Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

KEKURANGAN KALORI PROTEIN (KKP)

Kasus

An. H berumur 3 tahun datang ke rumah sakit dibawa oleh keluarganya dengan
keluhan berat badan anak menurun, bengkak pada wajah, kaki dan perut membesar sejak
4 bulan yang lalu, anak sering rewel dan kehilangan nafsu makan. Anak sehari-hari
makan 2 kali sehari dengan nasi dan sayur seadanya. An. H adalah anak ke 6 dari
keluarga seorang petani. Setelah dilakukan pengkajian didapatkan data TD: 90/70, N:
96x/ menit, R: 20x/ menit, S: 36 C. BB: 7 kg, TB: 100cm, LILA : 12 cm, turgor kulit
menurun, terdapat edema pada kaki dan terdapat asites pada abdomen, serta rambut
kemerahan dan mudah rontok.

1) Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : An. H
Tempat tanggal lahir : Gowa, 21 Februari 2015
Umur : 3 Tahun 1 bulan
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Desa Cibalok Kecamatan Cihideung, Bogor
Tanggal masuk RS : 23 Maret 2018
Tanggal pegkajian : 23 Maret 2018
Diagnosa medik : Kwashiorkor

2. Identitas penanggung jawab


Nama : Ny. S
Umur : 38 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Desa Cibalok Kecamatan Cihideung, Bogor
Hubungan keluarga : Ibu klien

3. Keluhan utama
Kekurangan Nutrisi akibat nafsu makan menurun.

4. Riwayat kesehatan sekarang


Ibu klien mengatakan anaknya tidak mau makan kira-kira sejak seminggu sebelum
klien dirawat. Tetapi sebelumnya pada usia 18 bulan, klien makan kurang dari 3x
sehari dan hanya makan dengan nasi dan sayur seadanya tanpa lauk pauk yang
bergizi yang menyebabkan berat badan klien semakin menurun. Perut klien terlihat
membucit sejak 4 bulan yang lalu dan wajahnya serta kakinya bengkak. Sementara
keadaan anak saat ini sangat lemah, tidak mau makan, dan sering rewel. Keluarga
tidak mengetahui keadaan penyakit yang dialami oleh anak. Klien dirawat di rumah
sakit pada tanggal 23 maret 2018.

5. Riwayat kesehatan yang lalu


Ibu mengatakan, klien belum pernah dirawat sebelumnya. Semenjak dari dalam
kandungan ibu klien kurang mengkonsumsi makanan yang bernutrisi terutama yang
mengandung protein, sehingga berdampak pada kandungannya ketika lahir. Ibu klien
melahirkan dengan usia kandungan 28 minggu, klien lahir dengan BBLR 2 kg. Sejak
bayi klien juga kurang mendapatkan ASI secara eksklusif.

6. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu klien mengatakan, klien adalah anak keenam dari enam bersaudara, anak
pertama sampai kelima tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit yang sama
dengan klien atau penyakit lainnya. Ayah dan ibu klien hanya bekerja sebagai petani
dengan penghasilan yang sangat kurang untuk memenuhi asupan nutrisi anaknya.
Genogram:

: Laki – laki : Klien

: Perempuan : Tingga serumah

7. Riwayat tumbuh kembang


a. Pertumbuhan fisik
1) Berat badan lahir : 2000 gram
2) Tinggi badan lahir : 40 cm
3) Waktu tumbuh gigi : 9 bulan, tanggal gigi tahun (-)
b. Perkembangan tiap tahap
Usia anak saat:
1) Berguling : tidak ingat
2) Duduk : tidak ingat
3) Merangkak : 10 bulan
4) Berdiri : 13 bulan
5) Berjalan : 15 bulan
6) Senyum kepada orang lain : tidak ingat
7) Bicara pertama kali : tidak ingat
8) Berpakaian tanpa dibantu : tidak ingat
8. Riwayat nutrisi
a. Pemberian ASI
1) Pertama kali disusui : sejak lahir
2) Cara pemberian : ibu klien bekerja di luar rumah, disusui ketika pagi
hari dan malam hari
3) Lama pemberian : kurang dari 12 bulan.
b. Pemberian susu formula
Belum pernah diberikan susu formula
c. Pemberian makanan tambahan
1) Pertama kali diberikan : 3 bulan
2) Jenis : nasi tim dengan sayur

9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Klien tampak lemah
b. Tingkat kesadaran
Kualitas : apatis
Kuantitas:
Respon motorik :5
Respon verbal :3
Respon membuka mata :3 +

Jumlah 11
c. Tanda-tanda vital
TD : 90/70 mmHg
Suhu : 36 C
Nadi : 96x/ menit
Respirasi : 20x/ menit
d. Antropometri
Berat badan : 7 kg
Tinggi badan : 100 cm
LILA : 12 cm
Lingkar Kepala : 40 cm
Lingkar dada : 43 cm
Lingkar perut : 58 cm
e. Head to toe

1). Kepala dan Rambut


 Inspeksi : rambut tipis kemerahan, penyebaran
rambut tidak merata, tampak kusam dan kering, tidak
ada lesi.
 Palpasi : mudah rontok, terasa tipis, tidak teraba benjolan.
2). Wajah
 Inspeksi : wajah terlihat bengkak, terlihat seperti moon face
3). Mata
 Inspeksi : simetris, sclera putih, konjungtiva pucat
 Palpasi : tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri tekan
4). Hidung
 Inspeksi : lubang hidung simetris, tidak ada sumbatan, tidak ada
lesi, tidak ada cuping hidung
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
5). Mulut dan gigi
 Inspeksi : mukosa bibir kering, adanya karies pada gigi
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan
6). Telinga
 Inspeksi : daun telinga simetris, tidak ada lesi
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan
7). Leher
 Inspeksi : tidak terdapat pembesaran JVP, tidak ada lesi
 Palpasi : tidak terdapat pembengkakan kelenjar tiroid dan
kelenjar limfe.
8). Thorax dan Fungsi Pernafasan
 Inspeksi : bentuk simetris kiri dan kanan, tidak terdapat lesi,
gerakan dada asimetris.
 Palpasi : tidak ada pembengkakan
 Perkusi : terdengar sonor kiri dan kanan
 Auskultasi : terdengar bunyi vesikuler
9). Jantung
 Inspeksi : Tidak tampak pembesaran Jantung
 Palpasi : frekuensi nadi normal, irama teratur
 Perkusi : terdengar pekak/dullness
 Auskultasi : bunyi jantung teratur
10). Abdomen
 Inspeksi : ada asites, tidak ada lesi
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ada pembesaran hepar
 Perkusi : bunyi hypertimpani
 Auskultasi : bising usus 12x/menit
11). Ekstremitas dan kulit
a). Kulit
 Inspeksi : tidak ada lesi, warna kulit mengalami hiperpigmentasi,
kulit bersisik dan kering.
 Palpasi : turgor kulit tidak elastis, tidak ada nyeri tekan
b). Ekstremitas
 Inspeksi : Terdapat edema ringan pada kaki, kuku klien terlihat kotor
 Palpasi : teraba edema pada kaki
c). Kriteria kekuatan otot
 = Normal
Tangan

5 5
5 5
Kaki

12). Anus
 Inspeksi : bersih, tidak terdapat hemoroid, tidak ada perdarahan
 Palpasi : tidak ada benjolan atau massa
13). Genitalia
 Inspeksi : Bersih, tidak terdapat kateter
10. Pola aktivitas Sehari-hari
a. Pola makan
Ibu klien mengatakan di rumah klien makan tidak teratur terkadang kurang dari
3x sehari, klien dirumah minum kurang lebih 8 gelas perhari, klien tidak
mengkonsumsi susu formula.
d. Pola istirahat dan Tidur
Ibu klien mengatakan klien biasa tidur pukul 19.00 WIB dan bangun pukul
06.30 WIB. Terkadang pola tidur klien terganggu karena kambuhnya gejala
penyakit yang diderita klien pada malam hari.
e. Pola Eliminasi
Klien menyatakan bahwa BAK di rumah tergantung banyak atau tidaknya
minum tetapi biasanya 5x/hari dan BAB teratur 1x/hari.
f. Pola aktivitas dan latihan
Di rumah klien mengalami gangguan aktivitas akibat status mental yang apatis
dan rewel, klien tidak pernah berrmain dengan anak seusianya dan hanya
berbaring di tempat tidur saja.

11. Riwayat psikososial


Keadaan umum klien sangat lemah, sering rewel, dan tidak dapat berinteraksi
dengan orang lain selain keluarga. Keluarga juga mengalami kecemasan karena
melihat kondisi umum klien.

12. Riwayat spiritual


Klien dan keluarga menganut agama Islam. Klien belum diajarkan pendidikan
spiritual oleh keluarga,, namun ibu klien selalu berdoa atas kesembuhan klien.
13. Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hematologi:

Hemoglobin 12* 13.0 - 16.0 g/dL

Hematokrit 36* 40 - 54%

Lekosit 25000* 4000 - 10000/uL

Trombosit 480000* 150000-450000/uL

Fungsi Hati:

Protein total 4* 7,0-9,0 gr/dl

Globulin 1* 1,5-3,0 gr/dl

Albumin 2,5* 3,5-5,0 gr/dl

SGOT 60* 0 - 37 u/L

SGPT 45* 0 - 40 u/L

Fungsi ginjal:

Ureum 16 10-50 mg/dL

Creatinin 0.48* 0.60 - 1.30 mg/dL

Elektrolit:

Natrium 120* 135 - 145 mEq/L

Kalium 3.4* 3.5 - 5.3 mEq/L

Chlorida 100 95 - 106 mg/dL

Glukosa Sewaktu 50*


80-120 /dL
2) Analisa Data
No Data senjang Kemungkinan penyebab Masalah

1. DS: Defisiensi protein Defisit nutrisi


berhubungan dengan
ibu klien mengatakan
malnutrisi energi
anaknya tidak mau makan,
Hipoproteinemia protein
badannya kurus, dan
sering rewel

DO: akumulasi cairan di rongga


usus
klien tampak lemah, Porsi
makan tidak dihabiskan

BB: 11 kg, TB: 100 cm, Asites


LILA: 12 cm

Anoreksia

Defisit nutrisi

2 DS: Defisiensi protein Hipovolemia


berhubungan dengan
Ibu klien mengatakan kaki defisiensi protein
dan wajah anaknya Kurangnya asam amino
bengkak essensial

DO:
Produksi albumin menurun
wajah dan kaki klien
tampak bengkak, perut
acites, membran mukosa Tekanan osmotik menurun

kering

Edema pada tungkai

Hipovolemia
3 DS: Defisit pengetahuan

Defisiensi protein berhubungan dengan


Ibu klien mengatakan
kurang terpapar
cemas dan sering bertanya
informasi tentang
tentang kondisi dan
Kurang terpapar informasi penyediaan cara
penyakit yang dialami oleh
pemberian makan
anaknya.
pada anak dengan
DO: Defisit pPengetahuan gizi yang seimbang.

Ibu klien tampak cemas


dan sering bertanya

C. Diagnosa keperawatan
1) Defisit nutrisi berhubungan dengan malnutrisi energi protein (D.0019)
2) Hipovolemia berhubungan dengan defisiensi protein (D.0023)
3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang
penyediaan cara pemberian makan pada anak dengan gizi yang seimbang.
(D.0111)
D. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


1 Defisit nutrisi Kebutuhan nutrisi Memperlihatkan berat 1. Kaji status nutrisi secara continue 1. Memberikan kesempatan untuk
berhubungan dengan terpenuhi. badan stabil atau selama perawatan setiap hari, mengobservasi penyimpangan dari
malnutrisi energi protein penambahan berat badan perhatikan tingkat energy, kondisi normal/dasar pasien dan
progresif ke arah tujuan kulit, kuku, rambut, keinginan mempengaruhi pilihan intervensi.
dengan normalisasi nilai untuk makan ataupun anoreksia.
DS: laboratorium dan bebas dari 2. Timbang berat badan,ukur lingkar 2. Membuat data dasar, membantu
tanda malnutrisi. lengan atas dan tebal lipatan pemantauan keefektifan pengobatan
ibu klien mengatakan kulitsetiap hari dan bandingkan teurapeutik dan dapat
anaknya tidak mau makan, dengan berat badan saat menggambarkan perkembangan
badannya kurus, dan sering penerimaan status gizi pasien.
rewel 3. Dokumentasikan masukan oral 3. Mengidentifikasi
selama 24 jam, riwayat makanan, ketidakseimbangan antara perkiraan
DO: dan jumlah kalori dengan tepat. kebutuhan nutrisi dan masukan
actual.
klien tampak lemah, Porsi
4. Berikan larutan nutrisi pada 4. Ketentuan dukungan nutrisi
makan tidak dihabiskan
kecepatan yang dianjurkan didasarkan pada perkiraan
BB: 11 kg, TB: 100 cm, melalui alat control infuse sesuai kebutuhan kalori dan protein.
LILA: 12 cm kebutuhan . Atur kecepatan
nutrisi per jam.

Kolaborasi Kolaborasi:
1. Rujuk pada tim nutrisi atau ahli 1. Membantu dalam identifikasi deficit
diet. nutrient nutrisi parenteral/enteral.
2. Vitamin larut dalam air
2. Berikan obat-obatan sesuai ditambahkan pada larutan
indikasi. Misalnya: preparat parenteral. Vitamin lain diberikan
multivitamin. untuk defisiensi yang terindikasi.
2 Hipovolemia berhubungan Volume cairan Menunjukkan membrane 1. Kaji tanda klinis dehidrasi, 1. Deteksi dini dan intervensi dapat
dengan defisiensi protein tubuh stabil. mukosa/ kulit lembab. misalnya: kulit atau membrane mencegah kekambuhan / kelebihan
Tanda vital stabil.Haluaran mukosa kering, hipotensi atau fluktuasi pada keseimbangan cairan.
urinarius adekuat.Bebas kekurangan cairan (misalnya
edema.Bebas penurunan edema perifer, takikardi, bunyi
DS:
berat badan berlebihan. nafas adventisius)
Ibu klien mengatakan kaki 2. Berikan tambahan cairan oral. 2. Tambahan cairan diperlukan untuk
dan wajah anaknya bengkak mengurangi dehidrasi.
3. Catat masukan dan haluaran, hitung 3. Kehilangan urinarius berlebihan
DO: keseimbangan cairan, dan hitung dapat menunjukkan terjadinya
berat jenis urine. dehidrasi. Berat jenis adalah
wajah dan kaki klien tampak indicator hidrasi dan fungsi renal.
bengkak, perut acites, 4. Timbang berat badan setiap hari 4. Penambahan berat badan cepat
membran mukosa kering sesuai indikasi. (menunjukkan retensi cairan) dapat
mempredisposisikan/ menimbulkan
GJK atau edema pulmonal.
3 Defisit pengetahuan Pengetahuan pasien/ Mengungkapkan tentang 1. Kaji pengetahuan pasien atau 1. Memberikan informasi dimana
berhubungan dengan kurang keluarga tentang pemahaman tentang proses keluarga tentang status nutrisi. pasien/keluarga dapat memilih
terpapar informasi tentang penyakitnya kondisi/penyakit dan Tinjau ulang situasi individu, berdasarkan informasi. Pengetahuan
penyediaan cara pemberian bertambah. kebutuhan nutrisi individu. tanda/gejala malnutrisi, harapan tentang interaksi antara malnutrisi
makan pada anak dengan gizi Melakukan dengan benar masa datang, kebutuhan transisi dan penyakit membantu untuk
yang seimbang prosedur yang perlu dan pemberian makan. memahami kebutuhan terhadap
DS: menjelaskan terapi khusus.
2. Diskusikanalasan penggunaan 2. Mengurangi ansietas mengenai
Ibu klien mengatakan cemas dukungan nutrisi parenteral/enteral. ketidakmampuan untuk makan
dan sering bertanya tentang melalui mulut.
kondisi dan penyakit yang 3. Diskusikan penanganan, 3. Menurunkan resiko komplikasi
dialami oleh anaknya. penyimpangan, persiapan yang metabolic dan infeksi.
tepat dari larutan nutrisi atau
DO: makanan yang di blender, juga
Ibu klien tampak cemas dan diskusikan tehnik aseptic atau
sering bertanya bersih untuk peraatan sisi
pemasangan dan pengunaan
balutan.
E. Implementasi keperawatan
Tanggal
No
dan Implementasi Evaluasi
DX
jam

23 1 - Mengkaji status nutrisi secara continue selama perawatan setiap hari, perhatikan S: ibu klien mengatakan klien sudah mau
Maret tingkat energi, kondisi kulit, kuku, rambut, keinginan untuk makan ataupun makan sedikit-sedikit
2018, anoreksia.
O: porsi makan habis 1/3 porsi
pukul
- Menimbang berat badan,ukur lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit setiap hari
12.00 BB: 11 kg
dan bandingkan dengan berat badan saat penerimaan
LILA: 12cm
- Mendokumentasikan masukan oral selama 24 jam, riwayat makanan, dan jumlah
kalori dengan tepat. A: Masalah belum teratasi

- Memberikan larutan nutrisi pada kecepatan yang dianjurkan melalui alat control P: lanjutkan intervensi
infuse sesuai kebutuhan . Atur kecepatan nutrisi per jam.

- Berkolaborasidengan tim nutrisi atau ahli diet.

- Berkolaborasi dalam pemberian obat-obatan sesuai indikasi. Misalnya: preparat


multivitamin.

Pukul 2 - Mengkaji tanda klinis dehidrasi, misalnya: kulit atau membrane mukosa kering, S: Ibu klien mengatakan kaki dan wajah
hipotensi atau kekurangan cairan (misalnya edema perifer, takikardi, bunyi nafas
13.00 adventisius) klien masih bengkak

- Memberikan tambahan cairan oral. O: masukan cairan 100 ml

- Mencatat masukan dan haluaran, hitung keseimbangan cairan, dan hitung berat Keluaran cairan 50 ml dari pukul 06.00
jenis urine.
TTV: TD: 90/60 mmHg; S: 36,8 C;
- Menimbang berat badan setiap hari sesuai indikasi
N: 96x/menit; R: 18x/menit

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

Pukul 3 - Mengkaji pengetahuan pasien atau keluarga tentang status nutrisi. Tinjau ulang S: Ibu klien masih bertanya-tanya tentang
14.00 situasi individu, tanda/gejala malnutrisi, harapan masa datang, kebutuhan transisi kondisi klien
pemberian makan.
O: ibu klien tampak cemas
- Mendiskusikan alasan penggunaan dukungan nutrisi parenteral/enteral.
A: Masalah belum terarasi
- Mendiskusikan penanganan, penyimpangan, persiapan yang tepat dari larutan
P: Lanjutkan interensi
nutrisi atau makanan yang di blender, juga diskusikan tehnik aseptic atau bersih
untuk peraatan sisi pemasangan dan pengunaan balutan

Anda mungkin juga menyukai