Disusun Oleh :
Kelas 2A
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Masa Utsmani, Syafawi, dan Mughal
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
matkul sejarah peradaban islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Eka Yudha Wibowo, selaku dosen sejarah
peradaban islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………..……..3
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………….….3
A. Latar Belakang………………………………………………………….…3
B. Rumusan Masalah…………………………………………………............3
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………….….4
1. Perkembangan islam pada masa Utsmani…………………………………4
2. Perkembangan islam pada masa Syafawi………………………………….8
3. Perkembangan islam pada masa Mughal…………………………………11
BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………..15
KESIMPULAN…………………………………………………………………..15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarah telah kita ketahui bersama, bahwa Islam sempat memiliki
peradaban yang sangat maju, yaitu pada masa Dinasti Abassiyah. Lebih tepatnya
lagi ketika Khalifah Harun Al Rasyid dan anaknya Al Ma'mun memipin, pada
sekitar abad ke 8 Masehi hingga abad ke 13 Masehi. Harun Al Rasyid dan
anaknya Al Ma'mun memiliki cita-cita yang besar yaitu untuk membangun sebuah
peradaban Islam yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Namun sayangnya
zaman keemasan Islam ini harus berakhir. Terdapat beberapa faktor yang menjadi
penyebab berakhirnya zaman keemasan Islam ini. Namun, yang paling signifakan
adalah akibat adanya serangan dari bangsa Mongol yang menghancurkan Baghdad
beserta dengan perustakaan dan pusat ilmu pengetahuan terlengkap pada masa itu,
Bayt Al Hikmah. Serangan dari bangsa Mongol ini juga menyebabkan kekuatan
politik Islam menjadi terpecah belah. Dimana wilayah kekuasaan Islam tidak lagi
berada dalam satu kesatuan besar, yang dipimpin oleh satu pemimpin yang
menjadi khilafah sebagai pusat pemerintahan. Kondisi politik Islam mulai
berkembang kembali dan mulai menunjukan kemajuan setelah munculnya tiga
kerajaan besar Islam yang letaknya saling berjauhan. Ketiga kerajaaan besar
tersebut, Kerajaan Usmani di Turki, Kerajaan Mughal di India, dan Kerajaan
Syafawi di Persia.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Utsmani, Syafawi, dan Mughal?
2) Bagaimana sistem pemerintahan pada masa Utsmani, Syafawi, dan Mughal?
3) Apa saja kemajuan yang diraih Kerajaan Utsmani, Syafawi, dan Mughal?
4) Apa penyebab keruntuhan Kerajaan Utsmani, Syafawi, dan Mughal?
C. Tujuan
1) Mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Utsmani, Syafawi, dan Mughal
2) Mengetahui sistem pemerintahan pada masa Utsmani, Syafawi, dan Mughal
3) Mengetahui kemajuan yang diraih oleh Kerajaan Utsmani, Syafawi, dan
Mughal
4) Mengetahui penyebab keruntuhan Kerajaan Utsmani, Syafawi, dan Mughal
BAB 2
PEMBAHASAN
B. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan pada masa Dinasti Utsmani menggunakan sistem
pemerintahan monarki, yaitu kekuasaan yang didasarkan pada hubungan darah atau
keturunan yang lebih dikenal dengan sistem kerajaan. Sehingga pada sistem ini pada
proses pemilihan pemimpin negara tidak menggunakan asas demokrasi yang
melibatkan rakyat pada proses sistem politik. Pada sistem monarki supremasi tertinggi
adalah seorang raja. Dapat dilihat dari peristiwa wafatnya Sultan Salim I pada tanggal
9 Syawal 926 H atau 1520 H. Keturunan selanjutnya dari Sultan Salim I adalah
Sulaiman sehingga sebagai putra mahkota sulaiman langsung mengambil kekusaan
dan naik tahta pada tanggal 20 september 1520 M delapan hari setelah ayahnya turun
tahta akibat wafat. Proses ba'iat Sulaiman Al-Qanuni sebagai sultan dilakukan di
Masjid Abu Ayyub di Konstantinopel. Di Masjid Abu Ayyub ini semua proses bai’at
terhadap putra mahkota dilakukan secara turun temurun.
