan malah bertentangan satu percis lain dalam konsep teologi yng menimbulkan
perdebatan berkepanjangan. Hal ini adalah bukti kebenaran Rasulullah SAW. yng
menyatakan bahwasanya umat islam akan terpecah menjadi 73 golongan, di mana
cuma ada satu golongan yng akan selamat. Ilmu Kalam merupakan ilmu yng
berbicara wacana aspek-aspek ketuhanan ataupun teologi dan aneka macam
perdebatan dalam islam yang dengannya dasar-dasar aqliyah (rasional) maupun
naqliyah. Menurut Ibnu Khaldun, ilmu kalam merupakan ilmu yng berisi alasan-
alasan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempertahankan kepercayaan-
kepercayaan iman yang dengannya mempergunakan dalil fikiran (logika) dan pun
berisi wacana bantahan-bantahan terhadap orang-orang yng memiliki kepercayaan
menyimpang dari Al-Quran dan sunnah.
Objek kajian ilmu kalam merupakan ketuhanan dan segala sesuatu yng berkaitan
dengan-Nya. Di samping mempergunakan dalil-dalil logika, pun mempergunakan
dalil-dalil naqliyah yng bersumber dari Al-Quran dan hadis. Ilmu kalam
merupakan ilmu yng di dalamnya dibahas wacana keyakinan-keyakinan dalam
agama yng dipertahankan melalui argumen-argumen rasional. Kebenaran dalam
ilmu kalam berupa diketahuinya kebenaran ajaran agama melalui penalaran rasio
lalu dirujukkan kepada Al-Quran dan hadis.
Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwasanya ilmu kalam merupakan satu dari
sekian banyaknya disiplin ilmu yng mengkaji wacana Tuhan dan segala yng
berkaitan dengan-Nya, semisal Dzat-Nya, sifat-sifat-Nya, perbuatan-Nya,
ketetapan-Nya, dan lain sebagainya. Tujuan ilmu kalam melakukan interpretasi,
penguatan, dan pembuktian kebenaran kalam Tuhan didasari dukungan akal
menjdai interpreter bagi atau bisa juga dikatakan untuk menggali pesan-pesan
Tuhan. Pendekatan yng dipakai merupakan pendekatan filosofis. Karena
melibatkan intervensi akal, maka produk kebenaran yng diperoleh oleh ilmu
kalam pun bersifat relatif.
4. Tujuan dan manfaat mempelajari ilmu kalam

Pelajaran ilmu kalam memiliki arti strategis dalam pembentukan perabadan


bangsa Indonesia dan penanaman aqidah. Adapun mempelajari ilmu kalam
diantaranya sebagai berikut:

1. Mewujudkan manusia agar selalu mempunyai akhlak yang mulia sebagai


manifestasi dari ajaran dan ajaran nilai-nilai aqidah Islam.
2. Meningkatkan kemampuan dalam berfikir, memahami, serta mengajarkan
kepada para murid tentang ilmu kalam. Sehingga para murid menjadi
muslim yang penuh tanggung jawab dan bijaksana dalam menjalani
kehidupan di masyarakat.

7
3. Menumbuhkan aqidah melalui pengetahuan kepada para masyarakat.
Sehingga bisa menjadi manusia yang terus berkembang dalam ketaqwaan
dan keimanan kepada Allah.
Manfaat:
1. Menguatkan keimanan
Mempelajari ilmu kalam yang didalamnya dibahas mengenai masalah
ketuhanan (allah) , rosul, alam ghaib dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan rukun iman dalam islam, sehingga dapat menguatkan keimanan
seseorang. Hal ini dikarenakan seseorang yang mempelajari ilmu
kalam akan disuguhkan dalil-dalil dan yang menguatkan argumen
tentang akidah islam sehingga nantinya akan timbul cara berpikir
rasional atau logis yang menghubungkan keyaninan dalam beragama
islam ditambah dengan penguatan argumen yang didapat saat belajar
ilmu kalam. Argumen yang dimaksud adalah alasan pembelaan atau
alasan dasar untuk mengimani semua yang ada dalam “rukun iman”.

2. Memberikan jawaban atas penyimpangan ajaran

Pada saat ini tidak sedikit masalah yang ada terkait penyimpangan
ajaran agama islam. Penyimpangan ajaran yang ada biasanya disertai
dengan ideologi ekstrim maupun mengandung kesalahan yang
membelokkan kebenaran, maka dari itu mempelajari ilmu kalam akan
memberikan jawaban kebenaran ketika terdapat fenomena
penyimpangan ajaran agama di masyarakat yang bisa diakibatkan oleh
banyak faktor terutama faktor lingkungan. Manfaat ini sangat penting
sebagai pondasi keimanan seseorang agar tidak mudah terpengaruh
dengan paham paham yang beraliran islam tetapi nyatanya berbeda
sekali dengan islam yang sebenarnya.
3. Memberikan pondasi keimanan

Pondasi adalah dasar untuk menguatkan. Pada masalah keimanan


dalam kehidupan beragama perlu memiliki penguatan yang tetap hal
ini dimaksudkan untuk menghindarkan seseorang dari bahaya ideologi
agama yang serupa tapi tak sama secara kasarnya bisa disebut aliran
sesat. Ilmu kalam akan memberikan pondasi atau dasar keimanan pada
seseorang yang mempelajarinya karena dalam ilmu kalam pada agama
islam akan dibahas mengenai masalah ketuhanan (allah) beserta sifat-
nya, nabi dan rosul, hal hal ghaib, alam akhirat yang disertai
penjelasam menggunakan sumber dari dalil-dalil yang benar. Pondasi
keimanan selain dibangun dari dalam diri sendiri dengan mempercayai
adanya tuhan (allah), rosul, kitab-kitab allah, malaikat, takdir, dan hari
akhir juga dibangun dari pembiasaan dalam mempelajari lebih detail
mengenai agama yang dipeluknya.

baca juga: Manfaat iman kepada qada dan qadar

8
4. Mengamalkan ajaran islam dengan baik

Manfaat selanjutnya yaitu seseorang yang memepelajari ilmu kalam


dengan baik diharapkan mendapatkan manfaat untuk bisa terus
mengamalkan ajaran agama islam dengan sebaik – baiknya. Selain itu
diharapkan bisa terus istiqamah dijalan allah setelah memperoleh
penguatan pondasi keimanan pada saat belajar ilmu kalam
dibandingkan hanya mempercayai sesuatu tanpa dasar ilmu
pengetahuan yang jelas. Hal ini akan menambah nilai positif dan
membuat seseorang selalu dekat dengan allah melalui ilmunya serta
menjadi jalan pemberi ilmu bagi orang lain yang masih belum
mengerti.

5. Memberikan arahan dan petunjuk kepada orang-orang yang


membutuhkan nasihat

Manfaat selanjutnya yaitu berkenaan dengan orang lain. Mempelajari


ilmu kalam akan membuat seseorang memiliki landasan pengetahuan
yang baik sehingga dari pengetahuan yang didapatkan setelah
mempelajari ilmu kalam dapat diamalkan kepada orang lain bisa dalam
bentuk ceramah atau memberikan nasihat pada yang membutuhkan.
Terkadang ada orang lain disekitar yang menginginkan penjelasan
tentang masalah tertentu yang berhubungan dengan ilmu kalam
sehingga sebagai seseorang yang mengetahui serta telah mempelajari
ilmu kalam kita bisa memberikan penjelasan kepada orang tersebut.
6. Mengarahkan ke jalan yang benar
Manfaat selanjutnya yaitu mengarahkan ke jalan yang benar maksudnya yaitu ilmu kalam
yang mengandung kebenenaran tentang ajaran islam yang bersumber dari al-quran, hadist,
dan pemikiran manusia bisa mengarahkan seseorang yang kurang paham dengan akidah
islam yang sebenarnya menjadi paham dan memperkuat keimanannya serta berada di dalam
jalan allah yang benar.
4. Peran/FUngsi ilmu kalam dalam kehidupan sosial
1. Untuk memperkuat, membela dan menjelaskan akidah Islam. Dengan
adanya ilmu kalam bisa menjelaskan, memperkuat dan membelanya dari
berbagai penyimpangan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam
2. Untuk menolak akidah yang sesat dengan berusaha menghindari tantangan-
tantangan dengan cara memberikan penjelasan duduk perkaranya timbul
pertentangan itu, selanjutnya membuat suatu garis kritik sehat berdasarkan
logika. Dengan ilmu kalam bisa memulihkan kembali ke jalan yang murni,
pembaharuan dan perbaikan terhadap ajaran-ajaran yang sesat
3. Sebagai ilmu yang mengajak orang yang baru untuk mengenal rasio sebagai
upaya mengenal Tuhan secara rasional
4. Ilmu kalam berfungsi sebagai ilmu yang dapat mengokohkan dan
menyelamatkan keimanan pada diri seseorang dari ketersesatan. Karena dasar
argumentasi ilmu kalam adalah rasio yang didukung dengan Al-Qur'an dan

9
Hadis. Sekuat apapun kebenaran rasional akan dibatalkan jika memang
berlawanan dengan Al-Qur'an Hadis.

10
KESIMPULAN
disimpulkan bahwa Ilmu Kalam adalah ilmu yang membahas berbagai masalah ketuhanan
dengan menggunakan dasar-dasar naqliyah, maupun argumentasi rasional (aqliyah).
Argumentasi naqliyah berupa dalil-dalil Al-Qur'an dan hadis sedang argumentasi rasional
yang dimaksudkan adalah landasan pemahaman menggunakan metode berfikir filosofis. Atau
ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan, Allah SWT. Sifat-sifat yang mungkin ada
pada-Nya dan membicarakan tentang rasul-rasul Tuhan, untuk menetapkan kerasulannya dan
mengetahui sifat-sifat yang mesti ada padanya, sifat-sifat yang tidak mungkin ada padanya
dan sifat-sifat yang mungkin terdapat padanya
SARAN
Janganlah merasa bosan dengan mempelajari ilmu kalam karena itu sangat penting
kapanpun,dimanapun kita berada dan jngan hanya mempelajari ilmu kalamd dari satu
makalah atau dari satu buku saja.

11
DAFTAR PUSTAKA

_________, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo, 1996


_________, Panorama Pesantren Dalam Cakrawala Moderen. Jakarta: Diva Pustaka, 2004
___________, Sejarah Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Mutiara Sumberwidya, 1992
Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman
Pendidikan Qur’an (TPQ) Tahun Pelajaran 2011-2012
pendis.kemenag.go.id/file/dokumen/pontrenanalisis.pdf
Barnadib, Imam, Filsafat Pendidikan Tinjauan Beberapa Aspek dan Proses Pendidikan,
Yogyakarta: Studying, 1982
Chirzin, M.Habib, “Agama, Ilmu dan Pesantren” dalam M.Dawam Raharjo (ed), Pesantren
dan Pembaharuan. Jakarta: LP3ES
Dawam, Ainur Rofiq, Ahmad Ta’arifin, Manajemen Madrasah Bebasis Pesantren,
Listafariska, 2005
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Putaka, 1990
Fathoni, Muhammad Kholid, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional paradigma Baru,
Jakarta: Departemen Agama RI, 2005
Haedari, Amin dkk, Masa Depan Pesantren. Jakarta: IRD Press, 2004
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo, 1999

12

Anda mungkin juga menyukai