KASUS HIPERTENSI
Perawat menyiapkan diri dalam menggali perasaan, fantasi dan rasa takut
dalam diri sendiri serta mengumpulkan data.
Tahap Orientasi
Pada tahap ini perawat Perkenalan diri untuk membina rasa percaya serta
membuat kontrak ( nama, peran, tanggung jawab dan harapan)
Pasien : iya sus keadaan saya pagi ini terasa pusing,mual dan leher
saya terasa berat sus.
Tahap kerja
Pada tahap ini perawat sangat efektif berkomunikasi dengan pasien karena
perawat akan menggunakan seluruh kemampuan dalam komunikasi saat
menjelaskan tindakan tertentu, memberikan pendidikan kesehatan,
memberikan konseling, menguatkan sistem pendunkung, meningkatkan
kemampuan koping dan sebagainya. Tahap ini merubua inti dari
komunikasi terapeutik yang dimana pada tahap ini sudah masuk pada
pelaksanaan rencana yang akan kita berikan seorang perawat.
Perawat : baik lah bu sesuai kontrak tadi jam 8 saya akan memeriksa
ibu, dengan tujuan mengetahui bagaimana perkembangan
kondisi ibu, apakah dapat saya lakukan tindakan sekarang bu?
perawat : baik bu, saya akan memulai dengan memeriksa suhu ibu,
bisakah ibu membuka pakaian bagian atas ibu?
Pasien : ini sus kepala saya terasa pusing, itu kenapa ya sus? apakah itu tak
mengapa sus?
Perawat : tidak apa bu itu masih dalam keadaan wajar karena TD ibu tinggi
akan tetapi seiring dengan waktu rasa pusing yang ibu rasakan
perlahan lahan hilang.
Pasien : apakah sebaiknya itu tidak diberikan obat saja oleh dokter sus?
Perawat : oh iya bu untuk itu nanti sekitar jam 2 siang dokter akan
memeriksa ibu dan memberikan resep apabila dibutuhkan obat
untuk mengurangi rasa pusing ibu
Tahap terminasi
Tahap ini adalah merupakan ahkir dari pertemuan yang dimana seorang
perawat harus terpisah dengan seorang pasein.
Perawat : baiklah jika ibu sudah tidak ingin bertanya lagi, maka saya izin
permisi ya bu nanti saya akan sering sering melihat perkembangan
ibu .