Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SEJARAH ILMU FALAK

Disusun Oleh :

HARAPAN ISAQ ( 202213025 )

ELYA MUNAWWAROH NASUTION ( 202213032 )

NURLAILI ( 202213041 )

Dosen Pembimbing :

Hasna Tuddar Putri, S.H.I., M.S.I

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE

2022
KATA PENGANTAR

Bissmilahirrahmanirrahim

Alhamdulillah segala puji syukur hanya untuk Allah dan telah


mencurahkan Rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas dalam menyusun makalah ini yang berjudul "SEJARAH ILMU FALAK".

Shalawat serta salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad


SAW. Dan keluarganya juga para sahabatnya serta para pengikut nya yang
serta sampai akhir zaman.

Makalah ini adalah makalah yang dapat memotifasi anda untuk


memperdalam tentang “ Ilmu Falak". Kami mencari isi yang tercantum dalam
makalah ini dari sumber-sumber yang terkemuka dan dari buku-buku yang
membahas tentang hal yang bersangkutan.

Dalam menyusun makalah ini kami menyadari masih banyak


kekurangan dalam isi, bentuk maupun susunan kalimatnya akan tetapi berkat
bimbingan dan dorangan serta do'a dari berbagai pihak maka kesulitan-
kesulitan yang kami hadapi, Alhamdulillah dapat teratasi. Namun kami
tetap menerima dan mengaharapkan kritik serta saran dari pembaca yang
menuju ke arah kebaikan dan kesempurnaan dalam makalah ini.

Semoga apa yang kami usahakan ini kiranya dapat bermanfaat bagi
kami khususnya dan para pembaca umumnya, Amin.

Lhokseumawe, 23 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Ilmu Falak Pada Masa Pra Islam.......................................... 2
B. Ilmu Falak Pada Masa Islam................................................. 8
C. Sejarah Ilmu Falak di Indonesia........................................... 11

BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu falak telah muncul sejak zaman Nabi Idris Alaihissalam, ia dianggap
sebagai tokoh ilmu falak pertama di dunia, walaupun ada beberapa yang
berpendapat bahwa Nabi Adam karena ia telah Allah ajarkan segala imu dan
nama-nama benda, pendapat lain menyebutkan bahwa Nabi Unusy (cucu nabi
Adam Alaihissalam), terlepas dari perbedaan tersebut, ilmu falak terus
dikembangkan dan dipelajari oleh manusia. Beberapa peradaban tercatat
menghasilkan banyak temuantemuan yang memberikan sumbangan besar
terhadap perkembangan ilmu falak seperti peradaban dikawasan Mesopotamia,
Mesir Kuno, India dan Persia Kuno, Cina kuno bahkan bangsa Arab sebelum
kedatangan Islam. Para Astronom Islam (Ahli Ilmu Falak) pada masa keemasan
Islam seperti al-Biruni, al-Khawarizmi, al-Khujandi dan yang lainnya belajar dari
warisan literatur pada peradaban sebelum datangnya Islam. Oleh sebab itu penulis
mencoba membuka lembaran sejarah bagaimana perkembangan Ilmu falak
sebelum Nabi Muhammad diutus ke muka bumi untuk menyelesaikan risalah
kenabian dan membawa rahmat bagi seluruh alam.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Ilmu Falak pada masa pra islam.
2. Menjelaskan ilmu falak falak pada masa islam.
3. Menjelaskan apa itu ilmu falak di Indonesia.

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan ilmu falak pada masa pr
islam.
2. Untuk mencari tau bagaimana perkembangan ilmu falak pada masa
islam.
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan ilmu falak di Indonesia.

1
BAB II
PENDAHULUAN

A. Ilmu Falak Pada Mada Pra-Islam


1. Ilmu Falak Pada Peradaban Mesopotamia

Secara geografis Mesopotamia di tengah dua aliran sungai Tigris


dan Eufrat, dari teluk Persia kurang lebih 170 mil. Sungai Eufrat dan
Tigris mengalir dari pegunungan Asia minor sebelah barat daya
Mesopotamia. Negara-negara kota (city-stales) di lembah bagian bawah
merupakan negara-negara awal di Mesopotamia. Masing-masing Negara
mungkin telah memiliki tanggung jawab secara independen dalam
menata negaranya seperti membuat irigasi dan pemeliharaannya.
terkadang terjadi konflik dan menolak adanya hegemoni atau
kepemimpinan seseorang atau yang lain. Peradaban besar pertama
diawali oleh bangsa Sumeria pada masa neolitik. dari kawasan
perbukitan sebelah timur laut Mesopotamia Orang-orang Sumeria ini
diperkirakan datang sebelum tahun 4000 SM.1

Bangsa Somit dari Akkadia menguasai mulai dari Teluk Persia


sampai masuk Mesopotamia. Pada abad ke-26 SM menguasai
Mesopotamia selama dua abad yaitu 2500-2300 SM. Meskipun bangsa
Somit menguasai kota-kota yang dibangun oleh bangsa Sumeria, namun
mereka tidak merusak budaya yang ada, bahkan mengadopsinya mulai
dari tulisan, sistem kalender dan cara bisnis, sehingga terjadi asimilasi
budaya yang kondusif. Kemudian Bangsa Assyria pada tahun 910 SM
mereka menguasai Babylonia. Pada 860 SM Mediterania telah dikuasai
dan mengontrol Syria, tahun 722 terbentuklah dinasti baru bagi bangsa
Assyria dengan raja pertamanya adalah Sargon 11.

1
Sayuti Ali,M.,1997, Ilmu Falak,Jakarta :PT granfindo Persada.

2
Babylonia mengalami masa kemunduran atau masa transisi di
kawasan Mesopotamia setelah tahun 1800 SM, yaitu masa disintegrasi
dan mengalami perjalanan panjang selama enam abad dengan ditandai
oleh berdirinya banyak dinasti-dinasti kecil. Salah satu contohnya adalah
Emperium Hittite merupakan kelompok yang semi independen dengan
seorang raja yang kuat, pemerintahannya bersifat otokrasi. kedatangan
Bangsa Assyria menjadi penanda periode baru bagi kawasan bulan sabit
yang subur. Bangsa ini mampu menaklukkan wilayah Timur dekat.

Pada tahun 910 SM mereka menguasai Babylonia, 860 SM


Mediterania telah dikuasai dan mengontrol Syria, tahun 722 SM
terbentuklah dinasti baru bagi bangsa Assyria dengan raja pertamanya
adalah Sargon 11.. Rahasia kesuksesannya adalah dukungan kekuatan
militer yang tiada bandingnya, meneror terhadap siapa saja yang berani
melawan penguasa Assyria, dan sistem administrasi propinsi yang lebih
maju. Pencapaian Ilmu Falak pada masa Mesopotamia ketertarikan
orang-orang mesopotamia terhadap ilmu perbintangan yang dianggap
memberi informasi tentang nasib masa depan. Ketertarikan itulah yang
menghantarkan astronomi pada kemajuan pesat pada masa ini. Mereka
telah mengenal dua belas rasi bintang yang diidentifikasi melalui dua
belas segi zodiak. Lima buah planet yang dikenal menjadi nama-nama
dewa penting.2

Planet-planet tersebut adalah Marduk atau Jupiter, Nabu atau


Mercurius, Ishtar atau Venus dan lainnya. Selain itu kebutuhan
masyarakat Mesopotamia dalam membantu kehidupan mereka seperti
penentuan musim, arah mata angin, pegantian bulan dan hari. Pada masa
itu perhitungan tentang terjadinya gerhana matahari dan bulan
berdasarkan posisi bintang, serta munculnya tabletabel pergantian

2
Masfuka, 2009, Ilmu Falak,Jakarta:Gaung persasada press Jakarta

3
musim, waktu, kalander, gerhana, dan pemetaan langit. Beberapa tokoh
ilmu falak pada masa peradaban Seleucos, Arrian, dan Hipparchus.

2. Ilmu Falak pada Peradaban Mesir Kuno

Peradaban Mesir kuno mulai menempati kawasan lembah Nil


sekitar tahun 5000-525 SM. Secara kronologis, sejarah Mesir dapat
dibagi menjadi 5 periode :

1) Sejarah Mesir sebelum tahun 3400 SM disebut dengan periode


prasejarah, periode kerajaan lama (3400-2475 SM),
2) Periode transisi feudalisme (2475-2160),
3) Periode pertengahan (2160-1780 SM),
4) Periode dominasi Hykso (1780-1580 SM)
5) Periode emperium (1580-525 SM).

Dinasti keempat adalah yang paling kuat dengan membangun


piramida besar sebagai kuburan pagi Firaun Khufu dan dikenal dengan
Cheops. Pembangunan piramida ini membutuhkan 100.000 pekerja
dikerjakan selama dua puluh tahun. Bangunan ini didesain untuk
memprotek jasad Firaun setelah mati. Dari sini, menunjukkan bahwa
pengetahuan geometri telah dikenal baik oleh bangsa Mesir, mereka
telah menggunakan perunggu untuk memotong batu.

Ramses II (1292-1225 SM) dinasti ke-19, dikenal sebagai Firaun


yang menindas bangsa Yahudi dan berusaha untuk memulihkan kembali
kejayaan emperium Mesir. Usaha ini cukup berhasil kekuatan bangsa
Mesir dibangun kembali di Dyria selatan dan Palestina. Monumen-
monumen besar telah dibangun disepanjang sungai Nil, sehingga dari
luar emperium tampak makmur dan aman. Konon Nabi Musa hidup
sezaman dengan pemerintahan Ramses II. Sistem pemerintahan di
kerajaan Mesir lama adalah absolut secara ekstrim, seluruh kekuasaan
berada di bawah tangan Firaun.

4
Istilah Firaun berarti rumah besar (Great House). Para Firaun
merupakan pemilik utama asset Negara, tidak ada pertanyaan bagi para
penguasa ini. Siapa saja yang melanggar ini maka akan mendapat sangsi
dari para dewa. Pemerintahan Mesir bersifat teokratik, dengan
memadukan fungsi agama dan fungsi politik. Di samping sebagai raja,
Firaun sebagai dewa penguasa tanah dan spiritual. Bangsa Mesir kuno
memiliki banyak Tuhan. Misalnya seperti Dewa Ra yaitu dewa matahari.
Dewa Osiris dewa air, Dewi Isis ibu yang agung. Di antara dewa-dewa
tersebut Ra-lah yang paling penting. Akan tetapi setelah berada di
kekuasaan Thebes, posisinya digantikan oleh dewa Anum atau dewa
yang agung (supreme god) kemudian digabung menjadi Anum-Ra,
Bangsa Mesir juga sudah mengenal lagulagu untuk memuja para dewa,
seperti Hymn to the sun.

Bangsa mesir kuno tidak memfokuskan obeservasi mereka pada


pembahasan gerhana, dan pergerakan benda langit. Fokusnya pada
penakaran yang di percaya jika muncul beberapa bintang Sirius di timur
pada bulan musim panas sekitar tanggal 19 tamuz dan mulai bersinar
pada bulan Ab, maka biasanya pada saat itu sungai nil akan banjir.
Sistem penanggalan sudah dikenal dengan baik, penetapan jumlah hari
sebanyak tiga puluh dalam satu bulan dan jumlah bulan sebanyak dan
belas dalam satu tahun setiap akhir tahun ditambah dengan lima hari.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, bangsa Mesir adalah pertama kali
dalam matematika terapan, tetapi mereka sedikit kemajuan dalam bidang
fisika dan astronomi. Sekitar tahun 1500 SM mesir telah mengenal dan
meciptakan mizwalah (jam matahari), hakikatnya pengetahuan ilmu falak
(Astronomi) bagi bangsa Mesir kuno adalah digunakan dalam penentuan
penyembahan mereka terhadap dewa-dewa mereka.

5
3. Ilmu Falak pada Peradaban Yunani

Pada abad 6 SM ilmu falak telah berkembang di yunani kuno,


seorang tokoh bernama Thales diduga sebagai pelopor ilmu falak di
Yunani, Thales berpendapat bahwa bumi meruapakan dataran luas.
Kemudian, pendapat Thales ini dibantah oleh Pitagoras yang mengatakan
bahwa bumi itu bulat. Penemuan terbesar Thales adalah Thales berhasil
memprediksi terjadinya gerhana matahari, menurut astronom modern
bahwa gerhana yang dimaksud terjadi bertepatan dengan 28 Mei 583 SM,
walaupun belum tentu perkiraan Thales sesuai dengan tanggal tersebut,
tapi setahun sebelumnya Thales telah memperkirakan garhana itu.3

Ilmu Falak (Astronomi) telah mendapat kedudukan yang sangat


penting dan luas di Yunani pada masa keemasan ilmu
pengetahuan.Nama-nama ahli ilmu Falak (Astronomi) yang terkenal
sebelum Islam antara lain :

1) Aristoteles ( 384 – 322 SM ) pendapat Aristoteles yang menyatakan


bahwa pusat jagat raya adalah bumi.sedangkan bumi dalam keadaan
tenang , tidak bergerak, dan tidak berputar. Semua gerak benda-
benda angkasa mengitari bumi. Lintasan masing-masing benda
angkasa berbentuk lingkaran. Sedangkan peristiwa gerhana tidak lagi
difahami sebagai mitos-mitos, melainkan merupakan peristiwa alam.
Pandangan manusia mulai teralihkan mengikuti pandangan
Aristoteles, yaitu Geosentris bumi sebagai pusat peredaran
bendabenda langit.
2) Aristarchus (250 SM), pendapat Heliosentris dikemukakan olehnya,
beliau mengatakan bahwa bumi berputar mengelilingi matahari.
Pada saat itu teori ini tidak mendapat dukungan walaupun akhirnya
terbukti benar.

3
Jamil, A, t.t.,Ilmu Falak 1, (Teori dan Aplikasi), Jakarta; Amzah.

6
3) Hiparchus, pendapat nya mengenai bumi adalah bumi itu diam dan
seluruh benda langitlah yang bergerak.
4) Claudius Ptolomeus (160 M) Geosentris merupakan padangan
Ptolomeus terhadap kosmos seperti pendapat yang dipegangi oleh
Aristoteles, benda langit seperti bulan, Merkurius, Venus, matahari,
mars, Yupiter, Saturnus mengitari bumi. Ptolomeus mempunyai
buku besar tentang ilmu bintang–bintang yang berjudul ‚ “Syntasis”
Pandangan Ptolomeus yang geosentris ini berlaku sampai pada abad
ke- 6 M tanpa ada perubahan.

4. Ilmu Falak pada Peradaban Cina dan Persia

Konfusius (V SM) telah mempelopori kemajuan ilmu Falak


dalam peradaban Cina yang berhasil memperhitungkan terjadinya
gerhana, diperkirakan juga bahwa bangsa Tiongkok telah melakukan
kajian dan perhitungan tehadap Nova, Supernoba. Sebelumnya Dinasti
He sudah menggunakan penanggalan Khongcu sekitar tahun 2205-1766
SM, kelender ini didasarkan pada peredaran bulan dan matahari, yang
kemudian dikenal dengan kalender Imlik dan digunakan kembali oleh
Kondusius pada 551-479 SM. Pada tahun 350 SM, astronom Cina
bernama Shi Shen bersali menyusun katalok yang terdiri dari 800 entri
tentang bintang-bintang dan dianggap sebagai katolog teruta. Sekitar
tahun 140-104 SM muncul Lo Hsia Hung yang hidup di bawah
pemerintahan Han Barat. Dia adalah salah seorang astronom China yang
menyusun kalender terkenal T'ai ch'u li pada tahun 104 SM.4

Pada abad pertama SM muncul astronom Cina bernama Liu Hsin.


Dia adalah seorang bangsawan kerajaan di bawah kekaisaran Han Barat
dan melakukan bunuh diri tahun. Dia menggantikan ayahnya, Liu Hsiang
sebagai pustakawan kerajaan pada tahun 7 SM. Pada tahun berikutnya
4
Sariytin SHADIQ, T.T., Ilmu Falak 1, Surabaya.

7
dia menyelesaikan katalog Han Iwen chih yang telah dimulai oleh
ayahnya. Dia juga menulis tisalah tentang kalender yang disebut dengan
San-t'ung-li. Disisi lain Persia menjadi penyumbang besar dan pengaruh
dalam ilmu falak nantinya pada masa keemasan Islam. Ilmu falak di era
sasanid Persia pada awalnya lebih terarah pada Astrologi seperti yang
terlihat pada Zij Syah (Zij Syahryan) adalah teks yang memuat koleksi
observasi dan table astronomis benda-benda langit yang dibuat pada
masa Dinasti Sasanid Persia. Dalam perkembangannya teks ini
mengaalami beberapa kali kodifikasi yakni pada tahun 450 SM, pada
tahun 556 M pada masa pemerintah Kisra Anushirawan dan tahun 630
SM yang dilakukan pada masa kekuasaan Yazdegerd III.

B. Ilmu Falak Pada Masa Islam


1. Era Abbasiyah dan setelahnya

Pada masa Khalifah Al-Mamun muncul ilmuwan muslim ternama


di bidang astronomi seperti Musa bin Syakir, Yahya bin Abu Manshur,
Al-Khawarizmi hingga Muhammad bin Musa bin Syakir. Ia mendorong
para ilmuwan muslim yang menjadi ahli ilmu astronomi untuk giat
melakukan penelitian. Terutama untuk mengoreksi kebenaran teori
Ptolomeus. Para ahli astronomi di Baghdad saat itu dimintanya untuk
meneropong bintang-bintang langit lalu mencatat hasilnya.  Mereka
selalu menguji pernyataan dan kesimpulan yang disampaikan Ptolomeus
dengan penelitian ilmiah.5

Berbagai kemudahan dan fasilitas yang diberikan oleh Khalifah


Al-Mamun para peneliti semangat dalam menekuni dunia astronomi.
Terbukti dengan ditemukannya ilmu hisab arudh atau aritmatika oleh
anak-anak Musa bin Syakir. Khalifah juga membangun sejumlah tempat

5
http://2007.multiply.com/journal/item/36/One Earth One Sky One Universe » Blog
Archive»Sistem Koordinat Benda Langit.

8
sebagai observatorium mulai dari pinggiran Kota Baghdad dekat dengan
pintu gerbang Syamsyiah. Ia juga membangun obervatorium di
Jundisabur dan di Qasiyun, Damaskus dan diikuti oleh pembangunan di
kota-kota Islam lainnya. Salah satunya di Persia, di sana terdapat
teropong Maragha yang dibangun oleh Nasiruddin al-Thusi. Teropong
tersebut termasuk teropong paling terkenal dan terbesar, sehingga hasil
pengamatannya lebih detail. Tidak hanya itu para ahli astronomi dan
bangunan observatoriumnya juga bisa kita jumpai Ibnu Syathir di Syam,
Ad-Dinawariyi di Asfahan, lalu Ulugh beg di Samarkand. Pada setiap
bangunan observatorium ini dilengkapi dengan sejumlah alat-alat
pendukung seperti pasak, pemangkas, alat segi empat cekung, segi empat
melengkung, alat pelobang, alat petunjuk zenit, mengenal titik arah dan
ketinggian, alat lingkaran kestabilan dan berbagai macam pengukur sudut
dan alat deteksi untuk memperkirakan waktu.

Para ilmuwan muslim juga masih memanfaatkan sejumlah alat-


alat pengamatan era Yunani, seperti alat astrolabe (perkirakan tinggi
bintang). Namun demikian para ilmuwan muslim tetap melakukan
pembaruan di bidang rumus sesuai hasil penelitian yang mereka
temukan. Alat lainnya yang digunakan selama proses pengamatan
bintang-bintang adalah alamanak perbintangan dan teropong bintang.
Almanak paling terkenal ialah Almanakn Ibnu Yunus oleh Ali bin
Abdurahman bin Yunus.

2. Tokoh Astronom Muslim


1) Abdurahman As-Sufi

Abdurahman As-Sufi termasuk ilmuwan pertama yang


membuat jadwal terbit bintang-bintang secara mendetail. Hal ini ia
tuliskan dalam Kitab Bintang-bintang Terbit yang ditulis pada tahun
299H bertepatan dengan tahun 911 M. Kitab tersebut menyebutkan
tentang sejarah, tempat orbit, hingga pergerakan 1000 bintang.

9
Berkat karyanya tersebut, para ilmuwan menisbatkan namanya pada
sebuah tempat pendaratan di bulan.6

2) Al-Farghani

Astronom-astronom hebat era Islam diantaranya ada Al-


Farghani, yang menjadi rujukan bagi astronom Eropa Barat dan
Asia. Lalu al-Batani lewat karyanya yang terkenal Az-Zaijush Shabi
yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa latin pada abad ke-12.

3) Abu Wafa’ al-Buzajani

Abu Wafa’ al-Buzajani ialah penemu alat Muadalat, alat


untuk meluruskan tempat-tempat bulan. Ia adalah ilmuwan yang
berjasa dalam mengembangkan ilmu astronomi dan mekanika, sebab
ia berhasil mengungkapkan adanya kekeliruan dalam teori gerakan
bulan.

4) Abu Ishak An-Naqash Az-Zarqani

Abu Ishak An-Naqash Az-Zarqani, seorang ilmuwan muslim


kelahiran tahun 1028 M yang tidak hanya dikenal dalam ilmu
astronomi namun juga matematika. Ia adalah ilmuwan muslim asal
Andalusia atau Spanyol, penemu Lembaran Toledo. Sebuah temuan
yang disematkan karena nama Kota Toledo di Spanyol. Hasil
temuannya dia abadikan dalam Kitab Ash-Shahifatu Az-Zaijiyah.
Melalui karyanya ini ia membertahu cara baru penggunaan astrolabe.
Tidak hanya itu Abu Ishak An-Naqash Az-Zarqani juga berjasa
dalam penemuan gerakan kemiringan orbit matahari terhadap
bintang-bintang.

5) Abu Basar Bahauddin Al-Kharaqi.

6
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koordinat_ekuator diakses pada 17okober 2017

10
Abu Basar Bahauddin Al-Kharaqi seorang ilmuwan muslim
ternama abad keenam hijriyah. Karya-karyanya yang terkenal ialah
At-Tabshirah dan Muntaha Al-Idrak fi Taqsim Al-Aflak.

6) Badi’ Al-Asthralabi

Badi’ Al-Asthralabi seorang ilmuwan era tahun 534 Hijriyah


atau 1139 M yang dikenal ahli dalam menciptakan alat-alat
astronomi. Karyanya yang melegenda ialah susunan jadwal
astronomi pada masa Sultan As-Saluji di Baghdad. Hal ini ia tulis
dalam kitabnya berjudul Az-Zanji Al-Mahmudi. Penamaan ini ia
nisbatkan pada nama penguasa saat itu Mahmud Abu Al-Qashim bin
Muhammad.

7) Ibnu Syathir

Ibnu Syathir seorang ilmuwan muslim era Utsmani yang


hidup pada tahun 778 Hijriyah atau 1375 Masehi. Temuannya
menjadi panduan dalam bidang astronomi selama beberapa abad di
Eropa dan Asia. Temuannya yang terkenal adalah Almanak
Perbintangan Ibnu Syathir. Sebuah kitab petunjuk cara-cara
pemanfaatan alat astronomi untuk melengkapi temuan-temuan
ilmuwan terdahulu. Selanjutnya pada masa Sultan Murad I, ia
membuat karya yang berjudul kifayah qunu’ fil amal bir rubu al-
Maqthu. Bahkan mahakaryanya ini terbukti dijiplak oleh ilmuwan
Barat, Copernicus.

8) Ulugh beg

Ulugh beg yang juga ilmuwan era Utsmani ini dikenal lewat
alat-alat teropongnya yang baru. Penelitiannya yang berlangsung
sejak tahun 727 H sampai tahun 839 H yang bertepatan dengan 1327
M sampai tahun 1435 M ialah berupa almanak Ulugh beg. Ia

11
berhasil menetapkan tempat-tempat bintang dengan detail dan teliti
termasuk gerhana matahar dan bulan.

9) Ar-Rudani Syamsuddin Al-Fasi

Ar-Rudani Syamsuddin Al-Fasi merupakan ilmuwan


astronom periode akhir. Dia menciptakan alat astronomi untuk
mengetahui tentang waktu yang dilengkapi dengan gambar-gambar
bercat putih berlapis varnis kapas. Risalahnya yang lain adalah
tentang tata cara pembuatan dan penggunaannya.

C. Sejarah Ilmu Falak Di Indonesia


1. Historiografi Perkembangan di Indonesia

Secara sepintas, jelas tampak bahwa perkembangan ilmu falak di


Tanah Air merupakan buah dari perjalanan para tokoh Nusantara ke
pusat-pusat keilmuan dunia waktu itu khususnya Haramain. Namun patut
dicatat pula bahwa kunjungan para tokoh ini melahirkan apa yang
dinamakan rihlah ilmiah dan pada batasbatas tertentu membentuk
jaringan keilmuan ulama Nusantara. Kemajuan sains dan teknologi, di
antaranya ilmu falak, yang dicapai pusat-pusat keilmuan ketika itu seperti
Mesir, Suriah dan Haramain sejatinya memberi pengaruh besar bagi
wawasan sains para pelajar Nusantara.7

Kontak dan interaksi mereka kepada tokoh-tokoh yang memiliki


keahlian di bidang ilmu falak pada akhirnya memberi wawasan penting
bagi para pelajar Nusantara yang berikutnya dibawa ke Nusantara.
Perkembangan ilmu falak di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari
kehadiran beberapa ulama Timur Tengah ke Nusantara. Di antaranya
ulama yang berkunjung adalah Syekh ‘Abd al-Rahmân bin Ahmad pada

7
http://zulaikhamufida.blogspot.co.id/2015/03/sistem-koordinat-langit.html  diakses pada
20 oktober 2017.

12
tahun 1314/1896, yang berasal dari Mesir. Ulama ini mengunjungi Kota
Betawi dan membawa sejumlah catatan astronomi bernama Zij Sulthany
karya Ulugh Bek (w. 1449 M). Ia kemudian mengajarkan kitab ini
kepada sejumlah ulama di Betawi.

Di antara muridnya adalah Ahmad Dahlân Semarang-Termas (w.


1329/1911) dan Habib Usman bin Abdillah bin ‘Aqil bin Yahya yang
dikenal sebagai seorang Mufti Betawi. Kemudian, perkembangan ilmu
falak di Indonesia juga bisa dilihat dari kitab yang berjudul Mathla‘ al-
Sa‘îd fî Hisâb al-Kawâkib ‘ala Rashd al-Jadîd karya Husain Zaid al-
Mishra dan alManâhij al-Hamidiyah karya ‘Abd al-Hamid Mursy Ghais
al-Falaki al-Syâfi‘i. Menurut informasi yang ada, dua buku ini dibawa
dari Timur Tengah oleh tokoh-tokoh (ulama) yang menunaikan ibadah
haji setelah menyempatkan diri untuk belajar di Tanah Suci. Pada
perkembangan seterusnya, karya-karya ilmu falak yang dihasilkan oleh
ulama Nusantara periode berikutnya hanyalah repetisi dominan dari
kedua buku di atas.

Di antara kitab-kitab karya ulama Nusantara yang bergenre dua


buku ini adalah alKhulâshah al-Wafiyyah karya Zubair ‘Umar al-Jailânî
yang dicetak tahun 1354/1935, Ilmu Falak dan Hisâb dan Hisâb ‘Urfi dan
Hakiki, keduanya karya K. Wardan Diponingrat, dicetak tahun 1957. Al-
Qawa’id al-Falakiyah karya Abdul Fattah al-Sayyid alThufi, Badi‘ah al-
Mitsal karya Ma’shum Jombang (w. 1351/1933), Almanak Menara
Kudus karya Turaikhan Adjhuri, Nurul Anwar karya Noor Ahmad SS
Jepara yang dicetak pada tahun 1986, al-Maksuf karya Ahmad Saleh
Mahmud Jauhari Cirebon, dan Ittifaq Dzat al-Bain karya Muhammad
Zuber Abdul Karim Gresik. Patut dicatat, bahwa perkembangan ilmu
falak di Nusantara juga tidak bisa dilepaskan dari proses masuknya Islam
ke Nusantara.

13
Seperti jamak diketahui, ada banyak teori tentang masuknya
Islam ke Nusantara, di antaranya mengasumsikan berasal dari orang-
orang Arab yang melakukan perjalanan perdagangan ke Nusantara,
bahkan sampai ke Cina melalui jalur laut. Teori lain menyebutkan bahwa
orang-orang Arab yang bermigrasi dan kemudian menetap di wilayah
India yang akhirnya mendakwahkan Islam ke Nusantara. Dalam konteks
ini patut dicatat bahwa sejak silam orang-orang Cina dan India sejatinya
telah memiliki tradisi astronomi sekaligus astrologi. Dengan demikian
patut diduga wawasan para petualang India-Arab ke Nusantara ini ikut
memberi khazanah ilmu falak di Nusantara. Seperti dikemukakan Hunke,
sejak lama orang-orang Cina telah mengetahui konsep arah melalui jarum
magnetik (kompas) yang ditunjukkan melalui arah utara-selatan
meskipun penggunaannya dalam kepentingan pelayaran baru mereka
ketahui dari orang-orang Arab.

Menurut Hunke, pada abad 11 M, telah ada kapal-kapal saudagar


Arab yang mengangkut barang-barang dagangan menyeberangi samudra
Hindia. Hal ini diperkuat lagi dengan ditemukannya sumber-sumber Arab
yang memberi informasi bahwa orang-orang Arab telah terbiasa
menggunakan kompas di kapal-kapal mereka tatkala menyeberangi
lautan. Berdasarkan informasi yang ada lagi, beberapa buku yang
dipelajari di Haramain antara lain Risâlah al-Mardini wa al- Syalbi fi al-
Falak, al-Taqrîrât al-Nafisah fî Bayân al-Basithah alKabisah, dan al-Rub‘
al-Mujayyab. Ketiganya adalah karya Ahmad bin Muhammad al-
Qasthallani. Selanjutnya al-Mukhtashâr fî Ma‘rifah al-Sinin wa al-Rub‘
al-Musytahir karya Syaikh Ahmad Zaini Dahlân, al-Jawâhir al-Naqiyyah
fî al-‘Amal al-Jaibiyyah karya Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau,
Taqrib al-Maqshid fi al- ‘Amal bi al-Rub‘ al-Mujayyab karya
Muhammad Mukhtar bin ‘Atharid al-Bogor, dan Majmu‘ah Arba‘ Rasâ’il
Falak karya Khalifah bin Ahmad al-Nabhani. Adapun yang mengajarkan
Risâlah alMardiny adalah Syaikh ‘Abdurrahmân al-Dahlân (w.

14
1338/1919). Syaikh Khalifah an-Nabhani mengajarkan al-Taqrîrât al-
Nafisah, sementara al-Rub‘ al-Mujayyab diajarkan oleh Syaikh Ja‘far
alLubni (w. 1340/1921).

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu falak telah muncul sejak zaman Nabi Idris Alaihissalam, ia dianggap
sebagai tokoh ilmu falak pertama di dunia, walaupun ada beberapa yang
berpendapat bahwa Nabi Adam karena ia telah Allah ajarkan segala imu dan
nama-nama benda, pendapat lain menyebutkan bahwa Nabi Unusy (cucu nabi
Adam Alaihissalam), terlepas dari perbedaan tersebut, ilmu falak terus
dikembangkan dan dipelajari oleh manusia. Beberapa peradaban tercatat
menghasilkan banyak temuantemuan yang memberikan sumbangan besar
terhadap perkembangan ilmu falak seperti peradaban dikawasan Mesopotamia,
Mesir Kuno, India dan Persia Kuno, Cina kuno bahkan bangsa Arab sebelum
kedatangan Islam. Para Astronom Islam (Ahli Ilmu Falak) pada masa keemasan
Islam seperti al-Biruni, al-Khawarizmi, al-Khujandi dan yang lainnya belajar dari
warisan literatur pada peradaban sebelum datangnya Islam. Oleh sebab itu penulis
mencoba membuka lembaran sejarah bagaimana perkembangan Ilmu falak
sebelum Nabi Muhammad diutus ke muka bumi untuk menyelesaikan risalah
kenabian dan membawa rahmat bagi seluruh alam.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sayuti Ali,M.,1997, Ilmu Falak,Jakarta :PT granfindo Persada.

Masfuka, 2009, Ilmu Falak,Jakarta:Gaung persasada press Jakarta

Sariytin SHADIQ, T.T., Ilmu Falak 1, Surabaya.

Jamil, A, t.t.,Ilmu Falak 1, (Teori dan Aplikasi), Jakarta; Amzah.

Mushonif, Ahmad,2011, Ilmu Falak Yogyakarta:Teras.

http://2007.multiply.com/journal/item/36/One Earth One Sky One Universe »


Blog Archive»Sistem Koordinat Benda Langit.

show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem diakses pada 17 okober 2017

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koordinat_ekuator diakses pada 17okober


2017

http://zulaikhamufida.blogspot.co.id/2015/03/sistem-koordinat-langit.html diakses
pada 20 oktober 2017.

17

Anda mungkin juga menyukai