Anda di halaman 1dari 23

$ a g e

VAKSIN MENINGITIS DALAM PANDANGAN ISLAM








Disusun oleh
DWI NANDA BANU PUTERA
109016100055

BIOLOGI 5B


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011

$ a g e

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, atas segala limpahan berkat dan
rahmatnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul 'Vaksin
Meningitis dalam Pandangan Islam. Salam dan salawat semoga tetap tercurah kepada
Rasulullah Muhammad SAW, nabi yang membawa kita keluar dari zaman jahiliyah menuju
zaman yang terang benderang seperti saat ini. Semoga kita termasuk umat yang akan
mendapat syaIa`atnya kelak, aamiin.
Meningitis adalah salah satu penyakit yang berbahaya. Para calon jamaah haji dan
umrah yang dating ke tanah suci berpotensi besar terjangkit penyakit ini, karena bisa
tertular dari jamaah yang berasal dari aIrika di mana aIrika merupakan daerah epidemic
meningitis. Untuk menghindarinya tentu saja vaksin adalah cara yang sangat ampuh.
Namun vaksin meningitis yang beredar di pasaran menggunakan mikroorganisme yang
dibiakkan menggunakan medium enzim babi. Padahal jelas dalam Al Quran, babi adalah
hewan yang haram. Lalu bagaimana para calon jamaah haji dan umroh ini harus
menyikapinya? Hal tersebut akan dibahas dalam makalah ini
Terimakasih saya ucapkan kepada Dr. Dimyati selaku dosen pengampu mata kuliah
Islam dan Persoalan Kontemporer, dan juga seluruh pihak yang membantu penyusunan
makalah ini. Semoga kebaikannya dibalas oleh Allah Swt. Dan juga semoga makalah ini
berguna bagi kita semua, aamiin


$ a g e

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 4
B. Pembatasan Masalah ................................................................................................. 4
C. Tujuan ....................................................................................................................... 4
D. Metode Pembuatan Makalah ...................................................................................... 5
BAB II: PEMBAHASAN .................................................................................................. 6
A. Islam dan Kesehatan .................................................................................................. 6
B. Meningitis ............................................................................................................. 8
C. Vaksin Meningitis ................................................................................................... 10
D. Hukum Berobat dengan Barang Haram .................................................................... 11
E. Iaksln dan elaksanaan Pa[l 12
F. Pokum Iaksln MenlnglLls dalam lslam 13
BAB III : SIMPULAN .................................................................................................... 22
A. Simpulan ................................................................................................................. 22
B. Penutup dan Saran ................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 23


$ a g e

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Vaksinasi adalah suatu aktivitas yang bertujuan membentuk kekebalan tubuh dan
biasanya dilakukan pada bayi, balita, dan ibu hamil. Perkembangan vaksin virus diawali
dengan penemuan Edward Jenner pada tahun 1798 , bahwa inokulasi cacar sapi
(cowpox) pada seseorang ternyata dapat melindungi orang tersebut dari penyakit cacar
(smallpox). Sejak saat itu vaksin mengalami perkembangan baik dari cara menentukan
epitop imunodominan, strategi perbanyakan protein maupun cara aplikasinya.
Sebagaimana kita maklumi bahwa Ibadah haji merupakan rukun Islam yang wajib
dilaksanakan oleh yang telah berkemampuan, Q.s. Ali Imrah 97. Akan tetapi sekarang
ini, kenyamanan dan ketenangan para jamaah haji atau umrah yang telah menunaikan,
apalagi yang akan menunaikan pada tahun ini. Mereka diusik dengan kenyataan bahwa
pada proses pembuatan vaksin meningitis menggunakan enzim babi.

B. Pembatasan Masalah
Bagaimana kesehatan dalam pandangan Islam?
Apakah meningitis itu?
Vaksin meningitis dan hukumnya bagi jamaah haji dan umrah?

. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari vaksin.
Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam vaksin.
Mahasiswa hadap mengerti dan memahami hukum dari vaksinasi.
Mahasiswa hadap mengerti dan memahami hukum dari vaksin Meningitis baji
Jemaah Haji.
Memenuhi tugas UTS mata kuliah Islam dan Persoalan Kontemporer


$ a g e

D. Metode Pembuatan Makalah
Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalahdengan mencari
reIerensi-reIerensi dari buku maupun media elektronik, kemudian dari sumber-sumber
yang telah didapatkan kami susun menjadi sebuah makalah.



$ a g e

BAB II
PEMBAHASAN


A. ISLAM DAN KESEHATAN
Islam, agama 7ahmatan lil alamin, adalah agama yang sangat universal dan
memiliki kesempurnaan di segala aspek yang dapat diaplikasikan oleh manusia dalam
kehidupannya. Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di muka
bumi ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia
dengan Sang Khalik-nya dan alam syurga, namun Islam memiliki aturan dan tuntunan yang
bersiIat komprehensiI, harmonis, jelas dan logis.
Sehat menurut batasan Wo7ld Health O7ani:ation adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktiI secara sosial dan
ekonomis. Islam memandang, bahwa kesehatan merupakan nikmat dan karunia Allah swt
yang wajib disyukuri. Disamping itu sehat juga adalah obsesi setiap insane berakal; tak
seorang manusia pun yang tidak ingin selalu sehat, agar tugas dan kewajiban hidup dapat
dilaksanakannya dengan baik.
Meskipun nikmat merupakan kebutuhan Iitrah manusia dan nikmat Allah, tetapi
banyak manusia yang mengabaikan dan melupakan nikmat sehat ini, sebagaimana yang
dijelaskan Rasulullah saw .'Ada dua nikmat yan banyak dilupakan manusia, yaitu nikmat
sehat dan peluan kesempatan` (HR Imam Bukha7i). Karenanya kesehatan salah satu
perkara yang diminta pertanggungjawabannya di hadapan pengadilan Allah swt, seperti
dalam hadits Nabi : 'Nikmat yan pe7tama ditanyakan kepada setiap hamba pada ha7i
Kiamat denan pe7tanyaan 'Tidakkah telah Kami sehatkan badanmu dan telah Kami
sea7kan (kenyankan) kamu denan ai7 yan sefuk` (HR Imam Ti7mi:i).
Maka sebahagian ulama taIsir mengartikan kenikmatan dalam Iirman Allah
'(Kemudian kamu pasti akan ditanya pada ha7i itu kenikmatan)` surat al-Takatsur: 8, yaitu
nikmat sehat.
Diantara perhatian Islam kepada kesehatan, adalah perintah dan anjuran menjaga
kebersihan. Demikian dapat dipahami, jika pembahasan ulama Iiqh dalam khazanah

$ a g e

intelektual mereka selalu diawali dengan 'Bab Thaharah Bahasan mengenai kesucian atau
kebersihan, bersih dari hadats besar dengan mandi junub, atau hadats kecil dengan
berwudhu, bersih dari najis dan kotoran.
Demikian juga selain wudhu, syarat sah shalat adalah bersih pakaian, tempat dari
segala najis dan kotoran yang menodai.
Allah fua be71i7man . 'Dan pakaianmu be7sihkanlah` (QS al-Mudatsi7. 4).
'Sesunuhnya Allah menyukai o7an-o7an yan be7taubat dan mensucikan di7i
(QS al-Baqa7ah. 222).
'Di dalamnya (mesfid) te7dapat o7an-o7an yan be7taubat dan membe7sihkan di7i,
sesunuhnya Allah suka kepada o7an-o7an yan selalu membe7sihkan di7i` (QS
at-Taubah. 108).
Demikian Rasulullah mengarahkan di banyak hadits-hadits beliau, antara lain:
1. 'Kebersihan adalah sebagian daripada iman (HR. Imam Muslim).
2. 'Kewajiban setiap muslim adalah menggunakan satu hari dari tujuh hari untuk
mencuci rambut dan badannya (HR. muttaIaq alaihi).
3. 'Barangsiapa yang memiliki rambut, hendaknya ia merawatnya dengan baik (HR.
Abu Daud).
4. 'Sesungguhnya Allah Maha Indah mencintai keindahan, Allah Maha Baik
menyukai kebaikan, Allah Maha Bersih mencintai kebersihan. Karena itu
bersihkanlah teras rumah kalian dan janganlah kalian seperti orang-orang Yahudi
(HR.Tirmizi).

