Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

MENGHITUNG TINGKAT KETERGANTUNGAN PASIEN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
1. JUMRIANA : 105111102019
2. NOVIANA LESTARI PUTRI : 105111100219
3. SRI FIFI SAFITRI : 105111101719
4. LILIS WULANDARI : 105111101819

PRODI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan tenaga (staffing) keperawatan merupakan salah satu
fungsi utama pimpinan organisasi dalam keperawatan. Keberhasilan
pimpinan organisasi dalam merencanakan perawat ditentukan oleh kualitas
SDM (Arwani & Suprianto, 2006).
Perencanaan tenaga kesehatan adalah proses memperkirakan jumlah
tenaga dan jenis pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan
untuk mencapai target pelayanan kesehatan yang telah ditentukan dan
mencapai tujuan kesehatan.
Metode Lokakarya PPNI penentuan kebutuhan tenaga perawat
menurut Lokakarya PPNI dengan mengubah satuan hari dengan minggu.
Selanjutnya jumlah hari kerja efektif dihitung dalam minggu sebanyak 41
minggu dan jumlah kerja perhari selama 40 jam per minggu. PPNI berusaha
menyesuaikan lama kerja dan libur yang berlaku di Indonesia:

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kita dapat merumuskan masalah
antara lain sebagai berikut :
1. Apa defenisi Perencanaan tenaga (staffing) keperawatan?
2. Bagaimana metode pehitungan perencanaan tenaga keperawatan?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang rumusan masalah diatas, kita dapat
merumuskan masalah antara lain sebagai berikut :
1. Mampu mengetahui defenisi Perencanaan tenaga (staffing) keperawatan
2. Mampu mengetahui metode pehitungan perencanaan tenaga
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Perencanaan tenaga (staffing) keperawatan merupakan salah satu fungsi
utama pimpinan organisasi dalam keperawatan. Keberhasilan pimpinan organisasi
dalam merencanakan perawat ditentukan oleh kualitas SDM (Arwani & Suprianto,
2006).

Perencanaan tenaga kesehatan adalah proses memperkirakan jumlah tenaga


dan jenis pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai
target pelayanan kesehatan yang telah ditentukan dan mencapai tujuan kesehatan.
Perencanaan ini mencakup persiapan: siapa yang berbuat apa, kapan, dimana,
bagaimana, dengan sumber daya apa dan untuk populasi mana. Perencanaan
tenaga rumah sakit adalah sebagai perencanaan tenaga kesehatan untuk mencapai
target pelayanan rumah sakit yang dibutuhkan yang akan membantu pencapaian
target kesehatan. Langkah-langkah perencanaan tenaga rumah sakit secara garis
besar sama dengan langkah-langkah perencanaan tenaga pada umumnya.
Memang ada beberapa kekhususan-kekhususan sesuai dengan fungsi rumah sakit
(Junaidi, 1988 dalam Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Di Instalasi Rawat Inap
RSUD Karimun oleh Liza Sri, 2011).

Menurut Ilyas (2004) dalam menentukan kebutuhan SDM rumah sakit harus
memperhatikan beberapa faktor seperti ukuran dan tipe rumah sakit; fasilitas dan
tipe pelayanan yang ditawarkan; jenis dan jumlah peralatan dan frekuensi
pemakaiannya; kompleksitas penyakit; usia pasien dan lamanya waktu tinggal di
rumah sakit; pemberian cuti, seperti melahirkan, liburan, sakit, dan tugas belajar;
keterbatasan anggaran; turn over (mengundurkan diri) personel dan tingkat ketidak
hadiran; pelayanan dan perawatan kesehatan 24 jam dan lain-lain
Menurut Suyanto (2008), perhitungan tenaga kerja perawat perlu diperhatikan
hal-hal, sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan.
a. Faktor klien, meliputi : tingkat kompleksitas perawat, kondisi pasien sesuai
dengan jenis penyakit dan usianya, jumlah pasien dan fluktuasinya, keadaan
sosial ekonomi dan harapan pasien dan keluarga.
b. Faktor tenaga, meliputi : jumlah dan komposisi tenaga keperawatan,
kebijakan pengaturan dinas, uraian tugas perawat, kebijakan personalia,
tingkat pendidikan dan pengalaman kerja, tenaga perawat spesialis dan
sikap ethis professional.
c. Faktor lingkungan, meliputi : tipe dan lokasi rumah sakit, layout
keperawatan, fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan, kelengkapan
peralatan medik atau diagnostik, pelayanan penunjang dari instalasi lain dan
macam kegiatan yang dilaksanakan.
d. Faktor organisasi, meliputi : mutu pelayanan yang ditetapkan dan kebijakan
pembinaan dan pengembangan.

