Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEBUTUHAN NUTRISI PADA IBU DENGAN GANGGUAN


KEHAMILAN PREEKLAMPSIA

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Gizi dan Diet)
Dosen Pengampu : Irisanna Tambunan, S.Kep.,Ners.,M.KM.

Di Susun Oleh :
ARUMBI 191FK01015
DEDEN RAMADAN 191FK01029
SALMA SILVIANA LESTARI 191FK01107

TINGKAT 3B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan makalah Gizi dan Diet yang membahas mengenai
“Kebutuan Nutrisi Pada Ibu Dengan Gangguan Kehamilan Preeklamsia”. Dalam
penyusunan makalah ini penulis berusaha untuk menyajikan secara ringkas dan mudah
mengenai Gizi dan Diet untuk dapat membantu mahasiswa dalam memahami kebutuhan
nutrisi Pada Ibu dengan Gangguan Kehamilan Preeklmasia.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran konstruktif sangat diharapkan oleh penulis. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten .

Garut, 25 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .......................................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Preeklamsia..........................................................................................3
2.2 Klasifikasi Preeklamsia .........................................................................................3
2.3 Etiologi Preeklamsia ..............................................................................................4
2.4 Efek Preeklamsia Pada Janin .................................................................................4
2.5 Pencegahan Preeklamsia........................................................................................5
2.6 Diet Pada Ibu Hamil dengan Preeklamsia ..............................................................5
BAB III PENUTUP
3.1 SIMPULAN ..................................................................................................................9
3.2 SARAN .........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kekurangan zat gizi hingga saat ini masih menjadi masalah besar di belahan
dunia ini termasuk di Indonesia. Masalah gizi akan berdampak pada melemahnya
daya saing bangsa akibat tingginya angka kesakitan dan kematian. Golongan yang
rentan kekurangan gizi adalah ibu hamil, bayi, dan balita. Kematian karena
eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-eklampsia berat.
Maka apabila pre-eklamsia tidak diobati secara tepat bisa berakibat fatal, yaitu
kematian bayi yang di kandung, bahkan termasuk ibunya sendiri.
Preeklampsia adalah penyakit yang ditandai dengan adanya hipertensi,
proteinuria dan edema yang timbul selama kehamilan atau sampai 48 jam
postpartum. Umumnya terjadi pada trimester III kehamilan (Maryunani, 2012).
Penyebab terjadinya preeklampsia hingga saat ini masih belum diketahui secara
pasti, tetapi ditemukan beberapa faktor resiko terjadinya preeklampsia yaitu
primigravida usia <20 tahun atau >35 tahun, nullipara, kehamilan ke lima atau
lebih, gemelli/kehamilan ganda dan obesitas (Prawirohardjo, 2009).
Menurut Saifuddin (2011) wanita hamil mengalami preeklampsia bila
mempunyai salah satu faktor predisposisi seperti obesitas. Hasil penelitian Dumais
et al. (2016) menunjukkan adanya hubungan antara obesitas pada kehamilan
dengan preeklampsia sebanyak 66,7%. Penelitian yang sama dilakukan oleh Mbah
et al. (2010) yang menunjukkan bahwa wanita hamil dengan obesitas memiliki
resiko 3 kali lebih besar untuk mengalami preeklampsia dibandingkan dengan yang
normal. Kenaikan berat badan dalam IMT (Indeks Massa Tubuh) merupakan
indikator paling umum untuk menentukan status gizi ibu selama hamil (Fikawati
(2015) & Institute of Medicine (IOM) (2009)). Status gizi dibagi menjadi 4 yaitu
underweight, normal, overweight, dan obese (IOM, 2009).
Hasil penelitian Durst et al. (2015) menunjukkan peningkatan berat badan
ibu hamil tidak berhubungan dengan preeklampsia. Diagnosa gizi salah satunya

1
mengacu pada pengukuran status gizi dari konsumsi makanan (Kemenkes RI dan
WHO, 2015). Penelitian Agrawal (2014) diet yang benar dapat mengurangi resiko
preeklampsia dan eklampsia. Banyak strategi pencegahan telah disarankan untuk
pencegahan preeklampsia tetapi hanya sedikit yang terbukti secara ilmiah.
Perawata antenatal dini, penilaian resiko klinis, kewaspadaan dini, kalsium dan
pengaturan nutrisi berguna dalam pencegahan preeklampsia (Sanjay, 2014).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat dirumuskan „Bagaimana prinsip diet
pada ibu hamil yang mengalami preeklamsia.
1.3. Tujuan Penulisan
a. Tujuan umun
Untuk memenuhi tugas mata kuliah dan untuk menambah pengetahuan
mahasiswa tentang prinsip diet ibu hamil dengan pre eklamsia dan
eklamsia.
b. Tujuan khusus
Untuk mengetahui bagaimanakah diet komplikasi kehamilan berupa preelamsia
dan eklamsia.
1.4. Manfaat Penulisan
a. Secara teoritis hasil makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan tentang
prinsip diet ibu hamil dengan preeklamsia.
b. Secara praktis hasil makalah ini dapat memperluas wawasan para pembaca
yang berhubungan dengan prinsip diet ibu hamil dengan preeklamsia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Preeklamsia
Preeklampsia adalah penyakit yang ditandai dengan adanya hipertensi,
proteinuria dan edema yang timbul selama kehamilan atau sampai 48 jam
postpartum. Umumnya terjadi pada trimester III kehamilan (Maryunani, 2012).
Preeklampsi (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai
dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan),
yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah
persalinan. (Manuaba,1998).
2.2. Klasifikasi Preeklamsia
Dalam pengelolaan klinis, preeklampsia dibagi sebagai berikut:
a. Disebut preeklampsia ringan jika ditemukan: Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg,
tetapi kurang dari 160/110 mmHg dan Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam, atau
pemeriksaan dipstick ≥ 1 + c.
b. Ditegakkan diagnosa preeklampsia berat jika ditemukan tanda dan gejala
sebagai berikut: Tekanan darah pasien dalam keadaan istirahat: sistolik ≥ 160
mmHg dan diastolik ≥ 110 mmHg; Proteinuria ≥ 5 gr/24 jam atau dipstick ≥ 2
+; Oligourie < 500 ml/24 jam; Serum kreatinin meningkat; Oedema paru atau
cyanosis (Sibai B. M., 2003).
c. Disebut impending eklampsia apabila pada penderita ditemukan keluhan seperti
: Nyeri epigastrium; Nyeri kepala frontal, scotoma, dan pandangan kabur
(gangguan susunan syaraf pusat); Gangguan fungsi hepar dengan meningkatnya
alanine atau aspartate amino transferase; Tanda-tanda hemolisis dan micro
angiopatik; Trombositopenia < 100.000/mm3 ; Munculnya komplikasi
sindroma HELLP (Lipstein, 2003).
d. Dan disebut eklampsia jika pada penderita preeklampsia berat dijumpai kejang
kronik dan tonik dapat disertai adanya koma.

3
2.3. Etiologi Preeklamsia
Penyebab terjadinya preeklampsia hingga saat ini masih belum diketahui secara
pasti. Beberapa teori yang meyebabkan preeklampsia yaitu ketidak abnormalan
plasenta, faktor imunitas, inflamasi atau infeksi, dan faktor genetik (Khalil et al.,
2017).
Beberapa faktor resiko lain terjadinya preeklampsia yaitu primigravida usia <20
tahun atau >35 tahun, nullipara kehamilan ke lima atau lebih, gemelli/kehamilan
ganda, riwayat hipertensi dan obesitas. Hipertensi pada preeklampsia ditegakkan
bila kenaikan tekanan sistolik ≥30 mmHg atau mencapai ≥140 mmHg. Sedangkan
tekanan diastolik naik dengan ≥15 mmHg atau ≥90 mmHg. Penentuan tekanan
darah dilakukan minimal 2 kali dengan jarak 6 jam pada keadaan istirahat
(Prawirohardjo, 2009).
2.4. Efek Preeklamsia Pada Janin
Preeklampsia dapat menyebabkan gangguan peredaran darah pada plasenta. Hal
ini akan menyebabkan berat badan bayi yang dilahirkan relatif kecil. Selain itu,
preeklampsia juga dapat menyebabkan terjadinya kelahiran prematur dan
komplikasi lanjutan dari kelahiran prematur yaitu keterlambatan belajar, epilepsi,
sereberal palsy, dan masalah pada pendengaran dan penglihatan. Akibat dari
preeklampsia sangat besar pengaruhnya pada ibu maupun janin.
Pada kondisi preeklampsia pada wanita hamil, berkurangnya aliran darah ke
plasenta dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin, lahir prematur, atau
janin meninggal dalam kandungan. Selain itu plasenta dapat lepas sebelum
waktunya. Yang lebih ekstrim adalah terjadi eklampsia, yaitu preeklampsia yang
disertai kejang. Keadaan ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan
kerusakan organ seperti hati, ginjal, dan otak, yang berakhir dengan kematian.
Sementara preeklampsia pada wanita hamil akan menyebabkan janin yang
dikandung hidup dalam rahim dengan nutrisi dan oksigen di bawah normal.
Keadaan ini bisa terjadi karena pembuluh darah yang menyalurkan darah ke
plasenta menyempit. Karena buruknya nutrisi, pertumbuhan janin akan terhambat

4
sehingga terjadi bayi dengan berat lahir yang rendah. Bisa juga janin dilahirkan
kurang bulan (prematur), biru saat dilahirkan dan sebagainya.
2.5. Pencegahan Preeklamsia
a. Diet Makanan
Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin, dan rendah lemak.
Kurangi garam bila berat badan bertambah atau edema. Untuk meningkatkan
jumlah protein dengan tambahan satu butir telur setiap hari.
b. Cukup Istirahat
Istirahat yang cukup pada saat hamil semakin tua dalam arti bekerja seperlunya.
disesuaikan dengan kemampuan lebih banyak duduk, atau berbaring kearah kiri
sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan.
2.6. Diet Pada Ibu Hamil dengan Preeklamsia
a. Tujuan Diet
1) Mencapai & mempertahankan status gizi normal
2) Mencapai & mempertahankan tekanan darah normal
3) Mencegah & mengurangi retensi garam/air
4) Mencapai keseimbangan nitrogen
5) Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal
6) Mengurangi & mencegah timbulnya factor resiko lain pd saat hamil/ setelah
melahirkan.
b. Syarat Diet Preeklamsia
1) Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan
secara berangsur, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan.
Penambahan energi tidak lebih dari 300 kkal dari makanan atau diet
sebelum hamil.
2) Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringannya retensi garam atau
air. Penambahan berat badan diusahakan di bawah 3kg/ bulan atau dibawah
1kg/ minggu.

5
3) Protein tinggi (1 setengah g/kg berat badan)
4) Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan tidak
jenuh ganda.
5) Vitamin cukup, vitamin C dan B diberikan sedikit lebih tinggi.
6) Mineral cukup terutama kalium dan kalsium.
7) Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien.
8) Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan dibatasi dan
disesuaikan dengan cairan yang keluar melalui urin, muntah, keringat dan
pernafasan.
c. Macam Macam Diet Preeklamsia
1) Diet Preeklamsia I
 Diberikan kepada penderita dengan preeklamsia berat.
 Makanan diberikan dalam bentuk cair, yang terdiri dari susu dan sari
buah
 Jumlah cairan diberikan paling sedikit 1500 ml sehari per oral dan
kekurangannya diberikan secara parental
 Makanan ini kurang energi dan zat gizi karena itu hanya diberikan 1 – 2
hari
2) Diet Preeklamsia II
 Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklamsia I atau
penderita preeklamsia yang penyakitnya tidak begitu berat.
 Makanan berbentuk saring atau lunak.
 Diberikan sebagai diet rendah garam I
 Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya
3) Diet Preeklamsia III
 Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklamsia II
atau kepada penderita dengan dengan preeklamsia ringan.
 Makanan ini mengandung protein tinggi dan rendah garam .

6
 Diberikan dalam bentuk lunak atau biasa .
 Jumlah energi harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang
boleh lebih dari 1 kg per bulan .
d. Nilai Gizi Pada Preeklamsia
Diet Diet Diet Diet
Preeklamsia I Preeklamsia II Preeklamsia III
Energi (kkal) 1032 1604 2128
Protein (g) 20 56 80
Lemak (g) 19 44 63
Karbohidrat (g) 211 261 305
Kalsium (mg) 600 500 800
Besi (mg) 6,9 17,3 2
Vitamin A (RE) 750 2796 3035
Tiamin (mg) 0,5 0,8 1
Vitamin C (mg) 242 212 213
Natrium (mg) 286 248 403

e. Contoh menu makan sehari ibu hamil diit preeklamsia


Bahan Diet Preeklamsia I Diet Preeklamsia II Diet Preeklamsia III
Makanan Berat Jumlah Berat Jumlah Berat Jumlah

Beras - - 150 2 gls 200 3 gls


Roti 120 6 iris 80 4 iris 80 4 iris
Biskuit - - 20 2 buah 40 4 buah
Daging - - 100 2 ptg sdg 100 2 ptg sdg
Telur - - 50 1 butir 50 1 butir
ayam
Tempe - - 50 2 ptg sdg 100 4 ptg sdg

7
Sayuran - - 150 1½ gelas 150 1½ptg sdg
Buah 700 7 400 4 ptg sdg 400 4 ptg sdg
potong pepaya pepaya
sedang
pepaya
Minyak - - - - 10 1 sdm
Margarin - - 10 1 sdm 20 2 sdm
Jam 30 3 sdm 20 2 sdm 20 2 sdm
Gula pasir 50 5 sdm 30 3 sdm - -
Susu - - - - 200 1 gls

8
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Kekurangan zat gizi hingga saat ini masih menjadi masalah besar di belahan dunia
ini termasuk di Indonesia. Masalah gizi akan berdampak pada melemahnya daya saing
bangsa akibat tingginya angka kesakitan dan kematian. Golongan yang rentan
kekurangan gizi adalah ibu hamil, bayi, dan balita. Kematian karena eklampsia
meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-eklampsia berat. Maka apabila
pre-eklamsia tidak diobati secara tepat bisa berakibat fatal, yaitu kematian bayi yang di
kandung, bahkan termasuk ibunya sendiri.
3.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan diharapkan para pembaca bisa
memberikan kritik dan saran untuk dapat menjadikan kami lebih baik lagi dalam
penulisan makalah kami selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Almaitsier, Sunita.(1986).Penuntun diet edisi baru.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama


Bagian Gizi RSCM. (1984).Penuntun diet.Jakarta.PT.Gramedia
Putra, Sitiatava Rizema.2013.Pengantar Ilmu Gizi Dan Diet.Yogyakarta:D-Medika
Saifuddin, Abdul Bari.2006.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Surwono Prawiroharjo
DeCherney AH, Nathan L. In 2003. Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis &
Treatment, 9th Ed. McGraw-Hill.
Hanifa W. 2005. Ilmu Kebidanan Ed. 3. Cetakan 7. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiraharjo;.h281-300 3.
The Analysis of Food Consumption and Nutritional Status of Pregnant Women Towards
Preeclampsia in Dr. M. Ashari Hospital Pemalang 2018. (2019). Public Health Perspective
Journal, 4(2).

10

Anda mungkin juga menyukai