Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN

KEPERAWATAN MENGHITUNG KEBUTUAN PERAWAT

Disusun oleh :
Khamidatul istikhana( 7121010)
Muhammad rafi salsabil (7121008)
Kurotul akyun ( 7121012)

PROGRAM STUDI ILMU DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
2023-2024

1
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Perencanaan tenaga (staffing) keperawatan merupakan salah satu fungsi utama pimpinan
organisasi dalam keperawatan. Keberhasilan pimpinan organisasi dalam merencanakan perawat
ditentukan oleh kualitas SDM (Arwani & Suprianto, 2006).

Perencanaan tenaga kesehatan adalah proses memperkirakan jumlah tenaga dan jenis pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai target pelayanan kesehatan yang telah
ditentukan dan mencapai tujuan kesehatan. Perencanaan ini mencakup persiapan: siapa yang berbuat
apa, kapan, dimana, bagaimana, dengan sumber daya apa dan untuk populasi mana. Perencanaan tenaga
rumah sakit adalah sebagai perencanaan tenaga kesehatan untuk mencapai target pelayanan rumah sakit
yang dibutuhkan yang akan membantu pencapaian target kesehatan. Langkah-langkah perencanaan
tenaga rumah sakit secara garis besar sama dengan langkah-langkah perencanaan tenaga pada umumnya.
Memang ada beberapa kekhususan-kekhususan sesuai dengan fungsi rumah sakit (Junaidi, 1988 dalam
Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Di Instalasi Rawat Inap RSUD Karimun oleh Liza Sri, 2011).

Menurut Ilyas (2004) dalam menentukan kebutuhan SDM rumah sakit harus memperhatikan
beberapa faktor seperti ukuran dan tipe rumah sakit; fasilitas dan tipe pelayanan yang ditawarkan; jenis
dan jumlah peralatan dan frekuensi pemakaiannya; kompleksitas penyakit; usia pasien dan lamanya
waktu tinggal di rumah sakit; pemberian cuti, seperti melahirkan, liburan, sakit, dan tugas belajar;
keterbatasan anggaran; turn over (mengundurkan diri) personel dan tingkat ketidak hadiran; pelayanan
dan perawatan kesehatan 24 jam dan lain-lain

Menurut Suyanto (2008), perhitungan tenaga kerja perawat perlu diperhatikan hal-hal, sebagai
berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan.
a. Faktor klien, meliputi : tingkat kompleksitas perawat, kondisi pasien sesuai dengan jenis
penyakit dan usianya, jumlah pasien dan fluktuasinya, keadaan sosial ekonomi dan harapan
pasien dan keluarga.

2
b. Faktor tenaga, meliputi : jumlah dan komposisi tenaga keperawatan, kebijakan

pengaturan dinas, uraian tugas perawat, kebijakan personalia, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja,

tenaga perawat spesialis dan sikap ethis professional.


c. Faktor lingkungan, meliputi : tipe dan lokasi rumah sakit, layout keperawatan, fasilitas dan jenis
pelayanan yang diberikan, kelengkapan peralatan medik atau diagnostik, pelayanan penunjang dari
instalasi lain dan macam kegiatan yang
dilaksanakan.
d. Faktor organisasi, meliputi : mutu pelayanan yang ditetapkan dan kebijakan
pembinaan dan pengembangan.

B. METODE PERHITUNGAN PERENCANAAN TENAGA KEPERAWATAN


1. Metode Lokakarya PPNI
Penentuan kebutuhan tenaga perawat menurut Lokakarya PPNI dengan mengubah satuan hari dengan
minggu. Selanjutnya jumlah hari kerja efektif dihitung dalam minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah
kerja perhari selama 40 jam per minggu. PPNI berusaha menyesuaikan lama kerja dan libur yang
berlaku di Indonesia:

(Ax52 minggu)x7hari(TTxBOR)
Tenaga Perawat = hari kerja efektif X total jam kerja perminggu+25%

Keterangan :

• A = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan oleh pasien perhari

• 52 minggu = 365 hari dalam setahun : 7

• TT = Tempat Tidur

• BOR (Bed Occupancy Rate) adalah presentase rata-rata jumlah tempat tidur yang

digunakan selama periode tertentu (satu semester/tahun)


• Hari kerja efektif yang dihitung sebagai berikut :
= (365 — (52 hari minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti tahunan)
= 289 hari : 7 hari/minggu
= 41 minggu
• Total jam kerja perminggu = 40 jam

• Komponen 25% yaitu tingkat penyesuaian terhadap produktivitas

2. Metode Gillies

3
Metode ini membuat perhitungan tenaga perawat berdasarkan jumlah tindakan keperawatan. Untuk itu gillies
membagi tindakan keperawatan menjadi 3 jenis yaitu tindakan keperawatan langsung, tindakan keperawatan
tidak langsung dan pendidikan
kesehatan.
a) Waktu keperawatan langsung menurut Mineti Hurchinsun (1975), yaitu:
• Pasien mandiri = 2 jam/hari

• Pasien partial = 3 jam/hari

• Pasien total = 6 jam/hari

b) Waktu keperawatan tidak langsung menurut Wolf & Young, (1965) adalah 60

jam/pasien/hari
c) Waktu keperawatan untuk pendidikan kesehatan adalah 15 menit.

Dalam teori Gillies ini bisa untuk mengetahui kebutuhan jumlah perawat tiap hari, tiap shif atau jumlah
keseluruhan atau suatu unit ruangan. Dasar pemenuhan kebutuhan perawat menurut Gillies adalah jumlah
jam keperawatan yang dibutuhkan tiap tahun dibagi dengan jumlah jam keperawatan yang diberikan oleh
perawat tiap tahun.

Rumus jumlah keperawatan menurut Gillies adalah sebagai berikut :

Jmlh jam Kep. Pasien/hr x rata-rata sensus pasien/hr x jumlah hari dalam setahun

(jumlah hari/tahun — jumlah hari libur/cuti/th) x jumlah jam kerja perawat/hari

3. Metode Depkes (2002)


a. Pengelompokan unit kerja dirumah sakit
Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan unit krja yang

ada di Rumah sakit. Secara, garis besar terdapat pengelompokan sebagai berikut :
1. Rawat inap dewasa
2. Rawat inap anak/perinatal
3. Rawat inap intensif
4. Gawat darurat/IGD
5. Kamar bersalin
6. Kamar operasi
7. Rawat jalan
b. Model pendekatan dalam penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan
1. Rawat inap

a. Berdasarkan klasifikasi pasien Cara penghitungan


berdasarkan :

4
 Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
 Rata-rata pasien perhari
 Jam perawatan yang diperlukan /hari/pasien
 Jam perawatan yang diperlukan /ruangan /hari
 Jam kerja efektif setiap perawat/7jam perhari

Salah satu aspek penting tercapainya mutu pelayanan di suatu rumah sakit adalah tersedianya tenaga
keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan. Untuk hal ini dibutuhkan kesiapan yang baik dalam
membuat perencanaan terutama tentang ketenagaan. Perencanaan ketenagaan ini harus benar-benar
diperhitungkan sehingga tidak menimbukan dampak pada beban kerja yang tinggi sehingga memungkinkan
kualitas pelayanan akan menurun. Bila hal ini dibiarkan akan menyebabkan angka kunjungan klien ketempat
pelayanan kesehatan akan menurun sehingga pendapatan rumah sakit juga akan menurun.

Seorang menajer keperawatan harus mampu membuat perencanaan ketenagaan dengan baik, yaitu
dengan memanfaatkan hasil perhitungan yang didasarkan pada data- data kepegawaian sesuai dengan yang ada di
rumah sakit tersebut. Dalam melakukan penghitungan kebutuhan tenaga perawat di rumah sakit, kita dapat
menggunakan beberapa rumus dimana tiap metode penghitungan pada prinsipnya hampir sama akan tetapi
memiliki kekhasan bagi situasi dan kondisi tertentu dari sistem pemberian layanan asuhan keperawatan kepada
klien.

5
DIALOG SUPERVISI KEPERAWATAN

Pemeran

KARU : M Rafi

PP1 : Kurotul

PA1 : khamidatul

PA2 : akyun

Pasien : Ny. lisa

Di IRNA suatu RS terdapat seorang pasien Post Op Apendiks yang kondisinya lemah dan terdapat luka jahitan pada perut kanan
bagian bawah,luas jahitan 7 cm. Pada hari yang sama Kepala Ruangan akan melakukan supervisi terhadap tindakan yang akan dilakukan
oleh perawat. Diruang keperawatan, Karu menyampaikan maksud dan tujuan supervisi kepada perawat primer dan perawat asosiasi.
Rafi :Assalamualaikum dan Selamat pagi, apa semuanya sudah lengkap?
Akyun : Sudah pak.
Rafi : baik, pagi ini saya akan melakukan supervisi. Jadi, tujuan untuk dilakukannya supervise
adalah untuk mempelajari dan memperbaiki tindakan yang akan dilakukan kepada pasien kita.
Akyun : Untuk sepervisi tindakan apa yang akan dilakukan supervisi pak?
Rafi : Pada hari ini, saya akan melakukan supervisi terhadap tindakan perawatan, sesuai dengan jadwal apakah benar pasien
yang bernama Ny. Lisa kamar 302 akan dilakukan tindakan perawatan luka dan mengganti balutan?
Akyun : Iya pak hari ini jadwal perawatan luka dan mengganti balutan pada pasien atas nama Ny. Lisa kamar 302
Rafi : Kalau begitu silahkan dipersiapkan peralatannya terlebih dahulu. Rizka : Baik pak.

Diruang Nurs Station

Akyun : Baik teman teman, segera dipersiapkan alat dan bahannya untuk perawatan luka dan mengganti balutan

Atul : Baik ners, akan segera saya persiapkan.


Akyun : Ners Irma tolong dibantu juga ya??
Irma : Iya ners akan segera saya siapkan.
Rafi : Baik, pada hari ini kita mempunyai 1 pasien yang akan dilakukan perawatan luka dan mengganti balutan. Jadi, untuk
format penilaian yang akan dilakukan pada supervisi pada hari ini saya akan melakukan beberapa penilaian terhadap tindakan yang
akan dilakukan dan nanti saya akan memberikan penilaian terhadap beberapa insrumet tindakan seperti teknik perawatan luka yang
benar. Mungkin ini ada beberapa format/instrumen penilaian silahkan di baca dulu (menyerahkan map kepada PP).
Akyun : Iya pak (menerima map).

Rafi : Ada yang ingin ditanyakan dari format penilaian tersebut?

Akyun : Tidak ada Pak


Rafi : Bagaimana perlengkapan untuk perawatan luka? Sudah lengkap dan siap?
Akyun : Sudah pak.
Rafi : Oke, kita ke pasien sekarang,.

Setelah itu karu, PP, PA1 dan PA2, ke ruangan pasien

Rizka : Selamat pagi bu, pak?

Yg ada d ruangan : Ya selamat pagi,. Rizka : Bagaimana kabarnya hari ini bu?
6
Tika : Luka pada perut saya masih sakit sus.

Akyun : Bu, kami akan merawat luka dan mengganti balutan, tujuannya luka pada perut ibu agar cepet sembuh
dan tidak terjadi infeksi. Bagaimana bu apa diperbolehkan?
Tika : Ya, silahkan bu.

Akyun : ada yg ditanyakan sebelumnya Bu?

Tika : tidak ada bu.

Kemudian PA1 & 2 melakukan perawatan luka kepada Ny Hasmiwai.

Akyun : Ibu kami sudah merawat luka dan mengganti balutan, apakah sudah merasa lebih nyaman dan apakah nyerinya masih terasa?
Tika : iya Nyeri nya masih terasa saat balutanya di buka sus.
Akyun : iya nantijuga akan sembuh ,jika ibu rutin minum obat yang sudah di sediakan.
Tika : iya sus .
Akyun : kalau begitu saya permisi dulu yah Bu !
Tika : iya sus , terimakasih
Akyun : iya Bu sama-sama, assalamualaikum (sambil senyum)
Tika : waalaikumsalam.

Diruangan Nurse Station.


Rafi: Baik tadi saya sudah melakukan penilaian terhadap hasil kerja perawatan luka pada hari ini. Untuk secara prosedur
perawatan luka secara keseluruhan sudah baik, tapi tadi ada hal- hal yang perlu kita perhatikan bersama.
Akyun : Apa itu pak?
Rafi : Dalam pemasangan tadi kurangnya interksi/komunikasi kepada pasien, nah tujuan untuk komunikasi kepada pasien dalam melakukan
tindakan yaitu pertama untuk distraksi/pengalihan rasa nyeri pasien. Sepertinya hal itu yg perlu kita perhatikan Dan yang kedua adalah
pada saat membuka balutan usahakan untuk pelan-pelan agar pasienya tidak mengalami nyeri. Oke ada yg ingin di klarifikasi?
Akyun : Iya pak, saya menyadari hal itu dan nanti akan kami perbaiki.
Rafi : Ya bagus sekali, interksi dan komunikasi dalam hal ini komunikasi terapeutik sangat penting dilakukan dan untuk
semuanya sangat bagus sekali apa yang kalian lakukan pada hari ini pertahankan terus dan sepertinya hanya itu yang bisa saya
sampaikan., untuk kurang dan lebihnya mohon maaf, saya tutup pertemuan ini, wasalammualaikum wr,wb.
Akyun : Waalaikum salam wr..wb, Terimakasih pak atas kritik dan sarannya.

PP dan PA kembail keruangnya dan karu melakukan dokumentasi keperawatan untuk hasil supervisi

7
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perencanaan tenaga kesehatan adalah proses memperkirakan jumlah tenaga dan jenis
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai target pelayanan
kesehatan yang telah ditentukan dan mencapai tujuan kesehatan. Perencanaan ini mencakup
persiapan: siapa yang berbuat apa, kapan, dimana, bagaimana, dengan sumber daya apa dan
untuk populasi mana. Perencanaan tenaga rumah sakit adalah sebagai perencanaan tenaga
kesehatan untuk mencapai target pelayanan rumah sakit yang dibutuhkan yang akan
membantu pencapaian target kesehatan.

B. SARAN
Bagi Mahasiwa
Berdasarkan kekurangan yang sudah disampaikan oleh penulis, diharapkan mahasiswa
dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang manajemen
keperawatan, bahkan mengembangkan metode perhitungan dalam perencanaan tenaga
keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan rumah sakit di Indonesia.

Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar tidak hanya meningkatkan keterampilan dalam
memberikan praktik asuhan keperawatan (care giver), tetapi juga meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam hal manajerial (koordinator) baik dalam
manajemen kasus atau mengorganisasi pelayanan kesehatan sehingga perawat dapat
memberikan asuhan keperawatan yang maksimal.

Bagi Dunia Keperawatan

Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, manajemen keperawatan dalam perencanaan


tenaga keperawatan dapat terus ditingkatkan sehingga dapat menambah pengetahuan yang
lebih baik bagi dunia keperawatan, serta dapat diaplikasikan untuk mengembangkan
kompetensi dalam keperawan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Yaslis. (2004). Perencanaan SDM Rumah Sakit: Teori, Metoda dan Formula. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Diunduh 1 Maret 2017 Pukul 22.30
WITA.

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: $plikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional,


Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai