Anda di halaman 1dari 16

Nama kelompok : 2

Meliati k.renggu
Reska S.F
Esti lestari

METODE PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN


METODE PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA
KEPERAWATAN
 Latar Belakang
 Ketenagaan merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan dalam sistem
kesehatan suatu negara untuk meningkatkan kesehatan hidup masyarakat.
Ketenagaan membutuhkan masa persiapan yang terpanjaang dibandingkan
dengan sumber daya yang lain dan tergantung yang menyalurkan mobilisasi
atau usha-usaha untuk pemerataan pelayanan. Dalam merencanakan
kebutuhan tenaga kesehatan, Depertemen Kesehatan Republik Indonesia telah
menysusun modul dasar susunan personalia (DSP) yang memuat tentang
metode perhitungan tenaga kesehatan yaitu estimasi beban kerja.
Devinisi

 Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan atau staffing merupakan fungsi manajemen


yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan keperawatan (Julia et al. 2014). Perhitungan
tenaga perawat sangatlah berhubungan dengan beban kerja perawat. Terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam mengkaji beban kerja tenaga perawat, yakni rasio pasien
dibanding perawat, rasio tempat tidur dibanding, serta perlunya memperhitungkan tugas
non-keperawatan yang dilakukan oleh perawat seperti transport pasien (Kang et al. 2016).
METODE NEED

 Metode Need
 Metode ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja. Untuk
menghitung kebutuhan tenaga, diperlukan gambaran tentang jenis pelayanan yang
diberikan kepada pasien selama dirumah sakit. Sebagai contoh untuk pasien yangf
menjalani rawat jalan, ia akan mendapatkan pelayanan, mulai dari pembelian
karcis, pemeriksaan perawat/dokter, penyuluhan, pemeriksaan laboratorium,
apotek dan sebagainya. Kemudian dihitung standar waktu yang diperlukan agar
pelayanan itu berjalan dengan baik.
METODE DEMAND

 Metode Demand
 Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga menurut kegiatan yang
memang nyata dilakukan oleh perawat. Setiap pasien yang masuk ruang gawat
darurat dibutuhkan waktu sebagai berikut :
 Untuk kasus gawat darurat : 86,31 menit
 Untuk kasus mendesak : 71,28 menit
 Untuk kasus tidak mendesak : 33,09 menit

METODE GILLES

 Keterangan :
 A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
 B = rata-rata jumlah pasien/hari (BOR x Jumlah tempat tidur)
 C = jumlah hari/tahun
 D = jumlah hari libur maisng-masing perawat
 E = jumlah jam kerja masing-maisng perawat
 F = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
 G = jumlah jam kerja efektif per tahun
 H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
 
MACAM-MACAM METODE
PERHITUNGAN

 Keterangan :
 A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
 B = rata-rata jumlah pasien/hari (BOR x Jumlah tempat tidur)
 C = jumlah hari/tahun
 D = jumlah hari libur maisng-masing perawat
 E = jumlah jam kerja masing-maisng perawat
 F = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
 G = jumlah jam kerja efektif per tahun
 H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
LANJUTAN

 Jumlah tenaga yang bertugas setiap hari:


 Rata-rata jam perawat atau hari/x rata-rata jam jumlah jam perawatan atau /hari
 Asumsi jumlah cuti hamil 5% (usia subur) dari tenaga yang dibutuhkan maka jumlah jam
kerja yang hilasng karena cuti hsmil = 5% x jumlah cuti hamil x jumlah jam kerja/hari
Tambahan tenaga :m 5% x jumlah tenaga x jumlah jam kerja cuti hamil Jumlah jam kerja
efektif/ rtahun
PRINSIP PERHITUNGAN RUMUS GILLES

 Perawatan langsung, merupakan perawatan yang berhubungan dengan pemenuhan


kebutuhan pasien baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Berdasarkan klasifikasi
terbagi menjadi beberapa yaitu self care, partial care, total care, dan intensive care.
Adapun waktu perawatan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien adalah :
 Self care dibutuhkan 1/2 x 4 jam : 2 jam
 Partial care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3 jam
 Total care diburtuhkan 1-11/2 x 4 jam : 4-6 jam
 Intensive care dibutuhkan 2x4 jam : 8 jam
LANJUTAN

 Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan membuat rencana perawatan,


memasang/menyiapkan alat, konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan
kesehatan , melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS Graha Detroit=38
menit/pasien/hari, sedangkan menurut wolf dan Young=60 menit/pasien/haridan penelitian
di rumah sakit Jhon Hopkins dibutuhkan 60 menit/ pasien.
 Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien meliputi aktivitas, pengobatan serta
tindak lanjut pengobatan.
LANJUTAN

 Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan membuat rencana perawatan,


memasang/menyiapkan alat, konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan
kesehatan , melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS Graha Detroit=38
menit/pasien/hari, sedangkan menurut wolf dan Young=60 menit/pasien/haridan penelitian
di rumah sakit Jhon Hopkins dibutuhkan 60 menit/ pasien.
 Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien meliputi aktivitas, pengobatan serta
tindak lanjut pengobatan.
METODE FORMULASI NINA

 Tahap I
 Hitung A= jumlah jam perawat dalam 24 jam per pasien
 Tahap II
 Dihitung B= jumlah rata-rata jam perawatan untuk seluruh pasien dalam satu hari B=Axtempat tidur
 Tahap III
 Dihitung C = jumlah jam perawat seluruh pasien selama setahun C=Bx365 hari
 Tahap IV
 Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan selama setahun. D = C x BOR /80, 80 adalah nilai tetap
dari perkiraan realistis jam perawatan.
 Tahap V
 Didapatkan E = jumlah tenaga perawat yang diperlukan
 E=D/1878.
 Angka 1878 didapatkan dari hari efektif pertahun (365-52 hari minggu = 313 hari) dan dikalikan dengan jam kerja efektif per hari
(6 jam)
Metode hasil lokakarya keperawatan

 Rumus dalam metode ini


 Jam perawatan 24 jam x 7 (tempat tidurx BOR) hari kerja efektif x 40 jam + 25%
W= 5
W= 5 ε (Pdi x ACHi)

MENGHITUNG TENAGA PERAWAT ε (Pdi x ACHi)

BERDASARKAN FULL TIME


W=5 (PDI X AHCI)
 Ket :
 W : beban kerja (Workload)
 PD : hari perawatan pasien
 ACH : Rerata jumlah jam kerja perawat
 E : jumlah tingkat klasifikasi pasien
 5 : konstanta sesuai tingkat klasifikasi pasien
 
KESIMPULAN

 KESIMPULAN
 Salah satu aspek yang penting pelayanan keperawatan yang yang bermutu adalah tersedia nya
tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan baik kuantitas maupun
kualitasnya.Untuk itu di perlukan perencanaan yang baik dalam menentukan pengembangan tenaga
perawat.Perencanaan yang salah bisa mengakibatkan kekurangan tenaga atau kelebihan tenaga,bila
tenaga berlebihan akan mengakibatkan kerugian pada rumah sakit,dan apabila tenaga kurang bisa
mengakibatkan beban kerja yang tinggi sehingga,kualitas pelayanan akan menurun.Bila kualitas
akan menurun bisa berdampak pada kunjungan pasien akan menurun dan ini akan mengakibatkan
income rumah sakit menurun dan seterusnya bisa membuat kesejahteraan karyawan juga menurun.
 
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai