Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TAUHID ILMU KALAM

“Objek Kajian, Tujuan dan Manfaat Serta Peran dan Fungsi Ilmu Kalam”

Dosen Pengampu :

Sulham Zainun Akfar, M.E

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Fariza Ihsan : 230503077

PROGRAM STUDI PARIWISATA SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji kita panjatkan hanya kepada Allah SWT yang telah
menganugerahkan dan memberikan nikmat Iman dan Islam kepada kita dan semoga kita
senantiasa tetap istiqomah berpegang kepada tali Allah (Islam) sampai ajal tiba. Tak lupa
shalawat serta salam kita curahkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW
yang telah mengajarkan dan membimbing kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang
benderang dan penuh keselamatan dunia dan akhirat.

Dalam kesempatan yang berbahagia ini kami dari Kelompok 2 mencoba menyajikan
sebuah makalah Tauhid dan Ilmu Kalam dengan tema: “Objek Kajian, Tujuan dan Manfaat
serta Peran dan Fungsi Ilmu Kalam”. Kami berharap semoga makalah ini dapat kita
diskusikan untuk memperkuat dan meneguhkan Iman dan Islam kita dan semoga Allah
senantiasa memberikan petunjuk dan berkahnya untuk kita semua.

Tak lupa kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini penuh dengan
kekurangan dan kekhilafan. Oleh karenanya kepada segenap rekan-rekan mahasiswa dan
yang kami ta’zhimi Dosen Pengampu agar memberikan masukan dan saran yang konstruktif
(membangun) demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini di masa mendatang.
Jazaakumullaahu ahsanal jazaa’.

Mataram, 6 September 2023

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR IS........................................................................................................................iii

BAB I PEDAHULUAN ....................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................3

A. Pengertian Ilmu Kalam......... ..................................................................................3


B. Objek Kajian Ilmu Kalam........................................................................................5
C. Tujuan Manfaat Ilmu Kalam...................................................................................6
BAB III PENUTUP...........................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam mempelajari mata kuliah Ilmu Kalam merupakan salah satu
dari tiga komponen utama rukun iman. Ketiga komponen itu yaitu,
nuthqun bi al-lisani (mengucapkan dengan salam), amalun bi al-arkani
(melaksanakan sesuai dengan rukun-rukun), dan thasdiqun bi al-qobli
(membenarkan dengan hati) agar keyainan dapat tumbuh dengan
kukuhnya, para ulama telah melakukan kajian secara dalam.
Untuk menjadikan ucapan lisan secara meyakinkan dan kukuh
diperlukan ilmunya, yaitu ilmu tauhid yang membahas tentang masalah
ketuhanan.paada ilirannya dengan perkembangan situasi dan kondisi sosial
yang berlaku saatnya, ilmu tauhid telah berkembang menjadi ilmu kalam.
Sementara itu, ilmu yang dapat memperkukuhkan amalan iman dinamakan
ilmu fiqh.
Pada makalah ini kita akan membahas tentang “Manfaat Kajian
Ilmu Kalam Terhadap Era Kekinian” sebelumnya telah banyak diakui
bahwa manusia modern telah mengalami apa yang disebut dengan krisis
spiritual, krisis spiritual ini bisa terjadi karena pengaruh sekularisasi
mansia modern terhadap kepentingan duniawi saja dan juga adanya
pengaruh sains yang besar dalam kehidupan modern dengan sengaja atau
tidak, telah menyebarkan pandangan tersebut sampai ke lubuk hati
manusia modern, krisis spiritual ini telah menimbulkan “Disoriemtasi”
pada manusia modern. Kemudian, kita akan menbahas masalah itu di
dalam makalah ini, menyangkut hal-hal yang akan telah ada pada rumusan
masalah.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian ilmu kalam..?
2. Apa saja kajian ilmu kalam..?
3. Apa manfaat ilmu kalam..?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui pengertian ilmu kalam.
2. Agar mengetahui kajian ilmu kalam.
3. Agar mengetahui manfaat ilmu kalam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Kalam