Ada sebuah hadist yang berbunyi:
Rasulullah Saw be7sabda, `Jika wabah penyakit menyeba7 di suatu dae7ah tempat
kamu be7ada, fanan tinalkan dae7ah itu ka7na takut. Jika kamu mendena7 penyakit
telah mewabah di suatu tempat lain, fananlah kamu pe7i ke sana` (HR Bukha7i dan
Muslim)
Hadist di atas merupakan perintah bagi kita semua agar menjaga kesehatan dan
menjauhkan diri dari resiko terkena penyakit.
Di bawah ini adalah hadist Rasulullah Saw tentang pentingnya berobat ketika sakit:

$ a g e

Nabi Muhammad Saw. Menunfuni seo7an lelaki yan sakit dan be7kata,
'panilkna seo7an tabib(dokte7) untuknya.` O7an sakit itu be7kata,`Ya Rasululla,
Enkau bena7-bena7 menatakan itu?` Beliau menfawab,`Ya` (HR Abu Nuaim)
Dalam buku Muntakhobu Minassunah yang disusun oleh Majelis Ulama Tertinggi
untuk Urusan-urusan Keislaman Mesir, hadist di atas merupakan perintah untuk berobat
ketika sakit. Dan pada dasarnya perintah itu berarti wajib, karena meninggalkan berobat
mendekatkan menghadapkan diri kepada bahaya, suatu hal yang terlarang dalam agama
1
.
Maka bisa kita simpulkan bahwa dalam Islam, kesehatan merupakan hal yang
sangat penting. Menjaga kesehatan, dan berobat ketika sakit wajib dilaksanakan oleh semua
muslim.

B. MENINGITIS
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau
selaput yang melapisi otak dan syaraI tunjang. Meningitis dapat disebabkan berbagai
organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam darah dan
berpindah kedalam cairan otak.
Meningitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, maupu jamur. Meningitis yang
disebabkan oleh virus umumnya tidak berbahaya, akan pulih tanpa pengobatan dan
perawatan yang spesiIik. Namun Meningitis disebabkan oleh bakteri bisa mengakibatkan
kondisi serius, misalnya kerusakan otak, hilangnya pendengaran, kurangnya kemampuan
belajar, bahkan bisa menyebabkan kematian. Sedangkan Meningitis disebabkan oleh jamur
sangat jarang, jenis ini umumnya diderita orang yang mengalami kerusakan immun (daya
tahan tubuh) seperti pada penderita AIDS.
Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis diantaranya :
1. St7eptococcus pneumoniae (pneumococcus).
Bakteri ini yang paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anak-anak.
Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan inIeksi pneumonia, telinga dan rongga
hidung (sinus).

1
Majelis Ulama Tertinggi untuk Urusan-urusan Keislaman Mesir, Muntakhobu Minassunah, Angkasa,
Bandung, 1987, hal.48

$ a g e


2. Neisse7ia meninitidis (meningococcus).
Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus pneumoniae,
Meningitis terjadi akibat adanya inIeksi pada saluran naIas bagian atas yang kemudian
bakterinya masuk kedalam peredaran darah.

3. Haemophilus in1luen:ae (haemophilus).
Haemophilus inIluenzae type b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat menyebabkan
meningitis. Jenis virus ini sebagai penyebabnya inIeksi pernaIasan bagian atas, telinga
bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine) telah membuktikan
terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan bakteri jenis ini.

4. Liste7ia monocytoenes (listeria).
Ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan meningitis. Bakteri
ini dapat ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan dalam makanan yang
terkontaminasi. Makanan ini biasanya yang berjenis keju, hot dog dan daging sandwich
yang mana bakteri ini berasal dari hewan lokal (peliharaan).

5. Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah Staphylococcus
au7eus dan Mycobacte7ium tube7culosis.

Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin,
ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian
dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui rekan atau disekeliling ada yang
mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati-hati. Mencuci tangan yang bersih sebelum
makan dan setelah ketoilet umum, memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya
tahan) tubuh dengan makan bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik
menghindari berbagai macam penyakit.



$ a g e

C. VAKSIN MENINGITIS
Meningitis sebagaimana yang telah dipaparkan pada subbab sebelumnya merupakan
penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur yang dapat menular
melalui udara, makanan dan air. Salah satu cara yang paling ampuh untuk mencegah
penyakit yaitu dengan vaksin.
Vaksin adalah suatu senyawa yang berisi bakteri, virus, atau mikroorganisme lain
yang telah dilemahkan, yang berIungsi untuk merangsang kekebalan alami terhadap
penyakit akibat mikroorganisme di dalam vaksin tersebut.
Sel darah putih sebagai agen yang bertanggung jawab dalam proteksi tubuh dari
serangan berbagai macam penyakit harus memiliki database tentang segala macam zat
asing yang dapat membahayakan tubuh. Jika sel darah putih menemukan suatu zat
asing(baik berupa mikroorganisme maupun senyawa-senyawa tertentu) dalam tubuh, ia
akan langsung mendeteksinya. Bila zat asing tersebut 'tercatat dalam database sel darah
putih sebagai zat yang membahayakan, maka zat asing itu akan dilenyapkan. Namun bila
sel darah putih belum mempunyai data tentang zat asing itu dalam databasenya, maka ia
akan membiarkan zat asing itu berada dalam tubuh. Ketika zat asing itu mengganggu
seseimbangan tubuh manusia, ia baru akan melawannya. Dan ketika zat asing itu masuk
lagi, sel darah putih akan langsung melenyapkannya, karena ia sudah punya database
tentang zat asing tersebut. Maka dari itu vaksin sangat ampuh untuk merangsang kekebalan
sistem imun alami kita.











$ a g e

D. HUKUM BEROBAT DENGAN BARANG HARAM
Di dalam Al Quran Surat Al Maidah ayat 3disebutkan:

'Diha7amkan baimu (memakan) bankai, da7ah, dain babi, (dain hewan)
yan disembelih atas nama selain Allah, yan te7cekik, yan te7pukul, yan fatuh, yan
ditanduk, dan dite7kam binatan buas, kecuali yan sempat kamu menyembelihnya, dan
(diha7amkan baimu) yan disembelih untuk be7hala. Dan (diha7amkan fua) menundi
nasib denan anak panah, (menundi nasib denan anak panah itu) adalah ke1asikan.
Pada ha7i ini o7an-o7an ka1i7 telah putus asa untuk (menalahkan) aamamu, sebab
itu fananlah kamu takut kepada me7eka dan takutlah kepada-Ku. Pada ha7i ini telah
Kusempu7nakan untuk kamu aamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku,
dan telah Ku-7idhai Islam itu fadi aama baimu. Maka ba7an siapa te7paksa ka7ena
kelapa7an tanpa senafa be7buat dosa, sesunuhnya Allah Maha Penampun lai Maha
Penyayan` (QS. Al Maidah, 5. 3).
Ayat di atas jelas merupakan pengharaman memakan(mengonsumsi) bangkai,
darah, daging babi dan sebagainya. Sedangkan seperti yang telah dijelaskan bahwa vaksin
berisi mikroorganisme yang dilemahkan. Mikroorganisme tersebut didapatkan dari hasil
kultur atau pembiakan di laboratorium dengam menggunakan media tertentu. Vaksin

$ a g e

meningitis yang beredar di pasaran mayoritas menggunakan medium enzim babi dalam
pembiakannya.
Berikut beberapa hadist Rasulullah Saw. Tentang berobat dan berobat dengan
barang haram:

Rasulullah Saw bersabda, Allah tidak menciptakan suatu penyakit tanpa menciptakan
pula obatnya (HR Bukhari)

Rasulullah Saw bersabda, Setiap penyakit ada obatnya. Ketika obat yang diberikan
tepat, penyakit itu tersembuhkan dengan izin Allah Yang Mahakuasa (HR Muslim)

Diterima dari Abu Darda` ra. Katanya, 'sabda Rasulullah Saw., 'Sesungguhnya Allah
menurunkan penyakit dan menurunkan obat, dan menjadikan bagi setiap penyakit itu
obatnya. Maka berobatlah kamu, tetapi jangan berobat dengan barang yang haram!
(HR Abu Daud)

'sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan kamu, dalam barang yang
diharamkan-Nya atas kamu (HR Bukhari dan Ibnu Mas`ud)

Jelaslah bahwa berobat dengan barang haram itu dilarang dalam Islam. Dan Allah
tidak memberikan kesembuham nelalui barang-barang yang diharamkannya. Sekalipun
barang-barang teresbut memiliki manIaat, sudah tentu manIaatnya sangat kecil
dibandingkan dengan kemudharatannya.

E. VAKSIN DAN PELAKSANAAN HAJI
Seperti yang telah dipaparkan pada subbab sebelumnya, bahwa memakan
(mengonsumsi) bangkai, darah, daging babi dan sebagainya. Dan Allah tidak menjadikan
kesembuhan dari barang yang diharamkanNya. Hal ini menjadi perdebatan karena vaksin
meningitis yang berisi mikroorganisme yang dilemahkan tersebut menggunakan medium
enzim babi dalam pembiakannya. Berdasarkan nash-nash pada subbab sebelumnya, jelaslah

$ a g e

bahwa vaksin meningitis adalah barang haram. Dan diharamkan berobat menggunakan
barang haram. Dalam diskusi vaksin meningitis di Universitas Yarsi, Selasa (3/8), Mantan
Menkes yang juga Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Siti Fadilah Supari
mengungkapkan, pada saat pembuatan biang menjadi calon vaksin pada 1970-an, belum
ada pabrik yang bisa buat media tanpa teknologi yang bersentuhan dengan enzim babi.
"Kalau mau membuat master seed bebas paparan porcine (enzim babi), itu perlu teknologi
baru," katanya.
Namun di dalam pelaksanaan Haji dan Umroh, pemerintah Arab Saudi
mengharuskan semua jamaah divaksin meningitis untuk menghindari serangan radang
selaput otak yang biasa ditularkan, karena meningitis merupakan penyakit epidemic di
AIrika. Dan ketika pelaksanaan Haji danUmroh, semua orang dari seluruh dunia berkumpul
menjadi satu di tanah suci untuk beribadah. Maka dari itu vaksinasi kepada jamaah haji dan
umroh penting dilakukan agar seluruh jamaah terhindar dari penyakit yang penyebarannya
sangat mudah ini.
Kontradiksi kedua hal tersebut menjadi dilemma calon jamaah haji dan umroh. Di
satu sisi mereka paham tentang keharaman daging babi. Namun di sisi lain, mereka
membutuhkan vaksin meningitis agar terhindar dari resiko terkena penyakit yang
membahayakan itu.

F. HUKUM VAKSIN MENINGITIS DALAM ISLAM
Untuk menjawab keresahan masyarakat tentang vaksin meningitis yang
mengandung unsure babi di dalamnya, Majelis Ulama Indonesia(MUI) sebagai lembaga
tinggi yang mengurusi agama Islam mengeluarkan Iatwa tentang vaksin meningitis
tersebut.

$ a g e



$ a g e


$ a g e


$ a g e


$ a g e


$ a g e


$ a g e


$ a g e



Dalam Ioto dari buku kumpulan Iatwa MUI tersebut jelas dikatakan bahwa
penggunaan vaksin meningitis pada jamaah haji dan umroh hukumnya mubah dalam
keadaan mendesak. Dan hokum tersebut berlaku sementara. Dalam buku Fatwa-Iatwa
Seputar Pengobatan dan Kesehatan karangan Abu Ihsan Al-Atsari disebutkan pula bahwa
sesuatu yang haram itu najis. Dan sesuatu yang haram tidak boleh digunakan sebagai obat.
Sebagian ulama berrpendapat bahwa sesuatu yang najis bisa menjadi suci dengan cara
mengubahnya. Maka dari itu bangkaiyang telah menjadi abu, asap dan lain sebagainya
tidak dianggap najis. Oleh sebab itu bisa saja sesuatu yang najis digunakan sebagai obat
yaitu dengan cara mengubahnya atau menghilangkan wujudnya. Sementara itu,Pembantu
Rektor Bidang Akademik Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Ahmad MuniI S. menegaskan,
"Tidak akan ditemukan vaksin halal sampai kiamat. Semuanya haram, karena biangnya
sesuatu yang bersinggungan tidak langsung dengan enzim porcine dari babi," ujarnya.
Menurut dia, jika mengikuti mahzab tersebut, tidak ada produk yang haram. Tapi,
tidak ada yang mewajibkan untuk terkait satu Iiqih saja. "Semua bebas memilih Iikih, asal
kuat argumennya, jelas kaidah dan metodologinya, serta sesuai kemajuan zaman" kata dia.

$ a g e

BAB III
SIMPULAN

A. SIMPULAN
Dari pelbagai hal yang dipaparkan, dapat diambil kesimpulan bahwa berobat
dengan barang-barang haram tidak diperbolehkan dalam Islam. Sedangkan untuk vaksin
meningitis pada calon jamaah haji dan umrah menurut MUI hukumnya mubah, selama hal
itu dalam keadaan mendesak karena belum ditemukan vaksin lain yang bersih dari
kontaminasi babi. Dan hukum itu berlaku hanya dua tahun atau hingga ditemukan vaksin
yang halal.

B. SARAN DAN PENUTUP
Penyusun menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini,
maka dari itu mohon dimaklumi atas segala kekurangannya. Kami membuka diri untuk
saran dan kritik dari pembaca agar ke depannya dapat lebih baik lagi. Semoga apa yang
dipaparkan dapat bermanIaat bagi kita semua, aamiin















$ a g e

DAFTAR PUSTAKA


Al-Atsari, Abu Ihsan. (2002). Fatwa-Fatwa Seputa7 Penobatan dan Kesehatan. Bogor:
Team At Tibyan
Al-Jawziyyah, Ibnu Qayyim. 1992. Thibbun Nabawiyy. Bandung: Pustaka.
Baekuni, Nasir, Narila mutia. Islam dan Kesehatan 2004. Jakarta : UIN Jakarta Press
Basyuni, Muhammad M. 2008. ReIormasi Manajemen Haji. Jakarta: FDK Press
Farroqi, Dr. M.I.H. 2005. Te7api He7bal Ca7a Islam. Bandung: Mizan
Hawley, Lousie B.2003. Mikrobiologi dan Penyakit InIeksi. Jakarta : Hipokrates
Majelis Ulama Indonesia. 2011. Himpunan Fatwa MUI sefak 1975. Jakarta: erlangga.
Majelis Ulama Tertinggi untuk Urusan-urusan Keislaman Mesir. 1987. Muntakhobu
Minassunah. Bandung : Angkasa
Mandal, B.K., dkk. 2006. Penyakit in1eksi. Jakarta: Erlangga.
Radji, Dr. Maksum. 2010. Imunoloi dan Ji7oloi.Jaka7ta: PT. ISFI
Satyanegara. 1976. Ilmu Bedah SyaraI. Jakarta : Unit Percetakan Pertamina

Anda mungkin juga menyukai