Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH PERADABAN ISLAM PADA MASA

KHULAFAURRASYIDIN

Guna memenuhi tugas mata kuliah sejarah peradaban islam

Dosen pengampu

Didin sirojudin, M.Pd.I.

Disusun Oleh:

Habil Syahril Haj (1901011717)

Ilmah Haqiqoh Putri

Fitriatul Afifah

UNIVERSITAS KH.ABDUL WAHAB CHASBULLOH

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAMBAKBERAS JOMBANG
Daftar Isi

HALAMAN SAMPUL...........................................................

DAFTAR ISI :........................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................

A. Latar Belakang................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................

BAB II PEMBAHASANKhalifah Abu Bakar as-Siddiq.......

1.1Profil..........................................................................
1.2Proses pengangkatan khalifah....................................
1.3Perkembangan peradaban...........................................
1.4Prestasi khalifah Abu Bakar.......................................
1. Khalifah Umar bin Khattab.............................................
2.1Profil..........................................................................
2.2Umar bin Khattab sebagai khalifah............................
2. Khalfah Ustman bin Affaan............................................
3.1Profil..........................................................................
3.2Masa pemilihan khalifah............................................
3.3Perkembangan peadaban dan daerah kekuasaan........
3. Khalifah Ali bin Abi Thalib............................................
4.1Profil..........................................................................
4.2Masa pemilihan khalifah............................................
4.3Perkembangan peradaban dan daerah kekuasaan.......
BAB III PENUTUP ...............................................................
KESIMPULAN......................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................
BAB 1
Pendahuluan

A. Latar belakang
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, fungsi sebagai
rasullah tidak dapat digantikan oleh siapa pun manusia di
dunia ini, karena pemilihan fungsi tersebut adalah mutlak dari
Allah SWT. Fungsi beliau sebagai kepala pemerintahan dan
pemimpin masyarakat harus ada yang menggantinya.
Selanjutnya pemerintahan Islam dipimpin oleh empat orang
sahabat terdekatnya, kepemimpinan dari para sahabat Rasul ini
disebut periode Khulafaur-Rasyidin ( para pengganti yang
mendapatkan bimbingan ke jalan lurus.
Meskipun hanya berlangsung 30 tahun, masa Khalifah
Khulafaur-Rasyidin adalah masa yang penting dalam sejarah
Islam. Khulafaur-Rasyidin berhasil menyelamatkan Islam,
mengkonsolidasi dan meletakkan dasar bagi keagungan umat
Islam.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja kemajuan peradaban masa khalifah Abu Bakar?
2. Apa saja kemajuan peradaban masa khalifah Umar?
3. Apa saja kemajuan peradaban masa khalifah Ustman?
4. Apa saja kemajuan peradaban masa khalifah Ali?
Bab II

Pembahasan

1. Abu Bakar As-Siddiq


1.1 Profil Abu Bakar As-Siddiq
Nama lengkap Abu Bakar adalah Abdullah bin Abu
Quhafah sedangkan ibunya bernama Umul Khair. Disebutkan
juga dalam beberapa buku sejarah sebelum Abu bakar masuk
Islam ia bernama Abdul Ka’bah. Setelah memeluk Islam,
Rasulullah memanggilnya Abdullah. Ada juga sumber yang
mengatakan bahwa ia bernama Atiq, nama lain dari Ka’bah
(Bayt al-atiq). Disebutkan bahwa Abu Bakar berasal dari Bani
Taim bin Murrah bin Ka’ab. Beliau dilahirkan di Mekkah kira-
kira dua tahun setelah tahun Gajah. Silsilah keturunannya
bertemu dengan Nabi Muhammad SAW pada garis Adnan. 1

Abu Bakar memiliki budi pekerti yang baik dan terpuji.


Di kalangan bangsawan Qurays, beliau dikenal dengan sosok
yang ulet dan jujur. Beliau merupakan pedagang kaya raya.
Beliau berdagang dengan jujur sehingga orang-orang tertarik
untuk membeli barangnya. Sikap jujurnya hingga beliau masuk
terbawa Islam. 2

1
Saeful Bahri, Sejarah peradaban Islam Masa Khulafa Rasyidin,
(Tangerang : PAM Press, 2020), hlm.14.
2
Akhmad Saufi dan Hasmi Fadillah, Sejarah Peradaban Islam,
(Yogyakarta : Deepublish, 2015), hlm.59.
Sejak usia muda, Abu Bakar memiliki ikatan
persahabatan yang kuat dengan Nabi Muhammad SAW. Ketika
Nabi Muhammad diangkat menjadi nabi dan Rosul dengan
menerima wahyu pertama, Abu Bakar merupakan orang dewasa
pertama masuk Islam.

Beliau mendapat gelar as-siddiq atau orang jujur


terpercaya karena beliau orang pertama yang mempercayai
peristiwa Isra’ Mi’raj dan karena beliau adalah lelaki pertama
yang membenarkan dan beriman kepada Nabi Muammad SAW.

Selama di Mekkah, peranan beliau sangat besar untuk


membantu Nabi Muhammad menyebarkan Islam. Lewat dakwah
beliau, ada beberapa dari kalangan bangsawan quraisy yang
masuk Islam seperti Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam,
Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Talhah bin
Ubaidillah, Abu Ubaidillah bin Jarrah, Al-Arqam bin Abi Al-
Arqam.3

Abu Bakar mengeluarkan harta bendanya dengan tulus


untuk membantu perjuangan dan kejayaan Islam. Beliau rela
mengorbankan harta dan jiwanya untuk kepentingan penyebaran
Islam dan membela Umat Islam. Abu Bakar mendampingi Nabi
Muhammad SAW dari ejekan dan rencana pembunuhan kafir

3
M. Husain Haekal, Abu Bakar As-Siddiq, Terj. Ali Audah (Bogor : Litera
AntarNusa, 2014), hlm.5.
Quraisy. Beliau selalu setia mendampingi Nabi Muhammad
dimanapun dan kapanpun.4

1.1 Proses pengangkatan Khalifah Abu Bakar As-Siddiq

Semasa hidupnya, Nabi Muhammad saw tidak pernah


menitipkan pesan dan menunjuk siapa kelak yang akan menjadi
pengganti dan penerus atas kepemimpinannya, sehingga
sepeninggal beliau terjadilah beberapa perselisihan ketika proses
pengangkatan khalifah khususnya antara kaum Muhajirin dan
kaum Anshar.

Kaum Anshar menawarkan Saad bin Ubadah sebagai


khalifah dari golongan mereka, Abu Bakar menawarkan Umar bin
Khattab dan Abu Ubaidah. Abu Bakar menegaskan bahwa kaum
Muhajirin telah diistimewakan oleh Allah SWT karena pada
permulaan Islam mereka telah mengakui Muhammad sebagai
nabi dan tetap bersamanya dalam situasi apapun. Umar bin
Khattab menolak usulan dari Abu Bakar. Umar mengatakan
bahwa Abu Bakar yang pantas menjadi khalifah dari kaum
Muhajirin. Setelah melalui proses musyawarah, disepakati bahwa
Abu Bakar yang pantas menjadi khalifah. Adapun kesepakatan
tersebut karena Abu Bakar adalah5 :

a. Orang pertama yang mengakui peristiwa Isra’ Mi’raj


4
Akhmad Saufi dan Hasmi Fadillah, Sejarah Peradaban Islam,
(Yogyakarta : Deepublish, 2015), hlm.61.
5
Ibid, hlm.62-63.
b. Orang yang menemani nabi Muhammad saw berhijrah ke
Madinah.
c. Orang yang sangat gigih dalam melindungi orang yang
memeluk agama Islam
d. Orang yang ditunjuk nabi sebagai pengganti Imam sholat
ketika Nabi Muhammad sedang sakit.

Setelah sepakat, Umar bin Khattab menjabat tangan Abu


Bakar dan menyatakan baiatnya kepada Abu Bakar. Lalu diikuti
oleh Sa’ad bin Ubadah dan umat Islam seluruhnya. Abu Bakar
menamai dirinya sebagai Khalifaturrasul atau sebagai pengganti
Rosul.6

1.3 Perkembangan Peradaban


a. Urusan keuangan.
Urusan keuangan di pegang oleh Abu Ubaidah Amir bin
jarrah yang mendapatkan nama julukan dari Rasulullah SAW
“Orang kepercayaan Ummat”. Menurut keterangan Al-Mukri
bahwa yang mula-mula membentuk kas Negara atau baitullmal
adalah Abu Bakar dan urusannya di serahkan kepada Abu
Ubaidah Amir bin Jarrah. Kantor Baitulmal mula-mula terletak di
kota Sunuh, satu batu dari Masjid Nabawi dan tidak pernah di
kawal. Pada suatu kali Orang berkata kepadanya, “Alangkah
baiknya kalau Baitulmal di jaga dan di kawal”. Jawab Abu Bakar,
“tak perlu karena di kunci”. Di kala Abu Bakar pindah

6
Ibid, hlm.64.
kediamannya dekat Masjid Baitulmall atau kas Negara itu
diletakkan di rumahnya sendiri. Tetapi boleh di katakan bahwa
kas situ selalu kosong karena seluruh pembendaharaan yang
datang langsung di bagi-bagi dan di pergunakan menurut
perencanannya.7

Sumber-sumber keuangan yang utama di Zaman Abu


Bakar adalah :

1.Zakat

2.Rampasan

3.Upeti

b. Urusan kehakiman.

Sebagaiman kita ketahui bahwa Abu Bakar adalah


seorang kepala Negara yang bertanggung jawab langsung, maka
pembantu-pembantunya (Menteri-menteri) adalah atas
pertunjukannya sendiri. Dari itu untuk mengurus soal kehakiman
di tunjuknyalah Umar bin Khattab.8

7
Sunrise,”Makalah pemerintahan Abu Bakar”,
https://armayant.blogspot.com/2012/06/makalah-pemerintahan-abu-
bakar-as.html (Diakses pada 3 April 2021, pukul 21:54)
8
Kajian Islam, “Sejarah Peradaban Islam pada masa Abu Bakar”,
http://kumpulan-makalah-islami.blogspot.com/2009/01/sejarah-
peradaban-islam-pada-masa-abu.html?m=1 (Diakses pada 03 April
2021, pukul 22:02)
Kaum Muslimin dan rakyat Madinah amat patuh kepada
peraturan pemerintah yang di petik dari ajaran Agamanya. Soal
Halal dan Haram, soal hak milik dan hubungan baik sesama
Manusia adalah menjadi pedoman hidup mereka. Mereka tak
membeda-bedakan antara peraturan pemerintah dan hukum
Agama, bahkan mereka meyakinkan bahwa ajaran Agamalah
yang melahirkan pemerintahan dan Negara Islam, seterusnya
seluruh peraturan pemerintah diciptakan oleh syariat Islam.
Berdasarka itu kepatuhan rakyat kepada hukum dan norma Islam
adalah kepatuhan lahir dan batin yang betul-betul timbul dari hati
sanubari dan keimanan.9

1.4Prestasi Khalifah Abu Bakar As-Siddiq


a. Memerangi kelompok pembangkang
Abu Bakar menghadapi beberapa masalah yang terjadi di
kalangan umat Islam. Salah satu tantangan yang mesti ia hadapi
adalah menindak kelompok murtad pembangkang zakat dan
orang-orang yang mengaku sebagai nabi. Kelompok ini
sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasul, mereka semakin
menunjukkan keberaniannya setelah Nabi wafat. Nabi-nabi palsu
antara lain Aswad al-Ansi di Yaman, Musailamah al-Kadzab di
Yamamah dan Tulaihah di sebelah barat jazirah Arab. 10
9
Kajian Islam, “Sejarah Peradaban Islam pada masa Abu Bakar”,
http://kumpulan-makalah-islami.blogspot.com/2009/01/sejarah-
peradaban-islam-pada-masa-abu.html?m=1 (Diakses pada 03 April
2021, pukul 22:02)
10
Saeful Bahri, Sejarah peradaban Islam Masa Khulafa Rasyidin,
(Tangerang : PAM Press, 2020), hlm.31.
b. Kodifikasi Al-Qur’an
Ketika umat Islam kehilangan lebih dari 70 orang yang gugur
di perang melawan para pembangkang, Umar bin Khattab merasa
khawatir kehilangan Al-Qur’an. Beliau mengusulkan kepada Abu
Bakar untuk membukukan Al-Qur’an. Pada awalnya Khalifah
Abu Bakar menolaknya karena Nabi Muhammad tidak pernah
menyuruhnya. Tapi setelah mendapat penjelasan dari Umar, Abu
Bakar menerimanya. Abu Bakar as-Siddiq pun menunjuk Zaid
bin Tsabit sebagai pemimpin pengumpulan.11

Setelah pengumpulan ayat-ayat Al-Qur’an selesai, mushaf


disimpan Khalifah Abu Bakar as-Siddiq. Setelah Abu Bakar as-
Siddiq meninggal dunia, mushaf tersebut disimpan oleh Hafsah
binti Umar, putri Umar bin Khattab dan salah seorang putri
Rasulullah12

c. Perluasan wilayah

Khalifah abu Bakar melanjutkan penyebaran Islam ke


Syiria yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid bin Haritsah.
Panglima ini telah dipersiapkan sebelumnya pada masa Nabi
Muhammad SAW. Sempat tertunda karena nabi wafat. Pada masa

11
Akhmad Saufi dan Hasmi Fadillah, Sejarah Peradaban Islam,
(Yogyakarta : Deepublish, 2015), hlm.65.
12
Ibid, hlm.66
Abu Bakar, pasukan ini bergerak dari negeri Qudha’ah, lalu
memasuki kota Abil.

Khalifah Abu Bakar merencanakan penyebarannya ke


wilayah yang dikuasai Kekaisaran Persia dan Bizantium. Beliau
mengirimkan dua panglima yaitu Khalid bin Walid dan Musanna
bin Harits. Mereka mampu menguasai Hirah dan beberapa kota
lainnya yaitu Anbar, Daumatul Jandal dan Fars. Peperangan
dihentikan setelah Abu Bakar As-siddiq memerintahkan Khlaid
bin Walid berangkat menuju Suriah. Ia diperintahkan untuk
membantu pasukan muslim yang mengalami kesulitan
menghadapi pasukan Bizantium yang sangat besar. Komando
pasukan kemudian dipegang oleh Musanna bin Haritsah. 13

Kekaisaran Bizantium dijadikan Kota Damaskus, Syria


sebagai pusat pemerintahan di wilayah Aran dan sekitarnya.
Untuk menghadapi mereka, Khalifah Abu Bakar as-siddiq
mengirimkan beberapa pasukan yaitu :

1. Pasukan Yazid bin Abu Sufyan ke Damaskus


2. Pasukan Amru bin Ash ke Palestina
3. Pasukan Syurahbil bin Hasanah ke Yordania
4. Pasukan Abu Ubaidah bin Jarrah ke Hims.

ketika itu pasukan islam berjumlah 18.000 pasukan


romawi berjumlah 240.000 orang. Pasukan Islam mengalami
13
M. Husain Haekal, Abu Bakar As-Siddiq, Terj. Ali Audah (Bogor : Litera
AntarNusa, 2014), hlm.219.
kesulitan. Khalifah Abu Bakar segera memerintahkan Khalid bin
Walid menuju Syam. Perjalanan mereka selama 18 hari melewati
2 padang sahara yang belum pernah dilewatinya. 14

Pertempuran akhirnya pecah di pinggir sungai Yarmuk,


sehingga dinamakan perang Yarmuk. Ketika perang sedang
terjadi ada kabar bahwa Abu Bakar meninggal. Beliau digantikan
Umar bin Khattab. Khalid bin Walid kemudian digantikan oleh
Abu Ubaidah bin Jarrah. Peperangan ini dimenangkan oleh
pasukan Islam dan menjadi kunci utama runtuhnya kekuasaan
Bizantium di Tanah Arab. 15

2. Umar bin Khattab


2.1 Profil Umar bin Khattab
Nama lengkap Umar bin Khattab adalah Umar bin
Khattab bin Nufail bin Abdul „Uzza bin Rabbahbin Qurth bin
Razah bin „Ady bin Ka‟ab Ibn Lu‟ay. Umar berasal dari bani Adi
bin Ka‟ab, salah satu rumpun suku Quraisy. Umar dilahirkan tiga
belas tahun setelah tahun Gajah.16

Umar bin Khattab lahir dari ayah bernama Khattab bin


Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya bernama Hantamah binti
Hasyim. Umar bin Khattab lahir di kota Mekkah dari suku Bani

14
Akhmad Saufi dan Hasmi Fadillah, Sejarah Peradaban Islam,
(Yogyakarta : Deepublish, 2015), hlm.65.
15
Ibid, hlm.66.
16
As-Suyuti, Sejarah Khulafaur Rasyidin (Jakarta: Lintas Pustaka, 2003),
hal. 121
Adi yang merupakan salah satu rumpun suku Quraisy, suku
terbesar di kota Mekkah saat itu. Ayahnya Khattab bin Nufail Al
Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim berasal
dari marga Bani Makhzum. Beliau diberi gelar oleh Nabi
Muhammad sebagai Al-Faruq yang artinya orang yang bisa
memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Keluarga Umar
tergolong dalam keluarga kelas menengah yang bisa membaca
dan menulis dan pada masa itu merupakan sesuatu yang langka.
Semasa anak-anak Umar dibesarkan seperti layaknya anak-anak
Quraisy. Ada sisi perbedaan lain, yaitu Umar sempat belajar baca-
tulis, hal yang jarang sekali terjadi di kalangan mereka. Dari
semua suku Quraisy ketika Nabi Muhammad diutus hanya tujuh
belas orang yang pandai baca tulis. Dari situlah Umar dikatakan
istimewa dari teman-temannya. Orang orang Arab masa itu tidak
menganggap pandai baca-tulis sebagai suatu keistimewaan,
bahkan mereka cenderung menghindarinya dan menghindarkan
anak-anaknya dari belajar baca-tulis. 17

Ketika Nabi diutus, usia Umar sudah tiga puluh tahun.


