Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN QAWAID

FIQHIYYAH

DISUSUN OLEH :
1. SULIS NING RAHAYU (1901011701)
2. VISKA SUWARNI (1901011680 )
SECARA
ETIMOLOGI

QOWAID FIQIH
FIQHIYYAH

Bentuk jama’ dari Qa’idah Memahami hukum-hukum


yang berarti landasan, Bentuk nisbah dari kata syari’ah yang diambil dari
pondasi, dasar atau prinsip fiqih dalil-dalil yang terperinci

QOWAID FIQHIYYAH
Dasar atau pondasi tentang
hukum-hukum fiqih
Pengertian Qawa’id Fiqhiyah

Qawaid Fiqhiyah merupakan penyederhanaan dari fiqh.


Penyederhanaan tersebut melahirkan formulasi – formulasi yang
terbukti kebenarannya yang disebut dengan ilmu kaidah Fiqh.
Secara etimologi Qawaid Fiqhiyah merupakan aturan yang sudah pasti
atau patokan, dasar – dasar bagi fiqh.
Sedangkan secara terminology Qawaid Fiqhiyah adalah suatu hukum
yang bersifat universal yang dapat diterapkan kepada seluruh
bagiannya agar dapat diidentifikasikan hukum – hukum bagian tersebut
darinya
Qawaid Fiqhiyyah Pada Masa Tabi’in

Pada Masa Tabi’in sampai awal abad ke – 4 H


• Qawaid fiqhiyyah telah terwujud dan tertanam dalam pemikiran para
ulama dalam periode salaf.
• Walaupun belum bernama qawaid fiqhiyyah dan menjadi cabang ilmu
sendiri,namun qawaid yang mengalir dari lisan para ulama tersebut
sudah menyerupai qawaid fiqhiyyah pada abad-abad terakhir.
• Atsar atau ungkapan ulama salaf tersebut dapat dianggap batu loncatan
bagi ulma mutaakhirin dalam merumuskan,mengumpulkan,menulis,dan
mengembangkan qawaid fiqhiyyah.
Masa Perkembangan Qawaid
Fiqhiyyah
Pada awalnya metode ini dikenal dengan al-Qawaid atau ad-Dhawabid, al-Faruq, al-
Alghaz, Muthorohat al-Afrad, Maarif al-Afrad dan al-Khiyal. Melalui proses
panjang dalam masa perkembangan dan pembentukan akhirnya melahirkan nama
untuk kajian ilmu ini yakni al-Qawaid Fiqhiyyah(kaidah-kaidah fiqih)
1. Masa Perkembangan
perkembangan Qawaid Fiqhiyyah terjadi pada masa tabi’in. periode ini adalah
masa dimulai pendasaran terhadap ilmu fiqih untuk berada pada wilayah teori. Hal
ini berbeda dengan masa Khulafa al-Rasyidun yang menjadikan fiqih berada dalam
wilayah praktek seperti yang terdapat pada mas Nabi. Periode ini juga merupakan
awal perubahan fiqih dari sifatnya yang waqi’iyyah(actual) menjadi
nazariyyah(teori).
setelah melewati masa pendasaran ilmu fiqh mengalami perkembangan yang
pesat. dengan ditandai banyak bermunculan madzhab-madzhab. Diantaranya adalah
madzhab Hanafi, Madzhab Maliki, Madzhab Syafi’i, dan Madzhab Ahmad
Lanjutan…..
2. Masa Pembukuan
dikalangan ulama dibidang fiqih menyebutkan bahwa Abu Thahir
ulama dari madzhab Hanafi yang hidup diakhir abad ke-3H telah
mengumpulkan Kaidah fiqih mazhab Hanafi sebanyak 17 kaidah. Lalu
Abu Saad Al-Harawi ulama Mazhab Syafi’i mengunjungi Abu Thahir
dan mencatat kaidah fiqih dari Abu Thahir. Kemudian dating ulama
besar Imam Abu Hasan al-Karkhi yang menambah kaidah fiqih dari
Abu Thahir menjadi 37 kaidah. Ketika itu, tantangan dan masalah
harus dicarikan solusinya sehingga para ulama membutuhkan metode
yang sesuai untuk menyelesaikan masalah tersebut yang kemudian
muncullah kaidah-kaidah fiqih
Lanjutan…..
3. Masa Penyempurnaan
penyempurnaan Qawa’id Fiqhiyyah mencapai puncaknya ketika
lahir kitab Majallat al-Ahkam al-’Adliyyah oleh Fuqaha pada masa
Sultan Al-Ghazi Abdul Azis Khan al-Utsmani pada akhir abad ke-13
H. Majallat al-Ahkam al-’Adliyyah ini menjadi rujukan lembaga
peradilan pada masa itu. Kitab Majallat al-Ahkam al-’Adliyyah yang
ditulis dan dibukukan setelah diadakan pengumpulan dan
penyeleksian terhadap kitab-kitab fiqih. Kitab Majallat al-Ahkam
al-’Adliyyah ini yang menyebabkan fiqih semakin tersebar luas dan
menduduki posisi yang sangat penting dalam proses penalaran hokum
fiqih
Tujuan dan manfaat mempelajari Qowaid Fiqhiyyah

1. Mengumpulkan cabang-cabang fiqih yang berbeda-beda dalam satu


kaidah tertentu sehingga ditemukan benang merah diantara kaidah-
kaidah tersebut
2. Mengasah ilmu fiqih seseorang serta semakin memantapkan seorang
fiqih dalam memahami makna filosofis hukum fiqih sehingga
membawanya ke cara istinbath yang benar.
3. Membantu menyingkap maqashid syari’ah dibalik hukum-hukum fiqih.
4. Qowaid Fiqhiyyah membantu orang yang bukan spesialis fiqih dalam
memahami hukum fiqih tertentu.
5. Memberikan gambaran perbandingan madzhab dalam fiqih
Kitab-Kitab dan Tokoh Qawaid Fiqhiyyah
Kalangan Mazhab Hanafi
a) Usul al-Karkhi Karya Ubaidullah ibn Hasan al-Karkhi (260-340 H).
b) Ta’siis al-Nadzr karya al-Qadhi, Ubaidullah ibn Umar ad-Dabusi (430 H).
c) Al-Ashbaah wa al-Nazhaa’ir oleh Zainuddin ibn Ibrahim Ibn Nujaim (970 H).
d) Al-Majallah al-Ahkam al-Adliyyah oleh komite Ulama Daulah (1286 H)
e) Majaami al-Haqaa’iq oleh Abu Said al-Khadimi (1176 H)
f) Al-Faraa’id al-Bahiyyah fi al-Qawaid al-Fawaa’id al-Fiqhiyyah karya Ibn Hamzah al-
Husaini(1305 H).
Kalangan Mazhab Syafi’i
g) Qawaid al-Ahkam fi Masalih al-’Ana’am oleh Izzuddin Abdul Aziz Ibn Abdus Salam (577 –
660 H).
h) Majmu’al-Mazhab fil-Qawaid al-Mazhab oleh Salahuddin Abi Said al-Ala’I as-Syafii (761 H)
i) Al-Manthur fi Tara al-Qawaid al-Fiqhiyyah aw al-Qawaaid fi al-Furu oleh Muhammad ibn
Bahadur Badruddin az-Zarkashi (794 H).
j) Al-Ashbaah wa al-Nazhaa’ir oleh Jalaluddin Abdur Rahman ibn Abi Bakr ibn Muhammad as-
Suyuthi (al-Asyuthi) (804 H).
Kitab-Kitab dan Tokoh Qawaid Fiqhiyyah
Kalangan Mazhab Maliki
a) Alfuruq ;kitab al-Anwaar wal-Anwaa’ oleh al-Imam Syihabud in Abdul-Abbas Ahmad as-
Sonhaji alQarafi (260 – 340 H)
b) Lidhaah al-Masaalik ila Qawaaid al-Imaam Maalik karya Ahmad ibn Yahya bin Muhammad
at-Tilmisani al-Winsyarinsi (914 H)
c) Al-Isaf bit-Thalab Mukhtasar Sharh al-Manhaj al-Muntakhab ala Qawaid al-Mazhab karya
as-Syakh Abul-Qasim ibn Muhammad at-Tiwani (995 H)
Kalangan Mazhab Hambali
d) Al-Qawaid al-Nuuraniyyah al-Fiqhiyyah oleh Taqiyyuddin Abu al-Abbas Ahmad ibn Abd
al-Halim ibn Taymiyyah (661 – 728 H)
e) Al-Qawaid al-Fiqhiyyah oleh Sharifuddin Ahmad ibn al-Hasan,ibn Qadhi al-Jabal al-
Maqdisi (771 H)
f) Thriir Al-Qawaid wa Tahriir al-Fawaa’id (Al-Qawaid) karya Abdurrahman Shihab ibn
Ahmad ibn Abi Rajab (ibn Rajab) al-Hambali (795 H)
g) (Qawaaid) Majallah al-Ahkaam al-Shariyyah ala Mazhab al-Imam Ahmad ibn Hambal oleh
Ahmad ibn Abdullah al-Qari (1309 – 1359 H)
T

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai