Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA / TOR ( TERM OF REFERENCE )

PERENCANAAN TENAGA KEPERAWATAN DI INSTALASI GAWAT


DARURAT
RS MUJI RAHAYU SURABAYA 2021

RS MUJI RAHAYU SURABAYA


JL. RAYA MANUKAN WETAN 68 -68 A SURABAYA
TELP. (031) 7404132 FAX. (031) 7440449
TAHUN 2021

1
KERANGKA ACUAN KERJA / TOR ( TERM OF REFERENCE )

PERENCANAAN TENAGA KEPERAWATAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT

RS MUJI RAHAYU SURABAYA 2021

A. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan
bagi organisasi pelayanan kesehatan. Saat ini timbul keinginan untuk mengubah
sistem pemberian pelayanan kesehatan ke sistem desentralisasi. Dengan
meningkatnya pendidikan bagi perawat, diharapkan dapat memberikan arah
terhadap pelayanan keperawatan berdasarkan isu di masyarakat.
Berdasarkan keadaan diatas, perlu dikembangkan model praktik keperawatan
yang diuji coba dengan memberikan pengalaman kepada seluruh karyawan rumah
sakit, perawat khususnya. Yakni Keselamatan pasien rumah sakit.
Keselamatan pasien merupakan hal yang penting saat ini, bahkan sasaran
keselamatan pasien merupakan salah satu syarat yang harus diterapkan di semua
Rumah Sakit. Salah satunya adalah upaya dalam pemenuhan tenaga keperawatan
sebagai tonggak rumah sakit, sangat penting untuk menunjang keselamatan pasien
di rumah sakit. Oleh sebab itu, penting sekali untuk dapat merencencanakan
kebutuhan ketenagaan disetiap unit, agar tidak terjadi over time pada setiap
tenaga.
Kerangka acuan perencanaan tenaga ini adalah sebagai tolok ukur evaluasi
kebutuhan tenaga untuk tahun-tahun berikutnya dan merupakan bentuk evaluasi.
Perencanaan kebutuhan tenaga unit sangat berperan penting dalam era globalisasi,
mengapa? Terjadi persaingan antar Rumah sakit sebagai organisasi dibidang
pelayanan jasa semakin ketat. Menyambut era 4.0 sehingga RS dituntut untuk
mempersiapkan tenaga kesehatan keperawatan maupun kebidanan yang mampu
bersaing dengan meningkatkan softskill maupun hardskill. Banyaknya jumlah
Rumah Sakit baru akan menimbulkan persaingan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh tenaga medis , paramdis, tenaga halinya peralatan serta persaingan
fasilitas dibidang kesehatan baik fasilitas medis maupun non medis . Posisi
kompettitif rumah sakit akan dapat dipertahankan dalam jangka panjang, apabila
memiliki kemampuan melayani kostumer dengan lebih baik dan dapat
membedakan dirinya melalui unggulan tertentu dibandingkan pesaingnya.
Sebagai rumah sakit umum swasta maka persaingan dalam pemberian pelayanan
sangat penting. Selain untuk mengemban misi rumah sakit yang salah satunya
adalah memberikan pelayanan kesehatan bagi kebutuhan kastamer dari semua
lapisan dengan standart pelayanan prima. Serta memiliki misi salah satunya
adalah meningkatakan profesionalisme sumber daya manusia.

2
B. TUJUAN
Adapun tujuan dibuatkannya Kerangka Acuan perencanaan kebutuhan tenaga adalah
sebagai petunjuk bagi manajemen yang memuat masukan azas, kriteria dan proses
yang harus dipenuhi atau diperhatikan dan diinterpretasikan dalam perencanaan
tenaga. Yang sesuai dengan fungsi dan kebutuhan pelayanan bidang kesehatan yang
memenuhi syarat teknis serta sesuai peraturan perundang-undangan.

C. SASARAN
1. Setiap Unit harus diwujudkan sebaik-baiknya, sehingga mampu dipenuhi secara
optimal fungsi unit nya
2. Setiap tenaga di unit harus direncanakan, dirancang sebaik-baiknya sehingga
dapat memenuhi criteria peningkatan kompetensi
3. Kerangka acuan untuk perencanaan tenaga sehingga diperlukan perencanaan yang
matang agar mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai
dengan kepentingan kegiatan

D. PELAKSANAAN KEGIATAN
Ada Macam-macam metode dalam penghitungan perencanaan tenaga :
1. Pedoman cara penghitungan kebutuhan tenaga Keperawatan ( Depkes RI,
2005)
a. Pengelompokkan unit kerja di rumah sakit
Kebutuhan tenaga Keperawatan ( Perawat Bidan ) harus memperhatikan unit
kerja yang ada di rumah sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokkan
unit kerja di rumah sakit sebagai berikut :
 Rawat inap Anak
 Rawat inap Dewasa
 HCU (High Care Unit)
 Instalasi gawat darurat
 VK Kamar bersalin
 Kamar Bedah
 Instalasi Rawat jalan
b. Model pendekatan dalam penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan
di rawat inap
Beberapa model pendekatan yang dapat dipergunakan dalam penghitungan
kebutuhan tenaga keperawatan (Perawat dan Bidan ) di ruang rawat inap
rumah sakit
 Cara Penghitungan berdasarkan klasifikasi pasien :
1.) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
2.) Rata-rata pasien perhari
3.) Jam perawatan yang diperlukan /hari/pasien
4.) Jam perawatan yang diperlukan /ruangan/hari
5.) Jam efektif setiap perawat /bidan adalah tujuh jam per hari

3
Table 10.2 contoh perhitungan dalam satu ruangan berdasarkan klasifikasi pasien

No Jenis Kategori Rata–rata Rata-rata jam Jumlah


pasien/hari perawatan/pasien/hari perawatan /hari
1 Pasien penyakit dalam 10 3,5 35
2 Pasien bedah 8 4 32
3 Pasien gawat 1 10 10
4 Pasien Anak 3 4,5 13,5
5 Pasien kebidanan 1 2,5 2,5
Jumlah 23 93,0

Jumlah tenaga Keperawatan yang diperlukan adalah :

jumla h jam perawatan 93


= = 13 perawat
jam kerja efektif per s hift 7

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan hari
libur /cuti/hari besar (loss day)

Jumlah hari minggu dalam 1 tahun +cuti + hari besar

Jumlah hari kerja efektif X Jumlah perawat tersedia

52+12+14 = 78 hari

286 X 13 = 3,5 orang

Jumlah tenaga keperawatan yang mengajarkan tugas-tugas non keperawatan (Non-Nursing


jobs ), seperti : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan A , Kebersihan alat-alat
makan pasien dan lain-lain, diperkirakan 25 % dari jam pelayanan keperawatan

( Jumlah tenaga keperawatan + loss day ) x 25 %

(13 + 3,5 ) x 25 % = 4,1

Jumlah tenaga : tenaga yang tersedia + faktor koreksi

= 16,5 + 4,1 = 20,6 ( dibulatkan menjadi 21 perawat/bidan)

Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk contoh tersebut adalah 21 orang

4
 Tingkat ketergantungan pasien :
Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada kebutuhan
terhadap asuhan keperawatan/kebidanan
1.) Asuhan Keperawatan Minimal (Minimal Care), dengan kriteria :
a.) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
b.) Makan dan minum dilakukan sendiri
c.) Ambulasi dengan pengawasan
d.) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
e.) Pengobatan minimal, status psikologik stabil
2.) Asuhan Keperawatan sedang, dengan kriteria :
a.) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
b.) Observasi tanda-tanda vital setiap jam nya
c.) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
3.) Asuhan keperawatan agak berat, dengan kriteria
a.) Sebagian besar aktivitas dibantu
b.) Observasi tanda-tanda vital setiap 2-4 jam sekali
c.) Terpasang folley cateter, intake output dicatat
d.) Terpasang infus
e.) Pengobatan lebih dari sekali
f.) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
4.) Asuhan keperawatan maksimal, dengan criteria :
a.) Segala aktivitas dibantu oleh perawat
b.) Posisi pasien diatur dan diobservasi tanda-tanda vital setiap dua jam
c.) Makan memerlukan NGT dan menggunakan suction
d.) Gelisah / disorientasi

Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah :

Jumlah jam perawatan di ruangan /hari

Jam efektif perawat

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan :

 Hari libur /cuti /hari besar (loss day)


Loss day =

Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar

Jumlah hari kerja efektif X Jumlah Perawat yang


diperlukan

 Jumlah tenaga perawat yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan (non-nursing


jobs) seperti contohnya : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan,
kebersihan alat-alat makan pasien, dan lain-lain diperkirakan 25 % dari jam
pelayanan keperawatan

( jumlah tenaga keperawatan + loss day ) x 25 %

5
2. Metode Gilles
Rumus kebutuhan tenaga Keperawatan adalah :

AXBXC =F = H

(C – D ) X E G

Keterangan :

A = Rata-rata jumlah perawatan /pasien/hari


B = rata-rata jumlah pasien /hari
C = jumlah hari /tahun
D = jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
G = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut

3. Metode Formulasi Nina


Dalam metode ini terdapat lima tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga
a. Tahap I
Dihitung A = jumlah jam perawatan pasien dalam 24 jam per pasien
b. Tahap II
Dihitung B = jumlah rata-rata jam perawatan untuk seluruh pasien dalam satu hari
c. Tahap III
Dihitung C = jumlah jam perawatan seluruh pasien selama setahun
C=B X 365 hari
d. Tahap IV
Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan selama
setahun. D = C X BOR / 80. 80 adalah nilai tetap untuk perkiraan realistis jam
perawatan
e. Tahap V
Didapatkan E = jumlah tenaga perawat yang diperlukan
E = D / 1878
Angka 1878 didapatkan dari hari efektif per tahun (365-52 hari minggu = 313 hari )
dan dikalikan dengan jam kerja efektif per hari (6 jam)

4. Metode hasil lokakarya keperawatan

Menurut hasil lokakarya keperawatan, rumus untuk penghitungan kebutuhan tenaga


keperawatan adalah sebagai berikut :

Jam perawatan 24 jam x 7 ( tempat tidur x BOR )


+ 25 %
Hari kerja efektif x 40 jam

Formula ini memperhitungkan hari kerja efektif yaitu 41 minggu. Tambahan 25 % adalah
untuk penyesuaian terhadap produktivitas

6
5. Metode Douglas
Bagi pasien rawat inap, standar waktu pelayanan pasien antara lain :
a. Perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam /24 jam
b. Perawatan intermediate memerlukan waktu : 3-4 jam /24 jam
c. Perawatan maksimal /total memerlukan waktu : 5-6 jam /24 jam

Penerapan system klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut adalah sebagai berikut :

a.) Kategori I : Perawatan mandiri. Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah pasien
masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, ganti pakaian, makan,minum,
penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi emosional. Pasien perlu diawasi
ketika melakukan ambulasi atau gerakan. Pasien perlu dilakukan observasi setiap
shift, pengobatan minimal dan persiapan prosedur memerlukan pengobatan
b.) Kategori II : Perawatan intermediate. Krteria pasien pada klasifikasi ini adalah
memerlukan bantuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti makan, mengatur
posisi waktu makan, member dorongan agar makan, bantuan dalam eliminasi dan
kebersihan diri, tindakan perawatan untuk memonitor tanda-tanda vital, memeriksa
produksi urin, fungsi fisiologis, status emosional, kelancaran drainage (infus),
bantuan dalam pendidikan kesehatan serta persiapan pengobatan memerlukan
prosedur
c.) Kategori III : Perawatan total. Kriteria pasien pada klasfikasi ini adalah tidak dapat
melakukan sendiri kebutuhan sehari-harinya , semua kebutuhan dibantu oleh perawat,
penampilan pasien sakit berat, pasien memerlukan observasi tnada-tanda vital setiap
dua jam, menggunakan selang nasogastrik ( NGT), menggunakan terapi intravena,
pemakaian alat ppenghisapan (suction) dan kadang pasien dalam kondisi gelisah /
disorientasi
Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan
berdasarkan klasifikasi pasien, di mana masing-masing kategori mempunyai nilai
standart per shift, yaitu dalam table 10.3

Table 10.3 Nilai Standar Jumlah Perawat per shift Berdasarkan Klasifikasi Pasien

Tingkat Ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga


Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
ketergantungan pasien
Minimal x 0,17 = x 0,14 x 0,07

Parsial x 0,27 = x 0,15 = x 0,10 =


Total x 0,36 = x 0,36 x 0,2 =
Jumlah

Jumlah tenaga lepas dinas per hari :

86 x total tenaga =
297
Keterangan : angka 86 merupakan jumlah hari libur atau lepas dinas dalam 1 tahun,
sedangkan 297 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun

7
6. Menghitung tenaga perawat berdasarkan Full Time Equivalent (FTE)
Keputusan untuk penentuan jumlah dan jenis perawat adalah berdasarkan pada
populasi pasien yang mendapatkan perawatan, tingkat pendidikan dan
ketrampilan, tingkat pendidikan dan ketrampilan perawat serta filosofi organisasi
tentng perawat dan perawatan pasien. Penentuan jumlah dan jenis perawat
dilakukan berdasarkan Full Time Equivalent (FTE). Konsep FTE didasarkan
bahwa seorang perawat bekerja penuh waktu dalam setahun, artinya bekerja
selama 40 jam /minggu atau 2.080 jam dalam periode 52 minggu (Finkler dan
Kovner, 2000 dalam Bruce J.Fried .et.al, 2005). Jumlah waktu tersebut meliputi
waktu produktif maupun non produktif , sedangkan yang dipertimbangkan hanya
waktu produktif produktif yang digunakan untuk perawatan pasien. Cara ini juga
mempertimbangkan hari perawatan dan klasifikasi pasien berdasarkan tingkat
ketergantungannya karena akan mempengaruhi jumlah jam perawatan yang
dibutuhkan.
Contoh penghitungan FTE dan tenaga perawat :
Total beban kerja unit (W) atau jumlah jam kerja perawat dapat ditentukan
berdasarkan jumlah rerata jam perawatan dalam 24 jam (ACH) dan hari perawatan
pasien (PD) mengguakan rumus berikut

5
W= , ( PDi x ACHi)

Keterangan :

W = beban kerja (Workload)


PD = Hari Perawatan pasien (Patient Days)
ACH = rerata jumlah jam kerja perawat (Average Care Hourse per 24 Hours)
∑ = jumlah tingkat klasifikasi pasien
5 = Konstanta sesuai tingkat klasifikasi pasien

Tingkat Klasifikasi Rerata jam perawatan Proyeksi jumlah


Pasien Dalam 24 jam Hari rawat pasien
1 3,5 1,500
2 5,0 2,500
3 9,0 3,000
4 13,0 2,100
5 17,5 1,100

8
Berdasarkan table hasil di atas dapat dihitung bahwa total beban kerja unit adalah
91,300 jam

Informasi tambahan yang didapatkan adalah :

a. 1 FTE = 2080 jam


b. Presentase jam produktif perawat adalah 85 % (jadi rerata jam produktif
adalah 1768 / FTE )
c. Tenaga perawat di unit ini dijadwalkan untuk bekerja sesuai standart yaitu 55
% untuk shift siang dan 45 % untuk shift malam
d. Kualifikasi tenaga perawat adalah 75 % Registered Nurse (RN) , 15 %
Licensed Practical Nurse (LPN) , 10 % Nurse Asistans (NA)
Tenaga perawat keseluruhan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

91.300 jam yang dibutuhkan dalam setahun = 51, 64 FTE tenaga perawat
yang

1,769 jam produktif / FTE dibutuhkan dalam setahun

Jumlah perawat yang dibutuhkan pada shift siang dan malam dihitung dengan
cara berikut :

a. Siang : 51,64 FTE x 55 % = 28,4 FTE


b. Malam : 51,64 FTE x 45 % = 23, 2 FTE

Jenis tenaga perawat yang dibutuhkan ditentukan dengan cara berikut

a. Siang
 RN : 28,4 x 75% = 21,3
 LPN : 28,4 x 15 % = 4,26
 NA : 28,4 x 10 % = 2,84
b. Malam
 RN : 23,2 x 75% = 17,4
 LPN : 23,2 x 15 % = 3,48
 NA : 23,2 x 10 % = 2,32

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban kerja perawat
antara lain :

1. Jumlah pasien yang dirawat setiap hari / bulan / tahun di unit tersebut
2. Kondisi atau tingkat ketergantungan pasien
3. Rata-rata hari perawatan
4. Pengukuran keperawatan langsung, perawatan tidak langsung dan pendidikan
kesehatan
5. Frekuensi tindakan perawatan yang dibutuhkan pasien
6. Rata-rata waktu perawatan langsung, tidak langsung dan pendidikan kesehatan

9
Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menghitung beban kerja secara
personal antara lain sebagai berikut :
1. Work sampling
Teknik ini dikembangkan pada dunia industry untuk melihat beban kerja
yang dipangku oleh personel pada satu unit, bidang maupun jenis tenaga
tertentu. Pada metode work sampling dapat diamati hal-hal spesifik
tentang pekerjaan antara lain :
a. Aktivitas apa yang sedang dilakukan personel pada waktu jam kerja
b. Apakah aktivitas personel berkaitan dengan fungsi dan tugasnya pada
waktu jam kerja
c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau
tidak produktif
d. Pola beban kerja personel dikaitkan dengan waktu dan jadwal jam
kerja

Untuk mengetahui hal-hal tersebut perlu dilakukan survey tentang kerja


personel dengan langka-langkah sebagai berikut :

a. Menentukan jenis personel yang akan disurvei


b. Bila jumlah personel banyak perlu dilakukan pemilihan sampel sebagai
subjek personel yang akan diamati dengan menggunakan metode
simple random sampling untuk mendapatkan sampel yang
representative
c. Membuat formulir kegiatan perawat yang dapat diklasifikasikan
sebagai kegiatan produktif dan tidak produktif dapat juga
dikategorikan sebagai kegiatan langsung dan tidak langsung
d. Melatih pelaksana peneliti tentang cara pengamatan kerja dengan
menggunakan work sampling
e. Pengamatan kegiatan personel dilakukan dengan interval 2-15 menit
tergantung karakteristik pekerjaan yang dilakukan pada teknik work
sampling kita akan mendapatkan ribuan pengamatan kegiatan dari
jumlah personel yang kitab amati. Karena besarnya jumlah
pengamatan kegiatan penelitian akan didapatkan sebaran normal
sampel pengamatan kegiatan penelitian. Artinya data cukup besar
dengan sebaran sehingga dapat dianalisis dengan baik. Jumlah
pengamatan dapat dihitung
2. Time and motion study
Pada teknik ini kita mengamati dan mengikuti dengan cermat tentang
kegiatan yang dilakukan oleh personel yang sedang kita amati. Melalui
teknik ini akan didapatkan beban kerja personal dan kualitas kerjanya.
Langkah-langkah untuk melakukakn teknik ini yaitu :
a. Menentukan personel yang akan diamati untuk menjadi sampel dengan
metode purposive sampling

10
b. Membuat formulir daftar kegiatan yang akan dilakukan oleh setiap
personel
c. Daftar kegiatan tersebut kemudian dilasifikasikan seberapa banyak
personel yang melakukan kegiatan tersebut secara baik dan rutin
selama dilakukan pengamatan
d. Membuat klasifikasi atas kegiatan yang telah dilakukan tersebut
menjadi kegiatan medis, kegaiatan keperawatan dan kegatan
administrasi
e. Menghitung waktu objektif yang diperlukan oleh personel dalam
melaakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
Penelitian dengan menggunakan teknik ini dapat digunakan untuk
melakukan evaluasi tingkat kualitas suatu pelatihan atau pendidikan
yang bersertifikat atau bisa juga digunakan untuk mengevaluasi
pelaksanaan suatu metode yang ditetapkan secara baku oleh suatu
instansi seperti rumah sakit
Dari metode work sampling dan time and motion study maka akan
dihasilkan output sebagai berikut :
a. Deskripsi kegiatan menurut jenis dan alokasi waktu untuk masing-
masing pekerjaan baik yang bersifat medis, perawatan maupun
administrative. Selanjutnya dapat dihitung proporsi waktu yang
dibutuhkan masing-masing kegiatan selama jam kerja
b. Pola kegiatan yang berkaitan dengan waktu kerja, kategori tenaga
atau karakteristik demografi dan social
c. Kesesuaian beban kerja dengan variable lain sesuai kebutuhan
penelitian. Beban kerja dapat dihubungkan dengan jenis tenaga,
umur, pendidikan, jenis kelamin, atau variable lain.
d. Kualitas kerja pada teknik ini juga menjadi perhatian karena akan
menentukan kompetensi atau keahlian yang harus dimiliki oleh
personel yang diamati
3. Daily log
Daily log atau pencatatan kegiatan sendiri merupakan bentuk sederhana
work sampling yaitu pencatatan dilakukan sendiri oleh personel yang
diamati. Pencatatan meliputi kegiatan yang dilakukan dan waktu yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan tersebut. Penggunaan ini tergantung
kerjasama dan kejujuran dari personel yang diamati. Pendekatan ini relative
lebih sederhana dan biaya yang murah. Peneliti biasa membuat pedoman
dan formulir isian yang dapat dipelajari sendiri oleh informan. Sebelum
dilakukan pencatatan kegiatan peneliti menjelaskan tujuan dan cara
pengisisan personel yang diteliti yang terpenting adalah jenis kegiatan,
waktu dan lama kegiatan, sedangkan infromasi personel tetap menjadi
rahasia dan tidak akan dicantumkan pada laporan penelitian. Menuliskan

11
secara rinci kegaiatan dan waktu yang diperlukan merupakan kunci
keberhasilan dari pengamatan dengan daily log

E. PERENCANAAN PERHITUNGAN TENAGA DI IGD


 Instalasi Gawat Darurat
Dasar perhitungan :
1.) Rata-rata jumlah pasien / hari 25 Pasien (True Emergency)
2.) Jumlah Jam perawatan / hari = 4 jam
20 X 4
3.) Tenaga yang dibutuhkan = = 14,2
7
7 X 14,2
4.) Loss Day = = 0,34
287
5.) Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan = 14,2 + 0,34 = 14,54 = 15 tenaga
 Dengan Kualifikasi tenaga sebagai berikut :
Meliputi jenis kualifikasi, jumlah komposisi, dan kategori keseluruhan tenaga
keperawatan

DATA KUALIFIKASI PENDIDIKAN TENAGA DI IGD TAHUN 2020


SEBAGAI BERIKUT :

NO NAMA TENAGA JABATAN SMA / D III D IV S1/Ners


ASPER Kep/Keb
1 Ida Nuryana KUPP - - - √
2 Siti hardiyanti R PJ Shift - - - √
3 Novita ratnasari PJ Shiff - √ - -
4 Ummi Azizah Pj Triase - - - √
5 M. Hakim Pelaksana - - - √
6 Luluk Muhimmatul I Pelaksana - √ - -
7 Vita Anggraini S Pelaksana - √ - -
8 Pria Iqbal Pratama Pelaksana - √ - -
9 Desi fitri rina Pekarya √ - - -
10 ???????
11 ???????
12 ???????
13 ???????
14 ???????
15 ???????
TOTAL 1 4 - 4

Dari 14 orang yang kami ajukan, dengan pembagian jadwal dinas sbb:
 Dinas pagi : 4 orang (1 orang KUPP, 1 orang penanggung jawab shift/petugas
Triase,1 orang pelaksana, 1 orang Pekarya)

12
 Dinas sore : 4 orang (1 orang penanggung jawab shift,1 petugas Triase, 2 orang
pelaksana)
 Dinas malam :3 orang (1 orang penanggung jawab shift/petugas triase, 2
orang pelaksana)
 Lepas malam/cuti : 4 orang
F. EVALUASI
Evaluasi perencanaan kebutuhan tenaga di IGD dari tahun lalu belum ada perubahan
dari segi jumlah namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk dilakukan
penambahan tenaga antara lain :
1. Ada beberapa tenaga resign di tahun lalu sehingga harus menutupi kekurangan
dan mengganti
2. Tenaga banyak yang berjenis kelamin perempuan sehingga rentan untuk
mendapatkan hak cuti melahirkan atau cuti menikah
3. Adanya tenaga pengganti baru yang belum sepenuhnya menguasai unit dengan
baik
4. Banyak tenaga yang masa kerja lebih dari 1 th sehingga sudah banyak yg
mempunyai hak cuti tahunan.
5. Kunjungan IGD yang meningkat baik kasus false maupun true emergency (Tolak
ukur trend kunjungan normal sebelum ada pendemi)
6. Menurut pedoman pelayanan IGD bahwa petugas triase merupakan bagian dari
petugas IGD,Maka kami mengajukan ketenagaan 15 karyawan dengan petugas
triase masuk di dalamnya.
7. Mengaktifkan Petugas Triase 1 Petugas tiap shiff

Tenga yang Kekurangan


Nama Jabatan Kualifikasi Jumlah ada Tenaga
Kebutuhan
?
D3 Keperawatan /
KUPP IGD
S1 Kep Ners 1 orang 0 orang
1 orang

?
D3 Keperawatan /
PJ Shiff
S1 Kep Ners 6 orang 3 orang
3 orang

?
D3 Keperawatan /
Perawat Pelaksana
S1 Kep Ners 7 orang 3 orang
4 orang

13
?
SMA
Pekarya
1 orang 0 orang
1 orang

G. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja Perencanaan Tenaga Keperawatan IGD, semoga
dengan apa yang telah kami rencanakan dan kami informasikan dapat menjadi acuan
dalam pemberian pelayanan yang terfokus di setiap bidang dan unitnya masing-
masing.

Surabaya,21 Desember 2020

Kepala bidang Keperawatan Kepala Urusan Pelayanan Perawatan

Dyah Hayu W,S.Kep,Ns Ida Nuryana, S.Kep,Ns

Menyetujui,

Kepala bagian Keuangan Kepala Bagian Adm dan Umum

Dwi nisa Widhawati, SE, M.K3 Dr. Tatin Wahyanto,S.Kom,M.Kes,PIA

Mengetahui

Direktur RS Muji Rahayu

dr. Dini Sulistyowati JS

14

Anda mungkin juga menyukai