Awalnya Umar sangat membenci Islam. Melihat potensi Umar
yang besar, Umar termasuk salah seorang dari dua orang yang
didoakan Rasulullah agar masuk dan memperkuat barisan umat
Islam18
17
Andi Bastoni Hepi, Sejarah Para Khalifah (Jakarta: Pustaka al- Kautsar,
2008), hal. 156.
18
Wahyu Ilaihi & Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah (Jakarta:
Kencana, 2007), hal. 94
Ayahnya Al-Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah
bin Abdullah bin Qurt bin Razah bin Adi bin Ka‟ab. Adi adalah
saudara Murrah, kakek Nabi yang ke delapan. Ibunya Hantamah
binti Hasyim bin al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin
Makhzum. Lahir setelah tiga belas tahun kelahiran Nabi. 19

Sesudah Umar beranjak dewasa Umar menjadi pengembala


unta ayahnya di Dajnan atau tempat lain di pinggiran kota Mekkah.
Beranjak dari masa remaja ke masa pemuda sosok tubuh Umar
tampak berkembang lebih cepat dibandingkan teman-teman
sebayanya, lebih tinggi dan besar. Wajahnya putih agak
kemerahan, tangannya kidal dengan kaki yang lebar sehingga
jalannya cepat sekali. Sejak mudanya ia memang mahir dalam
berbagai olahraga: olahraga gulat dan menunggang kuda. Dari
berbagai macam olahraga seperti naik kuda itulah yang paling
disukai sepanjang hidupnya20

Dari perkawinannya dengan Zainab putri Maz‟un lahir


Abdurrahman dan Hafsah. Dengan Umu Kulsum Putri Ali bin Abi
Thalib lahir Zaid yang lebih tua dan Ruqayyah. Dengan Um
Kulsum binti Jarul bin Malik lahir Zaid yang lebih muda dan
Ubaidillah. Dengan Jamilah binti Tsabit bin Abi Al-Aflah maka
lahir Asim. Dengan Umu Hakam putri Al-Harits bin Hisyam

19
Muhammad Husain Haikal, Umar Bin Khattab (Jakarta: Litera Antar
Nusa, 2002), hal. 9-10.
20
Muhammad Husain Haikal, Umar Bin Khattab, hal. 11.
melahirkan Fatimah. Perkawinannya dengan Atikah binti Zaid bin
Amr lahir Iyad.21

Adapun beberapa isteri Umar bin Khattab dapat dilihat


sebagai berikut:

a. Dari Zainab binti Maz‟un lahir Abdurrahman dan Hafsah.


b. Ummu Kulsum binti Ali bin Abi Thalib lahir Zaid (senior)
dan Ruqayyah. Dari Ummu Kulsum binti Jarul bin Malik
lahir Zaid yang lebih muda (junior) dan Ubaidllah.
c. Dengan Jamilah binti Sabit bin Abi Al-Aflah lahir Asim.
d. Dari Ummu Hakam binti haris bin Hisyam binal-Mughirah
melahirkan Fathimah.
e. Dari pernikahannya dengan Atikah bintiZaid bin Amr lahir
Iyad.
f. Luhayyah, hamba sahayanya melahirkan Abdurrahman.
g. Fukailah, hamba sahaya juga melahirkan Zaid. Itulah istri
dan anak- anak dari Umar bin Khattab. Orang Arab akan
bangga dengan banyaknya istri dan anak-anaknya, maka
Umar bin Khattab mewarisi kegemaran ayahnya yang
menikah dengan banyak wanita dan melahirkan banyak anak.

Umar bin Khattab adalah orang yang adil, penyayang,


antusias, cerdas, tegas, dan selalu sedia membela agamanya.
Umar adalah orang yang adil karena dia mewarisi jabatan qadi
dari Kabilah dan orang tuanya. Dia adalah yang paling cerdas dari
21
Muhammad Husain Haikal, Umar Bin Khattab, hal. 13
keluarga Bani „Adi yang termulia yang memegang jabatan
sebagai duta kaumnya dan mengurus pengadilan di masa
Jahiliyah. Umar menjadi adil karena keluarganya dari Bani „Adi
telah merasakan pahit getirnya kezaliman dari kerabat mereka
Bani Abdu Syam yang sangat kejam dalam peperangan. Umar
menjadi adil karena pengajaranmagama yang dianutnya dan
kegigihannya sebagai penganut agama itu sama dengan
kegigihannya ketika dia memusuhinya. Sebab dia adalah orang
adil yang paling kuat sebagaimana dia adalah orang muttaqin dan
mukmin yang paling kuat22.

Ketegasan dan kekuatannya membuat Umar bin juga


dikenal sebagai orang yang paling keras dan kejam serta paling
berani menghadapi kaum yang meninggalkan kepercayaan nenek
moyang. Sikap kerasnya dan cepat naik darah itulah yang
membuatnya sampai berlebihan dalam bertindak keras. Karena
waktu itu ia masih muda, hal itulah yang membuatnya begitu
fanatik dengan pandangannya sendiri. Dia memerangi mereka
yang meninggalkan penyembahan berhala tanpa kenal ampun,
juga mereka yang menghina berhala berhala itu. 23

Saat Umar menyendiri, suatu masalah berkecamuk dalam


hatinya. Apabila ia bertemu dengan masyarakatnya dan melihat
22
Abbas Mahmoud Al-Akkad, alih bahasa Bustami A. Gani & Zainal
Abidin Ahmad, Kecemerlangan Khalifah Umar Bin Khattab (Jakarta:
Butan Bintang, 1978), hal. 37-38.
23
Muhammad Khalid, Kehidupan para Khalifah Teladan (Jakarta:
Pustaka Amani, 1995), hal. 119.
perpecahan yang ada pada mereka, rasa keprihatinan timbul ingin
mengembalikan ketenangan Mekkah dengan jalan mengikis
sumber penyebab perpecahan itu. Pikiran demikian selalu ada di
benak Umar dan menggoda hatinya, sampai kemudian Nabi
Muhammad SAW meminta pengikut-pengikutnya hijrah ke
Habasyah, berlindung kepada Allah dengan agama yang mereka
yakini. Tetapi, sesudahUmar melihat mereka berpisah dengan
keluarga-keluarga dan tanah kelahiran mereka, timbul rasa
kasihan dalam hati Umar. Quraisy adalah keluarganya dan
Mekkah tanah kelahirannya. Itulah niat dan keputusan Umar.
Tetapi ia lupa, bahwa Allah memiliki kebijaksanaan sendiri
terhadap makhluk-Nya, dan kebijaksanaan Allah sudah
menentukan dan tidak dapat dikalahkan oleh akal pikiran dan
gejolak hati yang selalu membara. Maka ia pun beriman kepada
Muhammad untuk kemudian menjadi al-Faruq, menjadi
“pemisah”, yang namanya akan disebut-sebut orang dengan
penuh penghargaan, dengan penuh rasa hormat sampai akhir
zaman24.

Umar masuk Islam dengan semangat yang sama seperti


ketika dulu memusuhi Islam. Begitu ia berada dalam keluarga
Islam, ia lebih cenderung mengumumkan keislamannya itu
terang-terangan kepada semua orang Quraisy. Sebelum itu kaum
Muslimin tidak dapat melaksanakan shalat di Ka‟bah, tetapi
dengan kegigihan Umar yang mulanya dilakukan dengan
24
Muhammad Husain Haikal, Umar Bin Khattab, hal. 19.
sembunyi-sembunyi, setelah Umar masuk Islam dakwah
dilakukan secara terang-terangan25.

Memang ada perbedaan mengenai sebab Umar masuk


Islam, Berita yang paling terkenal menyebutkan bahwa Umar
sudah tidak tahan lagi melihat seruan Muhammad itu ternyata
memecah belah keutuhan Quraisy, dan mendorong orang
semacam dia menyiksa orang-orang yang masuk Islam agar
keluar dan meninggalkan agama itu dan memaksa kembali pada
agama lama. Perlawanan Umar bin Khattab terhadap Nabi
Muhammad SAW dan dakwahnya bukan karena fanatik atau
karena tidak mengerti. Tetapi Umar bin Khattab beranggapan
bahwa dengan adanya agama baru yaitu Islam, dapat merusak dan
menghancurkan tatanan hidup di Mekkah. Umar beranggapan
Islam-lah yang ternyata memecah belah persatuan Quraisy dan
menginjak - injak kedudukan tanah suci itu. Membiarkan dakwah
ini berarti akan menambah perpecahan di kalangan Quraisy dan
kedudukan Mekkah pun akan semakin hina26.

Sesudah Muhammad memberi isyarat kepada sahabat-


sahabatnya untuk berlindung kepada Allah dengan hijrah ke
Habasyah, ia merasa sangat terharu dan merasa kesepian dengan
mereka. Sumber lain menyebutkan bahwa Umar memang sangat

25
Muhammad Husain Haikal, Umar bin Khattab (Jakarta: Litera Antar
Nusa, 2002), hal.
35.
26
Muhammad Husain Haikal, Umar Bin Khattab, hal. 17-18.
sedih karena sesama anggota masyarakatnya telah pergi
meninggalkan tanah air, sesudah mereka disiksa dan dianiaya
Ketika Nabi Muhammad SAW diangkat Allah SWT sebagai
Rasul terakhir untuk menyampaikan Islam kepada seluruh
manusia, Nabi berdo‟a untuk Umar dan Allah menghendaki dan
memberinya hidayah. Nabi SAW berdo‟a :

“Ya Allah, jayakanlah Islam dengan salah satu dari dua


orang yang lebih Engkau cintai: Abu Jahl dan Umar bin Khattab.
Maka salah satu dari keduanya yang lebih dicintai Allah adalah
Umar bin Khattab.”

Umar menyatakan keislamannya pada tahun ke-6 dari


kenabian, keislaman Umar memiliki pengaruh yang besar bagi
kaum muslimin. Abdullah bin Mas‟ud r.a berkata “kami selalu
sangat mulia sejak Umar masuk Islam.” Dalam riwayat lain
disebutkan bahwa Ibnu Mas‟ud berkata, “sesungguhnya
keislaman Umar adalah penaklukan, hijrahnya kemenangan, dan
kepemimpinannya rahmat”27.

2.2 Umar bin Khattab sebagai khalifah


a. Situasi sosial politik sebelum Umar bin Khattab merupakan
situasi

Sosial politik yang dialami pada masa kepemimpinan


Khalifah sebelum Umar bin Khattab yaitu masa kepemimpinana

27
Muhammad Husain Haikal, Umar bin Khattab, hal. 20.
Abu Bakar Ash Sidiq. Secara umum sebenarnya masyarakat
muslim, yang terdiri dari banyak element dan suku terancam
hancur persatuannya pada peristiwa Saqifah yang terjadi sebelum
masa Khalifah Umar bin Khattab. Sejumlah kalangan pengungsi
dari Mekkah dan beberapa klan lemah di Madinah juga beberapa
orang yang melepaskan diri dari klannya bersatu untuk
memikirkan suksesi Abu Bakar r.a dan menghalangi jalan
Khazraj untuk memilih pemimpin sendiri karena hal ini akan
sangat rentan dengan munculnya permusuhan di kalangan elit
politik dan masyarakat.

Kestabilan politik yang telah dirintis oleh Rasulullah


SAW, berangsur-angsur memburuk. Ini terbukti dengan
terjadinya beberapa pemberontakan di luar Madinah, baik itu
pemberontakan yang dimotivasi oleh keinginan melepaskan diri
dari kekuasaan Islam ataupun pemberontakanpemberontakan
yang dilancarkan oleh kaum-kaum murtad.

Selain itu di Madinah, muncul dua blok kekuasaan


politik, satu pihak adalah Abu Bakar r.a yang telah diangkat
menjadi khalifah, dipihak lain adalah Ali bin Abi Thalib r.a yang
dalam pandangan beberapa sejarahwan disebutkan bahwa beliau
berpendapat dan disetujui oleh pengikutnya sebagai orang yang
lebih berhak untuk menduduki posisi kepemimpinan28.

28
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, hal. 97-98.
kematian Rasulullah SAW. Pemberontakan-
pemberontakan itu bisa dilatari beberapa alasan baik alasan
politik, ekonomi ataupun agama. Beberapa pemberontakan dan
gerakan yang mengancam stabilitas negara itu dapat kita sebutkan
sebagai berikut:

1. Pemberontakan Thulaihah yang mengklaim dirinya sebagai


nabi sebelum wafatnya Rasulullah SAW.
2. Pemberontakan Sajjah dan Malik bin Nuwairoh di
Yamamah.
3. Perang Yamamah, dan Musailamah yang menyebut dirinya
sebagai nabi.
4. Gerakan riddah di Baharain.
5. Gerakan riddah di Omman dan Muhrah.
6. Gerakan riddah di Hadramaut dan Kindah29

Suatu ketika Abu Bakar jatuh sakit yang membuat beliau


tidak bisa mengimami shalat jama‟ah, hingga beliau digantikan
oleh Umar bin Khattab r.a. Selanjutnya setelah melakukan
musyawarah berbincang-bincang dengan para sahabat besar
lainnya, Abu Bakar membulatkan tekad beliau untuk menunjuk
Umar bin Khattab r.a sebagai penggantinya.

Jadi, dapat digarisbawahi bahwa situasi sosial politik


sebelum Umar bin Khattab merupakan situasi sosial politik yang
dialami pada masa kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Ash Sidiq.
29
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, hal. 98.
Secara umum masyarakat muslim terancam hancur persatuannya
pada peristiwa Saqifah yang terjadi sebelum masa Khalifah Umar
bin Khattab. Selain itu, kestabilan politik yang telah dirintis oleh
RasulullahSAW, berangsur-angsur memburuk. Terbukti dengan
terjadinya beberapa pemberontakan di luar Madinah.

b. Pengangkatan Umar bin Khattab Sebagai Khalifah

Empat khalifah pertama yang menggantikan Muhammad bergulat


dengan keadaan sulit pada masa itu, mereka adalah sahabat-
sahabat terdekat nabi dan memainkan peran penting di Makkah
dan Madinah. Setelah wafatnya nabi, para khalifah inilah yang
mengganti kedudukan nabi Muhammad SAW. Mereka dikenal
sebagai Rasyidun, Khalifah-khalifah “yang diturunkan dalam
kebenaran” dan periode pemerintahan mereka sama formasinya
dengan masa nabi sendiri.

Umar bin Khattab dalam agama Islam berperan sebagai


pengganti Nabi Muhammad saw dan posisinya setelah Nabi
Muhammad SAW dan Abu Bakar wafat adalah sebagai pewaris
ajaran agama, sehingga Umar bin Khattab ini hanya
menyampaikan ajaran-ajaran agama yang disampaikan Nabi
Muhammad saw kepadanya. Berbeda dengan Abu Bakar, Umar
mendapat kepercayaan sebagai khalifah kedua tidak melalui
pemilihan dalam suatu forum musyawarah yang terbuka, tetapi
melalui penunjukan atau wasiat dari pendahulunya.
Pada tahun ketiga sejak menjabat khalifah, Abu Bakar
mendadak sakit. Selama lima belas hari dia tidak pergi ke masjid,
dan meminta kepada Umar agar mewakilinya menjadi imam
sholat. Karena sakit semakin parah, dia khawatir kalau tidak
segera menunjuk pengganti dan ajal segera datang, akan timbul
pertentangan dikalangan umat Islam yang dapat lebih hebat dari
pada ketika Nabi wafat dahulu.

Bagi Abu Bakar, orang yang paling tepat


menggantikannya adalah Umar bin Khattab. Maka, dia mulai
mengadakan konsultasi tertutup dengan beberapa sahabat senior
yang kebetulan menengoknya di rumah. Di antara mereka adalah
Abd al-Balman bin Auf dan Usman bin Affan dari kelompok
Muhajirin, serta Asid bin Khudair dari kelompok Ansar. Pada
dasarnya semua mendukung maksud Abu Bakar, meskipun ada
beberapa catatan. Di antaranya Abd ar-Rahman misalnya,
mengingatkan akan sifat “keras” Umar. Peringatan itu dijawab
oleh Abu Bakar bahwa Umar yang bersikap keras selama ini
karena melihat sifat Abu Bakar yang biasanya lunak, dan kelak
kalau Umar sudah memimpin sendiri dia akan berubah menjadi
lebih lunak. Suatu hal yang menarik ialah seusai berkonsultasi
dengan Abd al-Rahman bin Auf dan Usman bin Affan, Abu
Bakar berpesan kepada mereka berdua agar tidak menceritakan
pembicaraan itu kepada orang lain30

30
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, hal. 99.
Abu Bakar memanggil Usman bin Affan, lalu
menyampaikan pesannya. Baru saja setengah dari pesan itu
disampaikan, tiba-tiba Abu Bakar jatuh pingsan, tetapi Usman
terus saja menuliskannya. Ketika Abu Bakar sadar kembali, dia
meminta kepada Usman supaya membacakan apa yang telah
dituliskan. Usman membacanya, yang pada pokoknya
menyatakan bahwa Abu Bakar telah menunjuk Umar bin Khattab
supaya menjadi penggantinya (sepeninggal dia mati). Seusai
dibacakan pesan yang sebagian ditulis oleh Usman, Abu Bakar
bertakbir tanda puas dan berterimakasih kepada Usman. Abu
Bakar menyatakan pula, bahwa tampaknya Usman juga ikut gusar
terhadap kemungkinan perpecahan umat kalau pesan itu tidak
diselesaikan. Umar menjadi khalifah pada bulan Jumadil akhir
pada tahun13 H, Az Zuhri berkata, Umar ditunjuk sebagai
khalifah pada hari di mana Abu Bakar meninggal pada hari Selasa
delapan hari sebelum bulan Jumadil akhir.22

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Umar bin Khattab sebagai


khalifah kedua setelah Abu Bakar, Umar diangkat melalui
penunjukan atau wasiat dari Abu Bakar Ash Sidiq.

c. Penaklukan-penaklukan Umar bin Khattab

Serangkaian penaklukan bangsa Arab dipahami secara


populer dimotivasi oleh hasrat akan terhadap harta rampasan
perang, dan termotivasi oleh agama yang tidak menganut
keyakinan tentang bangsa yang terpilih, layaknya Yahudi. Salah
satu prinsip agama Islam adalah menyebarkan ajarannya kepada
orang lain, lain halnya dengan Yahudi yang menganggap
bangsanya sendirilah yang terpilih dan menganggap bangsa lain
adalah dombadomba yang sesat. Keyakinan inipun otomatis juga
berpengaruh kepada lancarnya beberapa ekspansi pada masa
Umar bin Khattab r.a.

Motivasi apapun yang terlibat di dalam beberapa


penaklukan tersebut, semuanya merupakan perluasan yang telah
terencana dengan baikoleh pemerintahan Umar bin Khattab r.a,
meskipun sebagian kecilnya berlangsung secara kebetulan.

Beberapa wilayah yang ditaklukkan dilihat dari kesuburan


tanahnya, kestrategisannya dalam dunia perdagangan dan
kestrategisannya untuk menjadi basis-basis penaklukan
berikutnya. Seperti kota Mesir yang ditaklukkan, kota ini
merupakan lumbung besar bagi Kostantinopel, selain itu kota ini
juga berdekatan dengan Hijaz, pelabuhan yang sangat penting dan
bisa menjadi basis penaklukan selanjutnya ke Afrika.

Kostantinopel mulai mengalami kekalahan dalam


peperangannya dengan pasukan-pasukan muslim setelah Mesir
jatuh ketangan negara Islam. Sedangkan untuk menaklukkan
Sasania, pasukan muslim tidaklah mengalami kesulitan, karena
selain dari sisi kekuatan politis imperium ini yang telah melemah
dan hancurnya adiministrasi, juga hubungan baik antara
negaranegara kecil yang sebelumnya merupakan wilayah
kekuasaan mereka, juga karena Iraq telah jatuh ke tangan pasukan
muslim, pada masa sebelumnya.

Selain itu, beberapa alasan yang mendukung keberhasilan


serangkaian penaklukan adalah tidak terjalinnya hubungan baik
antara pemerintah dengan rakyat. Dalam beberapa kasus, hal ini
sungguh penting, karena orang-orang Kristen Arab yang
merupakan bagian imperium yang ditaklukkan lebih menerima
dan bergabung dengan pasukan muslim. Lebih jauh lagi migrasi
orang-orang Arab badui juga ikut menjadi alasan keberhasilan.

Untuk tujuan mengorganisasi orang-orang Badui ini, dan


agar tidak membuat masalah kepada penduduk lokal, maka Umar
bin Khattab pun membangun beberapa mishr. Mishr ini menjadi
basis tempat orang-orang badui. Selain itu juga mishr-mishr ini
juga berperan sebagai basis-basis militer dengan tujuan
penaklukan selanjutnya.

Beberapa kampung-kampung militer terbesar yang


dibangun pada masa Umar bin Khattab adalah Bashrah yang
bertujuan untuk mempermudah komunikasi dengan Madinah, ibu
kota negara dan juga menjadi basis penaklukan menuju Iran
Selatan. Kufah dibangun untuk menjadi basis pemerintahan untuk
administrasi untuk Iraq Utara Mesopotamia dan bagian Timur dan
Utara Iran.
Selain menjadi basis militer dan pemerintahan, anshar
juga menjadi pusat distribusi dan administrasi pajak. Dengan
begitu sistem yang diterapkan oleh Umar bin Khattab adalah
sistem desentralisasi. Gaji para pasukan yang diambil dari pajak,
upeti dan zakat dibayarkan melalui pusat-pusat administrasi.

Pemerintahan Umar bin Khattab pada dasarnya tidak


memaksakan sebuah sistem administrasi baru di wilayah taklukan
mereka. Sistem adaministrasi yang berlaku adalah kesepakatan
antara pemerintah dengan elit lokal wilayah tersebut. Dengan
begitu, otomatis tidak ada kesamaan administrasi suatu wilayah
dengan wilayah lainnya.Tampaknya hal ini tidaklah menjadi
masalah penting pada saat itu. Adapun rangkaian penaklukan
besar yang terjadi pada masa Umar bin Khattab antara lain :

1. Penaklukan Damaskus
2. Penaklukan Mada‟in
3. Penaklukan Baitul Maqdis31
d. Dampak-dampak Penaklukan Umar bin Khattab

Syibli Numani dalam “Umar yang Agung” menyatakan


bahwa penaklukan-penaklukan daerah-daerah yang sangat luas
dan dalam waktu yang cepat tersebut telah menimbulkan
persoalan-persoalan baru yang kompleks.35. Daerah-daerah
taklukan seperti Suriah, Irak, Iran, Mesir dan Palestina adalah
31
Muhammad Husain Haikal, Umar bin Khattab (Jakarta: Litera Antar
Nusa, 2002), hal.
276
wilayah-wilayah yang sebelumnya sudah mempunyai kebudayaan
dan peradaban yang tinggi, di wilayah-wilayah tersebut bahkan
sudah terdapat pusat-pusat kajian filsafat. Daerah-daerah taklukan
tersebut merupakan wilayah-wilayah peradaban Persia dan
Romawi (Hellenistik). Pertemuan antara Islam dengan budaya-
budaya Persia dan Helenistik tersebut terjadi manakala umat
Islam belum memiliki pengetahuan-pengetahuan yang simpatik
(tersusun) secara ilmiah.

Dengan demikian pengaruh budaya persia dan Helenistik


masuk mempengaruhi peradaban Islam yang baru tumbuh.
Masalah-masalah kemajuan bentuk dan sistem pemerintahan
mereka dapat diadopsi dan adaptasikan oleh khalifah Umar dalam
sistem pemerintahannya. Di tiap-tiap daerah ditempatkan
gubernur-gubernur sebagai wakil khalifah yang berkeudukan di
Madinah, beberapa sahabat juga dihijrahkan ke kota-kota
taklukan baru untuk mengajarkan agama Islam.

Adapun masalah-masalah baik berkaitan dengan masalah


agama, jumlahnya sangat banyak dan lebih rumit, karena banyak
masalah tersebut belum ada ketentuan hukumnya, baik yang
berasal dari Al-Quran maupun Hadits Nabi. Walaupun di masing-
masing daerah baru tersebut sudah terdapat gubernur yang juga
ahli agama ditambah sahabat-sahabat lainnya, namun mereka
cukup kewalahan menghadapi problem-problem tersebut. Mereka
kemudian membawa dan mengadukan problem-problem tersebut
kepada khalifah Umar bin Khattab.

Khalifah menanggapi masalah tersebut dengan serius,


beliau mengajak sahabat-sahabat utama seperti Abdullah bin
Mas‟ud, Ammar bin Yasir, Abu Musa Azajarit, Ali bin Abi
Thalib, Muadz bin Jabal, Abu Ubaidah Jarrah dan Mughira bin
Syu‟ba.32

Jumlah masalah yang didiskusikan itu menurut catatan


sejarah dan hadits ada ribuan, dalam musyawarah tersebut sering
terjadi juga perbedaanperbedaan pendapat di antara para sahabat
tersebut, akan tetapi dari semua pendapat yang muncul, akhirnya
pendapat Umar bin Khattab yang dapat dukungan untuk
disepakati. Hasil ijtihad ini kemudian dijalankan di dalam
lingkungan pemerintahan Umar. Oleh karena itulah keputusan-
keputusan keagamaan atas persoalan-persoalan baru tersebut
dikenal sebagai “Fiqih Umar”.

3. Utsman bin Affan


3.1Profil khalifah Ustman bin Affan
Khalifah yang terbunuh dan teraniaya adalah khalifah
ketiga umat islam, setelah Abu Bakar r.a. dan Umar bin Khattab
r.a. Dialah Utsman ibn Affan ibn al-Ash ibn Umayyah ibn Abdi
Syams ibn Abdi Manaf r.a. Nasabnya bertemu nabi pada kakek

32
Syibli Nu‟mani, Umar yang Agung, Sejarah dan Analisa
Kepemimpinan Khalifah II, hal.
yang keempat, yaitu Abdul Manaf. Dari sisi ibu, nasab keduanya
bertemu pada Urwa bint Kariz. Ibunda Urwa adalah Bayda bin
Abdul Muthalib, Bibi rasulullah.33
Khalifah Utsman bin Affan dilahirkan di Taif pada tahun
576 Masehi, 6 tahun setelah tahun gajah (peristiwa penyerbuan
kakbah oleh tentara gajah yang di pimpin oleh raja abrahah).
Beliau adalah putra dari pasangan Abu Ash bin Umayyah dan
Urwa bin Al bayda. Utsman berasal dari keturunan Bani
Muawiyah yang mulia dan terhormat. Beliau terkenal sebagai
keturunan bangsa saudagar kaya raya dan sangat disegani di
kalangan orang Quraisy karena kekayaan yang dimiliki dan sifat
kedermawanannya.34
Di masa jahiliah ia disebut nama panggilan Abu Amr.
Setelah masa islam, ia lebih sering dipanggil “Abu Abdullah”
yang diambil dari nama putranya Ruqayyah bin Rasulullah, ada
juga yang bilang di masa jahiliah ia sering dipanggil Abu Layla,
karena kelembutan dan keramahannya kepada sesama.
Julukannya yang terkenal adalah Dzunnurain (sang pemilik dua
cahaya) itulah julukan yang disukainya. Julukan itu diberikan
oleh junjungannya yang mulia, Rasulullah Muhammad Saw. Ia
mendapat julukan itu karena keutamaanya, karena ia menikah
dengan dua putri nabi, Ruqayyah r.a. dan Ummu Kultsum r.a. 35
33
Dr. Musthafa Murad, Kisah hidup Utsman ibn Affan, (Jakarta: Zaman,
2009) hlm, 12
34
Sohibi, Khulafaur Rasyidin, (Semarang: Mutiara Aksara, 2019) hlm, 27
35
Dr. Musthafa Murad, Kisah hidup Utsman ibn Affan, (Jakarta: Zaman,
2009) hlm, 12
Utsman bin Affan adalah salah satu dari 3 atau 7 orang
yang paling awal memeluk agama islam. Ketika itu, Rasulullah
Saw menyeru orang-orang untuk berserah diri kepada Allah Swt,
secara sembunyi-sembunyi. Bahkan, Darul Arqam yang dijadikan
tempat berkumpul para sahabat tersebut sangat tersembunyi dari
pandangan kaum Quraisy. Padahal, mereka tak bisa menemukan
tempat itu sebelumnya.
Pada situasi inilah Utsman mulai bergabung ke dalam
barisan dakwah tersebut, dengan berbagai resiko yang akan
dihadapinya. Bagi Utstman, ini hijrah pertamanya. Dia
meninggalkan kehidupannya yang nyaman dan dikelilingi
kekayaan. Sahabat rasul ini berpindah dari kehidupan glamor
menuju kehidupan kosong yang sulit diterka dinamika dan
dipengaruhi resiko berbahaya. Utsman telah memastikan di mana
kakinya berpijak dan melangkah, yaitu jalan yang tak dikenal
sebelumnya 36
Akhlak terpuji merupakan bagian yang terpenting dari
pribadi Usman bin Affan. Dia benar-benar menjaga kehormatan
dirinya, termasuk dari hal-hal kecil yang mungkin disepelekan
oleh orang lain. Dia menjadikan malu sebagai benteng dirinya,
dan membuat orang-orang sangat menghargainya. Dalam diri
Utsman juga terdapat sifat pemalu, apalagi jika auratnya terlihat
oleh orang lain. Bahkan, karena sangat pemalunya Utsman,
malaikat juga malu padanya. Sehingga rasul pun berkata,”Umatku
36
Khalid Muhamad Khalid, Utman ibn Affan, (Bandung: Mizania, 2014)
hlm, 25
yang paling pengasih adalah Abu Bakar, yang paling keras
membela agama Allah adalah Abu Bakar, yang paling pemalu
adalah Utsman”. 37
Fitnah yang melanda Utsman inilah yang memicu
kekacauan dan akhirnya menyebabkan Ustman terbunuh di
rumahnya setelah dimasuki oleh sekelompok orang yang
berdemonstrasi di depan rumahnya. Ustman saat itu sedang
membaca al-Qur’an dan berpuasa, dibunuh oleh Hamron bin
Sudan as-Syaqy yang kemudian membuka perpecahan kaum
muslimin. Ustman bin Affan terbunuh pada hari Jum’at 18
Dzulhijah 35 H. Ia kemudian dimakamkan di Baqi’, Madinah. 38
3.2 Masa pemilihan khalifah

Saat khalifah Umar jatuh sakit menjelang ajalnya, dia


membentuk tim formatur yang akan memilih khalifah pengganti.
Kelompok ini beranggotakan enam orang yaitu Utsman bin
Affan, Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam,Thalhah bin
Ubaidlillah, Abdurrahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abi Waqash.
Mereka merupakan sahabat terbaik Rasulullah.

Mereka diminta berkumpul di sebuah rumah dengan


dipandu oleh Abdullah bin Umar yang tidak termasuk dalam
formatur pemilihan khalifah. Mereka bermusyawarah tiga hari

37
Yoli Hendi, Gita Mutia, Umi Sholehah, Khulafaur Rasyidin, (Jakarta:
Gramedia Pustaka utama, 2017) hlm, 142.
38
Abdul Syukur al-Azizi, Sejarah Terlengkap Peradaban Islam,
(Yogyakarta: Noktah, 2017), hlm 102.
lamanya disana. Setelah berkumpul Abdurrahman bin Auf
berkata, “ Pilihlah tiga orang diantara kalian”. Zubair
berkata,”Aku memilih Ali”. Thalhah berkata,”Aku memilih
Utsman”. Sa’ad berkata,”Aku memilih Abdurrahman bin Auf”.
Abdurrahman berkata kepada Ali dan Utsman,”Aku akan
memilih seorang diantara kalian yang sanggup memikul tanggung
jawab ini. Jadi sampaikanlah kalian mengenai hal ini”

Karena Ali dan Utsman tak kunjung menjawab,


Abdurrahman bin Auf pun melanjutkan, “Apa kalian hendak
memikulkan beban ini kepadaku? Bukankah yang paling berhak
memikulnya yang terbaik diantara kalian?’ . Mereka menjawab,
“Benar”

Abdurrahman bin Auf menolak dicalonkan menjadi


khalifah, jadi dia yang ditunjuk sebagai ketua tim formatur
pemilihan khalifah. Maka Adurrahman bin Auf memulai tugasnya
dengan bertanya kepada Utsman bin Affan, “Sekiranya aku tidak
memilihku sebagai khalifah pengganti, maka siapakah yang kamu
usulkan untuk menjadi khalifah?’. Utsman bin Affan menjawab
tegas,’Ali bin Abi Thalib”

Kemudian Abdurrahman bin Auf pergi menemui Ali dan


bertanya,”Jika aku tidak memilihmu sebagai khalifah berikutnya,
lalu siapakah yang akan kamu usulkan sebagai khalifah? Ali bin
Abi Thalib menjawab “Utsman bin Affan”
Karena tidak mencapai kata sepakat untuk satu nama,
akhirmya Abdurrahman bin Auf berkeliling untuk meminta
pendapat para tokoh, sahabat-sahabat nabi dan juga kaum
muslimin, Ustman dan Ali sama sama disukai, tapi kebanyakan
memilih Utsman bin Affan.39

Kemudian pada hari terakhir bulan Zulhijah 23 Hijriah,


akhirnya kaum muslimin bersama sama memilih Ustman bin
Affan menjadi khalifah. Setelah usai sholat shubuh berjamaah
Abdurrahman bin Auf berkata, “Amma ba’du.Wahai Ali, aku
telah berkeliling menghimpun pendapat berbagai kalangan dan
ternayata mereka memilih Ustman. Aku berharap engkau
menerima ketetapan ini”. Setelah itu ia berkata kepada Utsman,
“Aku membaiatmu atas nama sunnah Allah dan Rasul-Nya, juga
dua khalifah sesudahnya.” Akhirnya Ustman bin Affan resmi
menjadi khalifah ketiga atas dukungan umat muslim”

3.3Perkembangan peradaban dan wilayah kekuasaan.

Ustman bin Affan memerintah selama 13 tahun (23-25 H


atau 644-655 M) di masa pemerintahan khalifah Ustman bin
Affan terjadi banyak kemajuan peradaban dalam berbagai lini
kehidupan diantaranya adalah :

a. Bidang politik pemerintahan

39
Ibid., hlm 148
Khalifah Utsman bin Affan menerapkan kebijakan berupa
mempercayakan urusan pemerintahan kepada seorang
gubernur untuk setiap wilayah atau provinsi. Pada
masanya, kekuasaan negara Madinah dibagi menjadi
sepuluh provinsi:
1. Nafi’ bin al-Haris al-Khuza’i, Amir wilayah Mekkah.
2. Sufyan bin Abdullah ats-Tsaqafi, Amir wilayah Thaif.
3. Ya’la bin Munabbih halif, Amir wilayah Shan’a.
4. Abdullah bin Abi Rabbah, Amir wilayah Al-Janad.
5. Utsman bin Rabi’ah, Amir wilayah Bahrain.
6. Al-Mughiroh bin Syu’bah, Amir wilayah Kufah.
7. Abu Musa Abdullah bin Qais al-Asy’ari, Amir
wilayah Basrah.
8. Muawiyah bin Abu Sufyan, Amir wilayah Damaskus.
9. Umar bin Sa’ad, Amir wilayah Hims
10. Amr bin al-Ash as-Sahami, Amir wilayah Mesir.40
Tidak hanya itu pada masa khalifah Ustman bin
Affan juga membuat tempat khusus kehakiman (Balai
kehakiman), yang mana dua khalifah sebelumnya hanya
duduk di masjid untuk memutuskan perkara. Khalifah
Ustman telah mewariskan hukum-hukum fikih dalam
bidang hukum qisash, pidana, hudud, ta’zir, ibadah dan
muamalat yang berpengaruh besar dalam madzhab-

40
Dr. Ahmadin, S.Ag., S.Pd., M.Pd, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:
Kencana, 2020), hlm 49
madzhab fikih islam. Adapun hakim pada masa khalifah
Ustman :
1. Zaid bin Tsabit di Madinah
2. Abu Ad-Darda’ di Damaskus
3. Ka’ab bin Sur di Basrah
4. Abu Musa Al-Asy’ari di Basrah
5. Syuraih di Kufah
6. Ya’la bin Umayyah di Yaman
7. Tsumamah di Sana’
8. Utsman bin Qais Abil Ash di Mesir41
b. Militer
Pada masa pemerintahannya, Utsman bin Affan membuat
armada laut pertama kali dalam islam. Peran armada laut
ini adalah untuk menghalau serangan-serangan di laut
tengah yang dilancarkan oleh tentara Biztanium. 42
c. Ekonomi dan sosial
Pada masa khalifah Ustman banyak kharaj dan harta yang
masuk ke dalam kas negara dari berbagai penjuru, maka ia
membuat gudang penyimpanan dalam bidang ekonomi dan
sosial. Geliat pertanian, industri dan perdagangan kian aktif
pada masa pemerintahan Utsman, disebabkan anugrah
Allah kepada umat islam dalam ekspansi mereka.
Penduduk Madinah khususnya dan orang orang islam pada

41
Prof. Dr. Ali Muhamad As-Shalabi,Biografi Utsman bin Affan, (Al-
Kautsar:Jakarta, 2013) hlm 177
42
Ibid, hlm 165
umumnya mereka hidup dalam kenikmatan dan
kemudahan. Ustman bin Affan juga memberikan hibahnya
berupa sandang dan pangan kepada penduduk dataran
tinggi di Madinah, dan mewariskan hibahnya kepada
tentara islam43
d. Pengetahuan dan budaya
Prestasi paling gemilang khalifah Utsman bin Affan
adalah berhasil membukukan Al-Qur’an. Pembukuan yang
dilakukan oleh khalifah Utsman bin Affan dilatarbelakangi
oleh semakin meluasnya daerah silam. Disamping itu,
karena adanya perbedaan bacaan dan dialek dalam
melafalkan Al-Qur’an dan masing masing-masing diantara
mereka saling memperkuat pendapatnya.
Orang yang mula-mula menaruh perhatian terhadap
pertikaian karena perbedaan bacaan adalah Huzaifah bin
Yaman. Hal tersebut kemudian dilaporkan kepada khalifah
Ustman bin Affan. Menanggapi hal tersebut, beliau
mengambil naskah Al-Qur’an kemudian membentuk
panitia pembukuan Al-Qur’an. Sebagai ketua Zaid bin
Sabit, dengan anggotanya Abdullah bin Zubair dan
Abdurrahman bin Haris. Dari mushaf yang telah ada
kemudian disalin dengan menulis ulang dan
menggandakannya menjadi 5 buah, masing-masing dikirim
ke Mekkah, Suriah, Basrah, Kufah dan satu mushaf

43
Ibid, hlm 169.
ditinggal di Madinah dan disebut dengan mushaf Ustmani.
Khalifah Utsman bin Affan menginstruksikan agar mushaf
Al-Qur’an selain yang ditulis ulang tersebut tidak boleh
digunakan. Sampe sekarang umat islam merasakan hasil
dari usaha beliau.44
e. Ekspansi daerah kekuasaan
Menurut para ahli sejarah, pemerintahan khalifah Ustman
bin affan merupakan zaman keemasan. Pada saat itu,
tentara islam mendapatkan kemenangan yang luar biasa,
satu demi satu,dan mereka juga menguasai beberapa negeri
yang sebelumnya berada dibawah kekuasaan Romawi
Persia dan Turki. Hal ini juga berkat jasa para panglima
yang ahli dan berkualitas sehingga peta islam menyebar
sangat luas dan bendera islam berkibar dari negeri
Tabaristan, Armenia, Sabur, Afrika Selatan, Andalusia
(Spanyol) Persia, perbatasan Aljazair (Barqah, Tripoli,
Cyprus, Tunisia), di utara sampai ke Aleppo dan sebagian
Asia kecil, di timur laut sampai ke Mawara al-Nahar-
Transoksansia, serta Kabul dan Ghazni. 45
4. Ali bin Abi Thalib
4.1Profil Ali bin Abi Thalib

44
Sohibi, Khulafaur Rasyidin, (Semarang: Mutiara Aksara, 2019) hlm, 35
45
Abdul Syukur al-Azizi, Sejarah Terlengkap Peradaban Islam,
(Yogyakarta: Noktah, 2017), hlm 101.
Ali bin Abi thalib khalifah terakhir dalam kekhalifahan
khulafaur Rasyidin menurut pandangan Sunni. Namun bagi islam
Syi’ah Ali adalah khalifah pertama dan imam pertama dari 12
imam Syi’ah. Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya
kenabian nabi Muhammad, sekitar tahun 600 Masehi. Ia bernama
asli Haydar bin Abu Thalib. Namun, nabi Muhammad tidak
menyukainya dan memanggil Ali, yang berarti memiliki derajat
yang tinggi di sisi Allah swt

Ali bin Abi Thalib dilahirkan dari pasangan Abu Thalib


bin Abdul Muthalib dengan Fatimah binti As’ad. Keduanya masih
keturunan Bani Hasyim. Ali bin Abi Thalib adalah generasi
pertama yang memeluk islam setelah Khadijah binti Khuwailid.
Pada saat itu, Ali baru berusia 10 tahun

Sejak memeluk islam, Ali bin Abi Thalib selalu bersama


dengan nabi. Taat kepadanya dan banyak menyaksikan proses
turunnya wahyu. Sebagai anak yang diasuh dan dibesarkan di
rumah nabi, ia menjadi pribadi yang istimewa. Di saat remaja lain
berhura-hura, Ali telah berkenalan dengan nilai-nilai spiritual
yang ditunjukkan oleh Rasulullah, baik melalui lisan dan tindak-
tanduk beliau

Ali bin Abi Thalib adalah sahabat yang paling disegani


karena kecerdasannya dalam banyak macam ilmu pengetahuan,
baik soal hukum, rahasia ketuhanan, maupun segala persolan
keagamaan secara teoritis dan praktis, Rasulullah sendiri
memujinya, sebagai sabdanya, “Aku adalah gudangnya ilmu dan
Ali adalah kuncinya”

Selain cerdas, Ali juga dikenal sebagai panglima perang


yang gagah perkasa. Keberanian diakui oleh kaum muslimin dan
mampu menggetarkan hati lawan-lawannya. Ia turut serta pada
hampir semua peperangan yang terjadi pada masa nabi kecuali
Perang Tabuk karena Rasulullah memintanya menetap di Makkah
untuk menjaga stabilitas wilayah.46

Pemerintahan khalifah Ali banyak dipenuhi dengan


pemberontakan.Saat, itu banyak kaum muslimin yang
membangkang, pelanggaran hukum dan berita perampasan, serta
teror pembunuhan dimana-mana. Pada tanggal 20 Ramadhan 40
H atau 24 Januari 661 M. Ia gugur syahid pada usia 63 tahun,
khalifah Ali terbunuh oleh Abdurrahman bin Muljam ketika
melaksanakan sholat subuh di Masjid Kufah.

4.2Masa Pemilihan khalifah

Kaum muslimin dlam kesedihan yang sangat mendalam, dan


dalam kebingungan setelah kematia usman. Selama lima hari
berikutnya mereka tanpa pemimpin. Sejarah sedang kosong buat
Madinah, selain pemberontak yang selama itu pula membuat
kekacauan dan menanamkan ketakutan di hati orang.

46
Ibid., Hlm 104
Kaum pemberontak mengadakan pendekatan kepada Ali
bin Abi Thalib dengan maksud mendukungnya sebagai khalifah,
dipelopori oleh Al-Gafiqi dari pemberontak Mesir sebagai
kelompok terbesar. Tetapi Ali menolak, sebenarnya bukan ini
yang diinginkan. Kedudukannya sekarang memang serba sulit,
tetapi kalau dia mundur juga salah. Mayoritas mereka tetap
mendesak agar Ali dibaiat.

Orang sudah tau, bahwa dalam soal pertalian darah Ali


bin Abi Thalib adalah orang terdekat kepada Nabi. Sejak kecil
sudah bersama-sama, muslim pertama di kalangan pemuda dan di
kalangan Bani Hasyim. Ali adalah kepercayaan pribadi
Rasulullah dalam soal-soal keluarga, diminta menjaga
keluarganya ketika berangkat ke medan perang di Tabuk.

Pada senin 21 Zulhijah 20 Juni 656 M Ali bin Abi Thalib


dibaiat, dan orang yang membaiat adalah Thalhah bin Ubaidillah
kemudian disusul oleh kaum muslimin. Di sela-sela ramainya
suara kegembiraan selesai baiat itu memenuhi udara kota
Madinah, di sudut lain sayup-sayup terdengar nada kesedihan,
merintih dan memilukan sekali. Penyair Hassan bin Sabit sedang
mengakhiri pembacaan puisi eleginya atas kematian Ustman bin
Affan.47

4.3Perkembangan peradaban dan wilayah kekuasaan.

47
Ali Audah, Ali bin Abi Tahlib, (Jakarta: Litera Antarnusa, 2013), hlm
186
Khalifah Ali bin Abi Thalib memerintah selama 6 tahun
dari 35 H hingga 40 H atau 655-661 M. Adapun kemajuan
peradaban pada masa Ali bin Abi Thalib mencakup dari berbagai
lini kehidupan antara lain:

a. Bidang Pemerintahan
Semua gubernur yang diangkat oleh khalifah Ustman
Ibnu Affan terpaksa diganti karena banyak masyarakat
yang tidak menyukainya. Menurut pengamatan Ali, para
gubernur inilah yang menyebabkan timbulnya berbagai
gerakan pemberontakan terhadap pemerintahan khalifah
Ustman bin Affan. Pemberontakan ini pada akhirnya
membuat sengsara banyak rakyat, sehingga rakyat pun
tidak suka terhadap mereka. Berdasarkan pengamatan
inilah, kemudian khalifah Ali binAbi Thalib mencopot
mereka. Adapun beberapa gubernur yang diangkat khalifah
Ali sebagai pengganti gubernur lama ialah:
1. Ammarah bin Syahab sebagai gubernur Kuwait
menggantikan Abu Musa al-Asy’ari
2. Khais bin Tsabit sebagai gubernur Mesir
menggantikan Abdullah bin sa’ad
3. Usnab bin Hany al Anshori sebagai gubernur Basyrah
menggantikan Abdullah bin Amr
4. Shal bin Hanif sebagai gubernur Syam menggantikan
Muawwiyah bin Abu Sufyan
Pada masa pemerintahan khalifah Ustman, banyak para
kerabatnya yang mendapatkan fasilitas dalam berbagai
bidang, sehingga banyak di antara mereka yang kemudian
menyalahgunakan pemerintahan dan kekayaan negara.
Oleh karena itu, khalifah Ali bin Abi Thalib menarik
kembali semua tanah untuk dijadikan milik negara.
Usaha yang dilakukan oleh khalifah Ali itu mendapat
banyak tantangan, serta perlawanan dari para penguasa dan
kerabat mantan khalifah Ustman. Terutama Muawiyah bin
Abu Sufyan yang telah terancam keududukannya sebagai
gubernur syam sampai-sampai mengahasut para sahabat
lain supaya menentang kebijakan khalifah Ali bin Abi
thalib. Muawiyah juga mengajak kerja sama mantan
gubernur yang dicopot khalifah Ali. Kejadian ini kemudian
memicu terjadinya perang Shiffin dan beberapa
48
pemberontakan lainnya
b. Bidang ilmu bahasa
Khalifah Ali bin Abi Thalib juga merupakan salah satu
tokoh sastra yang hebat, ia menulis syair dan beberapa
prosa (terutama dalam bentuk surat atau nasihat). Selain
itu, ia juga dikenal sebagai ahli retorika di kalangan kaum
muslimin. Ia mampu memperkaya dunia sastra dengan
beratus-ratus pidatonya yang mempunyai nilai sastra yang
tinggi.
48
Abdul Syukur al-Azizi, Sejarah Terlengkap Peradaban Islam,
(Yogyakarta: Noktah, 2017), hlm 122.
Selain itu, pemerintahan pada masa khalifah Ali juga
berhasil mengembangkan seni kaligafi. Pada masa khalifah
Ustman, teknikpenulisan al-Qur’an sangat berkembang
terus pada masa khalifah Ali. Adapun kaligrafi yang
berkembang saat itu adalah kufi. Khat kufi memiliki ciri-
ciri yang spesifik, yakni berbentuk kaku, bersiku siku, atau
bersudut-sudut dengan garis lengkung pada huruf-huruf
tertentu saja.49
c. Bidang pembangunan
Salah satu keberhasilan dalam bidang pembangunan pada
masa khalifah Ali ialah dalam masalah tata kota. Salah satu
kota yang dibangun adalah kota Kufah dan Irak. Awalnya,
perkembangan kota ini bertujuan untuk politis dan
rongrongan para pemberontak, salah satunya Muawiyah
bin Abu Sufyan. Akan tetapi, lama kelamaan kota tersebut
berkembang menjadi kota yang sangat ramai dikunjungi,
bahkan menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan
keagamaan, seperti nahwu, hadits, dan lain sebagainya.
d. Bidang ekonomi
Dalam ekonomi, sistem kebijaksanaan perdagangan yang
diterapkan oleh khalifah Ali tidak jauh berbeda dengan
sebelumnya, Umar bin Khattab. Ia hanya melanjutkan
beberapa kebijakan yang telah dibuat oleh Umar.
Sementara, dalam sektor pertanian, khalifah Ali mengelola

49
Ibid. 124
beberapa tanah atau lahan yang diambilnya dari bani
Umayyah dan para penduduk lainnya. Hal ini digunakan
untuk menambah devisa negara.
Selain itu, kepemimpinan khalifah Ali juga mengelola
dan melestarikan kembali Baitul Mal. Pada masa
pemerintahannya, Ali dengan teguh mengikuti prinsip-
prinsip yang telah ditetapkan oleh khalifa Umar. Harta dan
kekayaan masyarakat dikembalikan kepada rakyat dengan
adil dan merata.50
e. Kebudayaan dan pendidikan
Khalifah Ali berusaha mengembalikan citra pemerintahan
islam sebagaimana masa Abu Bakar dan Umar. Akan
tetapi, karena kondisi saat itu tidak terkendali, usaha Ali
tidak banyak berhasil. Adapun usaha-usaha yang dapat
dilakukannya, antara lain adalah:
1. Mendirikan beberapa madarasah sebagai tempat
memberikan pelajaran daman bentuk khalaqah di
masji atau di tempat pertemuan lainnya.
2. Mengembangkan hukum islam, Ali dikenal sebagai
seorang mujatahid yang agung dan ahli hukum pada
zamannya, dan terbesar di segala zaman. Ia mampu
menetapkan aturan-aturan pokok untuk kepentingan
umat islam secara keseluruhan dan menyelesaikan
semua masalah rumit yang paling sulit sekalipun.

50
Ibid, hlm 125
Selain itu, khalifah Ali juga berhasil mengembangkan
ilmu pengetahuan lainnya. Pada masa pemerintahannya
wilayah islam berkembang luas dan banyak masyarakat
yang bukan berasal dari kalangan Arab, banyak ditemukan
kesalahan dalam membaca teks al- Qur’an atau hadits
sebagai sumber hukum islam.51
Hal itu dianggap sebagai kesalahan fatal oleh khalifah
Ali, ia kemudian memerintahkan Abu al-Aswad al-Duali
untuk mengarang pokok-pokok ilmu nahwu. Dengan
adanya ilmu itu Khalifah Ali berjasa memperbarui
gramatika tulisan Arab, dengan membuat rumus-rumus
tanda baca, seperti titik dan harakat untuk memudahkan
kaum muslimin membaca al-Qur’an atau berkomunikasi
melalui tulisan.52
f. Ekspansi daerah kekuasaan
Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan islam
telah sampai ke sungai Eufrat, Tigris, dan Amu Dariyah,
bahkan sampai ke indus India. Selain itu, khalifah Ali juga
berhasil melakukan invasi laut atas konkan dan juga
berhasil mendirikan pemukiman militer di perbatasan
Syiria. Sambil memperkuat daerah perbatasan negaranya,
ia juga membangun benteng-benteng yang tangguh di utara
perbatasan Persia.53

51
Ibid, Hlm 126.
52
Ibid, Hlm 127.
53
Ibid., hlm 126.
BAB III

KESIMPULAN

Pada masa khulafaurrasyidin adalah masa yang


berkembang setelah nabi Muhammad. Di masa ini banyak
perkembangan yang telah dilakukan selama 30 tahun diantaranya
menakulukkan daerah daerah, membukukan al-Qur’an dan
mengatur pemerintahan yang baik

Masa khulafaurrasyidin mempunyai 4 bagian yaitu khalifah Abu


Bakar di masa ini mempunyai masa tersendiri dengan metode
pemimpinannya dalam mengembangkan peradaban islam
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai