Anda di halaman 1dari 17

TEOLOGI DALAM ISLAM

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas studi keislaman

Dosen Pengampu:

Labib Muzakky Shobir M.Pd.I

Disusun oleh

1. Angelia Noviyanti (12405193123)


2. Achda Atma Naufalia (12405193133)
3. Sabilla Faza Firdausy (12405193106)
4. Chindy Widharyani (12405193129)

SEMESTER 1
JURUSAN MANAGEMENT BISNIS SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena telah
memberikan kelancaran dan kemurahan-Nya terhadap kami, sehingga dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah "Studi Keislaman" dalam bentuk makalah,
Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita
Nabiyullah Muhammad, SAW.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, maka makalah yang berjudul
"Teologi dalam islam" ini, masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini, kami berharap dari makalah yang kami susun ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami maupun pembaca.
Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Tulungagung, 12 September 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN SAMPUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................1
A.Latar Belakang................................................................................1
B.Rumusan Masalah...........................................................................1
C.Tujuan Penulisan.............................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN..............................................................................2
A.Pengertian Teologi Islam................................................................2
B.Sejarah Lahirnya Teologi dalam Islam........................................... 3
C. Aliran-aliran dalam Teologi Islam................................................. 6
D. Ajaran-ajaran dalam Teologi Islam................................................9
BAB III : PENUTUP....................................................................................12
A.Kesimpulan...................................................................................12
B.Saran..............................................................................................12
DAFTAR RUJUKAN...................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam menjalani kehidupan suatu hal yang kita mantapkan adalah aqidah atau
keyakinan kepada Allah SWT. Rasanya aktifitas sehari-hari tak ada gunanya jika
tidak didasari dengan keimanan yang kuat. Dalam kajian ini kita telah mengenal
teologi islam yang membahas tentang pemikiran dan kepercayaan tentang ketuhanan.
Teologi islam ini sudah sepantasnya kita ketahui agar dalam menjalani kehidupan ini
kita mengetahui dan menjadi idealnya orang islam. Teologi adalah ilmu yang
membahas tentang tauhid sedangkan tauhid samadengan aqidah itu sendiri. Ilmu ini
tumbuh di dalam Islam, sebagaimana agama-agama yang lain sebelumnya, karena
beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhannya, kemudian berkembang dari
waktu ke waktu dalam sejarah Islam.

Ilmu ini tidak tumbuh langsung menjadi sempurna, melainkan keadaannya


seperti keadaan ilmu-ilmu Islam yang lain, yang pada mulanya terbatas ruang
lingkup pembahasannya, kemudian meluas dan berkembang sedikit demi sedikit.
Dalam hal ini, ia mengikuti hukum pertumbuhan dan perkembangan dan terpengaruh
oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya
sehingga menjadi sempurna seperti apa yang diketahui dewasa ini.
Di antara faktor-faktor itu ada yang berkaitan dengan Al-Qur’an dan Hadist-
hadist Rasulullah SAW, ada yang berkaitan dengan orang-orang yang masuk Islam
yang berasal dari bangsa-bangsa yang berbeda intelektualitas, kebudayaan serta ada
pula yang berkaitan dengan filsafat Yunani dan lain-lainnya yang ditransfer ke dalam
Islam1.

B.Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan teologi?


2. Bagaimana sejarah lahirnya teologi dalam islam?
3. Apa saja aliran-aliran teologi islam?
4. Apa saja ajaran-ajaran teologi islam?

C.Tujuan

1
Muhammad Sabli, Nur El-Islam Volume 2 nomor 1, 2015, hlm. 109

1
1. Untuk mengetahui pengertian teologi
2. Untuk megetahui sejarah lahirnya persoalan teologi islam
3. Untuk mengetahui aliran-aliran teologi islam
4. Untuk mengetahui ajaran-ajaran teologi islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Teologi Islam

Teologi secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu thologia,yang


terdiri dari 2 kata theos yang berarti tuhan atau dewa dan logos yang berarti
ilmu.sehingga teologi adalah pengetahuan tentang ketuhanan yaitu membicarakan
zat Tuhan dari segala seginya dan hubungannya dengan alam atau
keterangany.teologi bercorak agama maksudnya tentang kata-kata agama yang
bersifat pikiran. Karena itu teologi biasanya diikuti dengan kualifikasi tertentu
seperti Teologi Yahudi, Teologi Kristen dan juga Teologi Islam (Ilm Kalam).
Ahmad Hanafi menjelaskan dalam pengantarnya, bahwa teologi memiliki
banyak dimensi pengertian, namun secara umum teologi ialah ilmu yang
membicarakan kenyataan-kenyataan dan gejala-gejala agama dan membicarakan
hubungan Tuhan dan manusia, baik dengan jalanpenyelidikan maupun pemikiran
murni, atau dengan jalan wahyu.Teologi merupakan “ilmu tentang Ketuhanan”,

Ilmu kalam yaitu ilmu yang membicarakan tentang wujud-wujud Tuhan


(Allah), sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang tidak ada pada-Nya dan
sifatsifat yang mungkin ada pada-Nya dan membicarakan tentang rasul-rasul
Tuhan,untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang mesti ada
padanya, sifat-sifat yang tidak mungkin ada padanya dan sifat-sifat yang mungkin
terdapat padanya.2
Menurut Ibn Khaldun, Ilmu Kalam adalah ilmu yang mengandung
argumentasi rasional yang digunakan untuk membela akidah-akidah imaniyyah dan
mengandung penolakan terhadap pandangan ahli bid‟ah yang di dalam akidah-
akidahnya menyimpang dari mazhab al-Salaf dan ahl sunnah, untuk kemudian
masuk pada keyakinan hakiki yang menjadi rahasia dari tauhid.
Ruang lingkup pembahasan ilmu kalam tentang keyakinan ber-Tuhan
inilah yang juga dinamakan “teologi”.Hanya saja karena ruang lingkup
pembahasannya berdasarkan prinsip dasar ajaran agama, maka dinamakan teologi
agama. Untuk itu, ilmu kalam yang memiliki dimensi bahasan tentang ketuhanan

2
Ahmad Mahmud Subhi, Fi ‘Ilm al-Kalam Dirasah Falsafiyyah, Dar al-Kutub al-
Jami’iyah, 1969.

3
(keyakinan atau teologi), yang berdasarkan dan bersumber pada prinsip-prinsip
ajaran agama islam maka dinamakan sebagai Teologi Islam3.
Kata Tauhid berasal dari kata Wahhada-Yuhawwidu yang secara etimologis
berartike-Esaan, sehingga istilah mengtauhidkan ialah “Mengesakan” .
Muhammad Abduhmengatakan bahwa ilmu Tauhid adalah sesuatu ilmu
yang membahas tentang wujudAllah, sifat-sifat wajib tetap pada-Nya, sifat-
sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dansifat-sifat yang wajib dilenyapkan
pada-Nya. Selain itu, ilmu Tauhid juga membahas tentang Rasul-Rasul
Allah SWT, meyakinkan ke-Rasulan mereka, apa yang boleh (dinisbatkan)
kepada mereka, dan apa yang terlarang menghubungkan kepada mereka.4
Aqidah berasal dari kata “Aqad” yang berarti pengikatan. Aqidah adalah
apa yang diyakini seseorang. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu
kepercayaan hati dan pembenarannya terhadap sesuatu. Adapun makna
aqidah secara syara’ adalah iman kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-
Kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, sertaqadar baik dan qadar buruk5.
Wilayah pembahasan teologi islam secara ilmiah dapat dibagi menjadi 2
bagian :
1. Teologi islam klasik teoritik
Disiplin ilmu ini hanya membahas secara teoritik aspek-aspek kebutuhan dan
berbagai kaitanya.
2. Teologi islam kontemporer praktik
Disiplin ilmu ini secara praktik membahas ayat-ayat Tuhan dan Sunah Rasul-
Nya yang nilai doktrinya mengadvokasi berbagai ketimpangan sosial.6

B.Sejarah Lahirnya Persoalan Teologi Islam


Timbulnya aliran-aliran teologi Islam tidak terlepas dari fitnah-fitnah yang
beredar setelah wafatnya Rasulullah Saw. Ketika pada masa Utsman bin Affan mulai
timbul adanya perpecahan antara umat Islam yang disebabkan oleh banyaknya fitnah
yang timbul pada masa itu. Sejarah mencatat, akibat dari banyaknya fitnah yang

3
Said Agil Al-Munawar dan Husni Rahim, Teologi Islam Regional (Aplikasi terhadap Wacana dan
Praktis Harun Nasution), Cet. I, (Jakarta : Ciputat Press, tt) h. 19.
4
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakara: Rajawali Press, 2008)

5
Nashir bin ‘Abdul Karim al-‘Aql, Buhuuts fii ‘Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah, hlm. 11-12
6
Ilhamuddin, Teologi Islam Klasik dan Kontemporer, UINSU, 2017.

4
timbulkan pada masa itu menyebabkan perpecahan pada umat Islam, dari masalah
politik sampai pada masalah teologis7.
Awal mula perpecahan bisa kita simak sejak kematian Utsman bin Affan r.a.
Ahli sejarah menggambarkan ‘Usman sebagai orang yang lemah dan tak sanggup
menentang ambisi keluarganya yang kaya dan berpengaruh itu untuk menjadi
gubernur. Tindakan-tindakan yang dijalankan Usman ini mengakibatkan reaksi yang
tidak menguntungkan bagi dirinya. Sahabat-sahabat nabi setelah melihat tindakan
Usman ini mulai meninggalkan khalifah yang ketiga ini. Perasaan tidak senang akan
kondisi ini mengakibatkan terjadinya pemberontakan8.
Setelah Usman wafat Ali sebagai calon terkuat menjadi khalifah keempat.
Tetapi segera ia mendapat tantangan dari pemuka-pemuka yang ingin pula menjadi
khalifah, terutama Talhah dan Zuari Mekkah yang mendapat sokongan dari Aisyah.
Tantangan kedua datang dari Mu’awiyah, Gubernur Damaskus dan keluarga
dekat Usman. Ia menuntut Ali supaya menghukum pembunuh-pembunuh Usman,
bahkan ia menuduh bahwa Ali turut campur dalam soal pembunuhan itu.
Dalam pertempuran yang terjadi antara kedua golongan ini di Siffin, tentara
Ali mendesak tentara Mu’awiya sehingga yang tersebut akhir ini bersiap-siap untuk
lari. Tetapi tangan kanan Mu’awiyah Amr Ibn al-’As yang terkenal sebagai orang
licik minta berdamai dengan mengangkat al-Quran keatas. Qurra’ atau syi’ah yang
ada dipihak Ali mendesak Ali untuk mnerima tawaran itu dan dicarilah perdamaian
dengan mengadakan arbitase. Sebagai pengantara diangkat dua orang, yaitu Amr Ibn
al-‘As dari pihak MU’awiyah dan Abu Musa.
al-Asy’ari dari pihak Ali. Dalam pertemuan mereka, kelicikan Amr
mengalahkan perasaan takwa Abu Musa. Sejarah mengatakan bahwa keduanya
terdapat pemufakatan untuk menjatuhkan kedua pemuka yang bertentangan, Ali dan
Mu’awiyah.Tradisi menyebutkan bahwa Abu Musa terlebih dahulu mengumumkan
kepada orang ramai putusan menjatuhkan kedua pemuka yang bertentangan itu.
Berlainan dengan apa yang telah disetujui, Amr mengumumkan hanya menyutujui
penjatuhan Ali yang telah di umumkan Abu Musa, tetapi menolak penjatuhan
Mu’awiyah. Peritiwa ini merugikan bagi Ali dan menguntungkan bagi Mu’awiyah.

7
Abdul Aziz Thaba, Islam dan Negara, (Jakarta : Gema Insan: Press, 1996), hlm. 100.
8
Zul Asyari, Pelaksanaan Musyawarah dalam Pemerintahan al-khulafa al–Rasyidin, (Jakarta : Kalam
Mulia,1990), hlm. 77

5
Sikap Ali yang menerima dan mengadakan arbitase ini, sungguhpun dalam
keadaan terpaksa, tidak disetujui oleh sebagian tentaranya. Mereka berpendapat
bahwa hal serupa itu idak dapat diputuskan oleh arbitase manusia. Putusan hanya
datang dari Allah dengan kembali kepada hukum-hukum yang ada dalam al-Quran.
Mereka memandang Ali telah berbuat salah , oleh karena itu mereka
meninggalkan barisannya. Golongan mereka inilah dalam sejarah islam terkenal
dengan nama al-Khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri. Karena
memandang Ali bersalah dan berbuat dosa, mereka melawan Ali. Ali sekarang
menghadapi dua musuh, yaitu Mu’awiyah dan Khawarij.karena selalu mendapat
serangan dari kedua pihak ini Ali terlebih dahulu memusatkan usahanya untuk
menghancurkan Khawarij. Setelah Khawarij kalah Ali terlalu lelah untuk
meneruskan pertempuran dengan Mu’awiyah. Mu’awiyah tetap berkuasa di
Damaskus dan setelah Ali wafatia dengan mudah dapat memperoleh pengakuan
sebagai khalifah umat Islam pada tahun 661 M.
Persoalan-persoalan politik yang terjadi ini akhirnya menimbulkan persoalan
teologi. Timbullah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir. Khawarij
menganggap Ali, Mu’awiyah, Amr Ibn al-‘As, Abu Musa al-Asy’ari dan lain-lain
yang telah menerima arbitase adalah kafir. Karena keempat pemuka ini dianggap
kafir dalam arti telah keluar dari islam, kaum Khawarij menganggap mereka harus
dibunuh.
Lambat laun kaum Khawarij pecah menjadi beberapa sekte. Konsep kafir turut pula
mengalami perubahan. Yang dipandang kafir bukan lagi hanya orang yang tidak
menentukan hukum dengan al-Qur’an, tetapi orang yang berbuat dosa besar juga
dipandang kafir9.
Persoalan orang yang berbuat dosa inilah yang kemudian mempunyai
pengaruh besar terhadap pertumbuhan teologi selanjutnya dalam islam. Persoalan ini
menimbulkan tiga aliran teologi, yaitu Khawarij, Murji’ah, Mu’tazilah.
C.Aliran Aliran Teologi Islam

1. Aliran khawarij
Ukwah bin Udayyah yang dikenal sebagai aliran Khawarij berhadapan
dengankasus pembunuhan atau dosa besar yang menjadi polemik pada masa
itu. Bagaimana posisi orang beriman tetapi melakukan dosa besar. Aliran

9
Al-Maududi, Al-Khilāfat Wa al-Mulk, hlm. 179.

6
Khawarij memiliki keyakinan bahwa jika seseorang tidak berhasil
membuktikan imannya dalam bentuk menghindari dari perbuatan dosa maka
dapat diterapkan hukum kafir dan dapat dibunuh.10
Aliran Khawarij menurut ibnu abi bakar ahmad alsyahrastani bahwa yang
disebut khawarij adalah setiap orang yang keluar dari mam yang hak dan
telah disepakati para jamaah, baik ia keluar pada masa sahabat kulafaur
rasyidin, atau pada masa nabi secara baik-baik. Secara Bahasa khawarij
berasal dari kata ”kharaja” yang berarti keluar. Nama lain dari khawarij
adalah haruriyah yang berasal dari kata harura yang merupakan nama suatut
empat dekat kufah,dimana tempat tersebut mereka menumpahkan rasa
penyesalannya kepada ali bin abi thoilb11.
Diantarat tokoh-tokoh khawarij yang terpenting adalah :
a. Abdullah bin wahabalrosidi (pimpinan rombongan sewaktu mereka
berkumpul di harura, pimpinan khawarij pertama)
b. Urwah bin Hudair
c. Mustarid bin Sa’ad
d. Quroid bin marwah
e. Nafi’ bin Ajraq (pimpinan Al-azariqah)
2. Aliran Murji’ah
Sebuah aliran “moderat” yang berusaha memandang bahwa orang yang
melakukan dosa besar tetap mukmin, karena penentuan dosa besar atau tidak,
hanyalah hak prerogatif Tuhan. Dengan demikian, soal telah kafir atau tetap
mukmin adalah urusan Tuhan, bukan urusan manusia. Sesuai dengan akar
katanya ‘raja-yarju’, artinya menunda atau menangguhkan. Yaitu
menangguhkan keputusan tersebut sampai hari akhir, dan Tuhan sebagai
hakim di kemudian hari kelak yang akan menentukan perkara tersebut.
Al-Hasan bin Ali Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf dan beberapa ahli
hadistkemudian dikenal dengan sebutan Murji’ah. Jadi bagi kelompok ini
orang Islam yang berdosa besar masih tetap beriman. Dalam hal ini, Imam
Abu Hanifah memberi defenisi iman sebagai berikut : Iman adalah
pengakuan dan pengetahuan tentang Tuhan, Rasul-rasulnya dan tentang
semua apa yang datang dari Tuhan dalam keseluruhan dan tidak dalam
rincian. Iman tidak mempunyai sifat bertambah atau berkurang dan tidak ada
perbedaan antara manusia dalam hal iman.12
10
Hamka, Sejarah Umat Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1981), hlm. 39.
11
Said Agil Al-Munawar dan Husni Rahim, Teologi Islam Regional (Aplikasi terhadap Wacana dan
Praktis Harun Nasution), Cet. I, (Jakarta : Ciputat Press, tt) hlm. 19.
12
Menurut aliran ini, berbuat dosa, khususnya dosa besar, menyebabkan seseorang kehilangan iman
dan menjadi kafir, lihat : Muhammad Abu Zahrah, Al-Madhahib al-Islamiyah, (Kairo : Maktabah al-

7
Tokoh murji’ah Moderat antara lain adalah hasan bin Muhammad bin Ali
bin Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf dan beberapa ahli hadits yang
berpendapat, bagaimanapun besarnya dosa seseorang, kemungkinan
mendapat ampunan dari tuhan masih ada. Sedangkan yang ekstrem antara
lain ialah kelompok Jahmiyah, pengikut Jaham bin Shafwan. Kelompok ini
berpendapat, sekalipun seseorang menyatakan dirinya musyrik, orang itu
tidak dihukum kafir.
3. Aliran Mu’tazilah.
Sebuah aliran ‘rasionalis’ yang berpandangan bahwa orang yang berbuat
dosa besar ditempatkan pada posisi “netral” yaitu posisi antara kafir dan
mukmin atau tidak kafir tapi juga tidak mukmin. Dalam ajaran Mu’tazilah
posisi netral itu disebut al-manzilah bain al-manzilatain (posisi di antara dua
posisi). Seseorang tidak boleh menganggap bahwa keburukan dan
ketidakadilan, tidak beriman atau dosa itu berasal dari Tuhan, sebab
sekiranya Dia (Tuhan) menciptakan ketidakadilan, maka Dia menjadi tidak
adil.Mu’tazilah juga punya paham al-wa’d wa al-wa’id (janji dan ancaman),
bahwa Tuhan pasti akan memenuhi janji dan ancamannya di hari akhir. Selain
itu, ada paham al-Adl (keadilan), al-Tauhid (ke-Maha Esaan Tuhan), dan
al-‘Amr bi al-Ma’ruf wa Nahy ‘an Munkar (perintah melakukan kebajikan
dan larangan menjauhi kejelekan).
Tokoh aliran ini adalah Imam Abu Al-Hasan Al-Asy’ary dan Imam Abu
Mansur Al-Maturidy. Aliran ini pada dasarnya aturan esensial berfikir ini
terdiri dari tiga komponen. Pertama adalah pengakuan bahwa masing-masing
lapisan realitas memiliki logika berfikir yang sesuai dengan kodrat sendiri.
Kedua adalah pengakuan bahwa kebenaran dari lapisan lain dapat diterima
melalui keyakinan atas dasar otoritas aturan berfikir dan unsur ketiga adalah
pengakuan bahwa lapisan realitas tersebut merupakan kesatuan dasar Tuhan
yang diterima dalam Islam. Jadi aliran ini tidak menetapkan hukum kafir bagi
pelaku dosa besar.13
Tokoh-tokoh lain Aliran Mu’tazilah :
 Washil bin Atha’
 Abu Huzail al-Allaf
 Al Nazzam
 Al-Jubba’i

Adab), h. 90-120.z
13
Imam Abu Hanīfah, Al-Fiqh Al-Akbar fi Al-Tauhīd, (Beirūt : Dār Al-Rabiyah li Al-Thiba’ah, tt),
hlm. 6

8
 AhlussunahWal- Jamaah
4. Aliran Asy’ariah
Penentang aliran Mu’tazilah. Aliran ini berpaham bahwa perbuatan
manusia merupakan ciptaan Tuhan, paham ini disebut al-kasb. Dalam
mewujudkan perbuatan yang diciptakan itu, daya yang ada dalam diri
manusia tidak punya pengaruh atau efek. Asy’ariyah juga menolak paham
Mu’atazilah tentang al-wa’dwa al-wa’id (janji dan ancaman), keadilan Tuhan
(al-‘Adl). Lebih-lebih terhadap paham Mu’tazilah tentang ‘posisinetral’ (al-
manzilahbain al-manzilatain)14.
5. Aliran Syi’ah.
Aliran ini adalah pengikut setia Ali ibn Abi Thalib. Paham-paham
doktrinnya banyak berbicara mengenai masalah politik. Soal Khilafah dan
Imamah misalnya, bahwa seorang pemimpin itu harus terbebas atau terjaga
dari perbuatan dosa (ma’shum), dan harus memiliki garis keturunan
Ali.Secara garis besarnya, aliran Syi’ah dapat dipetakan menjadi lima
golongan, yaitu Kaisaniyah, Zaidiyah, Imamiyah, Ghulat, dan Ismailiyah.
Dari kelima golongan tersebut, sebagian berpaham Mu’tazilah, sebagian lagi
berpaha mortodoks, yang sebagian yang lain berpaham antropomorfisme
(tasybiyah)15.
6. Aliran Qadariyah
Qadariyah berakar pada qadara yang dapat berarti memutuskan dan
memiliki kekuatan atau kemampuan.Sedangkan sebagai suatu aliran dalam
ilmu kalam, qadariyah adalah nama yang dipakai untuk suatua liran yang
memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam
menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Dalam paham qadariyah manusia di
pandang mempunyai qudrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya,
dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepada
qadardanqada .Aliran ini merupakan aliran yang suka mendahulukan akal
danpikiran dari pada prinsip ajaran Al-Qur’an dan hadits sendiri16.

7. Aliran Salafiyah

Secara bahasa salafiyah berasal dari kata salaf yang berarti terdahulu,
yang dimaksud terdahulu disini adalah orang-orang terdahulu yang

14
Muhammad Abu Zahrah, Al-Madhahib Al-Islamiyah, (Kairo : Maktabah Al-Adab, tt).
15
Munawwar, Bagian Ketujuh ; Aliran-Aliran Teologis Dalam Islam, UPI, hlm. 11
16
Munawwar, Bagian Ketujuh ; Aliran-Aliran Teologis Dalam Islam, UPI, hlm. 19

9
semasaRasul SAW, para sahabat, para tabi’in, dantabitttabi’in. Sedangakan
salafiyah berarti orang-orang yang mengikuti salaf .Tokoh terkenal ulama
salaf adalah Ahmad bin Hambal. Nama lengkapnya, Ahmad, bin Muhammad
bin Hambal, beliau juga di kenal sebgai pendiri dan tokoh mazhab Hambali.
Tokoh-tokohnya adalah Jamaluddin al Afgani, Muhammad Abduh dan
Rasyid Ridho17.

D.Ajaran Ajaran Teologi Islam

1. Ajaran Khawarij
a. Orang islam yang melakukan dosabesar adalah kafir dan harus dibunuh
b. Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perangantaraAisiyah,
talhah, dan zubair dengan Ali bin Abi Thalib) dan para pelaku tahkim
termasuk yang menerima dan membenarkannya dihukum kafir
c. Khalifah harus dipilih langsung oleh rakyat
d. Khalifah tidak harus keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang
muslim berhak menjadi khalifah apabila sudah memenuhi syarat-syarat
e. Khalifah dipilih secara permanen selama yang
bersangkutanbersikapadildanmenjalankansyariatislam, dan dijatuhi
hukuman bunuh bila zalim
f. Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ketuju dari masa
kekhalifahannya Usman r.a dianggap telah menyeleweng
g. Khalifah Ali dianggap menyeleweng setelah menjadi tahkim (abitrase)18
2. Ajaran Murji’ah
a. Iman hanya membenarkan (pengakuan) didalam hati
b. Orang islam yang melakukan dosa besar tidak dihukumkan kafir, muslim
tersebut tetap mukmin selama ia mengakui 2 kalimat syahadat
c. Hukum terhadap perbuatan manusia ditangguhkan hingga hari kiamat19
3. Ajaran Syi’ah
a. Al-Tauhid
Kaum Syiah mengimani sepenuhnya bahwa Allah itu ada, Maha Esa,
tunggal, tempat bergantung segala makhluk, tidak beranak dan tidak
diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang menyamainya. Dan juga
mereka mempercayai adanya sifat-sifat Allah.
b. Al-‘Adl

17
Muhammaddin, Aliran Kalam Salafiyah, UIN Raden Fatah, Palembang.

18
Said Agil Al-Munawar dan Husni Rahim, Teologi Islam Regional (Aplikasi terhadap Wacana dan
Praktis Harun Nasution), Cet. I, (Jakarta : Ciputat Press, tt) hlm. 19.
19
Muhammad Abu Zahrah, Al-Madhahib al-Islamiyah, (Kairo : Maktabah al-Adab), h. 90-120.z

10
Syiah mempunyai keyakinan bahwa Allah Maha Adil. Allah tidak
melakukan perbuatan zalim dan perbuatan buruk, karena Allah melarang
keburukan, mencela kezaliman dan orang yang berbuat zalim.
c. Al-Nubuwah
Kepercayaan syiah terhadap para nabi-nabi juga tidiak berbeda
dengan keyakinan umat muslim yang lain. Menurut mereka, Allah
mengutus sejumlah nabi dan rasul kemuka bumi untuk membimbing
umat manusia.
d. Al-Ma’ad

Ma’ad berarti tempat kembali (hari akhir), kaum syiah sangat percaya
sepenuhnya akan adanya hari akhirat, bahwa hari akhirat itu pasti
terjadi.

e. Al-Imamah
Menurutsyiah, imamah berarti kepemimpinan dalam urusan agama
dan dunia sekaligus, ia mengganti rasul dalam memelihara syariat,
melaksanakan hudut, dan mewujudakan kebaikan dan ketentraman
umat20.
4. Ajaran Qadariyah
a. Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanlah mukmin,
tapi fasik. Dan fasik masuk neraka secara kekal.
b. Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan
manusialah yang menciptakannya dan Karena itulah maka manusia
akan menerima pembalasan baik (surga) atas segala amal baiknya dan
menerima balasan buruk (siksa neraka) atas segala amal perbuatannya
yang salah dan dosa. Karena itu pula, maka Allah berhak disebut
Adil21.
5. Ajaran Salafiyah
a. Keyakinan bahwa kemajuan dan kejayaan umat islam hanya mungkin
diwujudkan jika mereka kembali keajalan islam yang masih murni dan
meneladani pokok hidup sahabat Nabi. Komponen ini merupakan satu
unsur yang dimiliki soleh salafiyah sebelumnya.
b. Perlawanan terhadap kolonialisme dan monginasi barat, baik politik,
ekonomi maupun kebudayaan.

