Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH INFEKSI OPORTUNISTIK

Disusun oleh :

1. Isnaeni Nur Hidayah ( 2011020193 )

2. Indah Ayu Kustianingsih ( 2011020195 )

3. Nadila Syarifa Adha Intani ( 2011020196 )

4. Delvina Oktaviani ( 2011020197 )

5. Laras Nur Rahma ( 2011020198 )

6. Marisa Eva Adelia ( 2011020199 )

7. Hanang Okta Tegar Wibowo ( 2011020200 )

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-Nya,
saya dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah ilmu dasar keperawaan tepat
waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita
nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “ INFEKSI OPORTUNISTIK” dapat diselesaikan karena bantuan


banyak pihak. saya berharap makalah tentang Ifensi oportunistik ini dapat bermanfaat bagi kita
semua khususnya mahasiswa keperawatan. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca
mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.

Kami menyadari makalah bertema infeksi oportunistik ini masih memerlukan penyempurnaani.
Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ilmu dasar keperawatan ini
dapat bermanfaat.

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii

BAB I..........................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................2

C. TUJUAN.........................................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3

A. PENGERTIAN................................................................................................................................3

B. PENYEBAB....................................................................................................................................3

C. JENIS-JENIS INFEKSI OPORTUNITIS........................................................................................4

D. KONDISI YANG RENTAN TERKENA INFEKSI OPORTUNISTIK..........................................5

E. TANDA DAN GEJALA..................................................................................................................6

F. PENGOBATAN INFEKSI OPRTUNISTIK...................................................................................8

G. PENCEGAHAN INFEKSI OPORTUNISTIK................................................................................9

BAB III.....................................................................................................................................................11

PENUTUP................................................................................................................................................11

A. KESIMPULAN.............................................................................................................................11

B. SARAN.........................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen dan bersifat
dinamis. Pada negara-negara berkembang, penyakit infeksi masih merupakan penyebab
utama tingginya angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) di rumah
sakit. Infeksi yang terjadi adalah infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik merupakan
infeksi yang disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada
orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, tetapi dapat menyerang orang dengan
sistem kekebalan tubuh yang lemah. Mikroba patogen membutuhkan kesempatan untuk
menginfeksi inangnya, salah satu infeksi oportuniistik yang sering terjadi yaitu infeksi
oral pada pasien HIV/AIDS.

Infeksi oportunistik dominan terjadi pada pasien HIV/AIDS dikarenakan sistem


imunnologis menurun seperti menurunnya jumlah limfosit CD4. Jika limfosit CD4
kurang dari 200 sel/mm3 merupakan faktor risiko terjadinya kandidiasis oral yaitu
munculnya infeksi jamur dari kelompok Candida. Pasien menjadi tidak nyaman dengan
menujukkan gejala-gejala yaitu panas terbakar, perubahan rasa dan kesulitan menelan
cairan maupun makanan padat, kadangkadang asimtomatik. Infeksi pada bagian oral
disebabkan oleh bakteri Coliform, Staphycoccus, Streptococcus dan sebagian besar
disebabkan oleh kelomok jamur Candida yang menyebabkan kandidiasis oral.

Infeksi oportunistik dapat menyerang berbagai macam organ, seperti saluran napas,
saluran pencernaan, neurologis, kulit dan lain sebagainya, dari beberapa kasus yang
ditemui HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik banyak dijumpai di usia ±17 tahun, tinggi
pada laki laki dibandingkan perempuan, tingkat pendidikan yang kurang, pekerjaan-
pekerjaan yang berisiko lebih besar untuk terinfeksi, pasien yang mengalami anemia dan
pada status belum menikah lebih banyak dibandingkan dengan yang sudah menikah.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian infeksi oportunistik?

2. Apa penyebab infeksi oortunistik?

3. Apa saja jenis infeksi oportunistik?

4. Siapakah yang rentan mengalami infeksi oportunistik?

5. Bagaimana tanda dan gejala orang yang mengalami infeksi oportunistik?

6. Bagaimana pengobatan yang dilakukan untuk infeksi oportunistik?

7. Bagaimana upaya pencegahan infeksi oportunistik?

C. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian infeksi oportunistik.

2. Mahasiswa mampu mengetahui penyebab dari infeksi oportunistik.

3. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis infeksi oportunistik.

4. Mahasiswa mampu mengetahui kondisi yang rentan mengalami infeksi oportunistik.

5. Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala pada orang yang mengalami infeksi
oportunistik.

6. Mahasiswa mampu mengetahui pengobatan untuk yang terkena infeksi oportunistik.

7. Mahasiswa mampu mengetahui upaya yang dilakukan untuk pencegahan infeksi


oportunistik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Infeksi oportunistik adalah infeksi akibat virus, bakteri, jamur, atau parasit yang terjadi
pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Dengan kata lain, infeksi ini
mengambil kesempatan dari lemahnya daya tahan tubuh, untuk bisa berkembang.

Infeksi oportunitistik tidak menyerang orang yang sehat dan memiliki sistem kekebalan
tubuh yang baik. Namun, jika terjadi pada orang dengan daya tahan tubuh yang sangat
lemah, misalnya penderita AIDS, infeksi ini bisa menyebabkan kematian

B. PENYEBAB
Infeksi oportunistik disebabkan oleh infeksi berbagai kuman penyakit seperti virus,
bakteri, jamur, dan parasit yang berlangsung di dalam tubuh. Penularan penyakit bisa
melalui cara yang berbeda-beda, termasuk melalui udara, cairan tubuh, hingga lewat
makanan dan minuman.

Sel CD4 atau sel T adalah jenis sel darah putih yang bertugas secara spesifik untuk
melawan infeksi oleh berbagai macam mikroorganisme berbahaya (bakteri, virus, parasit,
jamur, dan lain sebagainya).

Dalam keadaan normal, manusia seharusnya bisa terus menghasilkan ribuan hingga
jutaan sel T untuk mendukung sistem imun. Namun, virus akan terus berkembang biak
dan merusak sistem imun. Akibatnya, seseorang yang terinfeksi akan memiliki daya
tahan tubuh yang lebih lemah daripada orang sehat.

Tanpa pengobatan yang baik, melemahnya daya tahan tubuh dalam jangka panjang
membuat pengidap rentan terhadap risiko infeksi. Sebuah infeksi pada pengidap HIV
disebut sebagai infeksi oportunistik karena berbagai macam mikroba penyebabnya
(bakteri, jamur, parasit, dan virus lainnya) muncul mengambil kesempatan selagi daya
tahan tubuh sedang lemah-lemahnya.

3
C. JENIS-JENIS INFEKSI OPORTUNITIS
Berikut ini adalah beberapa jenis infeksi oportunistik yang umum terjadi:

1. Candidiasis
Candidiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida yang bisa
muncul di bagian tubuh mana pun. Orang dengan infeksi HIV sering mengalami
candidiasis, terutama di mulut dan vagina.

2. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi oportunistik yang paling serius bagi penderita HIV. Infeksi
pneumonia yang biasa terjadi pada penderita HIV adalah Pneumocystis pneumonia
(PCP) yang dapat diobati dengan antibiotik.

3. Kanker serviks invasif


Kanker ini dimulai di dalam leher rahim (serviks), yang kemudian menyebar ke
bagian tubuh lainnya. Kemunculan kanker ini bisa dideteksi secara dini dan segera
ditangani bila dilakukan pemeriksaan skrining secara rutin, yaitu dengan Pap smear.

4. Cryptosporidiosis
Cryptosporidiosis adalah infeksi pada saluran cerna yang disebabkan oleh parasit
Criptosporidium. Penyakit ini mengakibatkan diare dengan feses yang cair. Pada
penderita HIV, penyakit ini bisa bertahan lebih lama dan menyebabkan gejala yang
lebih parah.

5. Herpes simpleks
Infeksi virus ini dapat menyebabkan munculnya gelembung kecil dan luka yang khas
di sekitar mulut dan alat kelamin. Herpes simpleks bisa menular lewat hubungan
seksual, bisa juga menular dari ibu ke bayinya melalui proses persalinan. Selain di
mulut dan kelamin, infeksi ini juga dapat menyerang saluran napas. Orang yang daya
tahan tubuhnya lemah lebih mudah terkena herpes simpleks, dan gejala yang
dialaminya juga akan lebih berat.

4
6. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii.
Pada orang sehat, infeksi ini umumnya tidak berbahaya. Namun, pada orang dengan
sistem kekebalan tubuh yang lemah, toksoplasmosis dapat menyerang otak dan
menyebabkan gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, kejang, hingga koma.

7. Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini
dapat menyebar melalui percikan ludah ketika penderitanya batuk, bersin, atau
bicara. Penderita HIV sangat mudah terkena penyakit TB. Bila tidak diobati,
penyakit ini dapat menyebabkan kematian.

D. KONDISI YANG RENTAN TERKENA INFEKSI OPORTUNISTIK


Infeksi oportunistik rentan terjadi pada orang dengan kekebalan tubuh yang lemah.
Terutama pada penderita HIV/AIDS (ODHA), dimana jumlah sel darah putih (CD4)
tidak cukup untuk melawan kuman dan penyakit karena mengalami penurunan yang
drastis hingga 200. Oleh karena itu, infeksi dapat terjadi dengan mudah. Bahkan bakteri
atau jamur yang biasanya tidak berbahaya dan hidup normal di dalam maupun di
permukaan tubuh dapat menimbulkan infeksi.

HIV termasuk penyakit seumur hidup. Apabila seorang penderita HIV mengalami infeksi
oportunistik, maka terdapat kemungkinan stadium infeksi HIV sudah berada di tahap
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).

Tidak hanya penyakit HIV yang bisa menyebabkan infeksi oportunistik. Semua kondisi
yang membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, tentu dapat menyebabkan
mudahnya terserang infeksi oportunistik.

Beberapa kondisi yang rentan terkena infeksi oportunistik diantaranya yaitu:

- Luka bakar yang parah


- Menjalani kemoterapi
- Diabetes
- Malnutrisi

5
- Leukemia
- Multiple

E. TANDA DAN GEJALA


Berbagai gejala yang bermunculan pada beberapa infeksi oportunistik yaitu:

1. Candidiasis

Infeksi candidiasis dapat memengaruhi kulit, kuku, dan selaput lendir di sekujur
tubuh, terutama pada mulut dan vagina. Namun, candidiasis hanya dianggap sebagai
infeksi oportunistik ketika menginfeksi esofagus (kerongkongan), saluran pernafasan
bawah, atau jaringan paru-paru yang lebih dalam. Gejala yang muncul akibat infeksi
oportunistik jenis candidiasis yaitu bitnik atau bercak putih di lidah atau tenggorokan.

2. Pneumonia atau Infeksi Paru (Pneumocystis)

Gejala dari infeksi oportunistik jenis pneumocystis meliputi batuk, demam, dan
kesulitan bernapas. Bahkan, dapat pula terjadi hal fatal berupa penyebaran infeksi
dari paru ke bagian tubuh lain. Infeksi oportunistik oleh jamur crytococcus
neoformans, misalnya, dapat menyebar ke kulit, tulang, dan/ atau saluran kemih.
Terkadang pneumonia dapat menyebar ke otak, sehingga menjadi salah satu
penyebab pembengkakan otak atau meningitis.

3. Kanker serviks invasif

Gejala dan tanda yang ditemukan saat terkena kanker serviks adalah perdarahan
abnormal, bercak, atau cairan encer dari vagina. Perdarahan yang terjadi dapat lebih
banyak dari biasanya dan juga perdarahan setelah berhubungan seks. Jika sudah
stadium lanjut, penderita kanker ini akan mengalami tanda-tanda seperti nyeri
panggul, masalah BAK, dan pembengkakan kaki. Jika kanker telah menyebar ke
organ-organ getah bening, kanker dapat mempengaruhi mekanisme organ-organ
tersebut.

4. Cryptosporidiosis

6
Seiring melemahnya sistem imun, sistem pencernaan dapat mengalami infeksi
oportunistik. Infeksi pencernaan diantaranya berupa cryptosporidiosis. Gejala yang
disebabkan oleh infeksi oportunistik jenis ini meliputi demam, muntah, dan diare
parah. Pada pengidap HIV/AIDS, komplikasi penyakit ini dapat menyebabkan
terjadinya penurunan berat badan secara drastis.

5. Herpes Simplex

Penyakit kelamin herpes yang termasuk dalam infeksi oportunistik disebabkan karena
adanya Herpes Simplex Virus (HSV) pada bagian tubuh. Herpes ditandai dengan
munculnya kutil kelamin dan sariawan di daerah mulut dan bibir. Pada penderita
HIV/AIDS, komplikasi herpes tidak hanya berupa pembentukan kutil kelamin. Tetapi
juga risiko pneumonia dan kanker serviks.

6. Toksoplasmosis

Gejala dari infeksi oportunistik jenis toksoplasmosis umumnya berupa demam, nyeri
otot, kelelahan, radang tenggorokan, serta pembengkakan kelenjar getah bening.
Infeksi toksoplasmosis pada bayi dan anak-anak umumnya ditularkan dari ibu selama
masa kehamilan.

Gejala lebih serius dapat dialami janin yang terinfeksi parasit ini pada trisemester
awal kehamilan, berupa kelahiran prematur, keguguran, atau kematian janin dalam
kandungan.

Sedangkan bayi yang lahir dengan kondisi terinfeksi Toxoplasma gondii akan
menunjukan gejala seperti kulit kekuningan, peradangan korion, pembesaran organ
hati dan limpa, ruam kulit, kejang, kepala lebih besar (hidrosefalus) atau kepala
tampak lebih kecil (mikrosefalus), gangguan intelektual atau retardasi mental,
kehilangan pendengaran, dan anemia.

Pada penderita gangguan kekebalan tubuh, gejala infeksi toksoplasmosis ditandai


dengan :

 Sulit bicara, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, pusing, tampak


bingung, kejang, hingga koma, jika toksoplasmosis menyerang otak.
7
 Ruam, demam, menggigil, lemas, dan sesak napas, jika toksoplasmosis menyebar
ke seluruh tubuh.
7. Tuberkulosis

Gejala infeksi oportunistik jenis Tuberkulosis (TB/TBC) meliputi batuk, kelelahan,


penurunan berat badan, demam, dan berkeringat di malam hari. Infeksi oportunistik
berupa tuberculosis juga dapat memengaruhi bagian tubuh lainnya. Seringkali terjadi
pada kelenjar getah bening, otak, ginjal, dan/ atau tulang.

F. PENGOBATAN INFEKSI OPRTUNISTIK


Pengobatan yang diberikan sesuai penyebab seperti antibiotik, obat antiradang, dan
pemberian nutrisi yang adekuat baik infus atau makanan minuman. Bila pasien dalam
keadaan terminal, penting untuk memberikan rasa nyaman pada pasien.

Beberapa jenis obat-obatan yang digunakan penderita infeksi oportunistik:

 Kotrimoksazol

Kotrimoksazol (kotri) adalah kombinasi dua obat antibiotik (antibakteri): trimetoprim


dan sulfametoksazol dalam satu pil. Kombinasi obat ini juga dikenal sebagai TMP/
SMX dan dipasarkan dengan beberapa nama merek, misalnya Bactrim. Antibiotik
menyerang infeksi yang disebabkan bakteri. Kotri juga dipakai untuk menyerang
beberapa infeksi yang disebabkan jamur, termasuk beberapa infeksi oportunistik
pada Odha.

 Flukonazol

Flukonazol adalah obat antijamur. Obat ini dipasarkan dengan nama merek Diflucan.
Tetapi versi generik dengan nama Fluconazole atau nama lain sama dengan versi
bermerek. Obat antijamur menyerang infeksi yang disebabkan oleh berbagai jenis
jamur. Flukonazol menyerang beberapa infeksi oportunistik pada Odha.

 Dapson

Dapson adalah obat antibiotik (anti- bakteri). Antibiotik menyerang infeksi yang
disebabkan bakteri. Dapson juga dipakai untuk menyerang beberapa infeksi
oportunistik (IO) pada Odha.
8
 Klaritromisin

Klaritromisin (clarithromycin) adalah obat antibiotik. Antibiotik melawan infeksi


yang disebabkan bakteri. Klaritro- misin ini juga dipakai untuk melawan beberapa
infeksi oportunistik (IO) pada Odha.

 Siprofloksasin

Siprofloksasin (ciprofloxacin atau sipro) adalah obat antibiotik. Antibiotik melawan


infeksi yang disebabkan bakteri. Sipro melawan banyak jenis bakteri. Obat ini juga
dipakai untuk melawan beberapa infeksi oportunistik (IO) pada Odha.

 Azitromisin

Azitromisin adalah obat antibiotik (antibakteri). Obat ini dipasarkan dengan beberapa
nama merek. Namun versi generik dengan nama azitromisin adalah sama dengan
versi bermerek, hanya harganya jauh lebih murah. Antibiotik menyerang infeksi yang
disebabkan bakteri. Azitromisin dipakai untuk menyerang beberapa infeksi opor-
tunistik pada Odha.

Makanlah makanan bergizi, gunakan masker pelindung bila berpergian, rajin mencuci
tangan dengan sabun, cukup istirahat dan hindari bergadang. makanlah makanan yang
terjaga kebersihannya. Makanlah buah atau bila perlu suplemen untuk antioksidan dan
meningkatkan daya tahan tubuh. Hindari kontak lama dengan penderita sakit tertentu
dikhawatirkan menular dan merugikan pasien.

G. PENCEGAHAN INFEKSI OPORTUNISTIK


Untuk mencegah infeksi oportunistik, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, yaitu:

 Terapkan gaya hidup sehat, termasuk melakukan seks yang aman.


Gunakan kondom saat berhubungan intim, untuk mencegah infeksi menular seksual.
 Cuci dan masak makanan dengan baik. Pastikan kebersihan peralatan masak yang
digunakan untuk mengolah makanan.
 Hindari mengonsumsi susu, daging, dan telur yang mentah atau kurang matang.

9
 Gunakan sarung tangan untuk mengambil kotoran hewan peliharaan, dan jauhkan
kucing dari dalam ruangan agar tidak membawa kuman yang dapat membahayakan
Anda.
 Hindari berbagi penggunaan sikat gigi atau handuk dengan orang lain.
 Hindari menelan atau meminum air yang langsung berasal dari kolam, danau, atau
sungai.
 Lakukan tes HIV secara rutin jika berisiko tinggi terkena infeksi ini. Konsultasi
kepada dokter terkait risiko Anda.
 Ikuti program vaksinasi yang diwajibkan dan dianjurkan oleh pemerintah untuk
menjaga kekebalan tubuh.
 Bagi wanita, lakukan pemeriksaan panggul dan Pap smear untuk mendeteksi kanker
atau infeksi.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa infeksi oportunistik (IO) adalah infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme yang menyerang sistem kekebalan tubuh baik dalam keadaan kondisi
normal maupun lemah yang menunggu ‘kesempatan’ yang tepat pada saat menyerang
seseorang. Dalam tubuh manusia terdapat banyak bakteri, jamur, dan virus namun sistem
kekebalan tubuh manusia biasanya pendapat mengendalikan kuman kuman tersebut. Pada
seseorang yang terkena HIV, IO akan menyerang pada saat jumlah CD4 nya kurang dari
200 cells/mm³. Saat ini HIV memiliki jumlah kematian yang tinggi, dimana yang dapat
mengancam hidup penderita HIV tidak hanya dari virus sendiri namun infeksi
oportunistik tetap menjadi penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas penderita yang
terinfeksi HIV. Infeksi oportunistik dapat disebabkan oleh bakteri (Tuberkulosis, infeksi
salmonella dan lainnya), virus (Herpes Simplex virus, cytomegalovirus dan lainnya),
jamur (kandidiasis, kriptokokosis pnemocystis jiroveci, dan lainnya), dan parasit (mis.
cryptosporidiosis dan lainnya).

Dan pengobatan yang diberikan sesuai penyebab seperti antibiotik, obat anti radang, dan
pemberian nutrisi yang adekuat baik infus atau makanan minuman. Bila pasien dalam
keadaan terminal, penting untuk memberikan rasa nyaman pada pasien. Dan makanlah
makanan yang bergizi, gunakan masker pelindung bila bepergian, rajin mencuci tangan
dengan sabun, cukup istirahat dan hindari begadang. Makanlah makanan yang terjaga
kebersihannya dan makanlah buah atau bila perlu suplemen untuk antioksidan dan
meningkatkan daya tahan tubuh. Hindari kontak mata dengan penderita sakit tertentu
dikawatirkan menular dan merugikan pasien.

11
B. SARAN
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah berpartisipasi di dalam
pembuatan makalah ini, sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Dengan adanya
makalah ini diharapkan teman-teman ataupun masyarakat dapat lebih memperhatikan
kesehatan , dan dapat lebih menanamkan pola kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga dapat mencapai tingkat kesehatan masyarakat yang lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Antonius, Fenita. 2018. Info Kesehatan. Penjelasan dan Pengobatan Untuk Infeksi
Oportunisik. Dalam https://www.alodokter.com/komunitas/topic/bakteri-8.

Pane, Merry Dame Cristy. 2019. Artikel. Infeksi Oportunisik Menyerang Sistem Kekebalan
Tubuh yang Lemah. Dalam https://www.alodokter.com/infeksi-oportunistik-menyerang-
sistem-kekebalan-tubuh-yang-lemah.

Savitri, Tania. 2017. Artikel. 8 Infeksi Oportunisik yang Paling Sering Menyerang pengidap
HIV/AIDS. Dalam https://hellosehat.com/seks/hivaids/infeksi-oportunistik-hiv-aids/.

Willy, Tjin. 2018. Artikel. Toksoplasmosis. Dalam


https://www.alodokter.com/toksoplasmosis.

13

Anda mungkin juga menyukai