Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat tuntunan dan kasih-nya saya dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Respon Radang”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Mata
Kuliah Biomedik, dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman saya tentang
“Respon Radang”.
Saya yakin bahwa penulisan makalah ini tidak bisa diselesaiakn dengan
baik tampa bantuan dan dorongan dari Dosen pengampu mata kuliah, oleh
sebab itu disampaikan terimakasih kepada Laurensi meity Sasube, MBiotech
selaku Dosen pengampu mata kuliah, kepada keluarga dan teman-teman yang
selalu membantuh saya.
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1: Respon Radang
1.1 Definisi
1.2 Sel-Sel Radang
1.3 Fungsi Peradangan
1.4 Tanda dan Gejala
1.5 Mekanisme Peradangan
1.6 Penyebab Radangan
1.7 Jenis-Jenis Radang
1.8 Patofisiologi Radang
1.9 Proses Terjadinya Radang Aktif
1.10 Proses Terjadinya Radang Kronik
1.11 Respon Tubuh
1.12 Akibat Radang Aktif dan Kronik
1.13 Macam-Macam Penyakit radang
1.14 Proses Penyembuhan
Bab 2: Kesimpulan
Daftar Pustaka
Bab 1: Respon Radang
Pada setiap luka pada jaringan akan timbul reaksi inflamasi atau reaksi vaskuler.
Mula-mula terjadi dilatasi lokal dari arteriole dan kapiler sehingga plasma akan merembes
keluar, elanjutnya cairan edema akan terkumpul di daerah sekitar luka, kemudian fibrin akan
membentuk semacam jala, struktur ini akan menutupi saluran limfe sehingga penyebaran
mikroorganisme dapat dibatasi.
Pada proses inflamasi juga terjadi inflamasi juga terjadi phagositosis. mula-mula
phagosit membungkus mikroorganisme, kemudian dimulailah digesti dalam sel. Hal ini akan
mengakibatkan perubahan pH menjadi asam. Selanjutnya akann keluar protease selluler yang
akan menyebabkan lysis leukosit. Setelah itu makrofak mononuklear besar akan tiba dilokasi
infeksi untuk membungkus sisa-sisa leukosit. Dan akhirnya terjadi pencairan (resolusi) hasil
proses inflamasi lokal.
1) Radang kataral
Terbentuk diatas permukaan membran mukosa yang terdapat sel-sel yang dapat
mensekresi musin. Eksudat musin yang paling banyak di kenal adalah puck yang menyertai
banyak infeksi pernafasan bagian atas.
2) Radang pseudomembran
3) Ulkus
4) Abses
Lubang yang terisi nanah dalam jaringan. Abses adalah lesi yang sulit untuk diatasi
oleh tubuh karene kecenderungannya untuk meluas dengan pencairan, kecenderungan untuk
membentuk lubang dan resistensinya terhadap penyembuhan. Jika terbentuk abses, maka
obbat-obatan seperti antibiotik dalam darah sulit masuk ke dalam abses.
5) Radang Purulen
Terjadi akibat infeksi bakteri. Terdapat pada cedera aseptik dan dapat terjadi dimana-
mana pada tubuh yang jaringannya telah menjadi
6) Nekrotik. Flegmon
Radang purulen yang meluas secara defuse pada jaringan.
7) Radang Supuratif
Infeksi supuratif lokal disebabkan oleh banyak macam bakteri yang secara kollektif
diberi nama piogen (pembentukan nanah). Yang termasuk piogen adalah stafilokokkus,
banyak basil gram negative.
a). Radang spesifik Radang kronik granulamatosa. Terbentuk jaringan granulasi yang
khas/spesifik. Contoh: Lepra, TBC, Mycotic Infections, DII.
Perubahan vascular pada radang akut Urutan peristiwa yang terjadi adalah sebagai berikut:
Pada fase awal yaitu 24 jam pertama, sel yang paling banyak bereaksi ialah sel neutrofil atau
leukosit PMN. Setelah fase awal yang bisa berlangsung selama 48 jam, mulailah sel
makrofag dan sel yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh seperti limfosit dan sel plasma
beraksi. Urutan kejadian yang dialami oleh leukosit adalah sebagai berikut:
Dapat terjadi setelah radang akut, baik karena rangsang pencetus yang terus-menerus
ada, maupun karena gangguan penyembuhan.
Adanya radang akut yang berulang 2.10.3 Radang kronik yg mulai secara perlahan
tanpa didahului radang akut klasik akibat dari:
1) Infeksi persisten oleh mikroba interseluler yang mempunyai toksisitas rendah tapi
sudah mencetuskan reaksi imunologik.
2) Kontak dengan bahan yg tdk dpt hancur (zat nondegradable) silikosis & asbestosis
pada paru.
3) Reaksi imun terhadap jaringan tubuh itu sendiri (autoimun)
1.11Respon Tubuh
1) Radang akut
Mencerminkan pengaruh mediator yang bekerja pada pembuluh darah. Setelah trauma
mekanik / injuri panas, perubahan permeabilitas vasa dapat timbul lebih awal dari respons
radang akut.
Dalam 30-60 menit dari injuri. Granulosit neutrofil muncul. Mula-mula granulosit
neutrofil ini tampak mengelompok sepanjang sel-sel endotel pembuluh darah pada daerah
injuri. Setelah itu, leukosit menyusup keluar pembuluh darah dengan menyelinap keluar
pembuluh darah dengan menyelinap diantara sel-sel endotel.
2) Mononuklear
(termasuk monosit & limfosit) akan muncul pada daerah Radang kronik. Bila
inflamasi terkontrol, neutrofil tidak dikerahkan lagi dan berdegenerasi. Selanjutnya
dikerahkan sel mononuklear seperti monosit, inflamantoris, setelah keluar dari
pembuluh darah melalui cara yang sama
Monosit memperbesar pertahanan dengan menambahkan fungsi fagosit
mereka sendiri ke daerah injuri, sementara limfosit membawa kemampuan
immunologik untuk berespons terhadap agen asing
Dengan fenomen humoral dan seluler spesifik. Makrofag, limfosit dan sel
plasma yang memberikan gambaran patologik dari inflamasi kronik.
Antigen dan sekresi sitokin Bila patogen persisten dalam tubuh, makrofag
akan mengalihkan respons berupa reaksi hipersensitivitas lambat yang melibatkan
limfosit penuh. Jadi inflamasi akut ini dapat dianggap sebagai titik membaliknya
respons inflamasi ke arah respons monosit-makrofag.
Akibat utama radang adalah perubahan jaringan, dapat berupa degenerasi, Lisis jaringan, dan
proliferasi jaringan. Dipengaruhi antara lain oleh faktor-faktor host dan faktor-faktor
penyebab.
1).Keuntungan Radang
Pengenceran toxin.
Antibodi masuk jaringan ekstravaskular. Transportasi obat.
Pembentukan fibrin.
Penyaluran nutrien.
Stimulasi respons imun.
Lokasi jaringan yang rusak.
Persiapan untuk pemulihan jaringan.
1. Demam (selalunya demam rendah tetapi boleh menjadi tinggi). 2. Loyo dan
kadang-kala muntah,
2. Sembelit atau cirit-birit,
3. Kurang selera makan,
4. Abdomen membengkak.
Penanganan dan Perawatan Penyakit Radang Usus Buntu- Bila diagnosis sudah pasti,
maka penatalaksanaan standar untuk penyakit radang usus buntu (appendicitis) adalah
operasi. Pada kondisi dini apabila sudah dapat langsung terdiagnosa kemungkinan pemberian
obat antibiotika dapat saja dilakukan, namun demikian tingkat kekambuhannya mencapai
35% Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau semi-tertutup (laparoskopi). Setelah
dilakukan pembedahan, harus diberikan antibiotika selama 7-10 hari. Selanjutnya adalah
perawatan luka operasi yang harus
Gastritis atau radang lambung lebih dikenal dengan Sakit maag. Merupakan sakit
yang disebabkan oleh adanya sekresi asam lambung yang tidak normal pada lambung
sehingga mengakibatkan rasa perih pada dinding lambung. Sakit Maag dapat dipicu oleh
kebiasaan makan yang tidak teratur, jenis makanan tertentu, obat-obatan, atau oleh adanya
setres psikologis. Gejala maag yang sudah krinis dafat menyebabkan luka pada dinding
lambung. Adnya sekresi asam lambung yang mengenai luka pada lambung menyebabkan rasa
perih atau sakit. Saki maag yang sudah parah dapat menyebabkan Perdarahan pada lambung
karena luka yang terjadi sudah sampai pada lapisan
Sub Mukosa yang banyak memiliki pembuluh darah. Namun demikian secara umum
penyakit radang lambung mempunyai
Radang lambung dapat disebabkan olch beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut:
sehingga buang air kecil akan semakin sulit untuk dilakukan. Air kencing apabila
tidak segera dikeluarkan akan menumpuk di kandung kemih sehingga akan menjadi sarang
perkembangbiakan bakteri yang berakhir pada radang prostat. Yang Menyebabkan /
Penyebab Gangguan Perbesaran / Radang Prostat terlalu banyak duduk baik di rumah, kantor,
mobil, motor, dsb. penurunan kekebalan tubuh akibat fisik lelah, stress, dsb. ialah:
Makan makanan pedas atau yang merangsang secara berlebih. Kegiatan seks
berlebihan.
Terlalu banyak masturbasi atau onani yang berlebih.
Tanda-tanda ciri-ciri orang yang terkena penyakit pembesaran prostat
Tidak tahan kebelet kencing sehingga selalu terburu-buru.
Tembakan air seni lemah dan dapat mengotori kaki kita. Fobia pada kencing karena
selalu merasa nyeri.
Di malam hari sering terbangun untuk beser / kencing.
Kencing selalu tidak tuntas dan merasa anyang-anyangan.
Setelah kencing ada sisa air seni yang keluar,
4.Radang Tenggorokan
Tentang tumbuhan atau ramuan jamu untuk radang tenggorokan dan ditambah riset
kandungan obat batuk hitam herbal, maka ditemukankanlah tumbuhan sebagai berikut:
Antibiotik
Antibiotik yang umumnya bias digunakan Amoxicilin dan Cefadroxil.
Obat ini seperti panadol dan aspirin. Yang berguna sebagai pain killer untuk mengurangi
nyeri dan menurunkan panas.
1 Resolusi
Resolusi adalah hasil penyembuhan ideal & terjadi pada respons radang akut hingga cedera
minor atau cedera dengan nekrosis sel parenkim minimal. Jaringan dipulihkan ke keadaan
sebelum cedera. Proses resolusi meliputi:
2. Regenerisasi
Regenerasi adalah penggantian sel parenkim yang hilang dengan pembelahan sel parenkim
yang bertahan di sekitarnya. Hasil akhirnya adalah penggantian unsur-unsur yang hilang
dengan jenis sel-sel yang sama. Faktor-faktor penentu regenerasi :
3.Granulasi.
Secara mikroskopik jaringan Granulasi terdiri dari pembuluh-pembuluh darah kecil yang haru
terbentuk (angioblas). Fibroblas, sisa sel radang (berbagai jenis leukosit; makrofag, limosit,
eosinofil, basofil, & neutrofil), bagian cairan eksudat dan zat dasar jaringan ikat longgar
setengah cair. Fibroblas & angioblas pada jaringan granulasi yang berasal dari fibroblas dan
kapiler di sekelilingnya yang sebelumnya ada.
Banyak sekali jaringan yang menjadi nekrotik. Eksudat peradangan menetap & tidak
menghilang.
Massa darah (hematom) atau bekuan-bekuan darah tidak cepat menghilang
Penyembuhan luka
Penyembuhan luka yang mudah dipahami adalah proses penyembuhan pada luka kulit. Proses
penyembuhan luka terbagi menjadi 2 macam yaitu:
Hari pertama pasca bedah.Setelah luka disambung & dijahit,garis insisi segera terisi
oleh bekuan darah yang membentuk kerak yang menutup luka. Reaksi radang akut terlihat
pada tepi luka. Dan tampak infiltrat polimorfonuklear yang mencolok.
Hari kedua. Terjadi Reepitelialisasi permukaan & pembentukan jembatan yang terdiri
dari jaringan fibrosa yang menghubungkan kedua tepi celah subepitel. Keduanya sangat
tergantung pada anyaman fibrin pada bekuan darah., karena ini memberikan kerangka bagi
sel epitel, fibroblas, dan tunas kapiler yang bermigrasi. Jalur-jalur tipis sel menonjol di bawah
permukan kerak, dari tepi epitel menuju ke arah sentral. Tonjolan ini berhubungan satu sam
lain, dengan demikian luka telah tertutup oleh epitel.
Hari ketiga, respon radang akut mulai berkurang, neutrofil digantikan oleh makrofag
yang membersihkan tepi luka dari sel-sel yang rusak dan pecahan fibrin,
Hari keempat, celah insisi biasanya terdiri dari jaringan granulasi yang kaya
pembuluh darah dan longgar. Dapat dilihat adanya serabut-serabut kolagen dimana-mana.
Akhir minggu pertama, luka telah tertutup oleh epidermis dengan ketebalan yang
lebih kurang normal, dan celah subepitel yang telah terisi jaringan ikat kaya pembuluh darah
ini mulai membentuk serabut-serabut kolagen.
Minggu kedua, fibroblas & pembuluh darah berploriferasi terus menerus, dan tampak
adanya timbunan progresif serabut kolagen.
Kerangka fibrin sudah lenyap. Jaringan parut masih tetap berwarna merah cerah
sebagai akibat peningkatan vaskularisasai. Luka belum memiliki daya rentang yang cukup
berarti. Reksi radang hampir seluruhnya hilang.
Akhir minggu kedua, struktur jaringan dasar parut telah mantap. Jaringan parut
berwarna lebih muda akibat tekanan pada pembuluh darah, timbunan kolagen dan
peningkatan daya rentang luka.Luka bedah yang sembuh sempurna tidak akan mencapai
Kembali daya rentang, ekstensibilitas dan elastisitas yang dimiliki oleh kulit normal.
BAB 2: KESIMPULAN
Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari suatu organisme terhadap patogen
dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat
jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau
inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi.
Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan
prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam
sistem kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi. Bagian tubuh
yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut: