Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN ILMU KALAM ( PENGERTIAN ILMU KALAM, DASAR

EPISTEMOLOGI ILMU KALAM, KONTROVERSI DAN PEMBELAAN


ILMU KALAM )

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
ILMU KALAM

Dosen Pengampu :
Ahmad Baihaqi, M.H.

Disusun Oleh:
Ade riyadi (231120125)
Faris widodo (231120116)
Zuraida alifia (231120124)

FAKULTAS SYARIAH JURUSAN HUKUM TATA


NEGARA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SMH BANTEN
TAHUN AKADEMIK 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul "Pengertian ilmu kalam, dasar epistemologi ilmu kalam, kontroversi dan
pembelaan ilmu kalam" untuk memenuhi tugas Mata Kuliah ilmu kalam

Selain itu, makalah ini bertujuan untuk mahasiswa mampu Mengetahui dan memahami Pengertian
ilmu kalam, dasar epistemologi ilmu kalam, kontroversi dan pembelaan ilmu kalam.Kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Baihaqi, M.H. selaku Dosen mata kuliah Ilmu
kalam.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Serang, 06 September 2023

Penyusun
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….... ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………............ 1

A. Latar Belakang …………………………………………............ 1


B. Rumusan Masalah …………………………………............ 1
C. Tujuan ………………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………… 2

A. Pengantar Ilmu Kalam ………………………………………….. 2


B. Pengertian Ilmu Kalam ……………………….. 2
C. Dasar Epistomologi Ilmu Kalam ……………………. 3
D. Kontroversi dan pembelaan Ilmu Kalam ………………. 4

BAB III PENUTUP ………………………………………………………… 5

A. Kesimpulan ……………………………………………….... 5
B. Saran dan Kritik ……………………………......……………… 6

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 6


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Melihat ilmu kalam dari sisi epistemologi, secara umum akan ditemukan tiga
persoalan pokok, yaitu tentang sumber-sumber ilmu kalam itu, bagaimana pengetahuan itu
dapat diketahui dan apa ukuran suatu pengetahuan itu disebut benar atau valid.

Tujuannya adalah untuk melihat ilmu kalam tidak hanya dari sisi epistemologi tapi
juga dari sisi aksiologi sehingga sekarang ini tidak perlu lagi memperdebatkan mana yang
lebih benar di antara aliran-aliran kalam yang ada, tetapi melihat mana yang lebih cocok
untuk dipegang sesuai dengan situasi dan kondisi zaman

munculnya ilmu kalam awalnya bermula dari personalan politik yang pada
akhirnya menjadi persoalan teologi Diawali munculnya fitnah kubra pada masa khalifah
Utsman bin ‘Affan yang berakhir dengan syahidnya beliau, terjadinya perang jamal dan
puncaknya perang shiffin yang berakhir dengan arbitrase antara sayyidina Ali bin Abi
Thalib di satu pihak dengan Muawiyah di pihak lain. Peristiwa peristiwa politik itu
menimbulkan kebingungan “politik” bagi umat Islam saat itu yang memunculkan beberapa
kelompok umat Islam. Pertikaian politik itu kemudian menimbulkan pertanyaan teologis
tentang dosa besar, tentang iman dan kafir dan seterusnya.

B. Rumas Masalah

1. Ada berapa penemuan secara umum personalan pokok dari sisi epistemologi?
2. Apa itu tujuan ilmu kalam?
3. Kapan awal mulanya muncul Ilmu kalam?
4. Apakah peristiwa ini menimbulkan kebingungan politik?
5. Apakah pertikaian politik itu kemudian menimbulkan pertanyaan teologis tentang
dosa besar?
C. Tujuan
1. Tujuannya adalah untuk melihat ilmu kalam tidak hanya dari sisi epistemologi tapi
juga dari sisi aksiologi
2. Mengetahui awal mulanya Ilmu kalam

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengantar Ilmu Kalam

Ilmu Kalam adalah salah satu ilmu yang sangat penting untuk dipelajari
oleh umat Islam, yang dengannya kita bisa memahami tentang hakekat
Ketuhanan dari segala sisinya. Karenanya, Ilmu Kalam juga bisa disebut
dengan ilmu yang mempelajari tentang Falsafah Ketuhanan. Ada juga yang
menyebutnya dengan istilah Teologi. Tetapi dalam khazanah literatur Islam,
Ilmu Kalam disebut juga dengan Ilmu Ushuluddin, Ilmu Tauhid, dan bahkan
disebut sebagai Fiqhul Akbar (Fikih Besar). Kenapa disebut Fiqhul Akbar,
Ilmu Ushuluddin atau Ilmu Ushul? Karena Islam dengan hukum-hukum
amaliahnya, adab-adab, aturan-aturan fikih praktis, kebudayaan dan
peradabannya, berdiri di atas Ilmu Kalam. Memahami ilmu ini sama dengan
membangun fondasi pemahaman kita tentang tauhidullah, karena dibicarakan
di dalamnya bagaimana kita memahami landasan-landasan dalam
membangun keyakinan (akidah) kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
B. Pengertian ilmu kalam
ada tiga istilah populer tentang ilmu kalam yaitu. ilmu kalam, ilmu
tauhid,dan Teologi. Ketiga istilah ini disinyalir muncul karena perbedaan
perspektif dalam melihat persoalan Ilmu Kalam dari ketiga istilah ini
kemudian muncul beberapa definisi atau pengertian tentang Ilmu Kalam.

Pertama kalam,dalam bahasa Arab "kalam" bisa diartikan dengan kata yakni sabda
Tuhan atau kata-kata manusia.Di sini Ilmu Kalam dimaknai dengan ilmu pembicaraan,
karena dengan pembicaraan pengetahuan ini dapat dijelaskan, dengan pembicaraan yang
tepat kepercayaan yang benar dapat ditanamkan.Disebut "Ilmu Kalam" karena yang
dibahas adalah kalam Tuhan dan kalam manusia. jika yang dimaksud dengan kalam adalah
"firman Tuhan", maka kalam Tuhan (baca Al-Qur’an ) pernah menimbulkan perdebatan
sengit di kalangan umat Islam pada abad ke-2 dan ke-3 Hijriyah. salah satu perdebatan itu
adalah tentang apakah kalam Allah itu baru atau qodim? Karena firman Tuhan pernah
diperdebatkan, maka dinamakan Ilmu Kalam. Jika yang dimaksud kalam adalah kata
manusia, maka kaum teologi dalam Islam selalu menggunakan dalil logika untuk
mempertahankan pendapat dan pendiri masing-masing. Kaum teologi dalam Islam
memang dinamakan mutakallimin, karena mereka ahli debat yang pintar memainkan kata-
kata¹⁵

kedua, Ilmu Kalam adalah ilmu yang dikaitkan dengan Allah perbuatan dan sifat-
sifat-Nya. Oleh sebab itu Ilmu Kalam bisa disebut juga sebagai ilmu Ushuluddin dan ilmu
Tawhid, yakni Ilmu yang membahas tentang penetapan aqidah diniyah dengan dalil
(petunjuk) yang kongkret, Maka, Ilmu Kalam adalah rangkaian argumentasi rasional yang
disusun secara sistematik untuk memperkuat kebenaran aqidah dan agama Islam.

ketiga ada pula definisi ilmu kalam seperti yang dianjurkan oleh Al-Farabi dan
Ibn kaldun.Alfa rabi, misalnya, menyebutk Ilmu Kalam, sebagai disiplin ilmu yang
membahas Dzat dan sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin mulai yang
berkenan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang berlandaskan doktrin
Islam. Sedangkan ibn Kaldun mendefinisikan ilmu kalam sebagai disiplin ilmu yang
mengandung berbagai argumentasi tentang akidah iman yang diperbuat dalil-dalil rasional.