B. Metode Pehitungan Perencanaan Tenaga Keperawatan


1. Metode Lokakarya PPNI
Penentuan kebutuhan tenaga perawat menurut Lokakarya PPNI
dengan mengubah satuan hari dengan minggu. Selanjutnya jumlah hari kerja
efektif dihitung dalam minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja perhari
selama 40 jam per minggu. PPNI berusaha menyesuaikan lama kerja dan
libur yang berlaku di Indonesia:

(𝐀 × 𝟓𝟐 𝐦𝐢𝐧𝐠𝐠𝐮) × 𝟕 𝐇𝐚𝐫𝐢 (𝐓𝐓 × 𝐁𝐎𝐑)


Tenaga Perawat = + 25%
𝐇𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐞𝐟𝐞𝐤𝐭𝐢𝐟 × 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐣𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐦𝐢𝐧𝐠𝐠𝐮

Keterangan :
a) A = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan oleh pasien perhari
b) 52 minggu = 365 hari dalam setahun : 7
c) TT = Tempat Tidur
d) BOR (Bed Occupancy Rate) adalah presentase rata-rata jumlah tempat
tidur yang digunakan selama periode tertentu (satu semester/tahun)
e) Hari kerja efektif yang dihitung sebagai berikut :
= (365 – (52 hari minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti tahunan)
= 289 hari : 7 hari/minggu
= 41 minggu
f) Total jam kerja perminggu = 40 jam
g) Komponen 25% yaitu tingkat penyesuaian terhadap produktivitas

2. Metode Gillies
Metode ini membuat perhitungan tenaga perawat berdasarkan jumlah
tindakan keperawatan. Untuk itu gillies membagi tindakan keperawatan
menjadi 3 jenis yaitu tindakan keperawatan langsung, tindakan keperawatan
tidak langsung dan pendidikan kesehatan.
a) Waktu keperawatan langsung menurut Mineti Hurchinsun (1975),
yaitu:
1) Pasien mandiri = 2 jam/hari
2) Pasien partial = 3 jam/hari
3) Pasien total = 6 jam/hari
b) Waktu keperawatan tidak langsung menurut Wolf & Young, (1965)
adalah 60 jam/pasien/hari
c) Waktu keperawatan untuk pendidikan kesehatan adalah 15 menit.

Dalam teori Gillies ini bisa untuk mengetahui kebutuhan jumlah


perawat tiap hari, tiap shif atau jumlah keseluruhan atau suatu unit ruangan.
Dasar pemenuhan kebutuhan perawat menurut Gillies adalah jumlah jam
keperawatan yang dibutuhkan tiap tahun dibagi dengan jumlah jam
keperawatan yang diberikan oleh perawat tiap tahun.

Rumus jumlah keperawatan menurut Gillies adalah sebagai berikut :


Jmlh jam Kep. Pasien/hr x rata-rata sensus pasien/hr x jumlah hari
dalam setahun

(jumlah hari/tahun – jumlah hari libur/cuti/th) x jumlah jam kerja


perawat/hari

3. Metode Depkes (2002)


a. Pengelompokan unit kerja dirumah sakit
Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan unit
krja yang ada di Rumah sakit. Secara, garis besar terdapat
pengelompokan sebagai berikut :
1. Rawat inap dewasa
2. Rawat inap anak/perinatal
3. Rawat inap intensif
4. Gawat darurat/IGD
5. Kamar bersalin
6. Kamar operasi
7. Rawat jalan
b. Model pendekatan dalam penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan
1. Rawat inap
a. Berdasarkan klasifikasi pasien
Cara penghitungan berdasarkan :
1) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
2) Rata-rata pasien perhari
3) Jam perawatan yang diperlukan /hari/pasien
4) Jam perawatan yang diperlukan /ruangan /hari
5) Jam kerja efektif setiap perawat/7jam perhari

Contoh penghitungan kebutuhan tenaga dalam satu ruangan /pavilyun dengan


berbagai macam bagian/jenis penyakit :
No Rata-rata jam Jumlah
Jenis kategori Rata-rata perawatan perawatan
pasien /hari pasien/hari /hari
A B C D E
1. Pasien penyakit dalam 10 3,5 35
2. Pasien bedah 8 4 32
3. Pasien gawat 1 10 10
4. Pasien anak 3 4,5 13,5
5. Pasien kebidanan 1 2,5 2,5

Jumlah 23 93,0

Keterangan :
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah:

Jumlah jam perawatan /hari 93 = 13 orang

Jam kerja efektif per/shift 7

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah dengan


koreksi yang meliputi :
(1) Hari libur/cuti/hari besar (loos day)
Jumlah hr minggu dlm 1tahun+cuti+hari besar x jml.perawat yg tersedia
Jumlah hari kerja efektif
52+12+14=78 hari x 13 = 3,5 orang
286
(2) Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non
keperawatan seperti : membuat perincian biaya pasien pulang ,kebersihan
ruangan ,kebersihan alat-alat makan dll. Bila diperkirakan 25 % dari jam
perawatan maka diperoleh tambahan :
Jumlah tenaga keperawatan + loss day x 25
100
13+3,5 x 25 = 4,1
100
Jumlah tenaga :tenaga yang tersedia+ factor koreksi
13 + 3,5 + 4,1 = 20,6 (dibulatkan menjadi 21 orang perawat)
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibulatkan untuk contoh diatas adalah 21
orang
2). Tingkat ketergantungan pasien
Pasien diklasikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada
kebutuhan terhadap asuhan keperawatan meliputi :
a. Asuhan keperawatan minimal
b. Asuhan keperawatan sedang
c. Asuhan keperawatan agak berat
d. Asuhan keperawatan maksimal

Contoh kasus
No Kategori Rata- rata Jurn jam Juml jam
juml pasien perawatan perawatan X
/hari /hari rata-rata
pasien
/hari(cxd)
A B C D E
1 Askep minimal 7 2 14
2 Askep sedang 7 3,o8 21,56
3 Askep agak berat 11 4,15 45,65
4 Askep maksimal 1 6,16 6,16
Jumlah 26 87,37
Keterangan :
Berdasarkan penelitian diluar negeri
Jumlah jam perawatan di ruangan /hari = 87,37=12,5
Jam efektif perawat 7
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah dengan factor
koreksi yaitu :
(1) Hari libur /cuti/hari besar(loos day)

Juml.hari mggu dlm 1 tahun + cuti +hari besar x juml perwat yg


diperlukan
Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun
52+12+14=78 hari x 12,5=3,4 orang perawat
286
(2) Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non keperawatan
bila diperlukan 25% dari jam pelayanan perawatan maka ;
Jumlah tenaga perawat + loos day x 25 = 12,5 +3,4 x 25 =3,9
100 100
Jumlah tenaga = tenaga yang tersedia + factor koreksi
12,5 +3,4 +3,9 = 19,8(dibulatkan 20 orang perawat)
Jadi tenaga yang dibutuhkan dalam contoh kasus kadalah 20 orang
2. Kamar operasi
a. Kamar operasi
Dasar penghitungan tenaga di kamar operasi
a) Jumlah dan jenis operasi
b) Jumlah kamr operasi
c) Pemakaian kmar operasi
d) Tugas perawat di kmar operasi,insrtumentor,perawat sirkulasi (2
orang /tim)
e) Ketergantungan pasien
Operasi besar : 5 jam /1 operasi
Operasi sedang: 2 jam /1 operasi
Operasi kecil : 1 jam / 1 operasi