Sistem politik Totaliter yang dianut pada dinasti Utsmani yang berarti segala
kebijakan serta peraturan yang berlaku di masyarakat berasal dari satu sumber
tertinggi yaitu Raja atau Sultan. Pada masa tersebut juga belum mengenal proses
politik yang melibatkan masyarakat seperti dalam kegiatan pemilu. Raja memilki hak
untuk menetukan sikap politik kerajaan baik dalam bidang ekonomi, poltik, hukum
dan militer.
C. Kemajuan
1. Bidang Pemerintahan Militer
Kekuatan militer terorganisir dengan baik, dilakukannya pembaruan dalam tubuh
organisasi militer, tidak hanya dalam bentuk personel-personel pimpinan, tetapi juga
diadakan perombakan dalam keanggotaan. Bangsa-bangsa non-turki dimasukkan
sebagai anggota, bahkan anak-anak kecil Kristen yang masih kecil diasramakan dan
dibimbing dalam suasana Islam untuk dijadikan prajurit. Pasukan ini disebut pasukan
Janissary atau al-Inkisyaryiah, pasukan inilah yang dapat menguabah dinasti Utsmani
menjadi kesatuan militer perang yang sangat kuat, dan memberikan dorongan untuk
menaklukan negara-negara nonmuslim. Pada masa kesultanan Muhammad II, dibuat
sebuah meriam dengan ukuran super besar, yang belum pernah ada sebelumnya. Dan
dibuatnya mesiu untuk meriam oleh insinyur Islam Hasan ar-Rahman Najmuddin al-
Ahdab, dan ilmu-ilmu persenjataan lainya.
2. Bidang Maritim
Pada masa sultan Muhammad II, laut dalam golden Horn menjadi pusat
perindustrian dan gudang persenjataan maritim. Maritim Turki mendominasi Laut
Hitam dan Otranto. Kemudian di masa Sultan Salim, persenjataan maritim diperluas
dari Galatha sampai ke sungai Kagithane. Dilengkapi dengan kapal laut terbesar di
dunia abad ke 16-M, Turki Utsmani telah menguasai Mediterania, Laut Hitam, dan
Samudera Hindia.
3. Bidang Pendidikan serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Dari aspek-aspek intelektual yang dicapai pada abad ke 19-M, terdapat tiga buah
surat kabar, yaitu: harian berita Takvini Veka (1831), Jurnal Tasviri Efkyar (1862),
dan Jurnal Terjumani Ahval (1860). Kemudian terjadi transformasi pendidikan
dengan membangun sekolah-sekolah dasar dan menengah (1861), dan perguruan
tinggi (1869), dan juga mendirikan fakultas kedokteran dan fakultas hukum. Di masa
Mahmud II kurikulum ditambah dengan kurikulum umum.
4. Bidang Seni dan Kebudayaan
Munculnya tokoh-tokoh penting, pada abad ke 17 muncul penyair terkenal, yaitu Nafi
(1582-1636). Nafi juga bekerja pada Murad Pasya dengan menghasilkan sastra-sastra
kaside yang mendapat tempat di hati para sultan. Dalam seni arsitektur bangunan
Utsmaniyah memiliki madzhab tersendiri yang disebut gaya Utsmani.
B. Sistem Pemerintahan
Subah adalah istilah untuk provinsi di Kekaisaran Mughal. Kata ini berasal
dari bahasa Arab. Gubernur Subah dikenal sebagai subahdar (kadang-kadang juga
disebut sebagai "Subah"), yang kemudian menjadi sub edar untuk merujuk kepada
seorang perwira di Angkatan Darat. Subah didirikan oleh badshah (kaisar) Akbar
selama reformasi administrasi 1572-1580; awalnya berjumlah 12, setelah
penaklukannya menambah jumlah subah menjadi 15 sampai akhir masa
pemerintahannya. Subah dibagi menjadi Sarkar, atau distrik. Sarkar kemudian dibagi
lagi menjadi Parganas atau Mahals. Penggantinya, terutama Aurangzeb, memperluas
jumlah subah lebih jauh melalui penaklukan mereka. Ketika kekaisaran mulai bubar
pada awal abad ke-18, banyak subah secara efektif merdeka, atau ditaklukkan oleh
Kemaharajaan Maratha atau Inggris.
2. Bidang Ekonomi
Kerajaan Mughal di India – Kontribusi Mughal dibidang ekonomi adalah
memajukan pertanian terutama untuk tanaman padi, kacang, tebu, rempah-rempah,
tembakau dan kapas. Pemerintah membentuk lembaga khusus untuk mengatur
masalah pertanian. Wilayah terkecil disebut deh, dan beberapa deh tergabung dalam
bargana (kawedanan) setiap komunitas petani dipimpin oleh mukaddam. Melalui
mukaddam inilah pemerintah berhubungan dengan petani. Disamping pertanian,
pemerintah juga memajukan industry tenun. Hasil industry ini banyak dekspor keluar
negeri seperti Eropa, Arabia, Asia Tenggara dan lain-lain. Pada masa Jahangir,
banyak investor asing yang diizinkan menanamkan investasinya, seperti mendirikan
pabrik pengolahan hasil pertanian di Surath.
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Dinasti Utsmaniyyah
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah Oghus, yang
mendiami daerah Mongol dan daerah Utara negeri Cina, yang dipimpin
Suleiman. Ia mengajak sukunya untuk menghindari serbuan bangsa Mongol
yang menyerang dunia Islam pada Tahun 1219-1220 M. Erthugul anak dari
Suleiman mendapat hadiah berupa daerah bernama Byzantium dari Sultan
Allaudin II karena telah membantu memenangkan peperangan melawan
Romawi. Setelah Erthugrul wafat, kepemimpinanya ini diteruskan oleh anak
pertamanya Utsman, yang diperkirakan lahir pada 1258 M. Dan mendapatkan
dukungan dari dinasti Saljuk. Nama Utsman inilah yang kelak menjadi nama
kerajaan Tuki Utsmani. Utsman juga dianggap sebagai pendiri dinasti
Utsmani. Sistem pemerintahan pada masa Dinasti Utsmani menggunakan
sistem pemerintahan monarki, yaitu kekuasaan yang didasarkan pada
hubungan darah atau keturunan yang lebih dikenal dengan sistem kerajaan.
Kemajuan yang diraih antara lain munculnya pasukan Janissary atau al-
Inkisyaryiah, pasukan inilah yang dapat menguabah dinasti Utsmani menjadi
kesatuan militer perang yang sangat kuat, dan memberikan dorongan untuk
menaklukan negara-negara nonmuslim. Dibidang Maritim Turki mendominasi
Laut Hitam dan Otranto. Kemudian di masa Sultan Salim, persenjataan
maritim diperluas dari Galatha sampai ke sungai Kagithane. Dibidang
Pendidikan terjadi transformasi pendidikan dengan membangun sekolah-
sekolah dasar dan menengah (1861), dan perguruan tinggi (1869), dan juga
mendirikan fakultas kedokteran dan fakultas hukum. Di masa Mahmud II
kurikulum ditambah dengan kurikulum umum. Kemudian dibidang Seni dan
kebudayaan munculnya tokoh-tokoh penting, pada abad ke 17 muncul penyair
terkenal, yaitu Nafi (1582-1636). Nafi juga bekerja pada Murad Pasya dengan
menghasilkan sastra-sastra kaside yang mendapat tempat di hati para sultan.
Dalam seni arsitektur bangunan Utsmaniyah memiliki madzhab tersendiri
yang disebut gaya Utsmani. Dan penyebab kemunduran dari dinasti utsmani
adalah antara lain pengganti sultan yang tidak cakap dalam memimpin
pemerintahan, korupsi dan juga foya foya dari para pejabat, kekalahan perang.
b. Dinasti Syafawi
Berdirinya Dinasti Safawiyah berawal dari gerakan tarekat yang diberi
nama Safawiyah. Gerakan ini muncul di Persia, tepatnya di Ardabil, sebuah
kota di Azerbaijan. Wilayah ini banyak ditinggali oleh suku Kurdi dan Armen.
Nama Safawiyah dinisbahkan kepada nama salah seorang guru Sufi di Ardabil
bernama Syekh Ishak Safiuddin atau Shafi Ad-Din. Kemudian murid-murid
tarekat mendukung tarekat Safawiyah untuk menghimpun kekuatan dengan
menjadi tentara dan sangat fanatik kepada keyakinannya. Bahkan, mereka juga
menentang orang-orang yang tidak sepaham dengan mereka. Keterlibatan
tarekat Safawiyah dalam perpolitikan yang semakin besar mengantarkan
tarekat Safawiyah berhadapan dengan kekuatan besar yang berkuasa saat itu
yaitu Turki Utsmani. Pada saat Junaid memiliki konflik dengan Qara Qayunlu,
ia mengalami kekalahan dan diasingkan ke suatu tempat.Di tempat itu Junaid
mendapat perlindungan dari penguasa Diyar Bakr yang juga bangsa Turki.
Junaid tinggal di istana Uzun Hasan yang pada saat itu menguasai sebagian
Persia. Pada pemerintahan Abbas I merupakan puncak kejayaan Dinasti
Safawiyah. Secara politik Abbas I dapat mengatasi berbagai kemelut di dalam
negeri yang mengganggu stabilitas negara dan berhasil merebut kembali
wilayah-wilayah yang dulu pernah direbut dinasti lain pada pemerintahan
sultan-sultan sebelumnya. Kemajuan lain yang dicapai Dinasti Safawiyah
antara lain, dalam bidang ekonomi yaitu jalur dagang yang diperebutkan
belanda, Inggris dan Perancis dapat dikuasai dinasti ini. Penyebab
kemunduran dinasti syafawi karena terjadinya perang saudara antara penganut
syiah dan juga sunni dan juga terjadinya pemberontakan.
c. Dinasti Mughal
Dinasti Mughal merupakan dinasti yang diperintah oleh raja-raja yang berasal
dari daerah Asia Tengah, keturunan Timur Lenk. Timur Lenk adalah seorang
muslim yang fanatik. Ia mengadakan ekspansi ke India tahun 1398 M.
Sementara generasi kelima dari Timur Lenk, yakni Zahiruddin Babur-lah yang
berusaha ingin menguasai India secara menyeluruh. Awalnya Ia menguasai
Punjab, kemudian Delhi. Akan tetapi gerak ekspansinya sempat dihadang oleh
Dinasti Lody, hingga akhirnya pecahlah Perang Panipat I tahun 1526 M. Lody
pun terbunuh dan Babur berhasil menguasai sebagian besar daerah di India.
Babur berkuasa hingga tahun 1530 M, kemudian digantikan oleh putranya,
Nashiruddin Humayun (1530-1540 dan 1555-1556 M). Pemerintahan dimasa
mughal daerahnya dibagi menjadi 15 subah(provinsi). Kemajuan yang diraih
antara lain di bidang militer, pasukan Mughal dikenal sebagai pasukan yang
kuat. Mereka terdiri dari paukan gajah, berkuda dan meriam. Dibidang
ekonomi adalah memajukan pertanian terutama untuk tanaman padi, kacang,
tebu, rempah-rempah, tembakau dan kapas. Kemudian yang menonjol dari
arsitektur Mughal adalah pemakaian ukiran dan marmer yang timbul dengan
kombinasi warna-warni. Penguasa-penguasa setelah Aurangzeb tidak mampu
mengembalikan supremasi Mughal. Masa pemerintahan yang pendek dan
banyaknya pemberontakan serta lemahnya kekuatan menjadi faktor penyebab
kemunduran dinasti Mughal. Serta pengaruh dari penjajahan Inggris membuat
dinasti Mughal hancur.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.mahadalyjakarta.com/sejarah-berdirinya-kerajaan-turki-utsmani-dan-kejayaannya/
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/28073/F.BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
https://wawasansejarah.com/dinasti-safawiyah-di-persia/
https://kajianpemikiranislam.com/dinasti-syafawi/
http://digilib.uinsby.ac.id/366/9/Bab%202.pdf