Anda di halaman 1dari 10

MAKNA FILSAFAT PENDIDIKAN

(TAFSIR Q.S. AL-IMRAN AYAT 104 & Q.S. AL-RUM AYAT 30)
Makalah ini Disusun dan Dipresntasikan untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
“Metode Studi Tafsir Pendidikan”

Dosen Pengampu :
M.Samsukadi, Lc, M.Th.I

Disusun oleh :

M. Sholahuddin Aliansyah 1120043


Iftitakhul Choiroh 1121107

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM JOMBANG
2023
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Al-Qur‟an merupakan firman Allah SWT yang diturunkan melalui perantara
Malaikat Jibril As. Kepada Rasulullah SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat
manusia di bumi ini.didalam Al-Qur‟an berisi petunjuk dan pedoman hidup yang
bermanfaat untuk kepentingan umat manusia baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Al-Qur‟an juga membahas berbagai aspek ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini seperti
ilmu Akhlak, Ilmu Aqidah, Ilmu Sejarah dan peradaban Manusia, Ilmu politik, Ilmu
kesehatan, ilmu Fiqih, Tasawuf, teknologi dan masih banyak lagi yang lainnya tak
terkecuali ilmu pendidikan.
Untuk memahami makna yang terkandung dalam Al-Qur‟an tidak hanya berpaku
pada terjemahannya semata, melainkan dengan terjemah, tafsir dan ta‟wil yang
disepakati oleh para ulama‟.dalam makalah ini akan membahas salah satu ayat Al-Qur‟an
yang membahas tentang tafsir pendidikan yaitu Al Qur‟an surat Ali Imron ayat 104 ang
membahas tentang menyerukan Amar Ma‟ruf Nahi Munkar dan Al Qur‟an surat Ar-Rum
ayat 30 yang membahas tentang Fitrah agama Allah SWT.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaiaman terjemah surat Ali Imron ayat 104 dan surat al-Rum ayat 30?
b. Apa asbabun nuzul surat Ali Imron ayat 104 dan surat al-Rum ayat 30?
c. Bagaimana Tafsir surat Ali Imron 104 dan surat al-Rum ayat 30?
d. Apa yang terkandung dalam surat Ali Imron 104 dan surat al-Rum ayat 30?
3. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui terjemah surat Ali Imron ayat 104 dan surat al-Rum ayat 30
b. Untuk mengetahui asbabun nuzul surat Ali Imron ayat 104 dan surat al-Rum ayat
30
c. Untuk mengetahui Tafsir surat Ali Imron 104 dan surat al-Rum ayat 30
d. Untuk mengetahui terkandung dalam surat Ali Imron 104 dan surat al-Rum ayat 30
B. PEMBAHASAN
1. Terjemah Q.S. Ali Imron ayat 104 dan Q.S. al-Rum ayat 30
Terjemah Q.S. Ali Imron ayat 104

َٰٓ
‫ع ِه ْٱل ُمن َك ِر ۚ َوأ ُ ۟ولَئِ َك ُه ُم‬ ِ ‫َو ْلت َ ُكه ِ ّمن ُك ْم أ ُ َّمةٌ يَ ْدعُىنَ إِلَى ْٱل َخي ِْر َويَأ ْ ُم ُرونَ بِ ْٱل َم ْع ُر‬
َ َ‫وف َو َي ْن َه ْىن‬
َ‫ْٱل ُم ْف ِل ُحىن‬

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah
orang-orang yang beruntung.

Terjemah Q.S. al-Rum ayat 30

ُ ّ‫ٱَّللِ ۚ ذَ ِل َك ٱلد‬
‫ِيه‬ َّ ‫ق‬ ِ ‫علَ ْي َها ۚ ََل تَ ْبدِي َل ِلخ َْل‬ َ ‫ٱَّللِ ٱلَّتِى َف‬
َ َّ‫ط َر ٱلن‬
َ ‫اس‬ َّ ‫ت‬ ْ ‫ِيه َح ِنيفًا ۚ ِف‬
َ ‫ط َر‬ ِ ّ‫فَأَقِ ْم َو ْج َه َك ِللد‬
ِ َّ‫ْٱلقَ ِيّ ُم َولَ ِك َّه أَ ْكث َ َر ٱلن‬
َ‫اس ََل يَ ْعلَ ُمىن‬
Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada
fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
2. Makna Kosakata Q.S. Ali Imron ayat 104 dan Q.S. al-Rum ayat 30
Makna kosakata Q.S. Ali Imron ayat 104
‫و ْلت َ ُكه‬:
َ hendaklah ‫ ِإلَى ْٱل َخي ِْر‬: kepada kebajikan

‫ ِ ّمن ُك ْم‬: dinatara kamu ‫و َيأ ْ ُم ُرون‬:


َ dan (mereka) menyeruh

َ‫أ ُ َّمةٌ يَ ْدعُىن‬: umat menyeluru ِ ‫ ِب ْٱل َم ْع ُر‬: kepada kebaikan


‫وف‬

‫ويَ ْن َه ْىن‬:
َ dan mencegah ‫ع ِه ْٱل ُمن َكر‬
َ : dari munkar
َٰٓ
َ‫وأ ُ ۟ولَئِك‬:
َ dan mereka itulah ‫ ُه ُم‬: mereka

ْ orang-orang yang beruntung


َ‫ٱل ُم ْف ِل ُحىن‬:
Makna kosakata Q.S. al-Rum

‫فَأ َ ِق ْم‬: maka hadapkanlah َ َ‫ٱلَّ ِتى ف‬: yang menciptakan


‫ط َر‬

َ‫وجْ َهك‬:
َ wajahmu َ َّ‫ٱلن‬: manusia
‫اس‬

‫ِّيه‬
ِ ‫ ِللد‬: kepada agama ‫علَ ْي َها‬
َ : atasnya

‫ َحنِيفًا‬: yang lurus َ tidak ada perubahan


‫َل ت َ ْبدِي َل‬:

ِ‫ٱَّلل‬ ْ ِ‫ف‬: fitrah allah


َّ َ‫ط َرت‬ َّ ‫ق‬
ِ‫ٱَّلل‬ ِ ‫ ِلخ َْل‬: bagi ciptaan

َ‫ذَلِك‬: demekian itu ُ ‫ٱلد‬: agama


‫ِّيه‬

ْ yang lurus
‫ٱلقَ ِيّ ُم‬: ‫ولَ ِك َّه‬:
َ akan tetapi

‫أ َ ْكثَر‬: kebanyakan َ‫َل يَ ْعلَ ُمىن‬:


َ tidak mengetahui

3. Asbabul Nuzul
a. surat al-Imran ayat 104
Pada zaman jahiliyah sebelum Islam ada dua suku yaitu; Suku Aus dan Khazraj
yang selalu bermusuhan turun-temurun selama 120 tahun, permusuhan kedua suku
tersebut berakhir setelah Nabi Muhammad SAW mendakwahkan Islam kepada mereka,
pada akhirnya Suku Aus yakni kaum Anshar dan Suku Khazraj hidup berdampingan,
secara damai dan penuh keakraban, suatu ketika Syas Ibn Qais seorang Yahudi melihat
Suku Aus dengan Suku Khazraj duduk bersama dengan santai dan penuh keakraban,
padahal sebelumnya mereka bermusuhan, Qais tidak suka melihat keakraban dan
kedamaian mereka, lalu dia menyuruh seorang pemuda Yahudi duduk bersama Suku
Ausdan Khazraj untuk menyinggung perang “Bu‟ast” yang pernah terjadi antara Aus
denganKhazraj lalu masing-masing suku terpancing dan mengagungkan sukunya masing-
masing, saling caci maki dan mengangkat senjata, dan untung Rasulullah SAW yang
mendengar perestiwa tersebut segera datang dan menasehati mereka: Apakah
kaliantermakan fitnah jahiliyah itu, bukankah Allah telah mengangkat derajat kamu
semuadengan agama Islam, dan menghilangkan dari kalian semua yang berkaitan dengan
jahiliyah?. Setelah mendengar nasehat Rasul, mereka sadar, menangis dan saling
berpalukan. Sungguh peristiwa itu adalah seburuk-buruk sekaligus sebaik-baik peristiwa.
Setelah itu turunlah Surat Ali Imron ayat 104.
b. Surat al-Rum ayat 30
Ibnu abbas berkata, “orang-oranf musyrik melakukan talbiyah dengan mengatakan
ya Allah aku akan memnuhi panggilan engkau tidak ada sekutu bagi engkau, kecuali
sekutu di dalam kerajaan-mu,” janganlah kamu seperti kaum musyrik yang memecah
agamanya, sedang mereka pun terdiri atas beberapa golongan. Mereka mengganti dan
merubah agama, beriman kepada sebagiannya, dan kafir kepada sebagian yang lain.
Maka jadilah mereka beberapa golonganm Nabi SAW. Pernah ditanya tentang golongan
yang selamat, mereka yang memgng sunnah dan sunnahnya para nabi, maka turunlah
surat al-rum ayat 30. Fitrah allah maksudnya ciptaan allah. Manusia diciptakan allah
mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid, kalau ada manusia tidak beragama
tauhid, maka hal itu tidaklah wajar.
4. Munasabah Ayat
a. Surat al- Rum ayat 30
Surat Ar-Rûm memiliki hubungan dengan surah sebelumnya yaitu surah Al-
„Ankabût. Hubungan surah Al-„Ankabût dengan surah Ar-Rûm ini ialah pada akhir surah
Al-„Ankabût yang memotivasi orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan-Nya,
benar-benar akan Allah tunjukkan kepada mereka jalan-jalan-Nya. Maka pada awal surah
Ar-Rûm ini dijelaskan bahwa orang-orang mukmin itu akan mengalahkan orang-orang
musyrik dalam waktu yang dekat. Maka ditinjau dari segi berjihad dan berusaha ini, surat
Ar-Rûm adalah sebagai penyempurnaan dari apa yang dikemukakan dalam surat Al-
„Ankabût. Surat Al-„Ankabût mengemukakan tentang keesaan Allah dan adanya hari
berbangkit secara garis besarnya, sedang surat Ar-Rûm mengemukakan bukti-buktinya
secara terperinci. Surat Al-„Ankabût menyebutkan bahwa kewajiban rasul-rasul hanyalah
menyampaikan agama Allah, sedangkan surat Ar-Rûm menyebutkan bahwa rasul-rasul
tidak dapat memberi taufik dan menjadikan seseorang menerima apa yang
disampaikannya itu, hanyalah Allah yang dapat berbuat demikian.
b. Surat al Imran ayat 104
Al-qur‟an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam firman-Nya, al-khair adalah nilai
unifesal yang diajarkan oleh al-Quran, sedang al-al-Ma‟ruf adalah sesuatu yang baik
menurut pandangan umum satu maasyarajkat selama sejalan dengan khair, adapun
munkar adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat serta bertentangan
dengan nilai-nilai illahi.
Paling tidak adapun hal yang perlu digaris bawahi berkaitan dengan ayat diatas,
pertama, nilai-nilai illahi tidak boleh dipisahkan, akan tetapi disampaikan secara
persuasive dalam bentuk ajaran yang baik. Kedua, adalah ma‟ruf yang merupakan
kesepakatan umum masyarakat. Hal ini sewajarnay diperintahkan , demikian juga al-
munkar seharusnya dicegah, baik yang memerintahkan dan mencegah itu pemilik
kekuasaan maupun bukan.
5. Tafsir Surat
a. Surat al-Rum ayat 30
Setelah memaparkan bukti-bukti keesaan dan kekuasaan Allah serta meminta Rasul
dan umatnya bersabar dalam berdakwah, melalui ayat berikut Allah meminta mereka agar
selalu mengikuti agama Islam, agama yang sesuai fitrah. Maka hadapkanlah wajahmu,
yakni jiwa dan ragamu, dengan lurus kepada agama Islam. Itulah fitrah Allah yang Dia
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Manusia diciptakan oleh Allah dengan
bekal fitrah berupa kecenderungan mengikuti agama yang lurus, agama tauhid. Inilah asal
penciptaan manusia dan tidak boleh ada seorang pun yang melakukan perubahan pada
ciptaan Allah tersebut. Itulah agama yang lurus, agama tauhid, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui dan menyadari bahwa mengikuti agama Islam merupakan
fitrahnya.
Sedangkan menurut Prof. Muhammad Quraish Shihab, tafsir Surat al-Imran ayat 30
adalah sebagai berikut ,Dari itu, luruskanlah wajahmu dan menghadaplah kepada agama,
jauh dari kesesatan mereka. Tetaplah pada fitrah yang Allah telah ciptakan manusia atas
fitrah itu. Yaitu fitrah bahwa mereka dapat menerima tauhid dan tidak mengingkarinya.
Fitrah itu tidak akan berubah.. Fitrah untuk menerima ajaran tauhid itu adalah agama
yang lurus. Tetapi orang-orang musyrik tidak mengetahui hakikat hal itu.
b. Surat al-Imran ayat 104
Adapun menurut tafsir Jalaludin, Tafsir Surat Ar-Rum ayat 30 adalah sebagai berikut
(Maka hadapkanlah) hai Muhammad (wajahmu dengan lurus kepada agama Allah)
maksudnya cenderungkanlah dirimu kepada agama Allah, yaitu dengan cara
mengikhlaskan dirimu dan orang-orang yang mengikutimu di dalam menjalankan agama-
Nya (fitrah Allah) ciptaan-Nya (yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu)
yakni agama-Nya. Makna yang dimaksud ialah, tetaplah atas fitrah atau agama Allah.
(Tidak ada perubahan pada fitrah Allah) pada agama-Nya. Maksudnya janganlah kalian
menggantinya, misalnya menyekutukan-Nya. (Itulah agama yang lurus) agama tauhid
itulah agama yang lurus (tetapi kebanyakan manusia) yakni orang-orang kafir Mekah
(tidak mengetahui) ketauhidan atau keesaan Allah.
Menurut tafsir Kemenag RI, Pada surat al-rum ayat ini Allah memerintahkan orang
mukmin agar mengajak manusia kepada kebaikan, menyuruh perbuatan makruf, dan
mencegah perbuatan mungkar. Dan hendaklah di antara kamu, orang mukmin, ada
segolongan orang yang secara terus-menerus menyeru kepada kebajikan yaitu petunjuk-
petunjuk Allah, menyuruh (berbuat) yang makruf yaitu akhlak, perilaku dan nilai-nilai
luhur dan adat istiadat yang berkembang di masyarakat yang tidak bertentangan dengan
nilai-nilai agama, dan mencegah dari yang mungkar, yaitu sesuatu yang dipandang buruk
dan diingkari oleh akal sehat. Sungguh mereka yang menjalankan ketiga hal tersebut
mempunyai kedudukan tinggi di hadapan Allah dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung karena mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat.
Sedangkan menurut Prof. Muhammad Quraish Shihab, ayat ini menjelaskan bahwa
Jalan terbaik untuk bersatu dalam kebenaran di bawah naungan al-Qur'ân dan Rasul-Nya,
adalah dengan menjadi umat yang menyerukan segala bentuk kebaikan dunia dan akhirat,
menyerukan kewajiban mendorong manusia pada kebaikan bersama dan mencegah
kejahatan (amar makruf nahi munkar, al-amr bi al-ma'rûf wa al-nahy 'an al-munkar).
Mereka yang melakukan prinsip itu adalah orang-orang yang memperoleh keberuntungan
yang sempurna.
6. Nilai-nilai Pendidikan Ayat
a. Surat al-Imran ayat 104
Surat Ali Imrom pada ayat ini merupakan petunjuk dari Allah kepada orang Beriman,
agar seharusnya di antara mereka ada segolongan atau sekelompok orang yang mau
berdakwah dan mengajak manusia kembali ke ajaran agama Islam. Seperti halnya, para
ulama yang mengajarkan agama, para penasehat yang mengajak orang-orang non muslim
masuk kedalam agama Islam, orang yang mengajak orang lain yang menyimpang agar
tetap istiqomah, orang-orang yang berjihad fi sabilillah, dewan hisbah (lembaga amr
ma‟ruf dan nahi munkar) yang pemerintah untuk memperhatikan keadaan manusia dan
mengajak manusia mengikuti syara‟ seperti mengajak mereka mendirikan shalat lima
waktu, berzakat, berpuasa, berhaji bagi yang mampu dan mengajak kepada syari‟at Islam
lainnya, demikian juga memperhatikan pasar, bagaimana timbangan dan takaran yang
mereka gunakan apakah terjadi pengurangan atau tidak, serta melarang mereka
melakukan kecurangan dalam bermu‟amalah.
Semua ini hukumnya fardhu kifayah. Bahkan tidak hanya itu, segala sarana yang
menjadikan sempurna amar ma‟ruf dan nahi munkar, sama diperintahkan, misalnya
menyediakan perlengkapan jihad untuk dapat mengalahkan musuh, mempelajari ilmu
agar dapat mengajak manusia kepada kebajikan, menuliskan buku-buku yang berisikan
ajaran Islam, membangun madrasah untuk mengajarkan agama, membantu pihak
berwenang (dewan hisbah) mewujudkan syari‟at. Mereka inilah orang-orang yang
beruntung, yakni memperoleh apa yang mereka inginkan dan selamat dari hal yang
mereka khawatirkan.
b. Surat al-Rum ayat 30
Nilai pendidikan yang terkandiung dalam surat al-Rum ayat 30 yakni Allah telah
menciptakan manusia menurut fitrahnya,Allah tidak pernah merubah ciptaannya, itulah
agama yang lurus tapi banyak manusia tidak mengetahui. Fitrah Allah: maksudnya
ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid.
Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak
beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Surat Ali Imron ayat 104 merupakan perintah Allah agar salah satu diantara umat
Rasulullah SAW agar tetap istiqomah untuk selalu menyerukan amar ma‟ruf nahi
munkar dimana pun mereka berada. Mereka itulah orang-orang yang beruntung
Surat Ar-Rum ayat 30 menjelaskan agar manusia seluruhnya tetap berpegang teguh
kepada fitrah-Nya atau agama Allah tanpa mengingkari-Nya sedikitpun.
DAFTAR PUSTAKA
Alimuddin, Nurwahidah. 2007. “Konsep Dakwah dlam Islam” dalam jurnal HUNAFA. VOL.4
No.1, Maret.
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta: Lentera
Hati, 2004), cet. ke-2, h. 73.
Shaleh, Qamaruddin, dkk. 1995. Asbabun Nuzul Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-ayat
Al-Qur‟an.Bandung : CV. Diponegoro
Isawi, Muhammad Ahmad, 2009. Tafsir Ibnu Mas‟ud, Jakarta: Pustaka Azzam.
Abuddin Nata, Studi Tentang Ilmu Dakwah, 1998. Surabaya: Bina Ilmu.
D, Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, 1982. Bandung: PT. Ma‟arif.
https://tafsirweb.com/1236-surat-ali-imran-ayat-104.html
https://quranhadits.com/quran/3-ali-imran/ali-imran-ayat-104/
https://tafsirweb.com/7394-surat-ar-rum-ayat-30.html

Anda mungkin juga menyukai