Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MK ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

DOSEN MK : TAKDIR TAKHIR, S.Kep., Ns., M.Kes.

KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI

By :

ABDURRAHMAN
P4200216010

PRODI STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat, Hidayat serta karunia-
Nya sehingga tugas Makalah ini dapat diselesaikan dengan lancar dan baik.
Penyusunan makalah ini di ambil dari berbagai macam sumber/refensi yaitu di
beberapa buku, website dan sumber lainnya.
Saya sebagai penyusun menyadari bahwa penyusunan tugas makalah ini dapat
selesai karena adanya niat baik saya untuk mengejar impian dan ilmu, oleh karena itu
pada kesempatan ini saya sebagai penyusun menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya.
Saya sebagai penyusun juga menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan lapang dada saya menerima
kritikan dan saran yang konstruktif dari Dosen mata kuliah “Etika dan Hukum
Kesehatan” demi penyempurnaan tugas-tugas kuliah di masa yang akan datang
Akhirnya saya sebagai penyusun berharap Makalah ini bisa menjadi sumber
referensi bagi insan akademik dan memberikan manfaat yang banyak bagi para pembaca.
A m i n.

September 2016
Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberadaan perawat di Indonesia diperkirakan baru bermula pada awal abad ke-
19,adanya perawat saat itu adalah dikarenakan adanya upaya tenaga medis untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga diperlukan tenaga yang dapat.
Tenaga tersebut dididik menjadi seorang perawat melalui pendidikan magang yang
berorientasi pada penyakit dan cara pengobatannya. Sampai dengan perkembangan
keperawatan di Indonesia pada tahun 1983 PPNI melakukan Lokakarya Nasional
Keperawatan di Jakarta, melalui lokakarya tersebut perawat bertekad dan bersepakat
menyatakan diri bahwa keperawatan adalah suatu bidang keprofesian.
Perkembangan profesionalisme keperawatan di Indonesia berjalan seiring dengan
perkembangan pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan perawat
profesional pemula adalah bagi mereka yang berlatar belakang pendidikan Diploma III
keperawatan. Program ini menghasilkan perawat generalis sebagai perawat professional
pemula, dikembangkan dengan landasan keilmuan yang cukup dan landasan professional
yang kokoh.
Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan melalui
berbagai cara dan pendekatan antara lain : Mengembangkan system seleksi kepengurusan
melalui penetapan criteria dari berbagai aspek kemampuan, pendidikan, wawasan,
pandangan tentang visi dan misi organisasi, dedikasi serta keseterdiaan waktu yang
dimiliki untuk organisasi selain itu juga Memiliki serangkaian program yang kongkrit dan
diterjemahkan melalui kegiatan organisasi dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah.
Prioritas utama adalah rogram pendidikan berkelanjutan bagi para anggotanya. Namun
yang paling vital adalah Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap anggota
memperoleh penghargaan yang sesuai dengan pendidikan dan kompensasi masing-
masing, serta Mengembangkan program latihan kepemimpinan, sehingga tenaga
keperawatan dapat berbicara banyak dan memiliki potensi untuk menduduki berbagai
posisi di pemerintahan atau sektor swasta.

3
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah memahami konsep
Keperawan, Profesi, ciri ciri profesi dan mengapa keperawatan dikatakn sebagai profesi??
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian tentang “Keperawatan”
2. Mengetahui pengertian tentang “Profesi”
3. Mengetahui pengertian tentang ciri-ciri profesi
4. Mengapa Keperawatan dikatakan sebagai sebuah profesi”

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keperawatan
Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberikan pelayanan
yang berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu. Keperawatan juga
diartikan sebagai konsekuensi penting bagi individu yang menerima pelayanan, profesi
ini memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh seseorang, keluarga atau
kelompok di komunitas. (Committee on Education American Nurses Association
(ANA), 1965).
WHO Expert Committee on Nursing dalam Aditama (2000) mengatakan bahwa,
pelayanan keperawatan adalah gabungan dari ilmu kesehatan dan seni
melayani/memberi asuhan (care), suatu gabungan humanistik dari ilmu pengetahuan,
filosofi keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi dan ilmu sosial.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
aspek kehidupan manusia. (Lokakarya Nasional, 1983).
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu
bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada
perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,
mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti
perkembangan zaman.
Keperawatan merupakan salah satu profesi dalam dunia kesehatan.Sebagai
profesi, tentunya pelayanan yang diberikan harus professional, sehingga perawat/ners
harus memiliki kompetensi dan memenuhi standar praktik keperawatan, serta
memperhatikan kode etik dan moral profesi agar masyarakat menerima pelayanan dan
asuhan keperawatan yang bermutu. Tetapi bila kita lihat realita yang ada, dunia
keperawatan di Indonesia sangat memprihatinkan. Fenomena “gray area” pada
berbagai jenis dan jenjang keperawatan yang ada maupun dengan profesi kesehatan

5
lainnya masih sulit dihindari.
Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, ikut
menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan
jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan
kontribusi yang unik terhadap bentuk layanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang
relatif, berkelanjutan, koordinatif, dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi,
menekankan kepada bentuk pelayanan profesional yang sesuai dengan standar dengan
memperhatikan kaidah etik dan moral. Sehingga pelayanan yang diberikan dapat
diterima oleh masyarakat dengan baik. (Kozier B, Erb, & Blais Kathleen, 1997)
Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan pelayanan
keseahatan guna untuk meningkatkan keseahatan bagi masyarakat. Keperawatan
ternyata sudah ada sejak manusia itu ada dan hingga saat ini profesi keperawatan
berkembang dengan pesat. Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia tidak
hanya berlangsung di tatanan praktik, dalam hal ini layanan keperawatan, tetapi juga di
dunia pendidikan keperawatan. Tidak asing lagi, pendidikan keperawatan memberi
pengaruh yang besar terhadap kualitas pelayanan keperawatan. Karenanya perawat
harus terus meningkatkan potensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan
keperawatan yang berkelanjutan.

B. Pengertian tentang “Profesi”


a. Howard M. Vollmer dan Donald L. Mills (1966) mengatakan,
 Profesi adalah sebuah jabatan yang memerlukan kemampuan intelektual khusus,
yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan untuk
menguasai keterampilan atau keahlian dalam melayani atau member advis pada
orang lain dengan memperoleh upah atau gaji dalam jumlah tertentu.
 Profesi adalah suatu kompetensi khusus yang memerlukan kemampuan intelektual
tinggi yang mencakup penguasaan atau didasari oleh pengetahuan tertentu.
b. Moh. Uzer Usman (1991), guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu
jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan
ini tidak sembarang orang dapat melakukan diluar bidang pendidikan.

6
C. Mengetahui tentang ciri-ciri profesi
1. Adapun keperawatan sebagai suatu profesi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Memberi pelayanan atau asuhan dan melakukan penelitian sesuai dengan
kaidah ilmu dan keterampilan serta kode etik keperawatan.
b. Telah lulus dari pendidikan pada Jenjang Perguruan Tinggi (JPT) sehingga
diharapkan mampu untuk :
a) Bersikap professional,
b) Mempunyai pengetahuan dan keterampilan professional,
c) Memberi pelayanan asuhan keperawatan professional, dan
d) Menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan.
e) Mengelola ruang lingkup keperawatan berikut sesuai dengan kaidah
suatu profesi dalam bidang kesehatan, yaitu :
f) Sistem pelayanan atau asuhan keperawatan
g) Pendidikan atau pelatihan keperawatan yang berjenjang dan berlanjut
h) Perumusan standar keperawatan (asuhan keperawatan, pendidikan
keperawatan registrasi atau legislasi), dan
i) Melakukan riset keperawatan oleh perawat pelaksana secara terencana
dan terarah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
j) Persyaratan tersebut melekat dalam dasar keperawatan profesional.
Kualitas dari perawatan yang diberikan tidak dapat diukur oleh waktu.
Mata berseri, senyum yang berkembang, sentuhan yang lembut tidak
membutuhkan waktu yang ekstra, hal ini diperlihatkan dalam asuhan
keperawatan. Kualitas penting adalah sukar dipahami, barangkali tidak
terlukiskan. Tetapi, bila Anda bertemu perawat yang memiliki semuanya
Anda akan mengetahui.
2. Jenis Profesi
Berbagai jenis profesi dalam tataran kehidupan sosial manusia modern,
antara lain :
a. Dentist / Dokter Gigi

7
Kedokteran Gigi, yang merupakan bagian dari stomatology, adalah cabang
kedokteran yang terlibat dalam evaluasi, diagnosis, pencegahan, dan bedah
atau non-bedah pengobatan penyakit, gangguan dan kondisi rongga mulut,
daerah maksilofasial dan berdekatan dan terkait struktur dan dampaknya
terhadap tubuh manusia. Kedokteran Gigi secara luas dianggap perlu untuk
kesehatan secara keseluruhan. Mereka yang praktek kedokteran gigi dikenal
sebagai dokter gigi. Tim pembantu dan pendukung dokter gigi dalam
menyediakan layanan kesehatan mulut, meliputi asisten gigi, hygienists gigi,
teknisi gigi, dan terapis gigi.
b. Perawat
Perawat adalah kesehatan profesional yang bekerja sama dengan anggota
lain dari tim perawatan kesehatan, bertanggung jawab untuk: pengobatan,
keselamatan, dan pemulihan akut atau kronis orang sakit :promosi kesehatan
dan pemeliharaan dalam keluarga, komunitas dan populasi, dan, pengobatan
keadaan darurat yang mengancam nyawa dalam berbagai macam pengaturan
perawatan kesehatan. Perawat melakukan berbagai fungsi klinis dan non-
klinis yang diperlukan untuk penyampaian perawatan kesehatan, dan juga
mungkin terlibat dalam riset medis dan keperawatan.
Kedua peran perawatan dan pendidikan pertama kali didefinisikan oleh
Florence Nightingale’s, berikut pengalamannya merawat orang yang terluka
dalam Perang Krimea. Sebelumnya, perawat dianggap perdagangan dengan
praktek umum yang standar atau didokumentasikan. Konsep Nightingale’s
digunakan sebagai pedoman untuk membangun sekolah-sekolah perawat di
awal abad kedua puluh, yang sebagian besar program pelatihan berbasis
rumah sakit menekankan pengembangan seperangkat keterampilan klinis.
(Leshe N, 1997)
c. Apoteker
Apoteker adalah tenaga kesehatan yang mempraktekkan ilmu farmasi.
Dalam peran tradisional mereka, apoteker biasanya mengambil permintaan
untuk obat-obatan dari penyedia resep kesehatan dalam bentuk resep
perawatan medis, mengevaluasi kesesuaian resep, membagikan obat kepada

8
pasien dan nasihat mereka tentang penggunaan yang tepat dan efek samping
obat itu. Dalam hal ini peran apoteker bertindak sebagai perantara belajar
antara dokter dan pasien dan dengan demikian memastikan penggunaan yang
aman dan efektif obat. Apoteker juga berpartisipasi dalam pengelolaan
penyakit-negara, dimana mereka mengoptimalkan dan memantau terapi obat
atau menginterpretasikan hasil laboratorium medis – bekerja sama dengan
dokter dan atau profesional kesehatan lainnya. Apoteker memiliki banyak
bidang keahlian dan sumber penting dari pengetahuan medis di klinik, rumah
sakit, laboratorium kesehatan dan farmasi komunitas di seluruh dunia.
Apoteker juga memegang posisi dalam industri farmasi serta dalam
pendidikan farmasi dan penelitian dan lembaga pembangunan.
d. Dokter
Seorang dokter juga dikenal sebagai dokter medis, dokter, atau cukup
dokter-praktek profesi kedokteran kuno, yang berkaitan dengan memelihara
atau memulihkan kesehatan manusia melalui penelitian, diagnosis, dan
perawatan penyakit atau cedera. Ini benar membutuhkan secara baik suatu
pengetahuan yang terperinci dari disiplin akademis (seperti anatomi dan
fisiologi) penyakit yang mendasari dan pengobatan mereka -ilmu kedokteran-
dan kompetensi juga diterapkan layak dalam praktiknya -seni atau kerajinan
obat.
Kedua peran dokter dan makna dari kata itu sendiri bervariasi secara
signifikan di seluruh dunia, tetapi secara umum dipahami, etika
mengharuskan obat dokter menunjukkan pertimbangan, kasih sayang dan
kebajikan bagi pasien mereka.
e. Professor
Arti kata profesor (Latin: professor, orang yang mengaku menjadi ahli
dalam beberapa seni atau ilmu, guru berpangkat tinggi) bervariasi menurut
negara. Di negara-negara berbahasa Inggris kebanyakan mengacu pada
akademik senior yang memegang kursi departemen, terutama sebagai kepala
departemen, atau kursi pribadi diberikan secara khusus untuk individu
tersebut. Ini adalah kasus di negara-negara Persemakmuran (kecuali Kanada)

9
dan Republik Irlandia (yang merupakan mantan anggota Commonwealth).
Namun, di Amerika Serikat dan Kanada professor adalah gelar yang
diberikan kepada kelompok yang jauh lebih besar dari guru-guru senior di
dua dan empat tahun perguruan tinggi dan universitas.
f. Guru
Dalam pendidikan, guru adalah orang yang menyediakan pendidikan
bagi orang lain. Seorang guru yang memfasilitasi pendidikan untuk setiap
siswa juga dapat digambarkan sebagai seorang tutor pribadi. Peran guru
sering formal dan berkelanjutan, yang dilakukan dengan cara pekerjaan atau
profesi di sekolah atau tempat pendidikan formal lainnya. Di banyak negara,
seseorang yang ingin menjadi guru di sekolah-sekolah negeri yang didanai
harus terlebih dahulu memperoleh kualifikasi profesional atau mandat dari
sebuah universitas atau perguruan tinggi. Kualifikasi profesional ini dapat
mencakup studi tentang pedagogi, ilmu mengajar. Guru harus melanjutkan
pendidikan mereka setelah mereka menerima gelar mereka dari sebuah
college atau universitas. Guru dapat menggunakan rencana pelajaran untuk
memfasilitasi belajar siswa, memberikan suatu program studi yang
mencakup kurikulum standar. Peran guru dapat bervariasi antar budaya.
Guru mengajarkan melek huruf dan menghitung, atau beberapa mata
pelajaran sekolah lain. Guru-guru lain dapat memberikan instruksi dalam
pengerjaan atau pelatihan kejuruan, Seni, agama atau spiritualitas,
kewarganegaraan, peran masyarakat, atau keterampilan hidup. Di beberapa
negara, pendidikan formal dapat terjadi melalui home schooling.
Belajar secara informal dapat dibantu oleh seorang guru menempati
peran sementara atau berkelanjutan, seperti orang tua atau saudara atau
dalam sebuah keluarga, atau oleh siapapun dengan pengetahuan atau
keterampilan dalam pengaturan masyarakat luas. Guru agama dan spiritual,
seperti guru, mullah, pendeta rabbi pendeta muda / dan biksu mungkin
mengajarkan teks-teks keagamaan seperti Quran, Taurat atau Alkitab.

10
g. Scientist / Ilmuwan
Seorang ilmuwan dalam arti luas, adalah setiap orang yang melakukan
kegiatan sistematis untuk memperoleh pengetahuan atau individu yang
bergerak dalam praktek-praktek tersebut dan tradisi-tradisi yang dikaitkan
dengan sekolah-sekolah pemikiran atau filsafat. Dalam arti lebih terbatas,
ilmuwan adalah seseorang yang menggunakan metode ilmiah. Orang dapat
menjadi ahli dalam satu atau lebih bidang ilmu. Artikel ini berfokus pada
penggunaan lebih terbatas dari kata itu.
Peran sosial yang sebagian sesuai dengan ilmuwan modern dapat
diidentifikasi akan kembali setidaknya sampai filsafat alam abad ke-17,
namun jangka ilmuwan jauh lebih baru. Sampai akhir 19 atau awal abad ke-
20, mereka yang mengejar ilmu pengetahuan yang disebut ‘filsuf alam’ atau
‘orang sains’.
D. Kriteria Profesi
Menurut Gary dan Pratt (1991), Kiozer Erb dan Wilkinson (1995)
mengemukakan karakteristik professional sebagai berikut :
a. Konsep misi yang terbuka terhadap perubahan
b. Penguasaan dan penggunaan pengetahuan teoritis
c. Kemampuan menyelesaikan masalah
d. Pengembangan diri secara berkesinambungan
e. Pendidikan formal
f. System pengesahan terhadap kompetensi
g. Penguatan secara legal terhadap standart professional
h. Praktik berdasarkan etik
i. Hukum terhadap malpraktik
j. Penerimaan dan pelayanan pada masyarakat
k. Perbedaan peran antara pekerja professional dengan pekerjaan lain dan
membolehkan praktik yang otonom.

11
E. Mengapa Keperawatan dikatakan sebagai sebuah profesi”
F. Beberapa hal yang menjadikan keperawatan sebagai profesi adalah sebagai
berikut :
1. Landasan ilmu pengetahuan yang jelas (Scientific Nursing). Landasan ilmu
pengetahuan keperawatan yang dimaksud itu adalah diantaranya cabang ilmu
keperawatan klinik, ilmu keperawatan dasar, cabang ilmu keperawatan komunitas ,
cabang ilmu penunjang.
2. Mempunyai kode etik profesi. Satu hal bahwa keperawatan adalah profesi salah
satunya mempunyaikode etik keperawatan. Kode etik keperawatan pada tiap negara
berbeda-beda akan tetapi pada prinsipnya adalah sama yaitu berlandaskan etika
keperawatan yang dimilikinya, dan di negara Indonesia memiliki kode etik
keperawatan yang telah ditetapkan pada musyawarah nasional dengan nama kode
etik keperawatan Indonesia.
3. Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi. Perawat sebagai profesi
karena Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan keperawatan telah dikembangkan
dengan mempunyai standar kompetensi yang berbeda-beda mulai dari jenjang DIII
Keperawatan sampai dengan S3 akan dikembangkan.
4. Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi.
Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional.
Oleh karena itu sistem pemberian asuhan keperawatan (askep) dikembangkan sebagai
bagian integral dari sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
terdapat di setiap tatanan pelayanan kesehatan. Pelayanan / askep yang dikembangkan
bersifat humanistik/menyeluruh didasarkan pada kebutuhan klien, berpedoman pada
standar asuhan keperawatan dan etika keperawatan.
5. Mempunyai perhimpunan Organisasi Profesi. Perawat dikatakan sebagai profesi
karena keperawatan memiliki organisasi profesi sendiri yaitu PPNI. Profesi perawat
diakui karena memang keperawatan harus memiliki organisasi profesi yakni yang disebut
denganPPNI. organisasi profesi ini sangat menentukan keberhasilan dalam upaya
pengembangan citra keperawatan sebagai profesi serta mampu berperan aktif dalam
upaya membangun keperawatan profesional dan berada di garda depan dalam inovasi

12
keperawatan di Indonesia.
6. Pemberlakuan Kode etik keperawatan. Profesi perawat dikatakan sebagai sebuah
profesi karena dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat profesional selalu
menunjukkan sikap dan tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode etik
keperawatan.
7. Otonomi keperawatan memiliki kemandirian, wewenang, dan tanggung jawab untuk
mengatur kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam memberikan askep dan
menetapkan standar asuhan keperawatan melalui proses keperawatan, penyelenggaraan
pendidikan, riset keperawatan dan praktik keperawatan dalam bentuk legislasi
keperawatan ( KepMenKes No.1239 Tahun 2001 ).
Hall (1968) memberikan gambaran tentang suatu profesi yaitu suatu pekerjaan
yang harus melalui proses empat tahapan antara lain :
1) Memperoleh badan pengetahuan dari institusi pendidikan tinggi
2) Menjadi pekerjaan utama
3) Adanya organisasi profesi
4) Terdapat kode etik
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam
menentukan tindakannya didasarkan pada ilmu pengetahuan serta memiliki
keterampilan yang jelas dalam keahliannya.
Dengan adanya perkembangan keperawatan dari kegiatan yang sifatnya rutin
yang menjadi pemenuhan kebutuhan berdasarkan ilmu, membawa suatu perubahan
yang sangat besar dalam dunia keperawatan karena pelayanan yang semula hanya
berdasarkan pada insting dan pengalaman menjadi pelayanan keperawatan profesional
berdasarkan ilmu dan teknologi keperawatan yang selalu berubah sesuai dengan
kemajuan zaman. Perawatan sebagai profesi mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Memiliki body of knowledge
Perawat bekerja dalam kelompok dan dilandasi dengan teori yang spesifik dan
sistematis yang dikembangan melalui penelitian. Penelitian keperawatan yang
dilakukan pada tahun 1940, merupakan titik awal perkembangan keperawatan.
Menurut Potter dan Perry (1997), perawat telah memperlihatkan diri sebagai
profesi dan dapat terlihat adanya pengetahuan keperawatan telah dikembangkan

13
melalui teori-teori keperawatan. Model teori memberikan kerangka kerja bagi
kurikulum dan praktik klinis keperawatan. Teori keperawatan mendorong ke arah
penelitian yang meningkatkan dasar ilmiah untuk praktik keperawatan.
2. Berhubungan dengan nilai-nilai sosial
Kategori ini mendorong profesi untuk mendapatkan penghargaan yang cukup
baik dari masyarakat. Keperawatan telah diberi kepercayaan untuk menolong dan
melayani orang lain/klien. Pada awalnya perawat diharapkan dapat menyisihkan
sebagian besar waktunya untuk melayani, tetapi dengan semakin berkembangnya ilmu
keperawatan tuntutan tersebut telah bergeser, perawat juga mengharapkan kompensasi
dan mempunyai kehidupan yang lain disamping perannya sebagai perawat.
Tetapi, masih ada sebagian masyarakat yang belum mengetahui bahwa perawat
adalah sebuah profesi. Untuk itu perlu adanya usaha dari perawat itu sendiri agar dapat
meyakinkan masyarakat guna mendapatkan pengakuan sesuai dengan yang
diinginkannya.
3. Masa pendidikan
Kategori ini mempunyai empat bagian tambahan yaitu isi pendidikan, lamanya
pendidikan, penggunaan simbol dan proses idealisme yang dituju serta tingkatan dari
spesialisasi yang berhubungan dengan praktik. Menurut Nightingale pendidikan
keperawatan harus melibatkan dua area penting yaitu teori dan praktik yang sampai
saat ini masih dianut. Perkembangan pendidikan keperawatan dewasa ini sama dengan
bidang ilmu yang lain, yaitu pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi menimbulkan
perubahan yang sangat berarti bagi perawat terhadap cara pandang asuhan
keperawatan secara bertahap keperawatan beralih dari yang semulai berorientasi pada
tugas menjadi berorientasi pada tujuan yang berfokus pada asuhan keperawatan yang
efektif serta menggunakan pendekatan holisitik dan proses keperawatan.
4. Motivasi
Motivasi bukan hanya secara individu tetapi juga menyeluruh dalam kelompok.
Motivasi diartikan sebagai suatu perhatian yang mengutamakan pelayanan kelompok
keperawatan kepada klien. Ada beberapa pendapat bahwa saat ini anak-anak muda
menginginkan menempuh pendidikan tinggi agar dapat mempunyai kehidupan yang
lebih baik seperti mendapatkan gaji lebih, kekuasaan, status disamping pekerjaan yang

14
dilakukannya. Biasanya karakteristik ini tidak diasosiasikan dengan profesi
keperawatan, walaupun demikian banyak perawat yang melakukan pelayanannya
dengan berorientasikan kepada klien/pasien mereka dengan baik.
5. Otonomi
Profesi mempunyai otonomi untuk regulasi dan membuat standar bagi
anggotanya. Hak mengurus diri sendiri merupakan salah satu tujuan dari asosiasi
keperawatan, karena hal ini juga berarti keperawatan mempunyai status dan dapat
mengontrol seluruh kegiatan praktik anggotanya. Otonomi juga dapat diartikan sebagai
suatu kebebasan dalam bekerja dan pertanggungjawaban dari suatu tindakan yang
dilakukannya.
6. Komitmen
Komitmen perawat juga dapat menurun, hal ini terjadi karena kebanyakan dari
perawat adalah wanita, yang harus membagi perhatiannya dengan keluarga, sehingga
mereka sering mengalami konflik yang berkepanjangan dan kadang-kadang harus
keluar dari pekerjaannya.

Orientasi karir juga merupakan salah satu ciri dari komitmen, karena dengan
adanya pengembangan karir melalui pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi membuat
perawat dapat bekerja dengan lebih baik dan bertanggung jawab dalam melakukan
asuhan keperawatan.
7. Kesadaran bermasyarakat
Kesadaran bermasyarakat bagi perawat diartikan sebagai anggota kelompok
yang ikut mengambil bagian dalam persamaan pedoman, nasib serta memiliki
kebudayaan tersendiri. Perawat mempunyai simbol-simbol yang dikenal masyarakat
sebagai ciri yang khas dari sebuah profesi seperti seragam putih, pin dan cap.
8. Kode etik
Etika keperawatan merujuk pada standar etik yang membimbing perawat dalam
praktik sehari-hari seperti jujur terhadap pasien, menghargai pasien atas hak-hak yang
dirahasiakannya dan beradvokasi atas nama pasien.
Etika keperawatan ditujukan untuk mengidentifikasi, mengorganisasikan,
memeriksa dan membenarkan tindakan-tindakan kemanusiaan dengan menerapkan

15
prinsip-prinsip tertentu, selain itu juga menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang
secara suka rela diemban oleh perawat dan mencari informasi mengenai dampak dari
keputusan-keputusan perawat yang mempengaruhi kehidupan dari pasien dan
keluarganya. Ciri dari praktik profesional adalah adanya komitmen yang kuat terhadap
kepedulian individu, khususnya kekuatan fisik, kesejahteraan dan kebebasan pribadi,
sehingga dalam praktik selalu melibatkan hubungan yang bermakna.
Sedangkan, menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper
(1993) serta Berger dan Williams (1992), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a) Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk menyelesaikan masalah
dalam tatanan praktik keperawatan.
b) Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada masyarakat.
c) Pendidikan yang mmenuhi standart dan diselenggarakan di perguruan tinggi atau
universitas.
d) Pengendalian terhadap standart praktik.
e) Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan.
f) Karir seumur hidup
g) Fungsi mandiri
Mengingat pentingnya pembinaan bagi tenaga keperawatan agar dapat bekerja
dengan baik maka perlu adanya pemahaman tentang fungsi dari asosiasi keperawatan
yang terdiri dari:

a. Penetapan standar praktik, pendidikan dan pelayanan keperawatan.

b. Menetapkan kode etik bagi perawat.

c. Menetapkan sistem kredensial dalam keperawatan.

d. Menetapkan untuk ikut berinisiatif dalam legislasi, program pemerintah, kebijakan


kesehatan nasional dan internasional.

e. Mendukung adanya sistem pendidikan yang baik, evaluasi dan perhatian dalam
keperawatan.

f. Adanya agensi sentral untuk mengoleksi, menganalisa dan desiminasi dari informasi

16
yang relevan dengan keperawatan.

g. Promosi dan proteksi ekonomi dan kesejahteraan bagi perawat.

h. Membina kepemimpinan bagi perawat baik untuk tingkat nasional maupun


internasional.

i. Membina sikap profesionalisme bagi perawat.

j. Menyelenggarakan program secara benar.

k. Memberikan pelayanan masalah-masalah politik pada perawat.

l. Menjaga terjadinya komunikasi bagi seluruh anggotanya.

m. Menyediakan advokasi bagi anggotanya.

n. Berbicara dan menjelaskan tentang profesi keperawatan kepada pihak lain.

o. Melindungi dan mempromosikan kemajuan kesejahteraan manusia yang terkait


dengan perawat kesehatan. (Ma`rifin Husin, 1999)
1. Peran, Fungsi, dan Nursing Arts
1.2 Peran Perawat
Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari :
a. Sebagai pemberi asuhan keperawatan
b. Sebagai advokat klien (pemberi pelayanan pada klien)
c. Sebagai educator (membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan)
d. Sebagai koordinator (mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi
pelayanan kesehatan dari tim kesehatan)
e. Sebagai kolaborator (perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter, fisioterapi, ahli gizi dll dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan)
f. Sebagai konsultan (tempat konsultasi dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis & terarah)
g. Sebagai pembaharu
Menurut Lokakarya Nasional tentang keperawatan tahun 1983, peran perawat untuk

17
di Indonesia disepakati sebagai :
a) Pelaksana Keperawatan
b) Pengelola (Administrator)
c) Pendidik
d) Peneliti
2.2 Fungsi Perawat
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan.
Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat
primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk
pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan. Keadaan ini
tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun
lainnya.
2.3 Kiat Keperawatan (Nursing Arts)
Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan
intelektual, keterampilan teknikal dan keterampilan interpersonal serta menggunakan
proses keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimal
berbentuk pelayanan bio-psiko – sosial dan spiritual yang komprehensif.
Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat
untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni
dalam arti menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan
kepuasan pada klien. Kiat – kiat itu adalah :
a. Caring, artinya memberikan perhatian dan pelayanan yang baik pada pasien.

18
b. Sharing, artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi
dengan kliennya.
c. Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk
meningkatkan rasa nyaman klien.
d. Crying, atinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya.
e. Thouching, artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan
komunikasi simpatis yang memiliki makna (Barbara, 1994).
f. Helping, artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya.
g. Believing in other, artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat
dan kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
h. Learning, artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan
keterampilannya.
i. Respecting, artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang
lain dengan menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
j. Listening, artinya mau mendengar keluhan kliennya.
k. Feeling, artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan
duka , senang, frustasi dan rasa puas klien.
l. Accepting, artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum
menerima orang lain.
Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki unsur – unsur penting yang
bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan yaitu respon
manusia sebagai fokus telaahan, kebutuhan dasar manusia sebagai lingkup
garapan keperawatan dan kurang perawatan diri merupakan basis intervensi
keperawatan baik akibat tuntutan akan kemandirian atau kurangnya kemampuan.
Keperawatan juga merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat terapeutik
atau kegiatan praktik keperawatan yang memiliki efek penyembuhan terhadap
kesehatan (Susan, 1994 : 80).

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan melihat definisi, ciri profesi yang telah disebutkan diatas dapat kita
analisis bahwa keperawatan di Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu profesi. Karena
memiliki ciri-ciri dari profesi yaitu mempunyai body of knowledge, berhubungan dengan
nilai-nilai sosial, masa pendidikan, motivasi, otonomi, komitmen, kesadaran
bermasyarakat, dan kode etik.

Keperawatan sebagai suatu profesi adalah salah satu pekerjaan bagian dari tim
kesehatan, yang ikut bertanggung jawab dalam membantu klien sebagai individu,
keluarga, maupun sebagai masyarakat, baik dalam kondisi sehat ataupun sakit, yang
bertujuan untuk tercapainya pemenuhan kebutuhan dasar klien, dalam mempertahankan
kondisi kesehatan yang optimal, dalam menentukan tindakan keperawatan harus
didasarkan pada ilmu pengetahuan, komunikasi interpersonal serta memiliki keterampilan
yang jelas dalam keahliannya.

B. Saran
Penyusun berharap agar semua perawat dapat meningkatkan kualitas kerjanya
dan mampu menjadi seseorang yang profesional dalam bidang keperawatan yang
dipilih. Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai calon perawat harus terus
meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan
yang berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari keperawatan
internasional. Selain itu, sebagai calon perawat kita sebaiknya mempelajari
bagaimana sejarah perkembangan dunia keperawatan yang ada, sehingga kita lebih

20
mengenal bagaimana profesi keperawatan dan melalui hal itu kita bisa belajar
menghargai profesi yang kita jalani.

DAFTAR PUSTAKA

Kozier Barbara. Erb Glenora & Blais Kathleen (1997). Profesional nursing
Practice, California : Addison-Wesley

Leshe Nicoll .(1997). Perspective Nursing Theori, Philadelphia : JB Lippineott Company

Ma`rifin Husin (1999). Pengembangan Keperawatan sebagai


Profesi di Indonesia, Jakarta : CHS

Nicoll, L.H. (1992). Perspectives on Nursing Theory. Second


edition, Philadeelphia : J.B. Lippincott Company

Sumijatun (2010). Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Trans Info Media
Jakarta.

Pro-Health (2009). Keperawatan Sebagai Suatu Profesi. EGC. Jakarta.

Sumber Online:

www.Pustaka Unhas/proquest.co.id
http://perawattegal.wordpress.com/2009/08/31/keperawatan-sebagai-profesi/
http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/09/17/keperawatan-sebagai-suatu-profesi-3
http://nurais.wordpress.com/2012/03/20/peran-dan-fungsi-perawat-komunitas/

21
22

Anda mungkin juga menyukai