Ilmu Kalam adalah suatu ilmu yang membahas tentang akidah
dengan dalil-dalil aqliyah (rasional ilmiah) dan sebagai tameng
terhadap segala tantangan dari para penentang.1
Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain:
Ilmu Ushuluddin, Ilmu Tauhid, Fiqh Al Akbar, dan Teologi Islam.
Disebut ilmu ushuludduin karena ilmu ini membahas masalah pokok-
pokok agama, disebut ilmu tauhid karena ilmu ini membahas tentang
keesaan Allah SWT. Di dalamnya dikaji pula tentang asma’ (nama-
nama) dan af’al (perbuatan-perbuatan) Allah yang wajib, mustahil dan
ja’iz, juga sifat yang wajib, mustahil dan ja’iz bagi Rosul-Nya.2
Al-Farabi mendefinisikan Ilmu Kalam sebagai disiplin ilmu
yang membahas Dzat dan Sifat Allah beserta eksistensi semua yang
mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah setelah kematian yang
berlandaskan doktrin Islam. Penekanan akhirnya adalah menghasilkan
ilmu ketuhanan secara filosofis.3
Adapun yang melatarbelakangi mengapa ilmu ini dinamakan
Ilmu Kalam adalah :
1. Permasalahan terpenting yang menjadi tema perbincangan pada
masa permulaan Islam adalah masalah firman Allah (Kalam
Allah), yaitu al-Qur’an. Apakah Kalamullah tersebut qadim atau
hadits (baru)?. Walaupun permasalahan ini hanya merupakan
salah satu bagian dari pembahasan ilmu ketuhanan dalam Islam,
1
Rosihon Anwar, dan Abdul Rozak, Ilmu kalam, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), hal. 38

2
Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, terj. Firdaus An., (Jakarta: Bulan Bintang, 1965),
hal. 25.

3
Sugiatno, Filsafat Islam, (Curup: LP2 STAIN CURUP, 2011), hal. 77

3
namun karena ia menjadi bagian terpenting maka ilmu ini
dinamai Ilmu Kalam.
2. Dalam membahas masalah-masalah ketuhanan, para mutakallim
(ahli Ilmu Kalam) menggunakan dalil-dalil aqliyah dan
dampaknya tercermin pada keahlian meraka dalam
berargumentasi dengan mengolah kata-kata. Dengan demikian,
mutakallim diartikan juga dengan ahli debat yang pintar
memakai kata-kata.
3. Secara harfiah, kata kalam berarti “pembicaraan”. Tetapi secara
istilah, kalam tidaklah dimaksudkan “pembicaraan” dalam
pengertian sehari-hari, melainkan dalam pengertian pembicaraan
yang bernalar dengan menggunakan logika. Maka ciri utama
Ilmu Kalasm ialah rasionalitas atau logika.4
Di dalam sejarah perkembangannya, teologi pada mulanya
berkembang dari: Pertama, sebagai metodologi teologi. Sebagai sebuah
metodologi teologi merupakan suatu cara memahami doktrin agama
melalui pendekatan wahyu dan pemikiran rasional. Kedua, menjadi
ilmu teologi. Sebagai sebuah ilmu, teologi merupakan ilmu yang
membahas masalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkait dengan-
Nya. Dan ketiga, menjadi teologi aksiologi. Sebagai sebuah eksiologi
teologi merupakan upaya memahami doktrin agama secara mendalam
untuk mengadvokasi berbagai permasalahan ketimpangan sosial.5
Jadi, Ilmu Kalam atau Teologi Islam adalah ilmu yang
membahas aspek ketuhanan dan segala sesuatu yang berkait dengan-
Nya secara rasional. Berkenaan dengan itu, maka obyek forma ilmu
kalam aalah permasalahan ketuhanan dan segala sesuatu yang berkait
dengan-Nya. Sementara metodologinya, adalah upaya memahami ayat-

54
Ibrohim Nawawi, Theologi Islam; Kilas Historis Memahami Akar Keimanan,
http://ibrohimnaw.wordpress.com
http://islamwiki.blogspot.com

4
ayat al-Qur’andan al-Sunnah secara mendalam diikuti elaborasi
pemahaman dengan fakta-fakta empirik

B. Objek Kajian Ilmu Kalam


Kalam bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus
langsung dari Tuhan. Hubungan yang dimaksud mempunyai makna
dengan penuh kesadaran, bahwa manusia sedang berada di hadirat
Tuhan. Kesadaran tersebut akan menuju kontak komunikasi dan dialog
antara ruh manusia dengan Tuhan. Hal ini melalui cara bahwa manusia
perlu mengasingkan diri. Keberadaannya yang dekat dengan Tuhan
akan berbentuk “Ijtihad” (bersatu) dengan Tuhan. Demikian ini menjadi
inti persoalan “Sofisme” baik pada agama islam maupun di luarnya.6
Dengan pemikiran di atas, dapat dipahami bahwa “kalam” adalah
suatu ilmu yang mempelajari suatu cara, bagaimana seseorang dapat
mudah berada di hadirat Allah SWT (Tuhan). Maka gerakan “kejiwaan”
perlu dirasakan guna memikirkan betul suatu hakikat kontak hubung
yang mampu menelaah informasi dari Tuhannya.
Tasauf atau mistisisme dalam islam beresensi pada hidup dan
berkembang mulai dari bentuk hidup “kezuhudan” (menjauhi
kemewahan duniawi). Tujuan ilmu kalam untuk bisa berhubungan
langsung dengan Tuhan. Dengan maksud ada perasaan benar-benar
berada di hadirat Tuhan. Para sufi beranggapan bahwa ibadah yang
diselenggarakan dengan cara formal belum dianggap memuaskan
karena belum memenuhi kebutuhan spiritual kaum sufi.7
Objek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu
yang berkaitan dengan-Nya. Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu
keislaman yang mengedepankan pembicaraan tentang kalam Tuhan.

6
Ahmad Hanafi, Theology Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. ke-11, hal. 141

7
Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983) ,
hal. 125

5
Persoalan-persoalan kalam ini biasanya mengarah pada perbincangan
yang mendalam dengan dasar-dasar argumentasi, baik rasional
(aqliyah) maupun naqliyah. Argumentasi rasional yang dimaksudkan
adalah landasan pemahaman yang cenderung menggunakan metode
berfikir filosofis, sedangkan argumentasi naqliyah biasanya bertendensi
berupa dalil-dalil Qur’an dan Hadis. Pada ilmu kalam ditemukan
pembahasan iman dan definisinya, kekufuran dan manifestasinya, serta
kemunafikan dan batasannya.8
Dengan demikian, maka tampaklah jelas bahwa ruang lingkup
ilmu kalam itu adalah hal-hal yang berkenaan dengan
upaya-upaya/cara-cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang
bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus secara langsung
dari Tuhan.

C. Tujuan Manfaat Ilmu Kalam


Setiap seseorang mempelajari suatu bidang ilmu tentunya harus
tau apa maksud dari bidang ilmu tersebut. Sama halnya dengan
mempelajari ilmu kalam. Seseorang tersebut harus tau setidaknya apa
yang dimaksud dengan ilmu kalam, apa yang dibahas dan manfaat yang
akan didapat. Definisi ilmu kalam sendiri berdasar dari kata kalam yang
dalam bahasa arab memiliki arti “kata-kata” kata kata dalam
pembicaraan. Dalam islam ilmu kalam memiliki definisi yang lebih
spesifik yaitu sebagai ilmu yang mempelajari tentang menetapkan
kepercayaan atau keimanan terhadap agama islam menggunakan bukti-
bukti yang kuat dan meyakinkan, sehingga terdapat pokok bahasan
rukun iman yang ada pada islam disertai dengan bukti yang
menguatkan keimanan.
Ilmu kalam sebagai suatu bahasan yang berkaitan dengan
argumen dan dalil – dalil dalam islam yang bersifat rasional

8
Rosihon Anwar, dan Abdul Rozak., Op.Cit., hal. 44

6
(menguatkan) sebagai bentuk pembelaan atas akidah yang diimani
(Islam) memiliki ruang lingkup bahasan seperti yang dikemukakan oleh
Hasan al-Banna yang mengungkapkan ruang lingkup ilmu kalam
meliputi Illahiyat, nubuwat, Rohaniyyat, Sam’iyyat.
Illahiyyat adalah cabang pembahasan ilmu kalam yang berkaitan
tentang keilahian Allah Swt, baik wujud-Nya, sifat-Nya, maupun
asma’-Nya. Nubuwat adalah pembahasan terkait kenabian dan
kerasulan, termasuk kitab dan mukjizatnya. Rohaniyyat membahas
hubungan sesuatu yang ghaib, mencakup malaikat, setan, jin, dan
sejenisnya. Sedangkan Sam’iyyat berkaitan tentang hal-hal yang hanya
diterima melalui dalil-dalil atau pendengaran, misalnya alam kubur,
akhirat, surga, dan sebagainya.
JDilihat dari aspek aksiologi (manfaat) ilmu kalam, diantaranya
berperan sebagai ilmu yang mengajak orang yang baru mengenal rasio
sebagai upaya mengenal Tuhan secara rasional. Ilmu kalam pun
berfungsi sebagai pengendali ilmu tasawuf. Oleh karena itu jika ada
suatu aliran yang bertentangan dengan suatau akidah, atau lahir suatu
kepercayaan baru yang bertentangan denngan Al-Qur’an dan As-Sunah,
hal itu merupakan penyimpangan tau penyelewengan. Jika bertentangan
atau tidak pernah diriwayatkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, atau
belum pernah diriwayatkan oleh ulama-ulama Salaf, hal itu harus
ditolak. Ini adalah salah satu dimana pentingnya mempelajari ilmu
kalam. Seorang ulama abad pertengahan Al-Ghazali dalam bukunya
yang berjudul Asma Al-Husna, menjelaskan dengan baik persoalan
tauhid (kalam), terutama ketika menjelaskan nama-nama Allah, materi
pokok ilmu kalam (tauhid). Menurutnya nama Tuhan Ar-Rahim, pada
aplikasi rohaniahnya merupakan sebuah sifat yang harus diteladani. Jika
sifat Ar-Rahman diaplikasikan, seseoarang akan memandang orang
yang durhaka dengan kelembutan bukan kekerasan, melihat oarang
dengan mata rahim, bukan dengan mata yang menghina, bahkan ia
mencurahkan ke-rahim-annya terhadap orang yang durhaka agar dapat

7
diselamatkan. Jika melihat orang lain menderita atua sakit orang yang
rahim akan segera menolongnya. Nama lain Allah yang patut diteladani
adalah Al-Qudus (Maha suci). Seorang hamba akan suci kalu berhasil
membebaskan pengaetahuan dan kehendaknya dari khayalan dan segala
persepsi yang dimiliki binatang.
Dalam agama Kristen teologi tidak hanya berusah memberikan
pertahanan rasional untuk keyakinan tetapi ia juga berusah memberikan
suatu pintu masuk realitas tertinggi bagi kehidupan spirit (jiwa), seperti
ditemukan pada teologi mistik Dionysius the Areopagite. Hal seperti ini
tak terjadi dalam Islam, dimana kalam, yang secara literal bararti kata,
telah berkembang menjadi ilmu yang menunjang tanggung jawab
kepercayaan-kepercayaan agama yang mapan secara kokoh memberi
bukti dan menghalau keraguan. Ekspresi-ekspresi spiritual dan
intelektual yang terdapat dalam Islam tidak bisa ditemukan dalam
karya-karya kalam. Walaupun demikian, ilmu ini adalah penting untuk
memahami aspek-aspek khusus pemikiran Islam, dan harus menjadi
sesuatu yang diperhatikan dalam setiap karya yang kelihatannya
ditujukan bagi manifestasi-manifestasi spiritual Islam.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari semua pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa
kalam bertindak sebagai tangga pertama, yang kan membawa kita ke
puncaknya, yaitu Sang Kebenaran Sejati (Tuhan) sebagai tempat
kembalinya manusia yang sejati, dengan mengkaji ilmu kalam
manusia dapat mengarahkan dirinya kepada Tuhan yann menjadi
sumber ketauhidan manusia. Dan menghilangkan pandangan manusia
modern terhdap pandangan mereka bahwa Tuhan sebagai penghalang
utama bagi mereka, dikarenakan ilmu kalam adalah suatu ilmu yang
membahas tentang akidah dengan dalil-dalil Aqliyah (rasional ilmiah)
dan sebagai tameng terhadap segala tantangan dari para penentang
(manusia modern). Manfaat kajian ilmu kalam terhadap era kekinian
yaitu berperan sebagai ilmu yang mengajak orang-orang yang baru
mengenal rasio sebagai upaya untuk mengenal Tuhan secara rasional.
B. Saran
Makalah yang baik adalah makalah yang penulisannya sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmiah. Di dalam makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan. Karena itu kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca sangat penulis harapakan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abduh, Muhammad, Risalah Tauhid, terj. Firdaus An., Jakarta: Bulan


Bintang, 1965
Al Quran al-Karim
Anwar, Rosihon, dan Abdul Rozak, Ilmu Kalam,Bandung: Pustaka
Setia, 2003
Esha, Muhammad In’am, Falsafah Kalam Sosial, Malang: Maliki
Press, 2010
Hanafi, Ahmad, Teologi Islam, Jakarta: Bulan Bintang,1996
http://islamwiki.blogspot.com
http://prabuwiku.blogspot.com/2011_01_01_archive.com
Ibrohim Nawawi, Theologi Islam; Kilas Historis Memahami Akar
Keimanan, http://ibrohimnaw.wordpress.com
Kartanegara, Mulyadi, Menyelami Lubuk Tasawuf, Jakarta:
Erlngga,2006
Nasution, Harun, Filsafat dan Mistisme dalam Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1983
Rozak, Abdul dan Rosihan Anwar, Ilmu Kalam Edisi Revisi,
Bandung: Pustaka Setia, 2012
Romas, Chumadi Syarif, Wacana Teologi Islam Kontemporer,
Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2000
Sugiatno, Filsafat Islam, Curup: LP2 STAIN CURUP, 2011

10

Anda mungkin juga menyukai