OLEH:
KELAS A15-A
Dosen Fasilitator: Ns. Ni Kadek Yuni Lestari, S.Kep., M.Fis.
Nama Anggota Kelompok 5 :
NI PUTU RISMA PEBRIANI (27) (213213295)
I PUTU DUTA RYASA ARDANA (28) (213213296)
PUTU AYU DESI ARENI (29) (213213297)
SANG PUTU ADI WIGUNA (30) (213213298)
NI KOMANG TRIYULIANI (31) (213213299)
Puji syukur ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatnya-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Prinsip dan Prosedur Pelaksanaan Pemberian Obat Oral dan Topikal” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
bidang studi Keterampilan Dasar Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Prinsip dan Prosedur Pelaksanaan Pemberian Obat Oral dan
Topikal.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Ni Kadek Yuni Lestari, S.Kep.,
M.Fis., selaku dosen fasilitator Program Studi Keperawatan Program Sarjana Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Pemberian Obat Oral dan Topikal .................................................................
2.2. Prinsip Pemberian Medikasi .......................................................................................
2.3. Menghitung Dosis Obat ...............................................................................................
2.4. Jenis Obat Yang Dapat Diberikan Melalui Oral dan Topikal ......................................
2.5 Prosedur Pemberian Medikasi Oral ..............................................................................
2.6 Prosedur Pemberian Medikasi Topikal .........................................................................
2.7 Hal Yang Perlu Dievaluasi Setelah Pemberian Obat ....................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Obat merupakan semua zat kimia, hewani, nabati, yang dalam dosis layak dapat
menyembuhkan, meringankan, dan mencegah penyakit gejalanya, yang diberikan kepada
pasien dengan tujuan tertentu sesuai dengan guna obat tersebut. Pemberian obat yang
aman dan akurat adalah tanggung jawab penting bagi seorang perawat. Salah satu tugas
terpenting dari seorang perawat adalah memberi obat yang aman dan akurat kepada klien.
Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah. Obat
bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Meskipum obat menguntungkan
klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau
mungkin menimbulkan efek berbahaya bila obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran
yang tepat.
Seorang perawat juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan
efek yang ditimbulkan oleh obat yang diberikan, memberikan obat dengan tepat,
menyederhanakan respons klien, dan membantu klien untuk menggunakannya dengan
benar dan berdasarkan pengetahuan. Dalam pemberian obat banyak sekali jalur-jalur
pemberian obat, baik itu pemberian obat secara oral, topikal, parenteral, supositoria,
sublingual, bukal dan lain sebagainya.
Akan tetapi dalam pembahasan kali ini, hanya membahas pemberian obat secara
oral dan topikal. Obat oral merupakan obat yang pemakaiannya dengan cara
memasukkannya lewat mulut. Obat topikal adalah obat yang diberikan melalui kulit dan
membran mukosa pada prinsipnya menimbulkan efek lokal. Perawat adalah mata rantai
terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien.
Perawat yang bertanggung jawab bahwa obat itu diberikan dan memastikan
bahwa obat itu benar diminum. Bila ada obat yang diberikan kepada pasien, hal itu harus
menjadi bagian integral dari rencana keperawatan. Perawat yang paling tahu tentang
kebutuhan dan respon pasien terhadap pengobatan. Misalnya, pasien yang suka menelan,
muntah atau tidak dapat minum obat tertentu (dalam bentuk kapsul). Rencana perawatan
harus mencangkup rencana pemberian obat, berdasarkan hasil pengkajian, pengetahuan
tentang kerja dan interaksi, efek samping, lama kerja, dan program dokter. Oleh karena
itu, kelompok tertarik untuk menyusun makalah mengenai " Prinsip dan Prosedur
Pelaksanaan Pemberian Obat Oral dan Topikal”.
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pemberian obat Oral dan Topikal ?
2. Bagaimana prinsip pemberian medikasi ?
3. Bagaimana cara menghitung dosis obat ?
4. Apa saja jenis obat yang dapat diberikan melalui Oral dan Topikal ?
5. Bagaimana prosedur pemberian medikasi Topikal ?
6. Bagaimana prosedur pemberian medikasi Oral ?
7. Hal apa saja yang perlu dievaluasi setelah pemberian obat ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pemberian obat peroral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui mulut.
Memberikan obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan dengan
cara memberikan obat-obatan melalui mulut sesuai dengan program pengobatan dari dokter.
Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling banyak dipakai karena ini merupakan
cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi pasien. Berbagai bentuk bentuk obat
dapat diberikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul atau puyer. Untuk
membantu membantu absorbsi, maka pemberian pemberian obat per oral dapat di sertai dengan
pemberian setengah gelas air atau cairan yang lain.
3
yang berbentuk krim, lotion, sprei atau salep. Hal ini dilakukan dengan tujuan
melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan kulit yang
terjadi (contoh : lotion). Krim, dapat mengandung zat anti fungal (jamur),
kortikosteorid, atau antibiotic yang dioleskan pada kulit dengan menggunakan kapas
lidi steril.
Krim dengan antibiotic sering digunakan pada luka bakar atau ulkus dekubitus.
Krim adalah produk berbasis air dengan efek mendinginkan dan emolien. Mereka
mengandung bahan pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur, tetapi
bahan pengawet tertentu dapat menyebabkan sensitisasi dan dermatitis kontak
alergi.Krim kurang berminyak dibandingkan salep dan secara kosmetik lebih baik
ditoleransi.
Sedangkan salep, dapat digunakan untuk melindungi kulit dari iritasi atau
laserasi kulit akibat kelembaban kulit pada kasus inkontenansia urin atau fekal. Salep
tidak mengandung air, mereka adalah produk berbasis minyak yang dapat membentuk
lapisan penutup diatas permukaan kulit yang membantu kulit untuk mempertahankan
air. Salep nenghidrasi kulit yang kering dan bersisik serta meningkatkan penyerapan
zat aktif, dan karena itu berguna dalam kondisi kulit kering kronis. Salep tidak
mengandung bahan pengawet.
Losion adalah suspensi berair yang dapat digunakan pada permukaan tubuh
yang luas dan pada daerah berbulu.Losion memiliki efek mengeringkan dan
mendinginkan.
Obat transdermal adalah obat yang dirancang untuk larut kedalam kulit untuk
mendapatkan efek sistemik.Tersedia dalam bentuk lembaran.Lembaran obat tersebut
dibuat dengan membran khusus yang membuat zat obat menyerap perlahan kedalam
kulit. Lembaran ini juga dapat sekaligus mengontrol frekuensi penggunaan obat selama
24 ± 72 jam.
Tujuan pemberian pada kulit, yaitu :
1. Untuk mempertahankan hidrasi
2. Melindungi permukaan kulit
3. Mengurangi iritasi kulit
4. Mengatasi infeksi
b. Pada Mata
Pemberian obat pada mata dilakukan dengan cara meneteskan obat mata atau
mengoleskan salep mata. Persiapan pemeriksaan struktur internal mata dilakukan
4
dengan cara mendilatasi pupil, untuk mengukur refraksi lensa dengan cara melemahkan
otot lensa, kemudian dapat juga digunakan untuk menghilangkan iritasi mata Obat mata
biasanya berbentuk cairan dan ointment/ obat salep mata yang dikemas dalam tabung
kecil.Karena sifat selaput lendir dan jaringan mata yang lunak dan responsif terhadap
obat, maka obat mata biasanya diramu dengan kakuatan yang rendah misalnya 2 %.
c. Pada Telinga
Pemberian obat pada telinga dilakukan dengan cara memberikan tetes telinga atau
salep. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga,
khususnya pada telinga tengah (otitis eksternal) dan dapat berupa obat antibiotik.
1. Benar Klien
a. Selalu dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dengan memeriksa memeriksa
dan meminta menyebutkan namanya sendiri.
b. Klien berhak untuk mengetahui alasan obat
c. Klien berhak untuk menolak penggunaan obat
d. Membedakan klien dengan dua nama yang sama
2. Menerima obat yang telah diresepkan Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti
perintah yang tepat
a. Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu dengan membaca label obat minimal tiga
kali:
b. Pada saat melihat botol atau kemasan obat,
c. Sebelum menuang/menghisap obat
d. Setelah menuang/ menyedot obat
e. Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah
f. Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut
g. Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa
5
3. Benar Dosis Obat
a. Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.
b. Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang
bersangkutan.
c. Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan dibe rikan,
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: tersedianya obat dan dosis obat
yang diresepkan diminta, pertimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari), jika ragu-
ragu dosis obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain. yang pasti bagi
dosis obat tertentu.