C. Dasar epistemologi Ilmu Kalam

kita tidak akan dapat memahami personal ilmu kalam apabila tidak mempelajari
dasar-dasar epistemologi yang melandasi timbulnya ilmu Kalam. Dasar-dasar
epistomologi yang dimaksud adalah dasar-dasar atau pijakan-pijakan dalam agama
Islam yang mendorong lahirnya personal-personal Kalam. Kajian epistemologi dalam
Islam adalah sesuatu yang unik, ini karena jika ditarik pada filsafat ilmu maka
epistemologi adalah

sebagaimana yang dikaji di dunia Barat diskursus yang dikaji secarafilosofis-


spekulatif. Sementara dalam Islam karena telah bersentuhan dengan doktrin-doktrin
agama maka terjadi tarik menarik antara ilmiah - pra ilmiah - non-ilmiah. Karena itu
terjadi problem ketika sudah menjadi sebuah produk ilmu, misalnya meski sama-sama
memakai pola deduktif-sebagaimana Plato. Akan tetapi, imbasnya jika pola hasil
pemikiran Plato dapat dikritik dan dipertanyakan ulang oleh pola pikir manusia
sesudahnya tanpa rasa takut dan segan. Maka pola pikir deduktif keagamaan nyaris
tidak dapat dipertanyakan, dikritik atau ditelaah ulang. Hal ini karena bahan deduksi
tadi yang digunakan dalam kalam adalah teks-teks keagamaan Karena itu, dalam
wacana epistemologi kalam semuanya bertolak dari relasi erat antara tiga hal yaitu ilmu
pengetahuan (ma’rifah, ilm), keyakinan (iman), dan kebebasan manusia. Sejarah kalam
menunjukkan bahwa epistemologi (kalam) menjadi teologis yang kemudian
berkembang secara evolutif menjadi objek kajian yang mendalam, baik secara
langsung maupun tidak. Adanya interaksi doktrin-filsafat, isu epistemologi model
kalam mengalami perkembangan ekstensif dan elaboratif di kalangan Asy’ariyah dan
Mu’tazilah.. Epistemologi dalam Pemikiran Islam Secara bahasa, kata epistemologi
berasal dari bahasa Yunani episteme dan logos. Episteme berarti pengetahuan, sedang-
kan logos berarti teori, uraian, atau alasan. Maka berdasar bahasa, epistemologi adalah
sebuah teori tentang pengetahuan atau theory of knowledge. Melalui epistemologi
manusia berusaha mengungkap dan menentukan kodrat dan skope pengetahuan,
pengandaian-pengandaian dan dasarnya, serta pertanggungjawaban atas pernyataan
mengenai pengetahuan yang dimiliki. Dalam kancah pemikiran Islam (Arab), menurut
Abid al-Jabiri setidaknya ada tiga jenis epistemologi yang digunakan sebagai sumber
kebenaran yaitu epistemologi bayani, epistemologi burhanidan epistemologi ‘irfani.

D. Kontroversi dan pembelaan Ilmu Kalam

Ilmu Kalam –sebagaimana keadaannya sampai sekarang- bagi kehidupan


sosial kaum muslimin khususnya. Sikap mempertanyakan keberadaan dan fungsi Ilmu
Kalam itu sangat mungkin disebabkan oleh kenyataan konsepsi-konsepsi didalamnya,
yang selain hanya memiliki relevansi intelektual juga terbatas dan tidak pernah
bergeser dari orientasinya yang serba ke atas. Hal tersebut lebih terasa lagi pada kurun
waktu terakhir ini. Konsepsi teologis yang demikian keadaannya itu, memang tidak
akan menyentuh dan mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan sosial, dan
akibatnya terasa adanya kondisi saling dan ketersendirian dan keterasingan antara
konsepsi teologis itu sendiri dengan kenyataan sosial sekitamya. Selain dari
kemungkinan tersebut di atas, di dalam sikap mempertanyakan itupun tentu terkandung
harapan akan adanya aktivitas perumusan dan pengembangan Ilmu Kalam; dan tentu
saja yang mampu menjawab kenyataan-kenyataan sosial. Sejarah mencatat, bahwa
para teolog klasik (mutakallimin) pada umumnya tampil sedemikian energik dan
responsif terhadap setiap permasalahan moral dan keagamaan yang timbul ketika itu.
Dengan sikap yang demikian itu, maka Ilmu Kalam tumbuh pesat baik dalam arti
kualitatif maupun kuantiatif. Aktivitas mereka yang demikian itu dengan mudah dapat
dilihat dalam literatur-literatur Ilmu Kalam pada umumnya yang di dalamnya terdapat
penuh perdebatan dan silang pendapat antar mereka. Namun pada periode dan abad-
abad berikutnya kegiatan tersebut mereda dan pertumbuhan ilku kalam pun mulai
kehilangan semangatnya. Situasi dan kondisi yang demikian itu terus berlangsung dan
diwarisi oleh generasi berikutnya bahkan dampaknya pun terasa sampai sekarang.
Dengan kalimat lain, perumusan dan pengembangan konsepsi teologis (llmu Kalam)
hampir dapat dikatakan tidak mengalami perkembangan bila dibandingkan dengan
perubahan dan perkembangan kehidupan masyarakat. Karena inilah eksistensi dan
efektivitasfungsinya mulai dipertanyakan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Persoalan ilmu hendaknya dipahami dari dua sisi, yaitu ketuhanan


(teosentris) dan kemanusiaan (antroposentris). Kalam ketuhanan melakukan
diskusi, kajian hingga pembelaan terhadap Tuhan dengan mengurai Nama,
Sifat, AFal, Kehendak Tuhan, dan lain-lain. Adapun Kalam Antroposentris
menegaskan tentang keberpihakan kepada persoalan kemanusiaan, mulai dari
persoaalan kemiskinan, keterbelakangan, sinergi akal dan wahyu dalam
membangun manusia dan alam, masalah pembebasan manusia, termasuk
mengaktualisasikan jati diri manusia sebagai wakil Tuhan di muka bumi.
Efektivitas iman dan amal dalam membangun peradaban dunia menjadi dasar
pergerakan dan revolusi yang sekaligus mengikat seluruh aktivitas sosial-
politik ekonomi dan peradaban manusia. Ruang antariksa ilmu pengetahuan
pun tidak lepas dari ikatan dasar-dasar tauhid sehingga ilmu pengetahuan dan
teknologi dikemas berdasar pijakan teologis. Kajian Kalam ini juga
menghindari pandangan misoginis terhadap kaum perempuan, sebagai
masyarakat yang sering mendapat perlakuan tidak adil oleh kaum laki-laki,
sehingga memupus keterpinggiran kaum perempuan dalam belantika peradaban
dan kemodernan.

, Ilmu Kalam adalah ilmu yang dikaitkan dengan Allah perbuatan dan
sifat-sifat-Nya. Oleh sebab itu Ilmu Kalam bisa disebut juga sebagai ilmu
Ushuluddin dan ilmu Tawhid, yakni Ilmu yang membahas tentang penetapan
aqidah diniyah dengan dalil (petunjuk) yang kongkret, Maka, Ilmu Kalam
adalah rangkaian argumentasi rasional yang disusun secara sistematik untuk
memperkuat kebenaran aqidah dan agama Islam.

B. Saran dan Kritik

Demikian makalah yang kami buat. Kami menyadari masih banyaknya


kekurangan dalam penyajian makalah ini. Maka dari itu, kritik dan saran
sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah kami selanjutnya. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penyusun.
DAFTAR PUSTAKA

Epistomologi dalam pemikiran Islam (P. Hardono Hadi, 1994)

¹⁵ Harun Nasution, Teologi Islam, Jakarta UI, press, 1972

(M. Jawwad Mughniyah, 1982)

Anda mungkin juga menyukai