20
Munawwar, Bagian Ketujuh ; Aliran-Aliran Teologis Dalam Islam, UPI, hlm. 11
21
Munawwar, Bagian Ketujuh ; Aliran-Aliran Teologis Dalam Islam, UPI, hlm. 19

11
c. Pengakuan terhadap keunggulan barat dalam bidang ilmu pegetahuan dan
teknologi22

22
Muhammaddin, Aliran Kalam Salafiyah, UIN Raden Fatah, Palembang.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teologi islam adalah ilmu yang membahas aspek ketuhanan dan segala
sesuatu yang berkaitan dengan-Nya.Ruang lingkupnya yaitu hal-hal yang
berhubugan dengan Allah SWT atau sering disebut dengan istilah
Mabda,bekenaan dengan utusan Allah dan sam’iyat. Teologi islam
bedasarkan Al-quran dam hadis dan sumber historis (perkembangan
pemikiran yang berkaitan dengan objek kajian ilmu tauhid.
Teologi islam disebut ilmu kalam Ahmad Hanafi menjelaskan, bahwa
ruang lingkup pembahasan ilmu kalam sama dengan ruang lingkup
pembahasan teologi. Sebagaimana ilmu kalam juga berbicara tentang sekitar
Tuhan, ada-Nya, keesaan-Nya, sifat-sifat- Nya dari segala segi hubungan
Tuhan dengan manusia dan alam.
Persoalan-persoalan politik yang terjadi di antara kaum muslimin inilah
yang menjadi penyebab timbulnya persoalan-persoalan teologi. Yakni siapa
yang kafir dan siapa yang bukan kafir, dalam arti siapa yang telah keluar dari
islam dan siapa yang masih tetap dalam islam.
Aliran-aliran teologi penting yang timbul dalam islam adalah aliran
Khawarij, Murji’ah, Mu’tazilah, Asy’ariah, Syi’ah, Qadariah, Salafiyah.
Awal mula perpecahan ini dimulai dari kematian Usman bin Affan dan
puncak perpecahan terjadi pada masa Ali bin Abi Thalib karena adanya hasil
abritase dengan Muawiyyah yang tidak disetujui banyak pihak.

B. Saran
Dengan mempelajari ilmu Teologi Islam ini di harapkan agar
mengetahui kebenaran-kebenaran tentang ketuhanan dan ketimpangan sosial
yang terjadi dapat diperbaiki atau diselesaikan dengan baik dan
benar.Dengan demikian kita sepantasnya sebagai seorang muslim
mengetahui aliran-aliran dalam islam yang dapat dijadikan pegangan dalam
pembelajaran tentang ilmu kalam atau tentang ketuhanan apalagi kita berada
pada pada lingkungan bebas yang disitu banyak aliran dan pemikiran yang
menyimpang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Sabli. 2015. Nur El-Islam Volume 2 nomor 1.


Subhi, Ahmad Mahmud. 1969. Fi ‘Ilm al-Kalam Dirasah Falsafiyyah, Dar
al-Kutub al-Jami’iyah.
Al-Munawar, Said Agil dan Husni Rahim, Teologi Islam Regional (Aplikasi
terhadap Wacana dan Praktis Harun Nasution), Cet. I, (Jakarta : Ciputat Press, tt) h.
19.
Nata, Abudin. 2008. Metodologi Studi Islam. Jakara: Rajawali Press.
Nashir, Buhuuts fii ‘Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah,
Ilhamuddin, Teologi Islam Klasik dan Kontemporer, UINSU, 2017.
Thaba, Abdul Aziz. 1996. Islam dan Negara. Jakarta : Gema Insan: Press.
Asyari, Zul. 1990. Pelaksanaan Musyawarah dalam Pemerintahan al-
khulafa al–Rasyidin. Jakarta : Kalam Mulia.
Al-Maududi, Al-Khilāfat Wa al-Mulk
Hamka. 1981. Sejarah Umat Islam. Jakarta : Bulan Bintang.
Zahrah, Muhammad Abu. Al-Madhahib al-Islamiyah. Kairo : Maktabah al-
Adab.
Hanīfah, Imam Abu. Al-Fiqh Al-Akbar fi Al-Tauhīd, Beirūt : Dār Al-Rabiyah
li Al-Thiba’ah, tt.
Munawwar, Bagian Ketujuh ; Aliran-Aliran Teologis Dalam Islam, UPI.
Muhammaddin, Aliran Kalam Salafiyah, UIN Raden Fatah, Palembang.

14

Anda mungkin juga menyukai