Jumlah jam perawatan /hari x juml.operasi x juml.perawat dlm


tim
Jam kerja efektif/hari

Contoh kasus:
Dalam suatu RS terdapat 30 operasi perhari dengan perincian
:operasi besar :6 orang .operasi sedang :15 oramg,operasi kecil
: 9 orang.
Penghitungan kebutuhan tenaga perawat adalah sebagai
berikut :
(6x5 jam ) + (15 x 2 jam ) + ( 9 jam x 1 ) X 2 = 19,71 + 1
(perawat cadangan inti )
7 jam
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah di
kamar operasi untuk contoh kasus diatas adalah 20 orang + 1
(perawat cadangan inti )
b) Di ruang penerimaan dan Recovery Room
Ketergantungan pasien di ruang penerimaan : 15 menit
Ketergantungan pasien di Recovery Room : 1 jam
1,25 x 30 = 5,4 orang (dibulatkan menjadi 5 orang )
7
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di ruangan
penerimaan dan RR adalah 5 orang
Penghitungan diatas dengan kondisi :alat tenun dan set operasi
dipersiapkan oleh CSSD
3. Gawat darurat
Dasar penghitungan di unit gawat darurat adalah
a) Rata-rata jumlah pasien perhari
b) Jumlah jam perawatan perhari
c) Jam efektif perawat /hari
Contoh :
a) Rata –rata jumlah pasien / hari = 50 pasien
b) Jumlah jam perawatan efektif perawat /hari = 7 jam
c) Jadi kebutuhan tenaga perawat diUGD
50 x 4 = 28,57 dibulatkan 29
7
29 orang + loos day (78 x 29) = 29 orang + 7,9 = 36,9 ( dibulatkan
37 )
286
4. Metode Ilyas Yaslis.
Teori ilyas yaslis memuat BOR (Bed Occupancy Rate) yang
dihitung tiap tahun dan angka 255 hari yang berasal dari jumlah hari
satu tahun dikurangi 12 hari libur nasional dan ditambah 12 hari cuti
tahunan dikalikan dengan jenis shift yang dipakai. Jenis shift ada yang
¾ yaitu masuk kerja selama 3 hari berturut-turut kemudian hari
keempat libur atau 4/5 yaitu masuk kerja selama 4 hari berturut-turut
kemudian hari kelima libur.
Rumus Teori Ilyas Yaslis:
𝐀 × 𝐁 × 𝟑𝟔𝟓 𝐡𝐚𝐫𝐢
Tenaga Perawat = (𝟐𝟓𝟓 × 𝐉𝐚𝐦 𝐊𝐞𝐫𝐣𝐚/𝐡𝐚𝐫𝐢)

Keterangan :
a) A = Jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan
pasien)
b) B = sensus harian (BOR x jumlah tempat tidur)
c) 365 = jumlah hari selama setahun
d) 255 = hari kerja efektif perawat/tahun
= {365 - (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan) x 3⁄4}
= 255 hari
BAB III
PEMBAHASAN KASUS

I. Contoh Kasus 1 : Perhitungan menggunakan metode PPNI


Diketahui rata-rata perawatan selama 24 jam adalah 40 jam seperti pada tabel, BOR
rata-rata 70 %, dan jumlah tempat tidur 100 buah. Hitung berapa kebutuhan perawat
di rumah sakit tersebut. Tabel rata-rata perawatan selama 24 jam

Rata-rata jam Jumlah jam


Rata-rata
No. Jenis/Kategori perawatan perawatan
pasien/hari
pasien/hari /hari
1. Pasien Bedah 10 4 40

Jawab :
(𝐀 × 𝟓𝟐 𝐦𝐢𝐧𝐠𝐠𝐮) × 𝟕 𝐇𝐚𝐫𝐢 (𝐓𝐓 × 𝐁𝐎𝐑)
Tenaga Perawat = 𝐇𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐞𝐟𝐞𝐤𝐭𝐢𝐟 × 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐣𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐦𝐢𝐧𝐠𝐠𝐮 + 25%
(40 × 52 minggu ) × 7 hari (100 × 0,7)
= + 25%
41 minggu × 40 jam

(2080) × 7 (70)
= + 25%
1640
1019200
= + 25%
1640

= 621,46 + 0,25 = 621,71 = 622.


Jadi, jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan ialah 622 orang.

II. Contoh Kasus 2 : Perhitungan menggunakan metode Gillies


Ruang rawat inap penyakit dalam Rumah Sakit Prof. DR. H. Aloei Saboe memiliki
jumlah rata-rata pasien harian 25 orang. Rincian derajat ketergantungan adalah
pasien mandiri 10 orang, pasien partial 8 orang dan pasien total 7 orang. Rata-rata
jam keperawatan/hari adalah 8 jam atau 40 jam/minggu. Jumlah hari libur satu
tahun yaitu cuti 20 hari, hari libur nasional 120 hari. Perhitungan jam keperawatan
menurut Minneti Hurchinson, keperawatan tidak langsung menurut Wolf&Young,
Dan pendidikan kesehatan adalah 15 menit/ pasien serta pembagian dinas
pagi/sore/malam menurut Abdullah & Levine.
Tentukan :
a. Berapa jumlah perawat untuk dinas pagi, sore dan malam?
b. Berapa jumlah komposisi perawat ahli dan tidak ahli?
c. Berapa jumlah perawat di ruang rawat inap di Rumah Sakit Prof. DR. H. Aloei
Saboe?
Jawab :
a. Jumlah keperawatan langsung adalah:
1) Mandiri : 10 x 2 jam = 20 jam
2) Partial : 8 x 3 jam = 24 jam
3) Total : 7 x 6 jam = 42 jam
Jumlah total = 86 jam
b. Jumlah keperawatan tidak langsung adalah:
1) 25 pasien x 60 menit = 25 jam
c. Jumlah keperawatan pendidikan kesehatan adalah:
1) 25 pasien x 15 menit = 375 menit atau 6,25 jam

Jumlah tenaga perawat harian di unit adalah:


86 x 25 jam x 6,25 jam = 13437,5 jam = 13,90 orang atau 14 orang
24 x 40 960 jam
Angka 24 atau 24 jam adalah menunjukkan jumlah jam dalam satu hari,
sedangkan 40 atau 40 jam adalah jumlah jam kerja perawat dalam satu
minggu. Nilai ini merupakan nilai baku.