6
e. rute yang lebih sering dari absorpsi adalah : oral ( melalui mulut ): cairan ,
suspensi , pil , kaplet , atau kapsul . ;
f. sublingual ( di lidah bawah untukabsorpsi vena ) ;
g. bukal (diantara gusi dan pipi)
h. topikal ( dipakai pada kulit );
i. inhalasi ( semprot aerosol );
j. instilasi ( pada mata, hidung, telinga, rektum atau vagina );
k. parenteral : intradermal , subkutan , intramuskular , dan intravena.
8. Hak klien untuk menolakKlien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat
harus memberikan Inform consent dalam mempersembahkan obat.
10. Benar evaluasi Perawata selalu melihat/ menyatukan efek dari obat setelah
mempersembahkannya.
11. Benar reaksi terhadap makananObat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang
tepat. Jika obat itu harus diminum sebelum makan (ante cimum atau ac) untuk memperoleh
kadar yang diperlukan harus satu jam sebelum makan, misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya ada
obat yang harus diminum setelah makan misalnya indometasin.
7
12. Benar reaksi dengan obat lainPada penggunaan seperti obat kloramfenikol diberikan
dengan omeprazol penggunaan padapenyakit kronis
8
Diberikan dalam tiap obat untuk menggantikan jumlah obat yang dieliminasi dari dosis
sebelumnya. Penghitungan dosis pemeliharaan yang tepat dapat mempertahankan suatu
keadaan stabil konsentrasi obat di dalam tubuh.
Cara penghitungan Dosis Obat.
2.3.1. Dosis Maksimum.
Kecuali dinyatakan lain, dosis maksimum adalah dosis maksimum dewasa (20-60
tahun) untuk pemakaian melalui mulut, injeksi sub kutan dan rektal. Untuk orang lanjut usia
karena keadaan fisik sudah mulai menurun, pemberian dosis obat harus lebih kecil dari dosis
maksimum.
9
e. implantasi, sublingual, intrabukal, dan sebagainya
2.5.3. faktor penderita/karakteristik penderita
a. Umur: neonatus, bayi, anak, dewasa, geriatric
b. Berat badan: biarpun sama-sama dewasa berat badan dapat berbeda besar
c. Jenis kelamin: terutama untuk obat golongan hormone
d. Ras: “slow & fast acetylators”
e. Tolerance
f. Obesitas: untuk obat-obat tertentu faktor ini harus dierhitungkan
g. Sensitivitas individual
h. Keadaan pato-fisiologi: kelainan pada saluran cerna mempengaruhi absorpsi obat;
penyakit hati mempengaruhi metabolism obat; kelainan pada ginjal mempengaruhi
eksreksi obat.
i. Kehamilan
j. Laktasi
k. “Circadian rhyhm
l. Lingkungan
2.4. Jenis Obat Yang Dapat Diberikan Melalui Oral dan Topikal
1. Oral Bentuk oral adalah obat yang masuk melalui mulut. Pada umumnya cara ini lebih
disukai karena paling murah dan nyaman untuk diberikan. Bentuk obat sediaan padat yang
diberikan melalui oral yaitu :
a. Serbuk, campuran kering bahan obat atau zat kimia, diameter 1,2-1,7 µm dengan atau tanpa
vehikulum serta untuk penggunaan. Macam serbuk :
Serbuk terbagi
1) Pulveres, dikemas dalam suatu bungkus/sachet untuk dosis tunggal. Cara
penggunaan dilarutkan atau disuspensikan dalam aquadest sebelum diminum.
Serbuk tak terbagi
1) Bulk powder tersedia sebagai sirup oral antibiotik dan serbuk kering lainnya yang
tidak poten (antasida,dll) untuk multiple dose. Cara penggunaan dilarutkan atau
disuspensikan dalam aquadest sebelum diminum.
2) Serbuk tabur, ditaburkan pada kulit.
3) Serbuk injeksi, dilarutkan atau disuspensikan dalam aqua pro injeksi.
10
b. Granul, sediaan bentuk padat berupa partikel serbuk dengan diameter 2-4µm dengan atau
tanpa vehikulum. Cara penggunaan sebelum diminum dilarutkan atau disuspensikan dulu
dalam air pelarut yang sesuai.
c. Tablet, sediaan obat berbentuk padat kompak dan merupakan tipe umum dari suatu tablet.
Berdasarkan formulasinya, tablet dapat berupa : tablet padat biasa, tablet sublingual (dilarutkan
dibawah lidah), tablet bukal (dilarutkan antara pipi dan gusi), tablet bersalut gula (menutupi
bau dan rasa tidak enak), tablet bersalut enteric (untuk mencegahnya larut dalam lambung dan
sampai dan di usus halus baru dipecah). Berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi 2 yaitu
bulat pipih dengan kedua permukaannya rata atau cembung, dalam perdagangannya disebut
Tablet. Sedangkan silindris seperti kapsul, dalam perdagangannya disebut Kaplet.
d. Kapsul, sediaan padat, bahan aktifnya berbentuk padat atau setengah padat dengan atau tanpa
bahan tambahan dan terbungkus suatu cangkang yang keras terbuat dari gelatin dengan atau
tanpa bahan tambahan.
2. Topikal Bentuk obat ini dipakai untuk permukaan luar badan dan berfungsi melindungi atau
sebagai ventrikel untuk menyampaikan obat.
a. Lotion Lotion ini mirip dengan shake lotion tapi lebih tebal dan cenderung lebih
emollient di alam dibandingkan dengan shake lotion. Lotion biasanya terdiri dari
minyak dicampur dengan air, dan tidak memiliki kandungan alkohol. Bisanya
lotion akan cepat mengering jika mengandung alkohol yang tinggi.
b. Shake lotion Shake lotion merupakan campuran yang memisah menjadi dua atau tiga
bagian apabila didiamkan dalam jangka waktu tertentu. Minyak sering dicampur
dengan larutan berbasis air.Perlu dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan.
c. Cream/ Krim Cream adalah campuran yang lebih tebal dari lotion dan akan
mempertahankan bentuknya apabila dikeluarkan wadahnya. Cream biasanya digunakan
untuk melembabkan kulit. Cream memiliki risiko yang signifikan karena dapat
menyebabkan sensitifitas imunologi yang tinggi. Cream memiliki tingkat penerimaan
yang tinggi oleh pasien. Cream memiliki variasi dalam bahan, komposisi, pH, dan
toleransi antara merek generik.
11
d. Salep Salep adalah sebuah homogen kental, semi-padat, tebal, berminyak dengan
viskositas tinggi, untuk aplikasi eksternal pada kulit atau selaput lendir. Salep
digunakan sebagai pelembaban atau perlindungan, terapi, atau profilaksis sesuai
dengan tingkat oklusi yang diinginkan.Salep digunakan pada kulit dan selaput lendir
yang terdapat pada mata (salep mata), vagina, anus dan hidung.Salep biasanya sangat
pelembab, dan baik untuk kulit kering selain itu juga memiliki risiko rendah sensitisasi
akibat beberapa bahan minyak atau lemak.
e. Tetes Tetes biasanya dipakai pada mata untuk maksud efek lokal pada pengobatan
bagian permukaan mata atau pada telinga pada bagian dalamnya. Larutan yang sering
di pakai adalah air dengan campuran alkaloid dan bahan kimia yang lain.
3. Obat tablet Tablet adalah sedian farmasi yang padat, berbentuk bundar dan pipih atau
cembung rangkap. Jenis-jenis tablet :
a. Tablet biasa Yaitu tablet yang dicetak, tidak disalut diabsorpsi disaluran cerna dan
pelepasan obatnya cepat untuk segera memberikan efek terapi. Contoh : tablet
paracetamol.
b. Tablet kompresi Tablet kompresi Yaitu tablet yang dibuat dengan sekali tekanan
menjadi berbagai bentuk tablet dan ukuran, biasanya kedalam bahan obatnya diberi
tambahan sejumlah bahan pembantu. Contoh : Bo pembantu. Contoh : Bodrexin.
drexin.
c. Tablet kompresi ganda Yaitu tablet kompresi berlapis, dalam Yaitu tablet kompresi
berlapis, dalam pembuatannya memerlukan lebih dari lukan lebih dari satu kali tekanan.
Contoh : Decolgen.
d. Tablet trikurat Yaitu tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris dan
biasanya mengandung sejumlah kecil obat keras. mengandung sejumlah kecil obat
keras. Sudah jarang Sudah jarang ditemukan. ditemukan.
e. Tablet hipodermik Yaitu tablet yang dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut
sempurna dalam air. Contoh : Atropin Sulfat.
12
f. Tablet sublingual Dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan
meletakkan tablet dibawah lidah. Contoh : Tablet Isosorbit dinitrat, Nitroglicerin.
g. Tablet bukal Tablet yang digunakan dengan meletakkan diantara pipi dan gusi. Contoh
: progesterone.
h. Tablet efervescen Yaitu tablet berbuih dilakukan dengan cara kompresi granulasi yang
mengandung garam-garam effer adalah bahan bahan lain yang mampu melepaskan gas
ketika bercampur bercampur dengan air. Harus dikemas dikemas dalam wadah
tertutup tertutup rapat atau kemasan kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis “tidak
langsung untuk ditelan”. Contohnya : CDR.
i. Tablet diwarnai coklat Tablet ini menggunakan coklat untuk menyalut dan mewarnai
tablet, misalnya dengan menggunakan oksida besi yang dipakai sebagai warna tiruan
coklat.
k. Tablet salut gula Merupakan tablet kempa yang terdiri dari penyalut gula. Tujuan
penyalutan ini adalah untuk melindungi obat dari udara dan kelembapan serta memberi
rasa atau untuk menghindarkan gangguan dalam pemakaiannya akibat rasa atau bau
bahan obat. Contoh : Pahezon, Arcalion.
l. Tablet salut selaput Tablet ini disalut dengan selaput yang tipis yang akan larut atau
hancur di daerah lambung atau usus. Contoh : Fitogen.
m. Tablet hisap Digunakan untuk pengobatan lokal disekitar mulut. Contoh : Ester C,
Biovision Kids.
13
n. Tablet salut enteric Tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak atau hancur
dilambung tapi di usus. Contoh : Voltaren 50 mg, Enzymfort.
14
a. Kekurangan :
Warnanya cenderung memberikan bahaya.
Tablet dan semua obat harus disimpan diluar jangkauan anak-anak
untuk menjaga kesalahan menurut mereka tablet tersebut adalah permen.
Orang yang sukar menelan atau meminum obat/
Keinginan konsumen berbeda dengan yang kita buat/produk.
Beberapa obat tidak dapat dikepek menjadi padat dan kompak.
2. Obat kapsul Yaitu obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang
dapat dibuat dari bahan gelatin, atau bahan lainnya yang sesuai.
b. Kekurangan :
Tidak dapat digunakan untuk zat-zat Tidak dapat digunakan untuk zat-zat
yang mudah meng yang mudah menguap karena pori-pori uap karena pori-
pori kapsul tidak dapat menahan penguapan.
15
Tidak dapat digunakan untuk zat-zat Tidak dapat digunakan untuk zat-zat
yang higroskopi yang higroskopis (menyerap lembab).
Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang
kapsul.
Tidak dapat digunakan untuk balita.
Tidak bisa dibagi-bagi.
3. Obat kaplet Kaplet (kapsul tablet) adalah bentuk tablet yang dibungkus dengan lapisan
gula dan biasanya biasanya diberi zat warna yang menarik. menarik. Bentuk dragee ini
selain supaya bentuk bentuk tablet lebih menarik juga untuk melindungi obat dari
pengaruh kelembapan udara atau untuk melindungi obat dari keasaman lambung. Kaplet
pun merupakan sedian padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentukn padat kompak
dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval seperti kapsul. oval seperti kapsul.
b. Kekurangan :
Kaplet dan semua obat harus disimpan diluar jangkauan anak-anak
untuk menjaga kesalahan karena menurut mereka kaplet tersebut adalah
permen.
Orang sukar menelan atau meminum obat.
4. Obat cair Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat
larut, biasanya biasanya dilarutkan dilarutkan dalam air, yang karena bahan-
bahannya,bahan-bahannya,caraperacikan-;peracikan
atau penggunaannya, penggunaannya, tidak dimasukkan dimasukkan dalam golongan
golongan produk lainnya. lainnya.
Cara penggunaannya yaitu larutan penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) oral
(diminum) dan laruan dan laruan topical. Formula topical. Formula obat tidak obat
tidak hanya mudah ditelan tap mudah ditelan tapi juga bisa diberi tambahan rasa. diberi
16
tambahan rasa.
Kelebihan dan kekurangan
a. Kelebihan :
Bentuk obat ini lebih mudah diserap didalam saluran pencernaan,
Mudah ditelan.
Kerja obat lebih cepat.
Penyerapan obat hampir sempurna.
Bioavaibilitas tinggi.
Mudah bercampur dengan cairan biologis (getah lambung saluran cerna).
Merupakan campuran homogen.
Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan.
Kerja awal obat lebih cepat karena obat mudah diabsopsi.
Mudah diberi pemanis, bau-bauan dan warna dan hal ini cocok
untuk pemberian obat pada anak-anak.
Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah Untuk pemakaian luar, bentuk
larutan mudah digunaka digunakan.
b. Kekurangan : Kekurangan :
Stabilitas larutan kurang dibanding sediaan padat, contoh vitamin
Kurang dapat menutupi rasa obat tidak enak.
Relatif lebih mahal daripadaa sediaan padat.
17
tidak boleh makan/minum).
4. Periksa kembali order pengobatan (nama pasien, nama dan dosis obat, waktu
dan cara pemberian). Bila ada keraguan laporkan ke perawat jaga atau dokter.
5. Ambil obat sesuai yang diperlukan.
6. Bantu untuk minum obat dengan cara :
7. Apabila memberikan tablet atau kapsul dari botol, tuangkan jumlah yang
dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke tempat obat. Jangan
menyentuh obat dengan tangan. Obat berupa kapsul jangan dilepaskan
pembungkusnya.
8. Yakin bahwa tidak pada pasien yang salah
9. Atur posisi pasien duduk bila mungkin
10. Kaji tanda-tanda vital pasien
11. Berikan cairan/air yang cukup untuk membantu menelan, bila sulit menelan
anjurkan pasien meletakan obat di lidah bagian belakang, kemudian pasien
dianjurkan minum
12. Bila obat mempunyai rasa tidak enak, beri pasien beberapa butir es batu untuk
diisap sebelumnya, atau berikan obat dengan menggunakan lumatan apel atau
pisang.
13. Catat tindakkan yang telah dilakukan meliputi nama dan dosis obat yang
diberikan, setiap keluhan dan hasil pengkajian pada pasien. Bila obat tidak dapat
masuk, catat secara jelas dan tulis tanda tangan dengan jelas.
14. Kembalikan semua peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar kemudian
cuci tangan.
15. Lakukan evaluasi menegenai efek obat pada pasien kurang lebih 30 menit
setelah waktu pemberian.
18
a. Pemberian obat kulit (dermatologis)
Obat dapat diberikan pada kulit dengan cara digosokkan, ditepukkan, disemprotkan,
dioleskan dan iontoforesis (pemberian obat pada kulit dengan listrik). Prinsip kerja
pemberian obat pada kulit antara lain meliputi :
1) Gunakan teknik steril bila ada luka pada kulit.
2) Bersihkan kulit sebelum memberikan obat (bahan pembersih dilentukkan oleh
dokter). 3) Ambil obat kulit dari tempatnya dengan batang spatel lidah dan bukan
dengan tangan. 4) Bila obat perlu digosok, gunakan tekanan halus.
5) Oleskan obat tipis-tipis kecuali ada petunjuk lain.
6) Obat dalam bentuk cair harus diberikan dengan aplikator.
7) Bila digunakan kompres atau kapas lembab maka pelembab harus steril.
4. Kaji mata pasien. Amati adanya gangguan pada mata misalnya warna merah, adanya
kotoran, bengkak, pandangan kabur, mata sering dikucek-kucek dan lain-lain.
5. Bersihkan kelopak mata dan bulu mata dengan nola kapas yang telah dibasahi dengan
cairan irigasi dengan arah dari kantus dalam menuju kantus keluar.
Untuk instilasi : Periksa nama, kekuatan dan jenis obat. Anjurkan pasien memandang ke
atas dan beri pasien sebuah bola kapas. Buka mata dengan cara menarik kelopak mata
bawah dengan jempol atau jarijari tangan yang tidak memegang obat. Pegang obat tetes
dengan tangan satunya. Dekatkan ke mata sampai berjarak 1 sampai 2 cm dari mata lalu
teteskan obat sesuai yang dibutuhkan pada kantong konjungtiva bawah 1/3 dari luar. Bila
obat berupa salep mata, pegang pipa salep di atas kantung konjungtiva atas dan oleskan
sekitar 3 cm salep dari kantus dalam ke luar. Lalu anjurkan pasien menutup mata tanpa
20
mengusap obat keluar. Untuk obat cair, pasien dianjurkan menutup mata selama 30 detik
dan menekan hati-hati duktus nasolakrimalis agar obat tidak masuk ke dukus tersebut.
9. Bereskan alat yang digunakan dan catat tindakan dengan singkat dan jelas.
c. Instilasi hidung Obat yang diberikan melalui tetesan hidung (instilasi hidung) diberikan
biasanya dengan maksud menimbulkan astringent efekyang merupakan efek obat
dalam mengkerutkan selaput lendir yang bengkak. Obat tetes hidung diberikan pula
dengan tujuan untuk menyembuhkan infeksi pada rongga atau sinus-sinus hidung.
21
Cara kerja irigasi dan istilasi telinga :
1. Pastikan tentang adanya order pengobatan.
2. Siapkan peralatan :
Untuk irigasi :
a. Tabung berisi cairan irigasi dengan jumlah dan konsentrasi sesuai yang
dikehendaki. 2) Alat suntik/spuit.
b. Bengkok.
c. Perlak handuk.
d. Kapas pengusap.
e. Bola kapas.
f. Sarung tangan (kadang-kadang)
Untuk intilasi :
a. Obat tetes dalam tempatnya.
b. Kapas dibungkus dalam kasa.
c. Batang karet (tambahan) terutama digunakan untuk tetesan terakhir
untuk mencegah gerakan tiba-tiba anak atau pasien tidak sadar.
3. Bantu pasien berbaring ke samping dengan posisi telinga yang sakit menghadap ke
atas.
4. Kaji keadaan daun telinga dan saluran telinga bagian luar. Lakukan inspeksi untuk
mengetahui adanya kemerah-merahan, lecet dan setiap kotoran yang keluar. Bila
diperlukan gunakan otoskop dan bila ditemukan adanya benda asing atau genderang
telanga (membran timpani) tidak utuh, jangan lakukan irigasi dan laporkan keadaan ini
pada perawat senior.
5. Bersihkan daun telinga dan lubang telinga dengan bola kapas basah.
6. Siapkan peralatan : Untuk irigasi : isi spuit dengan cairan irigasi atau bila
menggunakan tabung irigasi, angkat tabung ke atas dan alirkan cairan mengisi pipa.
Untuk instilasi : siapkan obat tetes yang diperlukan.
7. Masukkan cairan irigasi atau obat tetes telinga. Untuk irigasi : buka daun telinga
(untuk bayi daun telinga di tarik ke bawah, untuk dewasa di tarik ke atas belakang),
masukkan ujung spuit dan pancarkan cairan pada dinding atas saluran telinga sesuai
22
yang diperlukan. Bila sudah selesai, keringkan bagian luar telinga dengan kapas dan
bantu berbaring ke samping ke arah telinga yang telah diirigasi. Untuk instilasi :
hangatkan obat dengan atau masukkan botol dalam cairan hangat beberapa detik. Buka
dan luruskan lubang telinga dan teteskan obat pada sisi telinga. Tekan tragus secara
hati-hati beberapa kali untuk membantu obat masuk. Anjurkan pasien tetap berbaring
miring lebih kurang selama 5 menit. Pasang kapas pada 17 lubang telinga (tidak
ditekan) selama 15 menit sampai dengan 20 menit.
8. Kaji respon manusia terhadap adanya rasa nyeri, keadaan saluran telinga, kotoran
yang ada dan pada irigasi amati keadaan dan bau cairan yang keluar.
9. Rapikan pasien dan catat tindakan secara singkat dan jelas.
3. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan dan jelaskan rasa tidak
nyaman yang mungkin dirasakan selama tindakan. Buka/suruh pasien menanggalkan
pakaian bawah (tetap jaga privacy pasien).
4. Atur posisi pasien dan tutupi bagian tubuh yang tidak digunakan. Pada pelaksanaan
irigasi, pertama-tama pasang perlak di bawah bokong pasien, pasang bedpan dan atur
posisi pasien di atas bedpan dengan bahu lebih rendah dari pada panggul. Di bawah
bagian lumbal dapat dipasang bantal untuk mengurangi rasa tidak nyaman. Pada
tindakan instilasi obat, pasien diatur dalam posisi berbaring dengan lutut ditekuk dan di
rentangkan ke luar (dorsal recumbent)
5. Atur peralatan yang akan digunakan : Untuk irigasi : tutup/klem pipa, gantung tabung
cairan pada tiang infus setinggi 30 cm dari vagina. Alirkan/isi pipa dan corong dengan
air. Untuk instilasi : buka pembungkus obat supositoria dan letakkan di atas
pembungkusnya yang terbuka. Bila menggunakan aplikator, isi aplikator dengan krim,
jelly, atau foam sesuai kebutuhan.
6. Kaji keadaan dan bersihkan area perineal dengan cara pakailah sarung tangan,
inspeksi lubang vagina untuk mengetahui setiap peradangan, perhatikan bau dan setiap
cairan yang keluar. Lakukan pembersihan parineal untuk menghilangkan
mikroorganisme
7. Masukkan cairan irigasi, supositoria, krim, foam atau jelly sesuai dengan kebutuhan
Untuk irigasi : alirkan sedikit cairan di area perineal, pelan-pelan masukkan corong
sedalam antara 7 sampai sampai dengan 10 cm kemudian alirkan cairan pelan-pelan.
24
Setelah semua cairan masuk dan keluar, ambil corong dan bantu pasien duduk di atas
depan Untuk supositoria : lumasi ujung supositoria dan ujung jari telunjuk anda dengan
jelly. Buka labia sehingga lubang vagina dapat dilihat. Dorong supositoria ke dalam
lubang vagina dengan jari telunjuk sedalam 8-10cm. Setelah supositoria masuk, tarik
jari telunjuk dan anjurkan pasien tetap dalam posisi supinasi (terlentang) selama 5
sampai dengan 10 menit. Untuk krim, jelly atau foam : pelan-pelan masukan aplikator
ke dalam lubang vagina, dorong pengokang secara hati-hati sampai obat obat habis
kemudian keluarkan aplikator.
8. Setelah selesai keringkan area perineal, ambil bedpan dan perlak dan atur pasien
dalam posisi yang nyaman.
9. Bereskan peralatan dan catat tindakan.
10. Kaji respon pasien yang antara lain meliputi : rasa sakit dan kotoran atau cairan
yang keluar.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberian obat oral dan topikal adalah suatu tindakan untuk membantu proses
penyembuhan dengan cara memberikan obat-obatan melalui mulut dan melalui organ yang
terkena penyakit sesuai dengan program pengobatan dari dokter. Tujuan dari pengobatan antara
lain mencegah, mengobati dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat,
dan menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan.
Pemberian obat peroral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui mulut.
Memberikan obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan dengan
cara memberikan obat-obatan melalui mulut sesuai dengan program pengobatan dari dokter.
Sedangkan hal yang harus diperhatikan meliputi indikasi, kontraindikasi, penggunaan prinsip
6 benar, jenis obat, serta memastikan bahwa pasien benar-benar meminum obat tersebut.
Pemberian obat secara topikal adalah pemberian obat secara lokal dengan cara mengoleskan atau
menetskan obat pada permukaan kulit tergantung dimana letak penyakit itu terjadi.
3.2 Saran
Setiap obat merupakan racun jika dosis yang diberikan tidak tepat, yang mana dapat
memberikan efek samping yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya
dapat menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, sebagai seorang
perawat harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah
masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.
1Bagi mahasiswa dan mahasiswi diharapkan untuk menambah wawasan dengan banyak
membaca buku dan terus mencari informasi tetang pengobatan melalui oral dan topical.
26
DAFTAR PUSTAKA
Guest.(2020).Prinsip12BenarPemberianObat-PDFCOFFEE.COM.Pdfcoffee.com;
PDFCOFFEE.COM. https://pdfcoffee.com/prinsip-12-benar-pemberian-obat-pdf-free.html
27