Assalamualaikum wr.wb
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Atas izin dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa
kurang suatu apa pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di
hari akhir kelak.
Penulisan makalah berjudul “PRINSIP NON MALEFICENCE DALAM
KEPERAWATAN ” bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar
keperawatan. Pada makalah ini diuraikan tentang prinsip-prinsip dalam keperawatan.
Selain itu, diulas tentang peran perawat dalam pembuatan keputusan etik.
Akhirul kalam, kami dari kelompok 3 menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Besar harapan kami agar pembaca berkenan memberikan umpan
balik berupa kritik dan saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
berbagai pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG………………………………………………………………
2. TUJUAN…………………………………………………………………………….
3. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN ETIKA……………………………………………………………..
2. PENGERTIAN ETIK……………………………………………………………….
3. PENGERTIAN ETIKET……………………………………………………………
4. PRINSIP DAN KONSEP NON MALEFICENCE DALAM
KEPERAWATAN…………………………………………………………………..
5. PRINSIP DAN KODE ETIK KEPERAWATAN…………………………………..
6. PRINSIP DAN PASTIENT’S RIGHT…………………………………………….
7. PRINSIP DAN FAKTOR SOSIOKULTURAL…………………………………...
8. CONTOH KASUS NON MALEFICENCE DALAM
KEPERAWATAN…………………………………………………………………..
9. PERAN PERAWAT DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIK……………..
1. KESIMPULAN…………………………………………………………………....
2. SARAN…………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Keperawatan merupakan salah suatu profesi pemberi asuhan kepada
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat baik dalam keadaan sakit
maupun sehat. Salah satu indikator keberhasilan Rumah Sakit adalah kinerja
tenaga keperawatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang baik sesuai
dengan standar pelayanan keperawatan. Profesi perawat di Indonesia memiliki
proporsi relatif besar yaitu 40% dari jumlah tenaga kesehatan di Indonesia
sehingga baik buruk kinerja perawat menjadi salah satu indicator utama mutu
asuhan keperawatan di rumah sakit atau instansi kesehatan yang lain (Saragih,
2011,p.1).
2.Tujuan
Kelompok mampu memahami dan menjelaskan prinsip dasar
keperawatan non maleficence.
3. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari etika keperawatan?
2. Apa pengertian dari etik?
3. Apa pengertian dari etiket?
4. Apa itu prinsip non maleficence dalam keperawatan ?
5. Apa pengertian dari prinsip kode etik keperawatan?
6. Apa itu prinsip & patient’s right ?
7. Apa itu prinsip & faktor sosiokultural ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Etika
Etika adalah kata yang berasal dai yunani yaitu etos yang berarti
kebiasaan atau model perilaku, atau standar yang diharapkan dan kriteria
tertentu untuk suatu tindakan, etika juga dapat di artikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar atau
tidaknya suatu perbuatan. Maka dapat di artikan bahwa etika adalah
peraturan atau norma yang dapat di artikan sebagai acuan.
2. Pengertian Etik
Etik adalah ilmu yang mempelajari baik buruknya perbuatan secara
moral. Moral adalah perilaku yang di harapkan oleh masyarakat atau
merupakan standar yang harus di peratikan seorang bergabung dengan
kelompok atau anggota masyarakat tersebut. Etik juga diatur oleh kode etik.
Kode etik adalah pedoman tertulis yang mengatur tentang norma norma
berperilaku.
3. Pengertian Etiket
Etiket adalah kebiasaan yang telah disepakati bersama dan digunakan
sehari hari. Maka dapat di artikan bahwa etiket adalah perilaku seorang sehari
hari.
1) Mempertahankan dan mempertimbangkan serta mendapatkan asuhan keperawatan
dengan penuh perhatian
2) Memperoleh informasi terbaru, lengkap mengenai diagnosa, pengobatan dan progr
amrehabilitasi dari tim medis, dan informasi seharusnya dibuat untuk orang yang
tepatmewakili pasien, karena pasien mempunyai hak untuk mengetahui dari yang bert
anggung jawab danmengkoordinir asuhan keperawatannya.
3) Menerima informasi penting untuk memberikan persetujuan sebelum memulai ses
uatu prosedur atau pengobatan kecuali dalam keadaan darurat, mencakup beberapa ha
l penting,yaitu; lamanya ketidakmampuan, alternatif-alternatif tindakan lain dan siapa
yang akanmelakukan tindakan
4) Menolak pengobatan sejauh
yang diijinkan hukum dan diinformasikan tentangkosekwensi dari tindakan tersebut.
5) Setiap melakukan tindakan selalu mempertimbangkan privasinya termasuk asuhan
keperawatan, pengobatan, diskusi kasus, pemeriksaan dan tindakan, dan selalu
dijagakerahasiaannya dan dilakukan dengan hati-hati, siapapun yang tidak terlibat
langsung asuhankeperawatan dan pengobatan pasien harus mendapatkan ijin dari
pasien.
6) Mengharapkan bahwa semua komunikasi dan catatan mengenai asuhan keperawata
ndan pengobatannya harus diperlakukan secara rahasia.
7) Pasien mempunyai hak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ke tempat lain yang
lebih lengkap dan memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan rujukan
tersebut, danRumah Sakit yang ditunjuk dapat menerimannya
.8) Memperoleh informasi tentang hubungan Rumah Sakit dengan instansi lainnya, se
perti pendidikan dan atau instansi terkait lainnya sehubungan dengan asuhan yang dit
erimannya,Contoh: hubungan individu yang merawatnya, nama perawat dan
sebaginnya.
9) Diberikan penasehat/pendamping apabila Rumah Sakit mengajukan untuk terlibat
atau berperan dalam eksperimen manusiawi yang mempengaruhi asuhan atau pengob
atannya.Pasien mempunyai hak untuk menolak berpartisipasi dalam proyek
riset/penelitian tersebut.
11) Mengetahui peraturan dan ketentuan Rumah Sakit yang harus diikutinya sebagai
pasien
Ketika yang lain sibuk membaringkan pemuda yang tidak sadarkan diri tersebut,
salah satu orang mengatakan bahwa pemuda tersebut telapak tangan sebelah
kanannya masuk kedalam mesin penggilingan padi dan setelah 15 menit kemudian
telapak tangan pemuda tersebut baru dapat di keluarkan dari mesin penggilingan padi.
Pada pemeriksaan, dokter mendapatkan telapak tangan pemuda tersebut hancur.
Dokter bagus bertanya kepada orang-orangyang mengantar pemuda tadi apakah di
antara mereka ada keluarga dari pemuda tersebut. Dari serombongan orang tadi
keluar seorang perempuan, ia mengatakan bahwa ia adalah istri dari pemuda tersebut.
Dokter bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan
yang harus di lakukan adalah amputasi.
Disini dokter dan perawat bekerja sama menunjukan usahanya yaitu melakukan
amputasi dalam hal untuk meminimalisasi akibat buruk yang akan merugikan pasien,
seperti kehilangan nyawa akibat pendarahan.
9. peran perawat dalam mengambil keputusan etik pada prinsip non maleficence
Pada kasus di atas dokter adalah pihak yang membuat keputusan karena
dokterlah yang secara legal dapat memberikan instruksi untuk melakukan amputasi
pada pasien sesuai dengan diagnosa kedokteran. Namun hal ini perlu di diskusikan
dengam pasien dan keluarganya mengenai efek samping yang ditimbulkan dari proses
amputasi . perawat membatu pasien dan keluarga pasien dalam membuat keputusan
bagi dirinya. Perawat selalu mendampingi pasien dan terlibat langsung dalam asuhan
keperawatan yang dapat mengobservasi mengenai respon nyeri, control emosi, dan
mekanisme koping pasien, mengajarkan managemen nyeri, system dukungan dari
keluarga, dll.
BAB III
PENUTUPAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam masakalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini penulis banyak berharap para pembaca yang
budiman memberiakn kritikk dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan penulis makalah ini di kesempatan-kesempatan
berikutnya,.semoga makalah ini berghuna bagi poenyuulids pada khususnya juga para
pewmbaca yang budiman pada umumnya.
1. Kesimpulan
2. Saran
1. Pentingnya membuat standar praktek keperawatan yang jelas dan
dapat diprtanggung jawabkan.
2. Perlunya peraturan atau perundang-undangan yang mengatur dan
sebagai bentuk pelindung hukum baik pemberi dan penerima praktek
keperawatan.
3. Kode etik di Indonesia yang sudah ada perlu didukung dengan adnya
perangkat-perangkat aturan yang jelas agar dapat dilaksanakan secara
baik dilapangan.
4. Sebgai seorang mahasiswa,khususnya mahasiswa fakultas
keperawatan kita harus mengetahui dengan pasti segala bentuk etim
maupun isu etik keperawatan,dan makalah ini merupakan salah satu
bagian pembelajran yg sesuai.
DAFTAR PUSTAKA