Jadi jawabannya adalah


a) Dinas pagi : 14 x 47% = 7 orang
Dinas sore : 14 x 36 % = 5 orang
Dinas malam : 14x 17% = 2 orang
b) Komposisi perawat ahli : 14 x 55% = 7,7 atau 8 orang
Komposisi perawat tidak ahli : 14 x 54% = 6,3 atau 6 orang
c) Jumlah perawat di ruang rawat inap 14 orang

III. Contoh Kasus 4 : Perhitungan menggunakan metode Ilyas


Diketahui ruang rawat inap penyakit dalam Rumah Sakit DR.. Mintohardjo memiliki
jumlah tempat tidur (TT) 30 buah. Rata-rata BOR/tahun adalah 75%. Rata-rata jam
keperawatan/hari adalah 8 jam atau 40 jam/minggu. Jumlah hari libur satu tahun
yaitu cuti 12 hari, hari libur nasional 12 hari. Berapa jumlah perawat di ruang rawat
inap Rumah Sakit DR. mintohardjo tersebut?
Jawab :
𝐀 × 𝐁 × 𝟑𝟔𝟓 𝐡𝐚𝐫𝐢
Tenaga Perawat = (𝟐𝟓𝟓 × 𝐉𝐚𝐦 𝐊𝐞𝐫𝐣𝐚/𝐡𝐚𝐫𝐢)

6 × (75% × 30) × 365


= 255 × 8
6 × 22.5 × 365
= 2040
49275
= 2040

= 24,15 = 224 orang.


Jadi, jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan ialah 224 orang.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Salah satu aspek penting tercapainya mutu pelayanan di suatu rumah
sakit adalah tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan
kebutuhan. Untuk hal ini dibutuhkan kesiapan yang baik dalam membuat
perencanaan terutama tentang ketenagaan. Perencanaan ketenagaan ini harus
benar-benar diperhitungkan sehingga tidak menimbukan dampak pada beban
kerja yang tinggi sehingga memungkinkan kualitas pelayanan akan menurun.
Bila hal ini dibiarkan akan menyebabkan angka kunjungan klien ketempat
pelayanan kesehatan akan menurun sehingga pendapatan rumah sakit juga
akan menurun.

Seorang menajer keperawatan harus mampu membuat perencanaan


ketenagaan dengan baik, yaitu dengan memanfaatkan hasil perhitungan yang
didasarkan pada data-data kepegawaian sesuai dengan yang ada di rumah sakit
tersebut. Dalam melakukan penghitungan kebutuhan tenaga perawat di rumah
sakit, kita dapat menggunakan beberapa rumus dimana tiap metode
penghitungan pada prinsipnya hampir sama akan tetapi memiliki kekhasan bagi
situasi dan kondisi tertentu dari sistem pemberian layanan asuhan keperawatan
kepada klien.

B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Berdasarkan kekurangan yang sudah disampaikan oleh penulis, diharapkan
mahasiswa dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang
manajemen keperawatan, bahkan mengembangkan metode perhitungan
dalam perencanaan tenaga keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan
rumah sakit di Indonesia.
2. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar tidak hanya meningkatkan keterampilan dalam
memberikan praktik asuhan keperawatan (care giver), tetapi juga
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam hal manajerial
(koordinator) baik dalam manajemen kasus atau mengorganisasi pelayanan
kesehatan sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang
maksimal.

3. Bagi Dunia Keperawatan


Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, manajemen keperawatan dalam
perencanaan tenaga keperawatan dapat terus ditingkatkan sehingga dapat
menambah pengetahuan yang lebih baik bagi dunia keperawatan, serta
dapat diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Yaslis. (2004). Perencanaan SDM Rumah Sakit: Teori, Metoda dan Formula.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Diunduh 1 Maret 2017
Pukul 22.30 WITA.

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional, Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai