Anda di halaman 1dari 30

HADIST TENTANG PENDIDIKAN KEPEDULIAN SOSIAL

itten By Ahmad Multazam on Rabu, 23 Januari 2013 | 03.03


I. PENDAHULUAN
Kepedulian sosial adalah sikap yang diajarkan rasullullah.Banyak hadis yang menyatakan
bahwa kepedulia sosial menentukan tingkat keimanan seseorang. Orang beriman tidak hanya
baik di mata tuhan tetapi juga baik di mata masyarakat. Kebaikan tidak hanya diukur dengan
kualitas dan kuntitas ibadah formal, melainkan seberapa besar amal perbuatan seseorang
bermanfaat dan membawa maslahat bagi manusia.
Kepedulian sosial merupakan fondasi dari masyarakat beradab.kepedulian sosial dapat
menjamin masyarakat bisa menikmati kesejahteraan karena kontrol sosial berada di tangan
rakyatkekuatan sipil atau masyarakatlah yang menentukan dan memutuskan keputusan itu
penting dalam kehidupan sosialnya. Pemerintah hanya menjadi seperangkat media atau alat yang
menjadi pelayan bag rakyatnya.disinilah kepedulian sosial menciptakan masyarakat yang kuat.
Kepedulian sosial merupakan idealitasyang seharusnya menjadi visi dalam mencapai
tujuan masyarakat secra bersama-sama. Kepedulian sosial membutuhkan kemauan dan i'tikad
yang kuat dari setiap individu.akan tetapi, niat dan kemauan saja tidak cukup, karena niat dan
perbuatan baik yang tidak dikoordinasikan akan dikalahkan oleh niat dan perbuatan jahat yang
dikoordinasikan dengan rapi. Kepedulian sebagai perbuatan mulia tidak cukup hanya dengan
dibiasakan, tapi perlu dilakukan bersama-sama dan saling melengkapi antar semua komponen
masyarakat.Kerja sama dan sikap saling menolong inilah yang lambat laun dapat menghilangkan
kejahatan dan kezaliman dalam masyarakat.1[1]
II. RUMUSAN MASALAH
A. Hadist Tentang Membuang Duri Dari Jalan
B. Hadist Tentang Menolong Orang Lain
III. PEMBAHASAN
A. Hadist Tentang Membuang Duri Dari Jalan
Dalam setiap agama, peduli pada kesusahan orang lain adalah sebuah kewajiban. Apalagi
dalam agama Islam diwajibkan untuk membantu saudara sesama manusia, sesama makhluk
Tuhan, apalagi bila itu adalah umat muslim, dengan apa pun yang dapat kita lakukan. Karena
sekecil apaun perbuatan itu ada nilainya dan Allah pasti akan member4ikan balasannya. Setiap
hari Islam menganjurkan untuk beshadaqah dengan amal perbuatan baik sekecil apaun itu. Dan
setiap amal perbuatan yang telah dilakukan akan mendapatkan pahala shadaqah atasnya. Seperti
yang tertulis dalam hadist di bawah ini :

‫سالمى من الناس‬
ُ ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم كل‬: ‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه قال‬
‫ ترفع‬,‫ وتعين الرجل في دابته فتحمله عليها أ‬, ‫ كل يوم تطلع فيه الشمس تعدل بين اثنين صدقة‬, ‫صدقة‬
‫ وتميط األذى عن‬, ‫ وبكل خطوة تمشيها إلى الصالة صدقة‬, ‫ والكلمة الطيبة صدقة‬, ‫عليها متاعه صدقة‬
‫الطريق صدقة " رواه البخاري ومسلم‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata : “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam : ‘Setiap anggota badan manusia diwajibkan bershadaqah setiap hari selama
matahari masih terbit. Kamu mendamaikan antara dua orang (yang berselisih) adalah
shadaqah, kamu menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-
barangnya ke atas kendaraannya adalah shadaqah, berkata yang baik itu adalah shadaqah,
setiap langkah berjalan untuk shalat adalah shadaqah, dan menyingkirkan suatu rintangan dari
jalan adalah shadaqah ”.2[2]

Dari makna hadis diatas disebutkan bahwa setiap anggota badan manusia wajib
dishadaqahi bagaimana cara kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari terus bisa bershadaqah.
Caranya adalah : Mendamaikan dua orang yang sedang berseteru (berkelahi). Perbuatan
mendamaikan, (merukunkan) orang yang berseteru (bermusuhan) adalah shodaqoh.Menolong
orang hendak naik kendaraan atau membawakan barangnya menaikkan atau menurunkan dari
kendaraan, adalah shodaqoh. Ucapan thoyibah seperti “Lailaha illallah”, juga merupakan
shodaqoh.
Tiap-tiap langkah orang ke masjid untuk sholat berjamaah, atau untuk menuntut ilmu
(mengaji) juga merupakan shodaqoh. Dan menghilangkan (menyingkirkan) halangan di jalan
seperti duri, tulang, tali, paku, beling, juga merupakan shodaqoh.
Berdasarkan Hadits ini, maka cara untuk berbuat kebaikan itu banyak sekali. Bisa dengan
badan (tenaga), misalnya mengantar tamu, mengangkat barang-barang bawaan tamu, teman atau
saudara, menyingkirkan gangguan di jalan (duri, paku, beling, tali, dsb).
Shodaqoh dengan lisan : Kalimat Thoyibah, misalnya Tahlil, Tasbih, Tahmid, dzikir,
Do’a, Tilawah (membaca AlQur’an), dst.Shodakoh dengan harta, misalnya zakat, infaq,
nafkah.3[3]
Dalam hadist diatas terlihat sekali bahwa agama islam sangat memperdulikan masalah-
masalah sosial yang ada masyarakat. Setiap tindakan sosial akan diberi pahala shadaqah. Dalam
hadist diatas juga disebutkan tindakan sosial yang kecil seperti menyingkirkan duri dari jalan
juga sangat dianjurkan. Karena tindakan sosial yang sekecil apapun yang bermanfaat bagi
masyarakat pasti ada pahalanya disisi Allah. Oleh karena itu kepedulian sosial diwajibkan atas
umat islam karena merupakan perwujudan akhlak mulia sebagai esensi dari ajaran islam.
B. Hadist Tentang Menolong Orang Lain

‫س‬ َ ‫سلَّ َم َم ْن نَ َف‬


َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫ َقا َل َر‬:‫ع ْنهُ َقا َل‬ َ ُ‫ع َْن أ َ ِب ْي ُه َر ْي َرةَ َر ِض َي هللا‬
‫س َر‬ ِ ‫س هللاُ ع َْن ك ُْربَةً ِم ْن ك َُر‬
َّ َ‫ب يَ ْو ِم ا ْل ِقيَا َم ِة َو َم ْن ي‬ ِ ‫س ِل ٍم ك ُْربَةً ِم ْن ك َُر‬
َ َّ‫ب ال ُّد ْن َي نَف‬ ْ ‫ع َْن ُم‬
‫ست َ َرهُ هللاُ فِى ال ُّد ْنيَا‬ َ ‫س ِل ًما‬ ْ ‫ست َ َر ُم‬ ِ ْ‫علَ ْي ِه فِى ال ُّد ْنيَا َوا‬
َ ‫آلخ َر ِة َو َم ْن‬ َ ُ‫س َر هللا‬ َّ َ‫علَى ُم ْعس ٍِر ي‬ َ
)‫ (أخرجه مسلم‬.‫ع ْو ِن أ َ ِخ ْي ِه‬ َ ‫َان ا ْلعَ ْب ُد فِى‬
َ ‫آلخ َر ِة َوهللاُ فِى ع َْو ِن ا ْلعَ ْب ِد َماك‬ ِ ْ‫َوا‬
Dari Abu Hurairah ra., Nabi Saw bersabda, "Barangsiapa melepaskan kesusahan hidup seorang
mukmin di dunia, niscaya Allah akan melepaskan kesusahan di hari kiamat darinya.
Barangsiapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit, niscaya Allah akan memudahkan
urusannya di dunia dan di akhirat. ………..Allah akan senantiasa menolong seorang hamba,
selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya." (HR Muslim)4[4]
Hadist di atas mengajarkan kepada kita untuk selalu memperhatikan sesama
muslim dan memberikan pertolongan jika seseorang mendapatkan kesulitan.
M e l e p a s k a n b e r b a g a i k e s u s a h a n o r a n g m u k m i n Melepaskan kesusahan orang lain
sangat luas maknanya, bergantung pada kesusahan yang sedang diderita oleh saudaranya
seiman tersebut. Jika saudaranya termasuk orang miskin, sedangkan ia termasuk
orang yang berkecukupan atau kaya, ia harus be rusaha menolongnya dengan cara
memberikan pekerjaan atau memberikan pertolongan sesuai kemampuan yang
dimiliki.
O r a n g m u s l i m ya n g m e m b a n t u m e r i n g a n k a n a t a u m e l o n g g a r k a n kesusahan
saudaranya seiman berarti telah menolong hamba Allah SWT.y a n g s a n g a t d i s u k a i o l e h -
N ya dan Allah SWT. pun akan memberikan pertolongan-Nya serta
rnenyelamatkannya dari berbagai kesusahan, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana
FirmanNya : Jika kamu menolong (agama) niscaya Allah pun akan menolongkamu semua . . ."
(Q.S . Muhammad 7)
Begitu pula orang yang membantu kaum muslimin agar terlepas dari berbagai
cobaan dan bahaya, is akan mendapat pahala yang lebih besar dari Allah SWT. dan Allah
SWT. pun akan melepaskannya dari berbagai kesusahan yang akan dihadapinya, baik di
dunia maupun kelak di akhirat. Melonggarkan kesusahan orang lain haruslah sesuai
dengan kemampuan saja dan bergantung kepada kesusahan apa yang sedang
dialami oleh s a u d a r a n ya seiman tersebut. Jika mampu meringankan
kesusahannya dengan memberikan materi, berilah materi kepadanya orang yang berusaha sekuat
tenaga untuk melonggarkan penderitaan saudaranya sesuai dengan kemempuan yang
dimilikinya, i a a k a n m e n d a p a t p e r t o l o n g a n d a r i A l l a h S W T . Allah
a k a n melonggarkan berbagai kesusahannya, baik di dunia maupun di akhirat.5[5]
Dalam menolong orang pun kita harus bisa melihat situasi dan kondisi. Dalam hal apa saja kita harus
tolong menolong. Janganlah kita tolong menolong dalam sesuatu perkara yang mungkar karena dalam Al Qur’an
telah disebutkan bahwa yang artinya."Janganlah kamu saling menolong dalam dosa dan
permusuhan."(QS. Al Maidah : 2) Orang yang berusaha untuk menutupi aib saudaranya, maka
Allah pun akan menutupinya agar tidak melakukan perbuatan yang dilarang Allah didunia,
sehingga ia tidak mendapatkan siksa di akhirat. J i k a d i t e l a a h s e c a r a s e k s a m a ,
pertolongan ya n g diberikan seorang mukmin kepada saudaranya, pada
hakikatnya adalah menolong dirinya sendiri. Hal ini karena Allah SWT. pun akan
menolongnya, baik di dunia maupun di akhirat selama hamba-Nya menolong saudaranya.
Sesuatu ya n g paling penting dalam melakukan perbuatan ya n g
d i a n j u r k a n syara’, seperti menolong atau melonggarkan kesusahan orang lain, adalah tidak
mengharapkan pamrih tertentu dari orang yang ditolong, melainkan ikhlas adalah semata-
mata didasari rasa iman dan ingin mendapatkan. ridha-Nya. Allah SWT menjadikan suatu
perbedaan antara satu dengan yang lainnya adalah untuk saling melengkapi, Saling
membantu, dan saling menolong satu sama lain.6[6]

