Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENGAJUAN KARYAWAN IGD

RS.MUJI RAHAYU

METODE PENGHITUNGAN

1. Pedoman cara penghitungan kebutuhan tenaga Keperawatan ( Depkes RI, 2005)


a. Pengelompokkan unit kerja di rumah sakit
Kebutuhan tenaga Keperawatan ( Perawat Bidan ) harus memperhatikan unit
kerja yang ada di rumah sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokkan
unit kerja di rumah sakit sebagai berikut :
 Rawat inap dewasa
 Rawat inap anak
 HCU
 Instalasi gawat darurat
 Kamar bersalin
 Kamar operasi
 Rawat jalan
b. Model pendekatan dalam penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan
di rawat inap
Beberapa model pendekatan yang dapat dipergunakan dalam penghitungan
kebutuhan tenaga keperawatan (Perawat dan Bidan ) di ruang rawat inap
rumah sakit
 Cara Penghitungan berdasarkan klasifikasi pasien :
1.) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
2.) Rata-rata pasien perhari
3.) Jam perawatan yang diperlukan /hari/pasien
4.) Jam perawatan yang diperlukan /ruangan/hari
5.) Jam efektif setiap perawat /bidan adalah tujuh jam per hari

Table 10.2 contoh perhitungan dalam satu ruangan berdasarkan klasifikasi pasien

No Jenis Kategori Rata–rata Rata-rata jam Jumlah


pasien/hari perawatan/pasien/hari perawatan /hari
1 Pasien penyakit dalam 10 3,5 35
2 Pasien bedah 8 4 32
3 Pasien gawat 1 10 10
4 Pasien anak 3 4,5 13,5
5 Pasien kebidanan 1 2,5 2,5
Jumlah 23 93,0

Jumlah tenaga Keperawatan yang diperlukan adalah :


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 93
= = 13 perawat
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑖𝑓𝑡 7

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan hari
libur /cuti/hari besar (loss day)

Jumlah hari minggu dalam 1 tahun +cuti + hari besar

Jumlah hari kerja efektif X Jumlah perawat tersedia

52+12+14 = 78 hari

286 X 13 = 3,5 orang

Jumlah tenaga keperawatan yang mengajarkan tugas-tugas non keperawatan (Non-


Nursing jobs ), seperti : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan A , Kebersihan
alat-alat makan pasien dan lain-lain, diperkirakan 25 % dari jam pelayanan keperawatan

( Jumlah tenaga keperawatan + loss day ) x 25 %

(13 + 3,5 ) x 25 % = 4,1

Jumlah tenaga : tenaga yang tersedia + faktor koreksi

= 16,5 + 4,1 = 20,6 ( dibulatkan menjadi 21 perawat/bidan)

Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk contoh tersebut adalah 21 orang

 Tingkat ketergantungan pasien :


Pasien dilasifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada kebutuhan terhadap
asuhan keperawatan/kebidanan
1.) Asuhan Keperawatan Minimal (Minimal Care), dengan kriteria :
a.) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
b.) Makan dan minum dilakukan sendiri
c.) Ambulasi dengan pengawasan
d.) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
e.) Pengobatan minimal, status psikologik stabil
2.) Asuhan Keperawatan sedang, dengan kriteria :
a.) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
b.) Observasi tanda-tanda vital setiap jam nya
c.) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
3.) Asuhan keperawatan agak berat, dengan kriteria
a.) Sebagian besar aktivitas dibantu
b.) Observasi tanda-tanda vital setiap 2-4 jam sekali
c.) Terpasang folley cateter, intake output dicatat
d.) Terpasang infus
e.) Pengobatan lebih dari sekali
f.) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
4.) Asuhan keperawatan maksimal, dengan criteria :
a.) Segala aktivitas dibantu oleh perawat
b.) Posisi pasien diatur dan diobservasi tanda-tanda vital setiap dua jam
c.) Makan memerlukan NGT dan menggunakan suction
d.) Gelisah / disorientasi

Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah :

Jumlah jam perawatan di ruangan /hari

Jam efektif perawat

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan :

 Hari libur /cuti /hari besar (loss day)


Loss day =

Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar

Jumlah hari kerja efektif X Jumlah Perawat yang


diperlukan

 Jumlah tenaga perawat yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan (non-nursing


jobs) seperti contohnya : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan,
kebersihan alat-alat makan pasien, dan lain-lain diperkirakan 25 % dari jam
pelayanan keperawatan

( jumlah tenaga keperawatan + loss day ) x 25 %

2. Metode Gilles
Rumus kebutuhan tenaga Keperawatan adalah :

AXBXC =F = H

(C – D ) X E G

Keterangan :

A = Rata-rata jumlah perawatan /pasien/hari


B = rata-rata jumlah pasien /hari
C = jumlah hari /tahun
D = jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
G = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut

3. Metode Formulasi Nina


Dalam metode ini terdapat lima tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga
a. Tahap I
Dihitung A = jumlah jam perawatan pasien dalam 24 jam per pasien
b. Tahap II
Dihitung B = jumlah rata-rata jam perawatan untuk seluruh pasien dalam satu hari
c. Tahap III
Dihitung C = jumlah jam perawatan seluruh pasien selama setahun
C=B X 365 hari
d. Tahap IV
Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan selama
setahun. D = C X BOR / 80. 80 adalah nilai tetap untuk perkiraan realistis jam
perawatan
e. Tahap V
Didapatkan E = jumlah tenaga perawat yang diperlukan
E = D / 1878
Angka 1878 didapatkan dari hari efektif per tahun (365-52 hari minggu = 313 hari )
dan dikalikan dengan jam kerja efektif per hari (6 jam)

4. Metode hasil lokakarya keperawatan


Menurut hasil lokakarya keperawatan, rumus untuk penghitungan kebutuhan tenaga
keperawatan adalah sebagai berikut :

Jam perawatan 24 jam x 7 ( tempat tidur x BOR )


+ 25 %
Hari kerja efektif x 40 jam

Formula ini memperhitungkan hari kerja efektif yaitu 41 minggu. Tambahan 25 % adalah
untuk penyesuaian terhadap produktivitas

5. Metode Douglas
Bagi pasien rawat inap, standar waktu pelayanan pasien antara lain :
a. Perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam /24 jam
b. Perawatan intermediate memerlukan waktu : 3-4 jam /24 jam
c. Perawatan maksimal /total memerlukan waktu : 5-6 jam /24 jam

Penerapan system klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut adalah sebagai berikut :

a.) Kategori I : Perawatan mandiri. Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah pasien
masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, ganti pakaian, makan,minum,
penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi emosional. Pasien perlu diawasi
ketika melakukan ambulasi atau gerakan. Pasien perlu dilakukan observasi setiap
shift, pengobatan minimal dan persiapan prosedur memerlukan pengobatan
b.) Kategori II : Perawatan intermediate. Krteria pasien pada klasifikasi ini adalah
memerlukan bantuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti makan, mengatur
posisi waktu makan, member dorongan agar makan, bantuan dalam eliminasi dan
kebersihan diri, tindakan perawatan untuk memonitor tanda-tanda vital, memeriksa
produksi urin, fungsi fisiologis, status emosional, kelancaran drainage (infus),
bantuan dalam pendidikan kesehatan serta persiapan pengobatan memerlukan
prosedur
c.) Kategori III : Perawatan total. Kriteria pasien pada klasfikasi ini adalah tidak dapat
melakukan sendiri kebutuhan sehari-harinya , semua kebutuhan dibantu oleh perawat,
penampilan pasien sakit berat, pasien memerlukan observasi tnada-tanda vital setiap
dua jam, menggunakan selang nasogastrik ( NGT), menggunakan terapi intravena,
pemakaian alat ppenghisapan (suction) dan kadang pasien dalam kondisi gelisah /
disorientasi
Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan
berdasarkan klasifikasi pasien, di mana masing-masing kategori mempunyai nilai
standart per shift, yaitu dalam table 10.3

Table 10.3 Nilai Standar Jumlah Perawat per shift Berdasarkan Klasifikasi Pasien
Tingkat Ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga
Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
ketergantungan pasien
Minimal x 0,17 = x 0,14 x 0,07

Parsial x 0,27 = x 0,15 = x 0,10 =


Total x 0,36 = x 0,36 x 0,2 =
Jumlah

Jumlah tenaga lepas dinas per hari :

86 x total tenaga =
297
Keterangan : angka 86 merupakan jumlah hari libur atau lepas dinas dalam 1 tahun,
sedangkan 297 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun

6. Menghitung tenaga perawat berdasarkan Full Time Equivalent (FTE)


Keputusan untuk penentuan jumlah dan jenis perawat adalah berdasarkan pada
populasi pasien yang mendapatkan perawatan, tingkat pendidikan dan
ketrampilan, tingkat pendidikan dan ketrampilan perawat serta filosofi organisasi
tentng perawat dan perawatan pasien. Penentuan jumlah dan jenis perawat
dilakukan berdasarkan Full Time Equivalent (FTE). Konsep FTE didasarkan
bahwa seorang perawat bekerja penuh waktu dalam setahun, artinya bekerja
selama 40 jam /minggu atau 2.080 jam dalam periode 52 minggu (Finkler dan
Kovner, 2000 dalam Bruce J.Fried .et.al, 2005). Jumlah waktu tersebut meliputi
waktu produktif maupun non produktif , sedangkan yang dipertimbangkan hanya
waktu produktif produktif yang digunakan untuk perawatan pasien. Cara ini juga
mempertimbangkan hari perawatan dan klasifikasi pasien berdasarkan tingkat
ketergantungannya karena akan mempengaruhi jumlah jam perawatan yang
dibutuhkan.
Contoh penghitungan FTE dan tenaga perawat :
Total beban kerja unit (W) atau jumlah jam kerja perawat dapat ditentukan
berdasarkan jumlah rerata jam perawatan dalam 24 jam (ACH) dan hari perawatan
pasien (PD) mengguakan rumus berikut

5
W = ∑ , ( PDi x ACHi)

Keterangan :

W = beban kerja (Workload)


PD = Hari Perawatan pasien (Patient Days)
ACH = rerata jumlah jam kerja perawat (Average Care Hourse per 24 Hours)
∑ = jumlah tingkat klasifikasi pasien
5 = Konstanta sesuai tingkat klasifikasi pasien

Tingkat Klasifikasi Rerata jam perawatan Proyeksi jumlah


Pasien Dalam 24 jam Hari rawat pasien
1 3,5 1,500
2 5,0 2,500
3 9,0 3,000
4 13,0 2,100
5 17,5 1,100

Berdasarkan table hasil di atas dapat dihitung bahwa total beban kerja unit adalah
91,300 jam

Informasi tambahan yang didapatkan adalah :

a. 1 FTE = 2080 jam


b. Presentase jam produktif perawat adalah 85 % (jadi rerata jam produktif
adalah 1768 / FTE )
c. Tenaga perawat di unit ini dijadwalkan untuk bekerja sesuai standart yaitu 55
% untuk shift siang dan 45 % untuk shift malam
d. Kualifikasi tenaga perawat adalah 75 % Registered Nurse (RN) , 15 %
Licensed Practical Nurse (LPN) , 10 % Nurse Asistans (NA)
Tenaga perawat keseluruhan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

91.300 jam yang dibutuhkan dalam setahun = 51, 64 FTE tenaga perawat
yang

1,769 jam produktif / FTE dibutuhkan dalam


setahun
Jumlah perawat yang dibutuhkan pada shift siang dan malam dihitung dengan
cara berikut :

a. Siang : 51,64 FTE x 55 % = 28,4 FTE


b. Malam : 51,64 FTE x 45 % = 23, 2 FTE

Jenis tenaga perawat yang dibutuhkan ditentukan dengan cara berikut

a. Siang
 RN : 28,4 x 75% = 21,3
 LPN : 28,4 x 15 % = 4,26
 NA : 28,4 x 10 % = 2,84
b. Malam
 RN : 23,2 x 75% = 17,4
 LPN : 23,2 x 15 % = 3,48
 NA : 23,2 x 10 % = 2,32

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban kerja perawat
antara lain :

1. Jumlah pasien yang dirawat setiap hari / bulan / tahun di unit tersebut
2. Kondisi atau tingkat ketergantungan pasien
3. Rata-rata hari perawatan
4. Pengukuran keperawatan langsung, perawatan tidak langsung dan pendidikan
kesehatan
5. Frekuensi tindakan perawatan yang dibutuhkan pasien
6. Rata-rata waktu perawatan langsung, tidak langsung dan pendidikan kesehatan

Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menghitung beban kerja secara
personal antara lain sebagai berikut :
1. Work sampling
Teknik ini dikembangkan pada dunia industry untuk melihat beban kerja
yang dipangku oleh personel pada satu unit, bidang maupun jenis tenaga
tertentu. Pada metode work sampling dapat diamati hal-hal spesifik
tentang pekerjaan antara lain :
a. Aktivitas apa yang sedang dilakukan personel pada waktu jam kerja
b. Apakah aktivitas personel berkaitan dengan fungsi dan tugasnya pada
waktu jam kerja
c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau
tidak produktif
d. Pola beban kerja personel dikaitkan dengan waktu dan jadwal jam
kerja

Untuk mengetahui hal-hal tersebut perlu dilakukan survey tentang kerja


personel dengan langka-langkah sebagai berikut :

a. Menentukan jenis personel yang akan disurvei


b. Bila jumlah personel banyak perlu dilakukan pemilihan sampel sebagai
subjek personel yang akan diamati dengan menggunakan metode
simple random sampling untuk mendapatkan sampel yang
representative
c. Membuat formulir kegiatan perawat yang dapat diklasifikasikan
sebagai kegiatan produktif dan tidak produktif dapat juga
dikategorikan sebagai kegiatan langsung dan tidak langsung
d. Melatih pelaksana peneliti tentang cara pengamatan kerja dengan
menggunakan work sampling
e. Pengamatan kegiatan personel dilakukan dengan interval 2-15 menit
tergantung karakteristik pekerjaan yang dilakukan pada teknik work
sampling kita akan mendapatkan ribuan pengamatan kegiatan dari
jumlah personel yang kitab amati. Karena besarnya jumlah
pengamatan kegiatan penelitian akan didapatkan sebaran normal
sampel pengamatan kegiatan penelitian. Artinya data cukup besar
dengan sebaran sehingga dapat dianalisis dengan baik. Jumlah
pengamatan dapat dihitung
2. Time and motion study
Pada teknik ini kita mengamati dan mengikuti dengan cermat tentang
kegiatan yang dilakukan oleh personel yang sedang kita amati. Melalui
teknik ini akan didapatkan beban kerja personal dan kualitas kerjanya.
Langkah-langkah untuk melakukakn teknik ini yaitu :
a. Menentukan personel yang akan diamati untuk menjadi sampel dengan
metode purposive sampling
b. Membuat formulir daftar kegiatan yang akan dilakukan oleh setiap
personel
c. Daftar kegiatan tersebut kemudian dilasifikasikan seberapa banyak
personel yang melakukan kegiatan tersebut secara baik dan rutin
selama dilakukan pengamatan
d. Membuat klasifikasi atas kegiatan yang telah dilakukan tersebut
menjadi kegiatan medis, kegaiatan keperawatan dan kegatan
administrasi
e. Menghitung waktu objektif yang diperlukan oleh personel dalam
melaakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan

Penelitian dengan menggunakan teknik ini dapat digunakan untuk


melakukan evaluasi tingkat kualitas suatu pelatihan atau pendidikan
yang bersertifikat atau bisa juga digunakan untuk mengevaluasi
pelaksanaan suatu metode yang ditetapkan secara baku oleh suatu
instansi seperti rumah sakit
Dari metode work sampling dan time and motion study maka akan
dihasilkan output sebagai berikut :
a. Deskripsi kegiatan menurut jenis dan alokasi waktu untuk masing-
masing pekerjaan baik yang bersifat medis, perawatan maupun
administrative. Selanjutnya dapat dihitung proporsi waktu yang
dibutuhkan masing-masing kegiatan selama jam kerja
b. Pola kegiatan yang berkaitan dengan waktu kerja, kategori tenaga
atau karakteristik demografi dan social
c. Kesesuaian beban kerja dengan variable lain sesuai kebutuhan
penelitian. Beban kerja dapat dihubungkan dengan jenis tenaga,
umur, pendidikan, jenis kelamin, atau variable lain.
d. Kualitas kerja pada teknik ini juga menjadi perhatian karena akan
menentukan kompetensi atau keahlian yang harus dimiliki oleh
personel yang diamati
3. Daily log
Daily log atau pencatatan kegiatan sendiri merupakan bentuk sederhana
work sampling yaitu pencatatan dilakukan sendiri oleh personel yang
diamati. Pencatatan meliputi kegiatan yang dilakukan dan waktu yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan tersebut. Penggunaan ini tergantung
kerjasama dan kejujuran dari personel yang diamati. Pendekatan ini
relative lebih sederhana dan biaya yang murah. Peneliti biasa membuat
pedoman dan formulir isian yang dapat dipelajari sendiri oleh informan.
Sebelum dilakukan pencatatan kegiatan peneliti menjelaskan tujuan dan
cara pengisisan personel yang diteliti yang terpenting adalah jenis
kegiatan, waktu dan lama kegiatan, sedangkan infromasi personel tetap
menjadi rahasia dan tidak akan dicantumkan pada laporan penelitian.
Menuliskan secara rinci kegaiatan dan waktu yang diperlukan merupakan
kunci keberhasilan dari pengamatan dengan daily log.

Anda mungkin juga menyukai