Anda di halaman 1dari 13

ABORTUS, STERILISASI DAN MENSTRUAL REGULATION

DALAM PANDANGAN ISLAM

Disusun untuk Memenuhi


Salah Satu Tugas Mata Kuliah Masail Fiqhiyah

Dosen Pengampu: Adi Irfan Marjuki, M.Pd.

Disusun oleh:
1. Marini Nurhayati 1920.100006
2. Siti Mudrika 1920.100047
3. Yuni Aqwaliah 1920.100015

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH
KOTA BANJAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya.


Shalawat dan salam, selalu tercurah limpah kepada Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul
“Abortus, Sterilisasi dan Menstrual Regulation dalam Pandangan Islam”, dalam
rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Masail Fiqhiyah. Oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Yang terhormat, Bapak Adi Irfan Marjuki, M.Pd., selaku dosen pengampu
mata kuliah Masail Fiqhiyah.
2. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan moril.
3. Teman-teman seperjuangan yang turut membantu memberikan motivasinya
dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikian makalah sederhana ini penulis haturkan, semoga karya kecil ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya, bagi pembaca pada umumnya.

Banjar, 16 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pengertian Abortus, Sterilisasi dan Menstrual Regulation ...................... 3
1. Pengertian Abortus ........................................................................... 3
2. Pengertian Sterilisasi ........................................................................ 3
3. Pengertian Menstrual Regulation ..................................................... 3
B. Abortus, Sterilisasi dan Menstrual Regulation dalam Pandangan Islam . 4
1. Abortus dalam pandangan Islam ...................................................... 4
2. Sterilisasi dalam pandangan Islam ................................................... 7
3. Menstrual regulation dalam pandangan Islam .................................. 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9
A. Kesimpulan .............................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah satu-satunya agama yang diridhoi oleh Allah Swt yang
diperuntukkan untuk seluruh manusia karena agama Islam sendiri bersifat
rahmatan lil’alamiin. Islam agama sempurna yang telah mengatur semua aspek
kehidupan manusia sampai hal terkecil sekalipun. Agama Islam memiliki dua
pedoman utama yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam menjalani kehidupan.
Dua pedoman tersebut adalah Alquran dan hadits. Alquran dan hadits menjadi
sumber hukum utama dalam Islam, sehingga segala persoalan yang terjadi
dalam aspek kehidupan sudah memiliki ketetapan hukum.
Seiring berjalannya zaman, semakin banyak permasalahan baru yang
muncul dimana hukumnya belum secara jelas dicantumkan dalam Alquran
maupun hadits, sehingga memerlukan kajian yang lebih dalam. Dari situlah
muncul istilah ijma’ (kesepakatan mayoritas ulama), qiyas, dan lain sebagainya.
Beberapa permasalahan baru yang muncul dan menjadi kontoversi di
masyarakat diantaranya abortus, sterilisasi dan menstrual regulation. Ketiga hal
tersebut menjadi permasalahan yang cukup penting untuk dikaji lebih dalam
karena ketiga hal tersebut tengah banyak terjadi di masyarakat luas. Maka dari
itu, sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita mengetahui dan mempelajari
lebih jauh bagaimana pandangan Islam mengenai permasalahan-permasalahan
tersebut.
Berangkat dari latar belakang diatas, maka penulis akhirnya memutuskan
untuk membuat makalah dengan judul “Memahami Konsep Abortus, Sterilisasi
dan Menstrual Regulation”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan abortus, sterilisasi dan menstrual regulation?
2. Bagaimana pandangan Islam terhadap abortus, sterilisasi dan menstrual
regulation?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari abortus, sterilisasi dan menstrual
regulation.
2. Untuk mengetahui pandangan Islam terhadap abortus, sterilisasi dan
menstrual regulation.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Abortus, Sterilisasi dan Menstrual Regulation


1. Pengertian Abortus
Menurut prawirohardjo, 2008 Abortus adalah ancaman atau
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup luar kandungan.
Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram.
Menurut WHO, abortus didefinisikan sebagai keluarnya produk
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, yakni pada usia
kehamilan 22 minggu atau jika berat janin kurang dari 500 gram. Namun,
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) sendiri
mendefinisikan abortus jika terjadi pada 13 minggu pertama kehamilan.
Abortus sering disebut juga keguguran atau early pregnancy loss.
2. Pengertian Sterilisasi
Pada dasarnya tubektomi/vasektomi (steril) dilarang atau diharamkan
oleh Islam karena memiliki tujuan pemandulan, terlepas dari berbagai faktor
yang ada.
Tubektomi adalah metode sterilisasi untuk mencegah kehamilan jangka
panjang pada wanita. Tubektomi dilakukan melalui pembedahan dengan
cara memotong dan menutup tuba falopi, alias saluran yang
menghubungkan ovarium dengan rahim.
3. Pengertian Menstrual Regulation
Menstrual Regulation merupakan istilah Inggris, yang diterjemahkan
oleh dokter Arab yang artinya pengguguran kandungan yang masih muda.
Menstrual Regulation secara harfiah artiya pengaturan menstruasi atau
datang bulan atau haid.

3
B. Abortus, Sterilisasi dan Menstrual Regulation dalam Pandangan Islam
1. Abortus dalam pandangan Islam
Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya mengikuti hukum dan
aturan Islam yang sudah Allah Swt rincikan didalam Alquran dan hadits.
Namun, hukum abortus atau aborsi dalam Alquran tidak dijelaskan secara
rinci melaikan hanya dijelaskan secara umum atau global. Beberapa dalil
Alquran yang bisa dijadikan acuan mengenai pandangan Islam terhadap
aborsi diantaranya sebagai berikut :
a. Dalam Q.S. Al-Isra’ (17) ayat 31 dan 33
ْ ‫ن ِخ‬
‫طـًٔا َك ِبي ًْرا‬ ‫ِن قَتْلَ ُه ْام كَا َا‬ ‫ل ت َ ْقتُلُ ْْٓوا ا َ ْو َلدَ ُك ْام َخ ْشيَ اةَ اِ ْم ََلقا نَ ْح ُا‬
‫ن ن َْر ُزقُ ُه ْام َواِيَّا ُك ْام ا َّا‬ ‫َو َ ا‬

"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin.


Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu.
Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar."
‫فا‬ ‫س ْل ٰطنًا فَ َ ا‬
ْ ‫َل يُس ِْر‬ ‫ظلُ ْو ًما فَقَدْا َجعَ ْلنَا ِل َو ِليِها ُا‬
ْ ‫ل َم‬
‫ن قُتِ َا‬ ‫ِل بِ ْال َح ِا‬
‫ق َو َم ْا‬ ‫ّللاُ ا َّ ا‬ ‫س الَّتِ ْا‬
‫ي َح َّر َام ٰا‬ ‫ل ت َ ْقتُلُوا النَّ ْف َا‬
‫َو َ ا‬
ُ ‫ن َم ْن‬
‫ص ْو ًرا‬ ‫فِى ْالقَتْ ِا‬
‫ل اِنَّها كَا َا‬

"Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah


(membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang benar. Dan
barang siapa dibunuh secara zalim, maka sungguh, Kami telah
memberi kekuasaan kepada walinya, tetapi janganlah walinya itu
melampaui batas dalam pembunuhan. Sesungguhnya dia adalah orang
yang mendapat pertolongan."
Dalam surat Al-Isra ayat 31, Allah Swt menunjukkan bahwa kasih
sayang Allah Swt terhadap makhluk-Nya lebih besar dibanding dengan
sesama makhluk (dalam hal ini orangtua terhadap anaknya), sehingga
Allah Swt melarang membunuh anak-anak hanya karena takut jatuh
miskin. Kemudian dalam ayat 33, Allah Swt juga melarang membunuh
tanpa haq dan secara dzalim.
b. Dalam Q.S. Al-An’am (6) ayat 151
‫ل ت َ ْقتُلُ ْْٓوا‬ ‫ل ت ُ ْش ِر ُك ْوا بِها َشيْـًٔا َّوبِ ْال َوا ِلدَي ِا‬
‫ْن اِ ْح َسانًا َو َ ا‬ ‫ل َما َح َّر َام َربُّ ُك ْام َعلَ ْي ُك ْام ا َ َّ ا‬
‫ل تَعَالَ ْوا اَتْ ُا‬
‫۞ قُ ْا‬
‫ل ت َ ْقتُلُوا‬
‫ن َو َ ا‬ َ َ‫ظ َه َار ِم ْن َها َو َما ب‬
‫ط َا‬ َ ‫ش َما‬
‫اح َا‬ ِ ‫ل ت َ ْق َربُوا ْالف ََو‬ ‫ن ن َْر ُزقُ ُك ْام َواِيَّاهُ ْما َو َ ا‬ ‫ن اِ ْم ََلقا نَ ْح ُا‬ ‫ا َ ْو َلدَ ُك ْام ِم ْا‬
‫ن‬ ٰ ‫ق ٰذ ِل ُك ْام َو‬
‫صى ُك ْام ِبها َل َع َّل ُك ْام ت َ ْع ِقلُ ْو َا‬ ‫ِل ِب ْال َح ِا‬‫ّللا ُ ا َّ ا‬
‫ي َح َّر َام ٰا‬ ‫س ا َّلتِ ْا‬
‫ال َّن ْف َا‬

4
"Katakanlah (Muhammad), “Marilah aku bacakan apa yang
diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan
apa pun, berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-
anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan
kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji, baik
yang terlihat ataupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh
orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar.
Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti."
Dalam ayat ini Allah Swt kembali menegaskan bahwa diharamkan
membunuh seorang anak hany karena takut sengsara dalam masalah
rezeki. Dalam ayat ini pula Allah Swt menerangkan bahwa Allah Swt
sendiri yang menjamin rezeki si anak sehingga tidak ada alasan untuk
orangtua membunuh anaknya hanya karena alasan takut miskin.

Kemudian, dalam hadits Nabi Saw masalah aborsi ini juga belum
dijelaskan secara rinci, namun masih secara global yang jika ditelaah, isinya
memperkuat ketiga ayat diatas mengenai larangan Allah Swt membunuh
tanpa alasan yang dibenarkan oleh Islam. Berikut salah satu hadits yang bisa
dijadikan acuan aborsi :

Artinya :
“…Dari ‘Ubadah bin Shamit berkata: Kami bersama dengan Rasulullah
saw. di sebuah majelis, lalu ia bersabda: “Aku dibai’at untuk tidak
mempersekutukan Allah dengan sesuatu, janganlah engkau berzina,
mencuri, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang Allah haramkan
kecuali dengan haq…”
Karena hukum aborsi tidak secara rinci dijelaskan dalam Alquran dan
hadits, maka para ulama memberikan perincian mengenai hukum aborsi
dimana para kalangan ulama fiqih pun memiliki pendapat yang berbeda
dalam menetapkan hukum terhadap aborsi yang dilakukan sebelum
ditiupkan roh. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

5
a. Aborsi yang dilakukan sebelum ditiupkannya roh kedalam janin maka
secara mutlak diperbolehkan dengan atau tanpa uzur sama sekali.
Pendapat ini dikemukakan oleh ulama mazhab Zaidiyah, sebagian
mazhab Hanafi dan sebagian mazhab Syafi’i.
b. Boleh melakukan aborsi pada janin yang belum ditiupkan roh apabila
ada uzur dan makruh apabila dilakukan tanpa uzur. Uzur yang dimaksud
disini ialah apabila air susu ibu mongering ketika kehamilan mulai
terlihat dan sang ayah tidak mampu membiayai anaknya menyusu ketika
ia lahir nanti. Pendapat ini dikemukakan oleh sebagian mazhab Hanafi
dan sebagian mazhab Syafi’i.
c. Mazhab Maliki secara mutlak menghukumi makruh pada perbuatan
aborsi yang dilakukan pada janin yang belum ditiupkan roh.
d. Haram melakukan aborsi baik sudah ditiupkan roh ataupun belum
ditiupkan roh dengan alasan air mani yang sudah didalam rahim tidak
boleh dieluarkan meskipun belum melalui masa 40 hari. Pendapat ini
dikemukakan oleh jumhur ulama mazhab Maliki dan mazhab Zahiri.
Sedangkan untuk aborsi terhadap janin yang telah ditiupkan roh, para
ulama sepakat hukumnya haram. Hal tersebut didasarkan pada dalil Alquran
dalam Q.S. Al-Isra’ (17) : 31 dan 33.
Para ulama juga sepakat, aborsi yang dilakukan karena keadaan darurat,
misal jika tidak melakukan aborsi maka akan menyebabkan si ibu
meninggal dunia, maka hukumnya mubah. Hal tersebut bertujuan untuk
menyelamatkan nyawa si ibu. Pendapat ini didasarkan pada sebuah hadis
yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Majah, bahwa
Rasulullah Saw., menganjurkan agar orang jangan berbuat sesuatu yang
membahayakan diri sendiri atau orang lain. Kaidah fiqhi juga mengatakan
bahwa apabila terdapat dua hal yang merugikan, padahal tidak mungkin
dihindari keduanya, maka harus ditentukan pilihan kepada yang lebih ringan
kerugiannya. Namun, jika alasannya hanya untuk menutupi rasa malu atau
karena faktor ekonomi, maka ulama sepakat hukumnya haram.

6
2. Sterilisasi dalam pandangan Islam
Sterilisasi termasuk kedalam salah satu metode dalam proram KB. Islam
sebenarnya tidak melarang adanya KB dengan tujuan untuk mengatur
keturunan. Karena sebagaimana dalil Allah Swt dalam Q.S. An-Nisa (4)
ayat 9 yang berbunyi:
‫ّللاَ َو ْل َيقُ ْولُ ْوا قَ ْو ً ا‬
‫ل َس ِد ْيدًا‬ ‫ض ٰعفًا خَافُ ْوا َعلَ ْي ِه ْام فَ ْل َيتَّقُوا ٰا‬
ِ ً‫ن خ َْل ِف ِه ْام ذ ُ ِر َّي اة‬ ‫َو ْل َي ْخ َا‬
‫ش الَّ ِذيْنَا لَ ْاو ت ََر ُك ْوا ِم ْا‬
"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata
yang benar."
Dalam ayat tersebut, Allah Swt melarang umat-umatnya meninggalkan
keturunan yang lemah. Maka dari itu, pengaturan kelahiran yang ditujukan
untuk menciptakan generasi muslim yang cerdas dan kuat tidak dilarang
dalam Islam.
Namun, mayoritas para ulama sepakat bahwa untuk KB dengan metode
sterilisasi ini hukumnya haram. Sebab, menurut para ulama, sterilisasi ini
dapat menghilangkan fungsi alami tubuh. Dalam hal ini merujuk pada
kemampuan reproduksi suami dan istri.
Pada hasil putusan Muktamar NU ke-28 di Yogyakarta juga disebutkan,
“Penjarangan kelahiran melalui cara apapun tidak dapat diperkenankan
kalau mencapai batas mematikan fungsi keturunan secara mutlak.
Karenanya sterilisasi yang diperkenankan hanyalah yang bersifat dapat
dipulihkan kembali kemampuan berketurunan dan tidak dapat merusak
atau menghilangkan bagian tubuh yang berfungsi”.
Sedangkan sterrilisasi dengan cara vasektomi maupun tubektomi yang
dilakukan dengan syarat tertentu, seperti adanya anjuran medis yang
membahayakan, maka para ulama bersepakat memperbolehkan meskipun
hukumnya makruh.

7
3. Menstrual regulation dalam pandangan Islam
Mesikupun aborsi dan menstrual regulation memiliki arti yang berbeda,
namun tujuannya bisa dikatakan sama karena pelaku pada dasanya tidak
menginginkan adanya keturunan.
Menstrual regulation ini dilakukan oleh wanita-wanita yang merasa
terlambat datang bulan/haid namun ketika diperiksakan ke dokter ternyata
hasilnya positif hamil sehingga tindakan menstrual regulation dianggap
sebagai tindakan Abortus Provocatus Criminalis yakni aborsi yang
dilakukan bukan atas dasar indikasi medis sekalipun dilakukan oleh dokter.
Sehingga, menstrual regulation pada hakikatnya merupakan tindak
pembunuhan janin secara terselubung.
Jika dilihat dari pengertiannya, maka menstrual regulation ini termasuk
kedalam salah satu tindakan aborsi pada janin yang belum berusia 4 bulan
dan belum di tiupkan ruh. Maka, disini ada beberapa pendapat:
1) Muhammad Ramli dalam kitab an-Nihayah membolehkan dengan
alasan belum bernyawa.
2) Sebagian ulama memandangnya makruh karena janin sedang dalam
masa pertumbuhan.
3) Ibnu Hajar dalam kitabnya at-Tuhfah dan al-Ghazali dalam kitabnya
ihya’ ulumuddin mengharamkan hal tersebut meskipun janin dianggap
belum bernyawa.
4) Mahmud Syaltut menyatakan bahwa sejak sel sperma bertemu dengan
ovum (sel telur), maka pengguguran dengan cara apapun diharamkan
meskipun janin belum bernyawa, sebab sudah ada kehidupan pada
kandungan yang sedang mengalami pertumbuhan dan persiapan untuk
menjadi manusia.
Tetapi, menstrual regulation yang dilakukan dengan benar-benar
terpaksa dengan alasan medis akan membahayakan si ibu apabila
melanjutkan kehamilan, maka diperbolehkan. Hal tersebut didasarkan
karena Islam memiliki prinsip “Menempuh salah satu tindakan yang lebih
ringan dari dua hal yang berbahaya, itu wajib (hukumnya)”.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Abortus, sterilisasi dan menstrual regulation masing-masing memiliki
pengertian yang berbeda. Namun, setelah di telaah, dapat disimpulkan bahwa
pada dasarnya ketiga hal tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu supaya tidak
memiliki keturunan. Ketiga hal tersebut tidak memiliki dalil Alquran dan hadits
secara eksplisit, namun para ulama memutuskan hukum berdasar pada dalil-
dalil yang mendukungnya.
Dalam hal ini, para ulama sepakat bahwa ketiga hal tersebut haram
dilakukan apabila dilakukan tanpa alasan syar’I yang diperbolehkan oleh Islam,
meskipun ada sebagian ulama yang membolehkan dengan syarat janin belum
mencapai usia 4 bulan (belum di tiupkan ruh).
Kemudian, para ulama juga sepakat bahwa ketiga hal tersebut boleh
dilakukan apabila keadaan mendesak dan tidak ada solusi lain yang lebih baik.
Namun tentunya dengan adanya syarat dan ketentuan yang berlaku
sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Hal ini termasuk kedalam hukum
maslahah mursalah (menghindarkan keburukan bagi manusia/sesuatu yang
baik menurut pertimbangan akal dan dapat mewujudkan kebaikan).

B. Saran
Aborsi, sterilisasi dan menstrual regulation merupakan tindakan yang
diharamkan oleh Islam apabila tidak di dasarkan pada hal-hal yang syar’i. Maka
tindakan tersebut sebisa mungkin harus dihindari. Jika keadaan mendesak,
maka berkonsultasilah dengan dokter yang terpercaya untuk mengambil
tindakan terbaik sehingga jikapun harus melakukan salah satu dari tiga tindakan
diatas, maka bukan karena niat tidak ingin memiliki keturunan, namun karena
keadaan gawat darurat yang memaksa.

9
DAFTAR PUSTAKA

Fatmawati. 2016. “Aborsi dalam Perspektif Hukum Islam” dalam Islam Jurnal Al-
Maiyyah Volume 9 No.1 Januari-Juni. Makassar: Universitas Islam Negeri
(UIN) Makassar.
Lie, Aina Yaa Siin. 2019. Pelaksanaan Sterilisasi (Tubektomi/Vasektomi)
Perspektif Hukum Islam Studi Kasus Tejoagung Metro Timur. Undergraduate
thesis. Metro: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.
Makalah, Ibnu. 2009. “Abortus dan Menstrual Regulation”. https://makalah-
ibnu.blogspot.com/2009/09/abortus-dan-menstrual-regulation.html#axzz7nR
3zGorM, diakses pada 14 Desember 2022 pukul 16.52.
Masail,Bahtsul. 2014. “Hukum Sterilisasi Kandungan”.
https://islam.nu.or.id/bahtsul-masail/hukum-sterilisasi-kandungan-IEC2Z,
diakses 13 Desember 2022 pukul 17.04.
Media Mahasiswa Indonesia. 2022. “Pandangan Islam terhadap Menstrual
Regulation dan Eugenetika”. https://mahasiswaindonesia.id/pandangan-
islam-terhadap-menstrual-regulation-dan-eugenetika/, diakses 16 Desember
2022 pukul 20.30.
Novriani Lubis, Pika. 2021. “Abortus”. https://www.alomedika.com/penyakit/
obstetric-dan-ginekologi-abortus, diakses pada 16 Desember 2022 pukul
20.10.
Nur Indah Sari, Yanita. 2021. “Memahami Risiko Efek Samping KB Steril
(Tubektomi) pada Wanita”. https://www.sehatq.com/artikel/efek-samping-kb
-steril-pada-wanita, diakses pada 16 Desember 2022 pukul 20.19.

Anda mungkin juga menyukai