7[1] Rifai, Muhammad, Akhlaq Seorang Muslim,( Semarang :CV Wicaksana.1985).hlm.24.

8[2] Shahih Bukhari no : 2989, Shahih Muslim no : 1009


9[3] Ash Shddiqiey, TM. Hasbi, Mutiara Hadits, (Semarang : PT Pustaka Rizki Putra, 2003).hlm.111.
10[4] Ibnu Hajar al Asqalani, Bulughul Maram, hadits no : 1493
11[5] Aziz, Abdul, Al Hadist ( Akidah Akhlak, Sosial dan Hukum ),(Bandung : Pustaka Setia.
2000),hlm.69.

12[6] Ibid.hlm. 71.

hadist tentang kepedulian sosial

oleh:
AKBAR SAJIRI
HELMI SYAHPUTRA
MUHAMMAD RIDWAN
SAFIA RAUZANA

BAB I
KEPEDULIAN SOSIAL
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah swt. yang diciptakan sebagai makhluk yang
bersosial, yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Oleh karna itu selain kita disuruh
berubudiyah kepada Allah, juga disuruh untuk menjaga hubungan dan hak antar sesama muslim.
Hubungan sesama manusia antara lain adalah jangan saling menghasud, mengadu
domba, dan lain-lain. Sebagaimana yang tertera dalam hadits nabi:

‫سوا َو َال‬ ُ ‫ َوالَ ت َنَا َج‬,‫سدُ وا‬ َ ‫ الَ ت َ َحا‬: ‫َع ْن أ َ ِب ْي هريرة رضي هللا عنه قال رسول هللا ص م‬
‫ض ُك ْم َعلَى بَيْعِ بَ ْعض َو ُك ْونُوا ِعبَادَ هللاِ ا ِْخ َوانًا ال ُم ْس ِل ُم‬ َ ‫ضوا َوالَ تَدَابَ ُروا َو َال يَبِ ْع بَ ْع‬ ُ ‫تَبَا َغ‬
‫ث‬ َ َ‫ص ْد ِر ِه ثَل‬ ْ َ‫أ َ ُخوا ال ُم ْس ِل ِم الَ ي‬
َ ‫ الت َّ ْق َوى َه ُهنَا َويُ ِشي ُْر اِلَى‬,ُ‫ض ِل ُمهَ َو َال يَ ْك ِذبُهُ َو َال يَ ْح ِق ُره‬
:‫ ُك ُل ال ُم ْس ِل ِم َعلَى ال ُم ْس ِل ِم َح َرام‬,‫ش ِ ِّر ا َ ْن يَ ْح ِق َر أَخَاهُ ال ُم ْس ِل َم‬
َّ ‫ب ا ِْم ِرئ ِمنَ ال‬ِ ‫ ِب َح ْس‬,‫َم َّرات‬
)‫ (رواه مسلم‬.ُ‫ضه‬ ُ ‫دَ ُمهُ َو َمالُهُ َو ِع ْر‬
Abu Hurairah ra. Berkata, Rasulullah saw. Bersabda : Jangan saling menghasud, saling menipu,
saling memebenci, saling membelakangi, dan janganlah dari sebagian dari kalian membeli
barang yang telah di beli orang lain. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Orang
muslim adalah saudara bagi orang muslim yang lain, maka jangan berlaku aniaya kepadanya,
jangan menelantarkannya, jangan membohonginya, dan jangan merendahkannya. Taqwa itu
disini (beliau menunjuk ke dadanya dan mengulanginya sampai tiga kali). Cukuplah sesorang di
katakan jelek apabila dia merendahkan saudaranya yang muslim, darah, harta, kehormatan
setiap muslim adalah haram bagi muslim lain. (H.R Muslim)
Jika semua umat muslim bisa menjalani semua apa yang terkandung dalam hadits di atas
niscaya ukhwah islam antara umat muslim akan semakin erat, semakin kuat, dan semakin dalam
yang pada akhirnya akan menimbulkan rasa kasih sayang antara umat muslim, dan tidak akan
mudah tegoyah oleh bangsa barat. Begitulah agama islam mengajari kita untuk menjaga
hubungan sesama manusia sebagai makhluk social.
Adapun lain nya, seharusnya juga bagi seorang muslim untuk berbuat yang bermanfaat.
Seperti dalam hadits nabi:

‫ من حسن اسالم المرء‬: ‫ قال رسول هللا ص م‬:‫عن ابي هريرة رضي هللا عنه قال‬
.‫تركه ما ال يعنيه‬
)‫(حديس حسن روه للترميذي وغيره هكذا‬
Abu hurairah ra. bersabda: Diantara kebaikan seorang keislaman sesorang adalah ia
meninggalkan perkara yang tidak berguna baginya.
(hadits Hasan diriwayatkan oleh tirmizi dan yang lainnya)
Jelas dari hadits di atas berkenaan juga dengan sosialisasi yaitu berbuat yang bermanfaat
bagi dirinya dan bagi orang yang lain, bukan berbuat yang merugikan dirinya sendiri seperti
mengkonsumsi narkoba, minum minuman keras dll dan orang yang merugikan bagi orang lain,
misal hasud, dusta, fitnah, adu domba dll.
Dalam satu riwayat seorang laki-laki dating kepada nabi saw untuk meminta nasehat
kepada beliau, seperti dalam hadits;

‫ ال تغضب‬: ‫ قال‬,‫ اوصيني‬: ‫عن ابي هريرة رضي هللا عنه ان رجال قال للنبي ص م‬
) ‫ ( رواه البخاري‬.‫ ال تغضب‬: ‫ قال‬,‫فردد مرارا‬
Abu Hurairah ra menerangkan bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada nabi saw,
Berilah aku nasehat, beliau menjawab “jangan marah”. Maka diulanginya beberapa kali,
kemudian nabi bersabda “jangan marah.”

Orang pemarah adalah temannya syaithan sebab sifat itu datangnya dari syaithan, dan
orang pemarah dia akan di jauhi oleh orang lain karna sifat pemarahnya.
Adapun hubunga sosialnya adalah orang yang pemarah, orang akan untuk lebih malas bahkan
tidak mau bebicara dengannya. Memnag nabi melarang kita untuk marah, tapi dalam hal-hal
tertentu kita di anjurkan untuk marah, misalnya kita punya anak dan susah menyuruhnya shalat
ketika itu kita boleh marah, bahkan nabi menganjurkan kita untuk memarahinya, memukulnya
dengan pukulan yang tidak menyakitkan,ingat disini ada batas kemarahan.
Selain itu juga dalam agama kita disuruh untuk membuang duri dari jalan,
berlapang-lapang di majlis, dan menjaga lingkungan hidup.
a. Membuang duri dari jalan
Membuang duri dari jalan atau sesuatu yang membahayakan dari jalan adalah perbuatan
yang mulia bahkan dia merupakan sedekah. Sebagaimana hadist nabi :

ُ‫صدقَة ت َ ْس ِل ْي ُمه‬ ُ ‫ص ِب ُح َعلَى ُك ِِّل‬


َ ‫س َال َمى ِم ْن اِ ْب ُن آدَ َم‬ ْ َ‫ ي‬:‫عن ابى ذر عن النبي ص م قال‬
‫طتُهُ ال َذَى‬
َ ‫صدَقَة َواِ َما‬
َ ‫صدَقَة َونَ َه ْيهُ َع ِن ال ُم ْن َك ِر‬ ِ ‫صدَقَة َوا َ َم َرهُ بِاْل َم ْع ُر ْو‬
َ ‫ف‬ َ ‫َعلَى َم ْن لَ ِق‬
َ ‫ي‬
‫ض َحى‬ ِ َ ‫ئ ِم ْن ذَا ِل َك ُك ِلِّ ِه َر ْكعَت‬
ُّ ‫ان ِمنَ ال‬ َ ‫ضعَةُ ا َ ْه ِل ِه‬
ُ َ‫صدَقَة َويُ ْجز‬ ْ ُ‫صدَقَة َوب‬
َ ‫ق‬ َّ ‫َع ِن‬
ِ ‫الط ِر ْي‬
)‫(روه ابو داود‬
Dari Abu Dzar dari nabi saw, bersabda: Atas tiap-tiap dari anak adam sedekah, memberi
salam kepada orang yang di jumpai adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah
sedekah, melarang kepada yang munkar adalah sedekah, membuang duri dari jalan adalah
sedekah, dan menggauli istrinya adalah sedekah. (H.R Abu Dawud)

Pada hadits di atas jelas di katakan bahwa membuang duri atau sesuatu yang
membahayakan dari jalan adalah sedekah, karna secara tidak langsung telah menyelamatkan
jiwa seseorang, misalnya menyingkirkan batu dari jalan yang bisa membahayakan bagi
pengguna jalan.

b. Berlapang-lapang di majlis.
Dalam bermasyarakat kita tidak mungkin tidak melakukan hal-hal yang baik, misalnya
silaturrahmi, mengunjungi saudara yang sedang sakit, dan bermajlis sesama masyarakat, dalam
bermajlis ada hal yang harus kita ketahui karena itu merupakan adab, yaitu Sebagaimana dalam
hadist nabi disebutkan :

‫َال يُ ِق ْي ُم‬ : ‫ قال رسول هللا ص م‬: ‫عن بن عمر رضياهلل تعالي عن هما قال‬
) ‫ ( رواه متفق عليه‬.‫سعُوا‬ ُ ‫الر ُج َل ِم ْن َم ْج ِل ِس ِه ث ُ َّم يَ ْج ِل‬
َّ َ‫س فِ ْي ِه َولَ ِك ْن تَف‬
َّ ‫س ُحوا َوت َ َو‬ َّ ‫الر ُج ُل‬
َّ

Dari ibnu umar ra dan dua orang berkata, Rasulullah saw bersabda janganlah seorang
lelaki menyuruh laki untuk beranjak dari tempat duduknya kemudian ia menduduki tempat
tersebut, akan tetapi berlapang-lapanglah dalam bermajlis.
Jadi jelaslah kita ketahui bahwa dalam bermajlis kita tidak saling merebut tempat namun
sebagaimana maksud dari hadist di atas adalah jika di dalam majlis kita harus saling berlapang-
lapang.

C Peduli Terhadap Lingkungan Hidup


dalam hal ini rasulullah saw, menganjurkan kita untuk senantiasa peduli dan saling memberi
sesama soudara kita seiman dan seagama. Sebagaimana dalam hadis nya Rasulullah saw berkata
:

‫ كان لرجل منافضول أرضين فقال ناجرها‬:‫عن جابر بن عبد هللا رضي هللا عنه قال‬
‫لثلث والربع والنصف ففقال رسول هللا ص م من كانت له اراضي فاليزيد عنها او‬
‫ليمنحها اخاه فان ابي فاليمسك ارضه‬
)‫ (اخرجه البخاري وفي رواية عن ابي هريرة بلفظ سواء‬.
Artinya: Dari jabir ibnu Abdullah ra berkata : Terdapat beberapa kelebihan tanah
milik seseorang dari kami, maka para sahabat berkata: kamu menyewakannya pertigaan,
perempatan, dan paroan. Lalu rasulullah saw berkata: “barang siapa yang memilika tanah
tanamilah ia itu, atau hadiahkanlah ia itu kepada saudaranya jika ia tidak menghendakinya,
maka peganglah tanahnya”. (HR. Bukhari).

‫اء‬ ْ َ‫ الَ َي ْمنَ ُع ف‬: ‫ قال‬,‫عن ابي هريرة رضي هللا عنه ان رسول هللا ص م‬
ِ ‫ض َل ال َم‬
( ‫ ) اخرج البخاري‬......‫َي ْمنَ ُع ِب ِه ال ِك َال ُء‬
Dari abi hurairah ra bahwasanya rasulullah SAW berkata : Tidaklah dilarang seseorang
mengambil kelebihan air yang dimiliki saudaranya, tentu pula tidak dilarang rerumputannya.
(HR. Bukhari)

‫ ما من مسلم يقرس غرسا او‬: ‫ قال رسول هللا ص م‬:‫عن انس رضي هللا عنه قال‬
‫( رواه‬ .‫يزرع زرعا فيأكل منه طير او انسان او بهيمة اال كان له به صدقة‬
) ‫بجاري‬
Dari anas ra berkata: Rasulullah saw berkata: Tidaklah seorang muslim menanam
pepohonan atau biji tanaman yang akan dimakan oleh burung, manusia atau binatang, kecuali
baginya adalah sedekah. (HR. Bukhari)

Adapun kandungan dari isi ketiga hadist tersebut adalah :


1) Allah SWT memberi karunia karena hambanya berbeda-beda. Di antara hamba-hambanya itu
yang diberi ilmu dan harta, ada yang ilmu tanpa harta, ada yang harta tanpa ilmu, dan
diantaranya ada pula yang tidak diberi ilmu dan harta.
2) Respon manusia terhadap harta dan ilmu yang diberikan allah itu, ada yang menggunakannya
untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat
luas. Namun ada pula yang hanya untuk kepentingan dirinya sendiri dengan tidak menghirukan
keadaan saudaranya yang lain.
3) Salah satu bentuk dan jenis karunia allah pada seseorang itu adalah diberinya kelebihan
kepemilikan tanah. Namun ada beberapa ketentuan syariat yang memamfaatkannya, meliputi
ijarah (sewa), mudharabah, dan mukharabah kepada saudaranya, diizinkan kepada yang lain
untuk digarap dengan ditahan tanahnya, bila tidak ditanaminya sendiri.
4) Sebaliknya, tidak diperbolehkan kepemilikan iu tertahan tanpa dimanfaatkan oleh diri dan
saudaranya, tindakan ini termasuk kedalam menyia-nyiakan lingkungan hidup dan tidak
memperdulikannya.
5) Tiga karunia Allah yang menjadi milik bersama, yaitu rerumputan, air, dan api. Ketiga jenis
karunia Allah itu sangat fundmental bagi kehidupan manusia. Rerumputan diperlukan oleh
binatang ternak, air dibutuhkan rerumputan dan ternak, dan ketiganya diperlukan bagi
kehidupan manusia. Karena itu, bagi siapa saja yang memiliki ketiganya itu sedang saudaranya
tidak memerlukannya, maka ia tidak boleh menghalanginya untuk mengambil manfaat dari
ketiganya itu.
6) Hasil usaha seseorang dari tanaman itu, sebelum atau sesudah ia mengambilnya, dimakan oleh
manusia, dimakan oleh burung atau hewan yang lainnya, maka baginya adalah sedekah. Namun
perlu dipertimbangkan dan dilihat pula kepada orang yang memakannya, apakah ia meminta izin
atau tidak, jika ia tidak miminta izin dahulu dari pemiliknya, maka itu juga tidak diperbolehkan,
maka pantaslah oleh kita untuk menegakkan hukum amar ma’ruf nahi munkar, seperti hukum
pencurian, ghasab dan perampokan.
7) Inilah syariat Allah dan rasul saw yang datang untuk menjelaskannya agar manusia keluar dari
kegelapan menuju cahaya. Ia menganjurkan mereka beribadah dan taat kepada Allah swt. salah
satunya adalah dengan menjaga dan memelihara apa yang telah ia karuniakan kepada kita semua.
Semua yang dilakukan manusia di dunia berimplikasi pertanggung jawabannya di kahirat kelak.
Akhirat adalah tempat terakhir kita yang semua akan kembali kepada-Nya. Apabila tidak
diingatkan, manusia akan lalai dengan kehidupannya di dunia ini, padahal kehancuran dan
kematian akan datang secara tiba-tiba tanpa diketahui. Karena itulah rasul senantiasa menyuruh
untuk segera memohon ampunan dari segala kesalahan yang telah kita perbuat.

BAB II
KESIMPULAN

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian atau makhluk yang
saling ketergantungan dengan yang lain, selain memiliki hubungan dengan penciptanya, juga
memiliki hubungan dengan sesama makhluk, sehingga dalam agama islam di ajarkan bagaimana
cara untuk menjaga hubungan tersebut, kita dianjurkan untuk saling kasih mengasihi, sayang
menyayangi salah satunya dengan cara membuang duri dari jalan, selain mendapat pahala
bersedekah, secara tidak langsung kita telah melindungi saudara kita dari mara bahaya

PENDIDIKAN KEPEDULIAN SOSIAL


Posted on Juli 30, 2012 by amri_khan@mig33.com

Standar

PENDIDIKAN KEPEDULIAN SOSIAL

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah:Hadits Tarbawy II

Dosen Pengampu:Mahfudz Siddiq, Lc, MA.

Disusun oleh:

Syafikurrohman (103111099)

Taat Rifani (103111100)

Asep Saepul Amri (103111109)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG
2012

PENDIDIKAN KEPEDULIAN SOSIAL

1. I. PENDAHULUAN

Disisi lain seorang muslim mempunyai karakter dan kewajiban yang sama besarnya dengan
hablum minallah yaitu hablum minannas atau hubungan dirinya dengan sesama manusia.
Hubungan tersebut merupakan hubungan yang lebih kompleks, karena hubungan ini terjadi
antara pihak yang satu dan lainnya yang bersifat relatif serta penuh dengan dinamika. Oleh
karena itu perlu diingat bahwa manusia adalah makhluk yang dibekali rasa, karsa, dan periksa,
sehingga segala tindakanya selalu terpengaruh oleh ketiga hal tersebut.[1]

Dalam hubunganya dengan sesama, seorang muslim mempunyai kewajiban untuk saling peduli.
Hal tersebut dapat dimanifestasikan dalam berbagai hal, seperti saling menolong, memberi,
mengasihi dan lain sebagainya. Namun dalam kenyataanya masih banyak muslim yang apatis
terhadap tanggung jawab sosial tersebut. Padahal sejatinya sudah sangat jelas Islam juga
mewajibkanya seperti perintah-perintah yang tercantum dalam al Qur’an dan Hadits Nabi.

Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai hadits-hadits tentang pendidikan kepedulian sosial
sebagai cara untuk mengetahui urgensi pendidikan sosial tersebut. Di sini selain terdapat hadits-
hadits, namun ada pula ayat-ayat al Qur’an sebagai penguatnya. Diharapkan dengan hal ini kita
sebagai seorang muslim akan lebih peka dengan realita sosial yang ada. Karena itu merupakan
kewajiban kita sebaai hamba-Nya untuk saling mengasihi terhadap sesama. Berikut adalah
pembahasan makalah ini terkait “Pendidikan Kepedulian Sosial”.

1. II. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana Hadits tentang Pendidikan Kepedulian Sosial?
2. Bagaimana Konsep Pendidikan Kepedulian Sosial dalam Islam?
2. III. PEMBAHASAN
1. A. Hadits tentang Pendidikan Kepedulian Sosial
1. Hadits Abu Hurairah tentang membuang duri di jalan

‫س قَا َل تَ ْع ِد ُل‬ َّ ‫صدَقَة ُك َّل يَ ْوم ت َْطلُ ُع فِي ِه ال‬


ُ ‫ش ْم‬ َ ‫اس َعلَ ْي ِه‬
ِ َّ‫سال َمى ِمنَ الن‬ ُ ‫ ُك ُّل‬: ‫سلَّ َم‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللا َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫َع ْن أَبي ه َُري َْرة َ قَا َل قَا َل َر‬
ْ
‫صدَقَة َو ُك ُّل ُخط َوة‬ ُ َّ ُ ْ
َ ‫صدَقَة قَا َل َوال َك ِل َمة الطيِِّبَة‬ َ ُ
َ ُ‫الر ُج َل فِي دَابَّتِ ِه فَتَحْ ِملهُ َعلَ ْي َها أ ْو ت َْرفَ ُع لَهُ َعلَ ْي َها َمت َا َعه‬َّ ُ‫صدَقَة َوت ُ ِعين‬ َ ‫بَيْنَ االثْ َني ِْن‬
)‫صدَقَة (أخرجه مسلم في كتاب الزكاة‬ َ ‫ق‬ َّ ‫ط االذَى َع ِن‬
ِ ‫الط ِري‬ ُ ‫صدَقَة َوت ُ ِمي‬ َ ‫صال ِة‬ َّ ‫ت َْمشِي َها ِإلَى ال‬
Artinya : “Dari Abu Hurairah r.a. beliau berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : Setiap sendi
tubuh badan manusia menjadi sedekah untuknya pada setiap hari matahari terbit, kamu
melakukan keadilan diantara dua orang yang berselisih faham adalah sedekah, kamu membantu
orang yang menaiki kenderaan atau kemu mengangkat barang-barang untuknya kedalam
kenderaan adalah sedekah, perkataan yang baik adalah sedekah, setiap langkah kamu berjalan
untuk menunaikan solat adalah sedekah dan kamu membuang perkara-perkara yang menyakiti
di jalan adalah sedekah.”[2]

Dalam hadits begitu jelas tertuliskan ‫سال َمى‬ ِ ‫منَ ال َّنا‬yang


ُ ‫س ُك ُّل‬ ِ merupakan susunan idlofah dan jar
majrur yang mempunyai makna setiap persendian manusia dan berkedudukan sebagai khabar
muqodam.Kemudian kata ‫ص َدقَة‬ َ merupakan mubtada’ muakhornya. Jadi arti keseluruhanya adalah
bahwa setiap persendian badan manusia adalah sedekah. Kemudian kata ‫ت َ ْع ِد ُل بَ ْينَ االثْنَي ِْن‬
‫ص َدقَة‬
َ adalah penjabaran dari kalimat sebelumnya. Penjabaran itu sendiri berupa perbuatan yang
dinilai sedekah. Kemudian kalimat ……………‫الر ُج َل‬ َّ ُ‫وت ُ ِعين‬merupakan
َ penjabaran lain yang
ditandai dengan adanya huruf athof yaitu ‫و‬yang berarti dan. Maka dari hadits di atas dapat kita
pahami bahwa segala yang ada pada diri kita adalah sedekah.

Kata sedekah sendiri berasal dari bahasa Arab, al shodaqoh. Kata ini diambil dari kata al shidq
(benar) karena ini menunjukan kebenaran untuk Allah. Sedangkan menurut Al Jurjani sedekah
adalah pemberian yang diberikan untuk mengharap pahala Allah.[3] Namun maksudnya sedekah
itu tidak hanya terbatas pada materi (harta) saja, namun bisa dilakukan dengan apapun yang kita
punya. Dicontohkan pula oleh Nabi bahwa melakukan keadilan diantara dua orang yang
berselisih faham adalah sedekah, perkataan yang baik adalah sedekah, senyum adalah sedekah
dan lain sebagainya. Namun walaupun begitu sedekah merupakan suatu perbuatan sosial yang
sangat penting. Seperti firman Allah berikut :

s9 )#qä9$oYs? §É9ø9$# 4Ó®Lym )#qà(ÏÿZè? $£JÏB cq6ÏtéB 4 $tBur )#qà(ÏÿZè? `ÏB &äóÓx« `
bÎ*sù ©!$# ¾ÏmÎ/ ÒOÎ=tæ ÇÒËȨ

Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka
Sesungguhnya Allah mengetahuinya.”(Al Imran : 92)

Maka karena begitu pentingnya sedekah, hingga seseorang belum bisa dikatakan kepada
kebajikan yang sempurna sebelum menafkahkan sebagian hartanya yang dicintai. Berikut adalah
beberapa manfaat dari sedekah :

1. Sedekah adalah sebaik-baiknya harta investasi


2. Sedekah akan menjadi tameng dari api neraka
3. Sedekah akan menjadi tempat bernaung kelak di hari kiamat
4. Sedekah akan menjadi penghalang siksaan
5. Sedekah akan menjadi obat bagi yang sakit
6. Sedekah akan menghalau bencana
7. Sedekah akan memudahkan segala urusan
8. Sedekah akan mendatangkan rizki.[4]
Berdasarhan uraian di atas, dapat di pastikan bahwa orang yang bersedekah pasti dicintai Allah,
karena ia mengalahkan egonya yang memiliki watak cinta harta. Karena orang yang bersedekah
lebih mementingkan cinta Tuhan daripada tabi’at dirinya, sehingga Allah memberinya rasa aman
dari setiap hal yang menakutkan di akhirat.[5]

Dapat kita pahami bersama bahwa sedekah merupakan suatu bentuk kepedulian sosial. Kerena
dalam sedekah mendidik kita untuk saling memberi, menolong dan mengasihi terhadap sesama.
Dalam Islam tentu sangat menganjurkan untu peduli terhadap sesama sebagai salah satu wujud
habluminallah yang salah satu bentuknya adalah sedekah. Jadi sedekah mempunyai arti penting
dalan kepedulian sosial, seperti dalam hadits Nabi yang artinya : “setiap orang berada dibawah
naungan sedekahnya hingga semua perkara diantara manusia diputuskan”. [6]

Sedekah sebagai salah satu bentuk kepedulian sosial sangan dianjurkan dalam Islam. Namun
yang perlu dipahami bahwa kepedulian sosial tidak hanya dengan harta, bisa dengan apapun
yang kita punya. Bahkan dalam hadits di atas sekedar berkata baik adalah sedekah yang artinya
merupakan suatu bentuk kepedulian sosial. Sehingga jika dilandasi dengan niat yang ikhlas,
maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan baik di dunia ataupun di akhirat.

1. Hadits Abu Hurairah tentang menolong orang lain

ِ ‫َّللاُ َع ْنهُ ُك ْر َبةً ِم ْن ُك َر‬


‫ب‬ َّ ‫س‬ َ َّ‫ب الدُّ ْن َيا َنف‬ ِ ‫س َع ْن ُمؤْ ِمن ُك ْر َبةً ِم ْن ُك َر‬ َ َّ‫سلَّ َم َم ْن نَف‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللا َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫َع ْن أ َ ِبي ه َُري َْرة َ قَا َل قَا َل َر‬
ِ ‫َّللاُ فِي الدُّ ْنيَا َو‬
َّ ‫االخ َرةِ َو‬
‫َّللاُ فِي َع ْو ِن‬ َّ ُ‫ست َ َره‬
َ ‫ست ََر ُم ْس ِل ًما‬ َ
َ ‫َّللاُ َعل ْي ِه فِي الدُّ ْنيَا َواال ِخ َرةِ َو َم ْن‬َّ ‫يَ ْو ِم ْال ِقيَا َم ِة َو َم ْن يَس ََّر َعلَى ُم ْعسِر يَس ََّر‬
)‫ْال َع ْب ِد َما َكانَ ْال َع ْبدُ فِي َع ْو ِن أ َ ِخي ِه (أخرجه مسلم في كتاب الذكروالدعاء والتوبة واالستغفار‬

Artinya : “Dari Abi Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda ; barang siapa yang
melepaskan kesusahan seorang mu’min dari kesusahan dunia, maka Allah akan melepaskan
kesusahanya di hari kiamat. Dan barang siapa yang memudahkan orang dari kesusahan, maka
Allah akan memudahkanya di dunia dan akhirat, dan barang siapa yang menutupi aib seorang
muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Sungguh Allah akan menolong
hamba-Nya selama dia menolong saudaranya.”[7]

Dalam hadits di atas begitu jelas tertuliskan kata ‫ َمن‬berupa isim mausul yang berarti siapa saja
yang berkedudukan sebagai syarat, namun makna itu maksudnya adalah hanya untuk orang
muslim. Kemudian disusul shilahnya kata‫س‬ َ َّ‫ نَف‬yang berarti melepaskan, sedangkan ً‫ع َْن ُمؤْ ِم ٍن ك ُْربَة‬
ْ ِ ‫م ْن ك َُر‬adalah
‫ب ال ُّدنيَا‬ ِ kalimat penjelas dari kata ‫س‬ َ َّ‫ نَف‬yang berarti melepaskan. Kamudian disusul lagi
kalimat ‫ب يَ ْو ِم ا ْل ِق َيا َم ِة‬ ً
ِ ‫ع ْنهُ ك ُْربَة ِم ْن ك َُر‬
َ ُ‫َّللا‬
َّ ‫س‬ َ َّ‫ نَف‬yang bekedudukan sebagai jawabnya kalimat
sebelumnya. Hal itu sama dengan susunan kalimat setelahnya yaitu susunan kalimat ……… ‫َو َم ْن‬
‫ستَ َر ُه‬ ْ ‫ستَ َر ُم‬
َ ‫س ِل ًما‬ َ yang di tandai dengan penghubung yaitu ‫و‬athof.

Maka Hadits di atas mengajarkan kita untuk peduli dengan sesama muslim yang dikatakan oleh
Rasul ada 3 hal yang nantinya ketiga hal tersebut akan dibalas dengan kebaikan yang sama di
akhirat. Ketiga hal tersebut adalah :

1. Melepaskan kesusahan seorang mu’min


Melepaskan kesusahan orang lain mengandung makna yang sangat luas, tergantung kepada
kesusahan yang sedang diderita oleh orang tersebut. Jika saudara-saudaranya termasuk orang
miskin sedangkan ia berkecukupan, ia harus menolongnya dengan cara memberikan bantuan atau
memberikan pekerjaan sesuai dengan kemampuannya. Jika saudaranya sakit ia berusaha
menolongnya dengan cara membantu membawa ke dokter atau meringankan biayanya dan lain-
lain. Semua itu akan dibalas oleh Allah berupa kebaikan baik di dunia atau di akhirat.[8]

1. Memudahkan seseorang dari kesusahan

Orang muslim membantu meringankan kesusahan saudaranya yang seiman, beriman telah
menolong hamba Allah yang disukai oleh-Nya, dan Allah swt., pun akan memberi pertolongan-
Nya serta menyelamatkannya dari berbagai kesusahan, baik dunia maupun akhirat sebagaimana
firman Allah SWT.

)7 : ‫ (مـحمد‬.… ‫ص ْر ُك ْم‬
ُ ‫ص ُر ْوا هللاَ يَ ْن‬
ُ ‫إِ ْن ت َ ْن‬

Artinya : “Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Allah pun akan menolong kamu
semua…” (Q.S. Muhammad : 7)[9]

1. Menutupi aib seorang muslim

Orang mukmin pun harus menutupi aib saudaranya, apalagi ia tahu bahwa orang yang
bersangkutan tidak akan senang apabila rahasianya diketahui oleh orang lain. Namun, demikian
juga aib tersebut berhubungan dengan kejahatan yang telah dilakukannya, ia tidak boleh
menutupinya. Jika itu dilakukan berarti telah menolong orang lain dalam hal kejahatan, sehingga
orang tersebut terhindar dari hukuman.[10] Maka menutupi aib orang lain berarti telah
menolongnya dan ia akan ditolong pula oleh Allah baik di dunia maupun akhirat.

Dapat dipahami bahwa konsep saling menolong telah di ajarkan dalam Islam sebagai bentuk
kepedulian terhadap sesama. Namun tentunya kepedulian sosial tersebut harus dilandasi niat
yang tulus semata-mata hanya untuk mengharap ridla Allah. Sehingga nantinya kasih sayang
Allah akan datang kepada kita baik di dunia maupun akhirat sebagai bentuk balasan dari-Nya.

1. B. Konsep Pendidikan Kepedulian Sosial dalam Islam

Sosial dapat diartikan segala sesuatu yang berkaitan dengan masyarakat. Kepedulian sosial dapat
diartikan peduli terhadap kepentingan umum. Kepedulian sosial ini merupakan salah satu bentuk
proses social, dimana proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan bersama.[11] Sehingga diharapkan dalam sebuah masyarakat untuk saling peduli dan
tanggap terhadap orang lain melalui rasa kepedulian sosial tersebut.

Fakta sosial menunjukan bahwa sebagian masyarakat ada yang dapat menikmati hidup dengan
banyak kemudahan dan fasilitas yang serba nyaman. Akan tetapi, terdapat sekelompok
masyarakat yang serba kekurangan dengan fasilitas yang serba minim selama menjalani
kehidupan. Untuk itu Islam memerintahkan kepada orang yang lapang untuk membantu
saudaranya yang ditimpa musibah atau kesusahan atau penderitaan.[12] Hingga dalam Islam
mempunyai konsep sendiri terkait kepedulian sosial. Berikut adalah konsep pendidikan
kepedulian sosial menurut Islam:

1. Menuju ke jalan taqwa


2. Mencapai kebijakan sempurna
3. Menciptakan persatuan
4. Mengarah kepada keharmonisan
5. Pengaruh aqidah Islam dalam kepedulian sosial
6. Hubungan aqidah Islam dengan kepedulian sosial

Konsep di atas tidak hanya sebagai hal teoritis saja, namun akan menjadi suatu landasan dalam
melakukan suatu kepedulian sosial, sehingga implementasi menjadi sangat urgen sebagai bukti
eksistensi konsep tersebut. Berikut adalah beberapa contoh hal yang dapat dilakukan sebagai
wujud kepedulian terhadap sesama :

1. Menangguhkan, kalau bisa membebaskan utang seseorang. Sebagaimana firman Allah :

bÎ(ur c%x. rè ;ouô£ãã îotÏàoYsù 4n<Î( ;ouy£÷tB 4 br&ur )#qè%£|Ás? ×öyz óOà6©9 ) bÎ(
óOçFZä. cqßJn=÷ès? ÇËÑÉÈ

Artinya : “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai
Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu,
jika kamu mengetahui.” (al Baqoroh : 280)

1. Menyantuni anak yatim, fakir miskin atau janda. Sebagaimana firman Allah :

rßç6ôã$#ur ©!$# wur )#qä.Îô³è@ ¾ÏmÎ/ $\«øx© ) Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ômÎ( ÉÎ/ur #( *


.……………… 4n1öà(ø9$# 4yJ»tGuø9$#ur ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur

Artinya : “sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin….” (an Nisa : 36)

1. Membantu orang yang sedang tertimpa musibah. Karena orang yang sedang tertimpa musibah
pasti memerlukan dukunan dari orang-orang disekitarnya.
2. Memberi makan orang kelaparan. Ini juga merupakan salah satu cara kita meringankan beban
sesama.[13]

Di atas adalah beberapa contoh perbuatan yang menggambarkan kepedulian kita terhadap
sesama. Sebenarnya masih banyak lagi cara yang dianjurkan Islam untuk meringankan sesama.
Islam menganjurkan menolong siapa saja tanpa membedakan suku, agama, ras, kelompok dan
lain-lain, kerena spirit Islam adalah kemanusiaan universal. Pada intinya, sikap empati sosial atas
penderitaan orang lain merupakan bagian dari bentuk solidaritas yang akan memupuk toleransi
antar sesama.
1. IV. ANALISIS

Kedua hadits pokok di atas menerangkan tentang betapa pentingnya kepedulian sosial terhadap
sesama. Hingga Islam memberi apresiasi yang sangat baik terhadap orang yang mempunyai rasa
empati dan kepedulian sosial tinggi. Wujud apresiasi itu adalah ganjaran kebaikan dari Allah
baik di dunia atau akhirat. Karena pada dasarnya semua muslim adalah saudara, sehingga kita
diwajibkan untuk saling tolong menolong dalam kebaikan. Berikut adalah firman Allah :

)2 : ‫… َوالَ تَعَ َاونُ ْوا َعاَى اْ ِإلثْ ِم َو ْالعُد َْوا ِن… (الـمائدة‬

Artinya : “… Janganlah kamu saling tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan…” (Q.S. Al-
Maidah : 2)

Dari ayat di atas kita di suruh untuk saling menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan. Hal itu
merupakan wukud dari kepedulian sosial. Namun perlu diketahui bahwa kepedulian sosial itu
tidak hanya dilakukan dengan harta saja, namun bisa dilakukan dengan apapun yang kita punya.
Seperti dalam salah satu hadits pokok di atas Nabi menyebutkan bahwa segala sendi dalam
badan kita adalah sedekah. Hal itu juga dapat dimaknai bentuk keadilan dari Islam, yaitu tidak
membedakan antara orang kaya dan miskin dalam berlomba kepada kebaikan.

Begitu pentingnya kepedulian sosial dalam Islam, hingga Islam juga mempunyai konsep
tersendiri tentang kepedulian sosial. Konsep tersebut menurut Islam adalah sebagai bentuk
ketaqwaan dengan saling mengasihi terhadap sesama dengan berdasarkan aqidah Islam.
Disamping itu Islam juga menganggap sesama muslim juga sebagai satu bangunan yang tentunya
wajib untuk saling membantu :

ُ ‫شدُّ بَ ْع‬
‫ (أخرجه‬.‫ضهُ بَ ْعضًا‬ ِ َ‫سلَّ َم ا َ ْل ُمؤْ ِمنُ ِل ْل ُمؤْ ِم ِن ك َْالبُ ْني‬
ُ َ‫ان ي‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:َ‫ي هللاُ َع ْنهُ قَال‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ َ ‫ض‬ َ ‫َع ْن أ َ ِب ْي ُم ْو‬
ِ ‫سى َر‬
)‫البخارى‬

Artinya : “Diriwayatkan dari Abi Musa ra. di berkata, “Rasulullah saw. pernah bersabda,
‘Orang mukmin yang satu dengan yang lain bagai satu bangunan yang bagian-bagiannya saling
mengokohkan.” (HR. Bukhari)

Wlaupun begitu, Islam tetap menganjurkan menolong siapa saja tanpa membedakan suku,
agama, ras, kelompok dan lain-lain, kerena spirit Islam adalah kemanusiaan universal. Pada
intinya, sikap empati sosial atas penderitaan orang lain merupakan bagian dari bentuk solidaritas
yang akan memupuk toleransi antar sesama.
1. V. KESIMPULAN

Dijelaskan bahwa Setiap sendi tubuh badan manusia adalah sedekah. Dicontohkan pula ketika
kita melakukan keadilan diantara dua orang yang berselisih faham adalah sedekah, kita
membantu orang yang menaiki kenderaan atau kemu mengangkat barang-barang untuknya
kedalam kenderaan adalah sedekah, kita berkata yang baik adalah sedekah, setiap langkah kita
berjalan untuk menunaikan solat adalah sedekah dan lain sebagainya. Hal itu membuktikan
bahwa sedekah sebagai wujud dari kepedulian sosial tidak harus dilakukan dengan harta atau
materi, namun bisa dilakukan dengan apa saja. Prinsip itulah yang menandakan bahwa Islam
tidak membeda-bedakan antara kaya dan miskin kaitanya untuk mendapat pahala.

Islam juga sangat mengapresiasi terhadap pemeluknya yang mempunyai kepedulian terhadap
sesama. Bukti apresiasi itu adalah kebaikan Allah yang akan diberikan kepadanya baik di dunia
ataupun di akhirat. Hal itu sesuai dengan sabda beliau “barang siapa yang melepaskan
kesusahan seorang mu’min dari kesusahan dunia, maka Allah akan melepaskan kesusahanya di
hari kiamat. Dan barang siapa yang memudahkan orang dari kesusahan, maka Allah akan
memudahkanya di dunia dan akhirat, dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim,
maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Sungguh Allah akan menolong hamba-
Nya selama dia menolong saudaranya.”

Itulah janji Islam terhadap orang yang mau menolong sesama. Bahkan karena begitu pentingnya
kepedulian sosial, Islam mempunyai konsep tersendiri mengenai hal tersebut. Konsep tersebut
menurut Islam adalah sebagai bentuk ketaqwaan dengan saling mengasihi terhadap sesama
dengan berdasarkan aqidah Islam. Wlaupun begitu, Islam tetap menganjurkan menolong siapa
saja tanpa membedakan suku, agama, ras, kelompok dan lain-lain, kerena spirit Islam adalah
kemanusiaan universal. Pada intinya, sikap empati sosial atas penderitaan orang lain merupakan
bagian dari bentuk solidaritas yang akan memupuk toleransi antar sesama.

1. VI. PENUTUP

Demikian makalah yang dapat kami buat, sebagai manusia biasa kita menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan
saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan
berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Al Heleli, Maghdi, Fait First, (Semarang : Pustaka Nuun, 2009).

Asmoro, Toto, Menuju Muslim Kaffah, (Jakarta : Gema Insani Press, 2000).

Husna, Khotimatul, 40 Hadits Pedoman Membangun Toleransi, (Yogyakarta : Pustaka


Pesantren, 2006).

Ibnu Hajar AL Asqolani, Al Hafizd, Terjemah Bulughul Maram, Ter. Hamim Thohari Ibnu M.
Dailimi, (Beirut : Dar al Kotob al Ilmiyah, 2002).

Muslim, Imam, Shahih Muslim, (Bandung : Multazam, 1974).

Mustofa Al Maraghi, Ahmad, Tafsir Maraghi, (Semarang : PT. Karya Toha Putra, 1993).

Rahman, M. Fauzi, Wanita yang Dirindukan Surga, ( Bandung : PT. Mizan Pustaka, 2010).

Soekanto, Soerjono, Sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1982).

http://kulinerakal.blogspot.com/2011/07/hadits-hadits-kepeduliansosial.html26/05/2012

[1] Toto Asmoro, Menuju Muslim Kaffah, (Jakarta : Gema Insani


Press, 2000), hlm. 44

[2] Imam Muslim, Shahih Muslim, (Bandung : Multazam, 1974),


hlm. 404

[3] M. Fauzi Rahman, Wanita yang Dirindukan Surga, ( Bandung :


PT. Mizan Pustaka, 2010), Cet.2, hlm. 121

[4] Maghdi Al Heleli, Fait First, (Semarang : Pustaka Nuun, 2009),


Cet.1, hlm. 246

[5] M. Fauzi Rahman, Op. Cit, hlm. 123

[6] Al Hafizd Ibnu Hajar AL Asqolani, Terjemah Bulughul Maram, Ter. Hamim Thohari Ibnu
M. Dailimi, (Beirut : Dar al Kotob al Ilmiyah, 2002), hlm.209
[7]http://kulinerakal.blogspot.com/2011/07/hadits-hadits-kepedulian-sosial.html
26/05/2012/11:35

[8]http://kulinerakal.blogspot.com/2011/07/hadits-hadits-kepedulian-sosial.html
26/05/2012/11:35

[9] Ahmad Mustofa Al Maraghi, Tafsir Maraghi, (Semarang : PT. Karya Toha Putra, 1993) hlm.
123

[10]http://kulinerakal.blogspot.com/2011/07/hadits-hadits-kepedulian-
sosial.html26/05/2012/11:35

[11] Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1982),
hlm.16

[12] Khotimatul Husna, 40 Hadits Pedoman Membangun Toleransi, (Yogyakarta : Pustaka


Pesantren, 2006), hlm.114

[13] Ibid, hlm. 116

makalah studi materi hadits (kepedulian sosial)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial. Manusia pasti membutuhkan orang lain untuk tetap bertahan
hidup. Dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa seorang muslim dengan muslim lainnya adalah
bersaudara. Sehingga apabila muslim satu mengalami kesusahan, muslim lainnya juga
merasakan. Dalam makalah ini akan dijelaskan hadits mengenai kepedulian sosial dan
penjelasannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hadits tentang Memperhatikan Kesulitan Orang Lain?
2. Bagaimana Hadits tentang Meringankan Penderitaan dan Beban Orang Lain?
3. Bagaimana Penjelasan Hadits Kepedulian Sosial?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hadits Tentang Memperhatikan Kesulitan Orang Lain (BM:1493)

‫ي‬َ ‫ي قَا َل َي ْح‬َ ‫ظ ْليَ ْح‬


ُ ‫ي َو ْاللَ ْف‬
ُّ ِ‫ش ْيبَةَ َو ُم َح َّمد ُ ب ُْن العَ َال ِء ال َه ْمدَ ن‬
َ ‫ي َواَبُو بَ ْك ِرب ُْن اَبِى‬ُّ ‫ي الت َ ِم ِم‬
َ ‫سنَا َي ْح‬
َ َ‫َحد‬
َ ‫ع ْن اَبِى ُه َري َْرة‬ َ ‫صا ِل ْح‬ َ ‫ع ْن ا َ ِبى‬ َ ‫ال ْع َم ِس‬ْ ‫ان َحدَّ ثَنَا اَبُو ُمعَا ِّ ِو َيتَهَ َع ْن ا‬ ِ ‫ا َ ْخبَ َرنَا َوقَا َل َاالخ ََر‬
‫ع ْنهُ ُك ْربَةً ِم ْن‬
َ ‫س هللا‬ َ َّ‫ب الُّد ْنيَا نَف‬ِ ‫ع ْن ُم ْس ِلم ُك ْربَةً ِم ْن ُك َر‬ َ ‫س‬ َ َّ‫ َم ْن نَف‬:‫م‬.‫قال رسول هللا ص‬:‫قال‬.‫ع‬.‫ر‬
ُ‫ست َ َره‬ َ ‫س َرهللاُ َعلَ ْي ِه فِى الُّد ْنيَا َو ْاالَ ِخ َراةِ َو َم ْن‬
َ ‫ست َ َر ُم ْس ِل ًما‬ َّ َ‫لى ُم ْعسِري‬
َ ‫ع‬َ ‫س َر‬ َّ ‫ب يَ ْو ِم ْال ِقيَا َم ِة َو َم ْن َي‬
ِ ‫ُك َر‬
[1]13)‫ع ْو ِن ا َ ِخ ْي ِه(روه لمسلم‬ َ ‫ع ْو ِن ْال ِع َب ِد َما َكانَ ْال َع ْبد ُ ِفى‬
َ ‫هللا ِفى الُّد ْن َيا َو ْاال ِخ َر ِة َوهللا ِفى‬

 Terjemah Hadits
“Telah menceritakan kepada kami yahya bin Yahya At-Tamimi dan Abu Bakar bin Abu
Syaibah dan Muhammad bin Al-‘Ala Al-hamdani dan lafadh ini milik yahya ,Dia berkata; telah
mengabarkan kepada kami, dan berkata lainya, telah menceritakan kepada kami Abu Muawiyah
dari Al-A’masy dari abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata; rasulullah SAW telah bersabda:
“Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia , maka Allah akan
membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Dan barang siapa memberi kelonggaran
kepada seorang yang susah, niscaya Allah akan memberi kelonggaran baginya di dunia dan di
akhirat, dan barang siapa menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah menutup aib dia di dunia
dan di akhirat. Dan Allah selamanya menolong hamba-Nya selama hamba-Nya menolong
saudaranya.”
 Sanad Hadits

َ ‫ي قَا َل َي ْح‬
‫ي‬ َ ‫ظ ْليَ ْح‬
ُ ‫ي َو ْاللَ ْف‬
ُّ ِ‫ش ْيبَةَ َو ُم َح َّمد ُ ب ُْن العَ َال ِء ال َه ْمدَ ن‬
َ ‫ي َواَبُو بَ ْك ِرب ُْن اَبِى‬ُّ ‫ي الت َ ِم ِم‬
َ ‫سنَا َي ْح‬
َ َ‫َحد‬
َ ‫ع ْن ا َ ِبى ُه َري َْرة‬ َ ‫صا ِل ْح‬ َ ‫ع ْن ا َ ِبى‬ َ ‫ال ْع َم ِس‬ْ ‫ان َحدَّ ثَنَا اَبُو ُم َعا ِّ ِو َيتَهَ َع ْن ا‬ ِ ‫ا َ ْخ َب َرنَا َوقَا َل َاالخ ََر‬
‫م‬.‫قال رسول هللا ص‬:‫قال‬.‫ع‬.‫ر‬
Telah menceritakan kepada kami yahya bin Yahya At-Tamimi dan Abu Bakar bin Abu
Syaibah dan Muhammad bin Al-‘Ala Al-hamdani dan lafadh ini milik yahya ,Dia berkata; telah

13[1] Shoheh Muslim.


mengabarkan kepada kami, dan berkata lainya, telah menceritakan kepada kami Abu Muawiyah
dari Al-A’masy dari abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata; rasulullah SAW telah bersabda:

 Matan Hadits

‫لى‬
َ ‫ع‬َ ‫س َر‬َّ َ‫ب يَ ْو ِم ْال ِقيَا َم ِة َو َم ْن ي‬
ِ ‫ع ْنهُ ُك ْربَةً ِم ْن ُك َر‬ َ َّ‫ب الُّد ْنيَا نَف‬
َ ‫س هللا‬ ِ ‫ع ْن ُم ْس ِلم ُك ْربَةً ِم ْن ُك َر‬
َ ‫س‬ َ َّ‫َم ْن نَف‬
‫ست َ َرهُ هللا فِى الُّد ْنيَا َو ْاال ِخ َرةِ َوهللا فِى‬ َ ‫علَ ْي ِه فِى الُّد ْنيَا َو ْاالَ ِخ َراةِ َو َم ْن‬
َ ‫ستَ َر ُم ْس ِل ًما‬ َ ُ‫س َرهللا‬
َّ َ‫ُم ْعسِري‬
‫ع ْو ِن ْال ِعبَ ِد َما َكانَ ْالعَ ْبدُ فِى َع ْو ِن ا َ ِخيْه‬
َ

“Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia , maka Allah
akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Dan barang siapa memberi
kelonggaran kepada seorang yang susah, niscaya Allah akan memberi kelonggaran baginya di
dunia dan di akhirat, dan barang siapa menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah menutup aib
dia di dunia dan di akhirat. Dan Allah selamanya menolong hamba-Nya selama hamba-Nya
menolong saudaranya.”

B. Hadits tentang meringankan penderitaan dan beban orang lain (AN:23)

‫سو ُل هللا‬ ُ ‫ع ْن ا َ ِب ْي ِه ا َ َّن َر‬ َ ‫ع ْن‬


َ ‫سا ِلم‬ َ ‫يل َع ْن الُّز ْه ِرى‬ ْ َ‫عق‬ُ ‫ع ْن‬ َ ‫س ِعيْد َحدَ ثَنَا َليْث‬ َ ‫بن‬ ُ ‫َح َد ثَنَا قُتَ ْيبَة‬
ْ ‫ا َ ْل ُم ْس ِل ُم ا َ ُخ ْو ْال ُم ْس ِل ِم َال َي‬:‫م‬.‫ص‬
‫ظ ِل ُمهُ َو َال يُ ْس ِل ُمهُ َو َم ْن َكانَ فِي َحا َج ِة ا َ ِخ ْي ِه َكانَ هللاُ فِ ْي َحا َجتِ ِه َو َم ْنفَ َّر َج‬
‫ست َ َرهُ هللاُ َي ْو َم ال ِقيَا َمة‬
َ ‫ست َ َر ُم ْس ِل ًما‬ ِ ‫ع ْنهُ ُك ْربَةً ِم ْن ُك َر‬
َ ‫ب َي ْو ِم اْل ِقيَا َم ِة َو َم ْن‬ َ ُ‫ع ْن ُم ْس ِلم ُك ْربَةً فَ َّر َج اَهلل‬
َ
[2]14)‫(روه البخري و مسلم وابودا ود والنسائ والترمذي‬

 Terjemah Hadits
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id, telah menceritakan kepada kami
Laits dari ‘Uqail dari Az-Zuhri dari Salim dari bapaknya bahwa Rasulullah SAW bersabda: “
seorang muslim dari muslim yang lain adalah bersaudara, ia tidak boleh berbuat dzalim dan
aniaya kepada saudaranya yang muslim. Barang siapa yang membantu kebutuhan saudaranya,
maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barang siapa membebaskan orang muslim dari suatu

14[2] Shoheh muslim


kesulitan, maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan pada hari kiamat. Dan barang siapa
menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat kelak.

 Sanad Hadits

ُ ‫ع ْن ا َ ِب ْي ِه اَ َّن َر‬
‫م‬.‫سو ُل هللا ص‬ َ ‫سا ِلم‬ َ ‫ع ْن الُّز ْه ِرى‬
َ ‫ع ْن‬ ُ ‫س ِعيْد َحدَ ثَنَالَيْث َع ْن‬
ْ ‫ع َق‬
َ ‫يل‬ ُ ‫َح َد ثَنَا قُت َ ْيبَة‬
َ ‫بن‬
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id, telah menceritakan kepada kami Laits
dari ‘Uqail dari Az-Zuhri dari Salim dari bapaknya bahwa Rasulullah SAW bersabda:

 Matan Hadits

َ ‫ظ ِل ُمهُ َو َال يُ ْس ِل ُمهُ َو َم ْن َكانَ ِفي َحا َج ِة اَ ِخ ْي ِه َكانَ هللاُ ِف ْي َحا َجتِ ِه َو َم ْنفَ َّر َج‬
‫ع ْن‬ ْ َ‫ا َ ْل ُم ْس ِل ُم ا َ ُخ ْو ْال ُم ْس ِل ِم َالي‬
.‫ست َ َرهُ هللاُ يَ ْو َم ال ِقيَا َمة‬ ِ ‫ع ْنهُ ُك ْربَةً ِم ْن ُك َر‬
َ ‫ب َي ْو ِم اْل ِقيَا َم ِة َو َم ْن‬
َ ‫ست َ َر ُم ْس ِل ًما‬ َ ُ‫ُم ْس ِلم ُك ْربَةً فَ َّر َج اَهلل‬

seorang muslim dari muslim yang lain adalah bersaudara, ia tidak boleh berbuat dzalim
dan aniaya kepada saudaranya yang muslim. Barang siapa yang membantu kebutuhan
saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barang siapa membebaskan orang
muslim dari suatu kesulitan, maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan pada hari kiamat.
Dan barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari
kiamat kelak.

C. Penjelasan Hadits
Hadits di atas mengajarkan kepada kita untuk selalu memperhatikan sesama muslim dan
memberikan pertolongan jika seorang mendapatkan kesulitan.
Melepaskan kesusahan orang lain sangat luas maknanya, bergantung pada kesusahan
yang sedang diderita oleh saudaranya seiman tersebut. Jika saudaranya termasuk orang miskin,
sedangkan dia termasuk orang yang berkecukupan atau kaya, dia harus berusaha menolongnya
dengan cara memberikan pekerjaan atau bantuan sesuai kemampuanya; jika saudaranya sakit, dia
berusaha menolongnya, antara lain dengan membantu memanggilkan dokter atau memberikan
sebagian uangnya guna meringankan biaya pengobatanya.
Orang muslim yang membantu meringankan atau melonggarkan kesusahan saudaranya
yang seiman berarti telah menolong hamba Allah SWT. Allah pun akan memberikan
pertolongan-Nya serta menyelamatkannya dari berbagai kesusahan, baik di dunia maupun di
akhirat. Sebagaimana firman-Nya:
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Q.S. Muhammad: 7)
Begitu pula orang yang membantu kaum muslimin agar terlepas dari berbagai cobaan dan
bahaya, ia akan mendapat pahala yang lebih besar dari Allah SWT. Dan Allah SWT pun akan
melepaskannya dari berbagai kesusahan yang akan dihadapinya, baik di dunia maupun di akhirat,
pada hari ketika harta benda, anak, maupun benda-benda yang selama ini dibanggakan di dunia
tidak lagi bermanfaat. Pada waktu itu hanya pertolongan Allah saja yang akan menyelamatkan
manusia. Berbahagialah bagi mereka yang bersedia untuk melepaskan penderitaan sesama orang
mukmin kerena pada hari kiamat nanti, Allah akan menyelamatkannya.
Adakalanya suatu masalah sangat sulit untuk diatasi atau hanya dapat diselesaikan oleh
yang bersangkutan. Terhadap masalah seperti itu, seorang mukmin ikut melonggarkannya atau
memberikan pandangan dan jalan keluar, meskipun dia sendiri tidak terlibat secara langsung.
Bahkan, hanya dengan mendengarkan curhat atau keluhannya saja sudah cukup untuk
mengurangi beban yang dihadapi olehnya. Dengan demikian, melonggarkan kesusahan orang
lain haruslah sesuai dengan kemampuan saja dan bergantung pada kesusahan yang sedang
dialami oleh saudaranya seiman tersebut. Orang yang berusaha sekuat tenaga untuk
melonggarkan penderitaan saudaranya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dia akan
mendapat pertolongan dari Allah SWT, yaitu Allah akan melonggarkan berbagai kesusahannya,
baik di dunia maupun di akhirat.
Orang mukmin pun harus berusaha menutupi aib saudaranya. Dia harus berusaha
menjaga rahasia saudaranya. Apalagi jika dia tahu bahwa orang yang bersangkutan tidak akan
senang kalau aib atau rahasianya diketahui oleh orang lain. Namun jika keaiban itu termasuk
kejahatan, maka dia tidak boleh menutupinya. Jika dia tetap saja menutupi aib tersebut,
perbuatan seperti itu sangat dicela dan tidak dibenarkan dalam islam, sebagaimana firman-Nya:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (Q.S. Al-Maidah: 2)
Dengan demikian, jika melihat seseorang akan melakukan kejahatan atau dosa, setiap
mukmin harus berusaha untuk mencegahnya dan menasehatinya. Jika orang tersebut sudah
terlanjur melakukan perbuatan dosa, suruhlah bertaubat kerena Allah maha pengampun dan
maha penerima taubat. Tindakan itu termasuk pertolongan juga kerena berusaha menyelamatkan
seseorang dari adzab Allah. Itulah makna lain dari menutupi aib kaum muslimin, yakni menutupi
agar saudaranya tidak terjerumus ke dalam kesesatan dan dosa. Allah pun akan menutupi aib kita
di dunia maupun di akhirat jika kita mampu menjaga aib baik maupun buruk sesama muslim di
dunia.
Yang paling penting dalam melakukan perbuatan yang dianjurkan syara’, seperti
menolong atau melonggarkan kesusahan orang lain, adalah tidak mengharapkan pamrih dari
orang yang di tolong, melainkan ikhlas adalah semata-mata menjalankan perintah Allah dan di
dasari rasa iman dan ingin mendapatkan ridho-Nya.
Sebenarnya, inti dari hadits di atas adalah agar umat islam memiliki jiwa kepedulian yang
tinggi dan kepekaan terhadap saudara-saudara seimannya. Orang yang memiliki harta melebihi
orang lain, hendaknya tidak menjadikan sombong atau tinggi hati serta tidak mau menolong
orang yang sangat membutuhkan pertolongannya. Karena pada hakikatnya Allah menciptakan
manusia dengan kehidupan yang berbeda-beda itu adalah untuk saling melengkapi satu sama
lain.
Jika dunia ini hanya di huni oleh orang yang kaya, siapa yang akan menjadi petani atau
mengerjakan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh orang yang miskin? Dengan demikian pada
hakikatnya hidup di dunia ini saling melengkapi, orang kaya tidak akan kaya jika tidak ada orang
miskin, semakin kaya seseorang, ia semakin membutuhkan orang miskin. Rasulullah Bersabda:
“Kalian ditolong dan diberi rejeki hanyalah oleh kaum lemah di antara kalian.”(HR.Bukhari).
Peduli terhadap sesame tidak hanya dalam masalah materi saja, tetapi dalam berbagai hal
yang menyebabkan orang lain susah. Jika mampu, setiap muslim harus berusaha untuk menolong
sesamanya.15[3]

15[3] Rahmat Syafe’I, .Al Hadits (Bandung: CV Pustaka), 252-259


‫‪BAB III‬‬
‫‪PENUTUP‬‬

‫‪A. Kesimpulan‬‬
‫)‪ Hadits Tentang Memperhatikan Kesulitan Orang Lain (BM:1493‬‬
‫ي‬‫ي قَا َل َي ْح َ‬ ‫ظ ْليَ ْح َ‬‫ي َو ْال َل ْف ُ‬
‫ش ْيبَ َة َو ُم َح َّمد ُ ب ُْن ال َع َال ِء ال َه ْمدَ نِ ُّ‬
‫ي َواَبُو بَ ْك ِرب ُْن اَ ِبى َ‬ ‫ي الت َ ِم ِم ُّ‬‫سنَا َي ْح َ‬ ‫َحدَ َ‬
‫ع ْن اَبِى ُه َري َْرة َ‬ ‫صا ِل ْح َ‬ ‫ع ْن ا َ ِبى َ‬ ‫ال ْع َم ِس َ‬ ‫ان َحدَّ ثَنَا اَبُو ُمعَا ِّ ِو َيتَهَ َع ْن ا ْ‬ ‫ا َ ْخبَ َرنَا َوقَا َل َاالخ ََر ِ‬
‫ع ْنهُ ُك ْر َبةً ِم ْن‬
‫س هللا َ‬ ‫ب الُّد ْن َيا نَفَّ َ‬‫ع ْن ُم ْس ِلم ُك ْر َبةً ِم ْن ُك َر ِ‬ ‫س َ‬ ‫ر‪.‬ع‪.‬قال‪:‬قال رسول هللا ص‪.‬م‪َ :‬م ْن نَفَّ َ‬
‫ست َ َرهُ‬
‫ست َ َر ُم ْس ِل ًما َ‬‫س َرهللاُ َعلَ ْي ِه فِى الُّد ْنيَا َو ْاالَ ِخ َراةِ َو َم ْن َ‬ ‫لى ُم ْعسِريَ َّ‬ ‫ع َ‬
‫س َر َ‬‫ب يَ ْو ِم ْال ِقيَا َم ِة َو َم ْن َي َّ‬‫ُك َر ِ‬
‫هللا ِفى الُّد ْنيَا َو ْاال ِخ َرةِ َوهللا ِفى َع ْو ِن ْال ِعبَ ِد َما َكانَ ْال َع ْبد ُ ِفى َع ْو ِن اَ ِخ ْي ِه(روه لمسلم)‬
‫)‪ Hadits tentang meringankan penderitaan dan beban orang lain (AN:23‬‬
‫سو ُل هللا‬ ‫ع ْن ا َ ِب ْي ِه ا َ َّن َر ُ‬
‫سا ِلم َ‬ ‫ع ْن َ‬ ‫يل َع ْن الُّز ْه ِرى َ‬ ‫عقَ ْ‬
‫ع ْن ُ‬ ‫س ِعيْد َحدَ ثَنَا َليْث َ‬ ‫بن َ‬ ‫َح َد ثَنَا قُتَ ْيبَة ُ‬
‫ظ ِل ُمهُ َو َال يُ ْس ِل ُمهُ َو َم ْن َكانَ فِي َحا َج ِة ا َ ِخ ْي ِه َكانَ هللاُ فِ ْي َحا َجتِ ِه َو َم ْنفَ َّر َج‬ ‫ص‪.‬م‪:‬ا َ ْل ُم ْس ِل ُم ا َ ُخ ْو ْال ُم ْس ِل ِم َال َي ْ‬
‫ست َ َرهُ هللاُ َي ْو َم ال ِق َيا َمة‬ ‫ب َي ْو ِم اْل ِق َيا َم ِة َو َم ْن َ‬
‫ست َ َر ُم ْس ِل ًما َ‬ ‫ع ْنهُ ُك ْر َبةً ِم ْن ُك َر ِ‬
‫ع ْن ُم ْس ِلم ُك ْر َبةً فَ َّر َج اَهللُ َ‬ ‫َ‬
‫(روه البخري و مسلم وابودا ود والنسائ والترمذي)‬

Anda mungkin juga menyukai