Anda di halaman 1dari 18

Respon Radang

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi persyaratan mata kuliah


Ilmu Dasar Keperawatan

Eirene Justine Sundah


22061019

Program Studi Keperawatan


Ilmu Keperawatan
Universitas De La Salle Manado
2023
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat tuntunan dan kasih-nya saya dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Respon Radang”.

Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Mata
Kuliah Biomedik, dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman saya tentang
“Respon Radang”.

Saya menyadari akan keterbatasan dan kemampuan dalam menyususun


makalah ini, oleh karena itu sangat diharapkan kritikan dan saran dari
pengampu mata kuliah untuk kesempurnaan makalah ini.

Saya yakin bahwa penulisan makalah ini tidak bisa diselesaiakn dengan
baik tampa bantuan dan dorongan dari Dosen pengampu mata kuliah, oleh
sebab itu disampaikan terimakasih kepada Laurensi meity Sasube, MBiotech
selaku Dosen pengampu mata kuliah, kepada keluarga dan teman-teman yang
selalu membantuh saya.

Eirene Justine Sundah (22061019)


Bitung 24 Febuari 2023
Daftar Isi

Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1: Respon Radang
1.1 Definisi
1.2 Sel-Sel Radang
1.3 Fungsi Peradangan
1.4 Tanda dan Gejala
1.5 Mekanisme Peradangan
1.6 Penyebab Radangan
1.7 Jenis-Jenis Radang
1.8 Patofisiologi Radang
1.9 Proses Terjadinya Radang Aktif
1.10 Proses Terjadinya Radang Kronik
1.11 Respon Tubuh
1.12 Akibat Radang Aktif dan Kronik
1.13 Macam-Macam Penyakit radang
1.14 Proses Penyembuhan
Bab 2: Kesimpulan
Daftar Pustaka
Bab 1: Respon Radang

1.1 Definisi Radang


Radang adalah reaksi protektif setempat yang ditimbulkan oleh cidera atau Kerusakan
jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi atau mengurung. (sekuester) baik agen
pencidera maupun jaringan yang cidera itu. (Dorland) Radang merupakan rangkaian reaksi
yang menyebabkan musnahnya agen yang membahayakan jaringan atau mencegah agen ini
menyebar lebih luas sehingga mengakibatkan jaringan yang cedera diperbaharui atau di ganti
dengan jaringan baru. (Patologi FKUI).

1.2 Sel-Sel Radang


a) Sel polimorfonukleus netrofil (mikrofag) terdiri dari leukosit polimorfonukleus
(netrofil, eosinofil, basofil): Netrofil: Utama untuk fagositosis. Dibantu zat-zat anti,
mempererat Kontak leukosit.
 Basofil: Pertahanan pertama karena dapat migrasi dengan segera dan dalam jumlah
yang besar. Tidak berdaya pada kuman-kuman tertentu seperti tuberculosis.
 Eosinofil: Jumlahnya bertambah dalam keadaan alergi, asthma, hipersensitif terhadap
kedatangan parasit terutama cacing. Khemoktasis dan fagositosis lebih rendah dari
netrofil. 2.2.2 Sel fagositik besar berinti bulat (makrofag) Dalam darah: Monosit
(sebagian juga dari jaringan)
b) Sel fagositik besar berinti bulat (makrofag)
 Dalam darah: Monosit (sebagian juga dari jaringan)
 Dalam jaringan: Makrofag, histiosit, sel kurrer, sel retikuendotel, sel datia.
 Sel Kupffer makrofag yang melapisi sinus-sinus pada hati, daya fagosit sangat
besar sehingga darah yang melalui hati steril.
 Sel Retikuendotel sel yang melapisi sinus-sinus kelenjar getah bening,
sumsum tulang dan limpa.
 Sel Datia: sel besar berinti banyak, perubahan dari makrofag pada keadaan-
keadaan tertentu,Beberapa sel bersatu km pembelahan inti yang tidak disertai
pembelahan protoplasma
 Limfosit: dapat menghasilkan gammaglobulin (bag protein dari zat Anti),
Meningkat pada radang menahun.
 Sel Plasma : tidak terdapat di dalam darah, membuat gamma globulin yang
berfungsi sebagai zat anti.
1.3 Fungsi Peradangan
Adapun fungsi peradangan antara lain sebagai berikut:
1. Netralisasi dan pembuangan agen penyerang.
2. Penghancuran jaringannekrosis.
3. Membantu mempersiapkan proses perbaikan dan pemulihan

1.4 Tanda Dan Gejala


1. Rubor (kemerahan), merupakan tanda pertama yang ditemukan di daerah radang,
disebabkan oleh arteriol Iyang berdilatasi.
2. Kalor (panas), terjadi bersamaan dengan rubor karena lebih banyak darah (pada suhu
37°C) dialirkan dari dalam tubuh kepermukaan daerah yang terkena dibandingkan ke
daerah yang normal.
3. Tumor (pembengkakan), pembengkakan lokal yang disebabkan perpindahan cairan
dan sel-sel dari aliran darah kejaringan interstisial.
4. Dolor (nyeri), terjadi karena pembengkakan jaringan yang meradang sehingga
menimbulkan peningkatan tekanan lokal yang dapat menyebabkan nyeri.
5. Fungsio Laesa (perubahan fungsi), bagian yang bengkak, nyeri disertai sirkulasi yang
abnormal dan lingkungan kimiawi local yang abnormal, akhirnya berfungsi secara
abnormal.

1.5 Mekanisme Peradangan

Pada setiap luka pada jaringan akan timbul reaksi inflamasi atau reaksi vaskuler.
Mula-mula terjadi dilatasi lokal dari arteriole dan kapiler sehingga plasma akan merembes
keluar, elanjutnya cairan edema akan terkumpul di daerah sekitar luka, kemudian fibrin akan
membentuk semacam jala, struktur ini akan menutupi saluran limfe sehingga penyebaran
mikroorganisme dapat dibatasi.

Pada proses inflamasi juga terjadi inflamasi juga terjadi phagositosis. mula-mula
phagosit membungkus mikroorganisme, kemudian dimulailah digesti dalam sel. Hal ini akan
mengakibatkan perubahan pH menjadi asam. Selanjutnya akann keluar protease selluler yang
akan menyebabkan lysis leukosit. Setelah itu makrofak mononuklear besar akan tiba dilokasi
infeksi untuk membungkus sisa-sisa leukosit. Dan akhirnya terjadi pencairan (resolusi) hasil
proses inflamasi lokal.

1.6 Penyebab Radang


 Agen Kuman, Parasit, Jamur.dll
 Benda-benda tajam
 Suhu
 Berbagai jenis sinar
 Listrik
 Zat-zat kimia

1.7 Jenis-jenis Peradangan

Jenis-jenis peradangan antara lain sebagai berikut:

1) Radang kataral

Terbentuk diatas permukaan membran mukosa yang terdapat sel-sel yang dapat
mensekresi musin. Eksudat musin yang paling banyak di kenal adalah puck yang menyertai
banyak infeksi pernafasan bagian atas.

2) Radang pseudomembran

Terbentuk di atas permukaan selaput lendir yang ditandai dengan pembentukan


eksudat berupa lapisan selaput superficial, mengandung agen penyebab, endapan fibrin, sel-
sel nekrotik aktif dan sel-sel darah putih radang. Radang membranosa sering dijumpai dalaam
orofaring, trakea, bronkus, dan traktus gastro intestinal.

3) Ulkus

Terjadi apalagi sebagian permukaan jaringan hilang sedangkan jaringan sekitarnya


meradang,

4) Abses

Lubang yang terisi nanah dalam jaringan. Abses adalah lesi yang sulit untuk diatasi
oleh tubuh karene kecenderungannya untuk meluas dengan pencairan, kecenderungan untuk
membentuk lubang dan resistensinya terhadap penyembuhan. Jika terbentuk abses, maka
obbat-obatan seperti antibiotik dalam darah sulit masuk ke dalam abses.

5) Radang Purulen

Terjadi akibat infeksi bakteri. Terdapat pada cedera aseptik dan dapat terjadi dimana-
mana pada tubuh yang jaringannya telah menjadi

6) Nekrotik. Flegmon
Radang purulen yang meluas secara defuse pada jaringan.

7) Radang Supuratif
Infeksi supuratif lokal disebabkan oleh banyak macam bakteri yang secara kollektif
diberi nama piogen (pembentukan nanah). Yang termasuk piogen adalah stafilokokkus,
banyak basil gram negative.

1.8 Patofisiologi Radang

1. Pembagian radang berdasarkan waktunya:

a). Radang Akut

b). Radang Sub Akut

c). Radang Kronik

2. Pembagian radang berdasarkan kekhasan etiologinya

a). Radang spesifik Radang kronik granulamatosa. Terbentuk jaringan granulasi yang
khas/spesifik. Contoh: Lepra, TBC, Mycotic Infections, DII.

1.9 Proses Terjadinya Radang Akut

Perubahan vascular pada radang akut Urutan peristiwa yang terjadi adalah sebagai berikut:

 Mula mulakan terjadi vasokonstriksi yaitu penyempitan pembuluh darah terutama


pembuluh darah kecil (arteriol).
 Kemudain akan terjadi vasodilatasi yang dimulai dari pembuluh arteriol yang tadinya
menyempit lalu diikuti oleh bagian lain pembuluh darah itu. Akibat dilatesi itu.maka
aliran darah akan bertambah sehingga pembuluh darah itu penuh. Berisi darah dan
tekanan hidrostatiknya meningkat, yang selanjutnya dapat menyebabkan keluarnya
cairan plasma dari pembuluh darah itu.
 Aliran darah menjadi lambat. Karena permeabilitas kapiler juga bertambah, maka
cairan darah dan protein akan keluar dari pembuluh darah dan mengakibatkan darah
menjadi kental.
 Marginasi leukosit.

Berdasarkan perbedaan intensitas jejas

Reaksi yang terjasi dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu:


 Reaksi yang terjadi segera dan hanya berlangsung sebentar, akibat jejas ringan dan
hanya mengenai pembuluh kapiler.
 Reaksi segera dan menetap, akibat jejas keras dan mengenai semua pembuluh darah
 Reaksi lambat dan menetap, akibat jejas ringan tetapi terus-menerus

Reaksi selular pada radang akut

Pada fase awal yaitu 24 jam pertama, sel yang paling banyak bereaksi ialah sel neutrofil atau
leukosit PMN. Setelah fase awal yang bisa berlangsung selama 48 jam, mulailah sel
makrofag dan sel yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh seperti limfosit dan sel plasma
beraksi. Urutan kejadian yang dialami oleh leukosit adalah sebagai berikut:

 Penepian, leukosit bergerak ketepi pembuluh (margination)


 Pelekatan, leukosit melekat pada dinding pembuluh darah (sticking)
 Diapedesis, leukosit keluar dari pembuluh darah (esticking
 Fagositosis, leukosit menelan bakteri dan debris jaringan

1.10 Proses Terjadinya Peradangan Kronik

 Dapat terjadi setelah radang akut, baik karena rangsang pencetus yang terus-menerus
ada, maupun karena gangguan penyembuhan.
 Adanya radang akut yang berulang 2.10.3 Radang kronik yg mulai secara perlahan
tanpa didahului radang akut klasik akibat dari:

1) Infeksi persisten oleh mikroba interseluler yang mempunyai toksisitas rendah tapi
sudah mencetuskan reaksi imunologik.
2) Kontak dengan bahan yg tdk dpt hancur (zat nondegradable) silikosis & asbestosis
pada paru.
3) Reaksi imun terhadap jaringan tubuh itu sendiri (autoimun)

1.11Respon Tubuh
1) Radang akut

Mencerminkan pengaruh mediator yang bekerja pada pembuluh darah. Setelah trauma
mekanik / injuri panas, perubahan permeabilitas vasa dapat timbul lebih awal dari respons
radang akut.

Dalam 30-60 menit dari injuri. Granulosit neutrofil muncul. Mula-mula granulosit
neutrofil ini tampak mengelompok sepanjang sel-sel endotel pembuluh darah pada daerah
injuri. Setelah itu, leukosit menyusup keluar pembuluh darah dengan menyelinap keluar
pembuluh darah dengan menyelinap diantara sel-sel endotel.

Dalam beberapa menit granulosit berada ekstravaskuler dan mulai mengelompok di


daerah injuri, bila telah keluar dari pembuluh darah, neutrofil merupakan garis pertahanan
pertama melawan mikroorganisme yang masuk. Dalam empat sampai lima jam, jika respons
inflamantoris akut berjalan terus.

2) Mononuklear
(termasuk monosit & limfosit) akan muncul pada daerah Radang kronik. Bila
inflamasi terkontrol, neutrofil tidak dikerahkan lagi dan berdegenerasi. Selanjutnya
dikerahkan sel mononuklear seperti monosit, inflamantoris, setelah keluar dari
pembuluh darah melalui cara yang sama
Monosit memperbesar pertahanan dengan menambahkan fungsi fagosit
mereka sendiri ke daerah injuri, sementara limfosit membawa kemampuan
immunologik untuk berespons terhadap agen asing
Dengan fenomen humoral dan seluler spesifik. Makrofag, limfosit dan sel
plasma yang memberikan gambaran patologik dari inflamasi kronik.

Dalam inflamasi kronik, monosit dan makrofag mempunyai 2 peranan penting


sebagai berikut:

 Memakan dan mencerna mikroba


 Modulasi respon imun dan fungsi sel T melalui presentasi

Antigen dan sekresi sitokin Bila patogen persisten dalam tubuh, makrofag
akan mengalihkan respons berupa reaksi hipersensitivitas lambat yang melibatkan
limfosit penuh. Jadi inflamasi akut ini dapat dianggap sebagai titik membaliknya
respons inflamasi ke arah respons monosit-makrofag.

1.12 Akibat Radang Akut Dan Kronik

Akibat utama radang adalah perubahan jaringan, dapat berupa degenerasi, Lisis jaringan, dan
proliferasi jaringan. Dipengaruhi antara lain oleh faktor-faktor host dan faktor-faktor
penyebab.

1).Keuntungan Radang

 Pengenceran toxin.
 Antibodi masuk jaringan ekstravaskular. Transportasi obat.
 Pembentukan fibrin.
 Penyaluran nutrien.
 Stimulasi respons imun.
 Lokasi jaringan yang rusak.
 Persiapan untuk pemulihan jaringan.

2).Kerugian Pada Radang

 Jaringan normal dirusak.


 Sembab epiglotis, rongga.
 Nyeri : gangguan fungsi.
 Ruptura organ.
 Fistula.
 Reaksi imun kurang tepat. Akibat penyakit: Glomerulonefritis, arthritis, bronchitis.
 Fibrosis berlebihan: keloid, obstruksi usus, steril

1.12Macam-macam Penyakit Radang


Ada beberapa macam contoh penyakit peradangan yakni sebagai berikut:

1.Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)


Radang usus buntu terjadi jika ada sisa-sisa makanan yang masuk kedalam usus
buntu, tepatnya kedalam umbai cacing. Sisa makanan tersebut terjabak dan tidak dapat keluar
dari umbai cacing sehingga lama-kelamaan akan membusuk. Akibatnya,timbul peradangan
pada umbai cacing. Orang-orang yang terkena appendicitis biasanya harus dioperasi untuk
membuang numbai cacing yang membusuk tersebut. Penyebab Penyakit Radang Usus Buntu
(Appendicitis). Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan olch infeksi bakteri,
namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat
diketahui secara pasti. Diantaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran
(lumen) appendiks olch timbunan tinja/feces yang kera s(fekalit), hyperplasia (pembesaran)
jaringan

Gejala lain yang berkaitan adalah:

1. Demam (selalunya demam rendah tetapi boleh menjadi tinggi). 2. Loyo dan
kadang-kala muntah,
2. Sembelit atau cirit-birit,
3. Kurang selera makan,
4. Abdomen membengkak.

Tanda-tanda penyakit radang apendiks adalah:

1. Sakit apabila menekan secara perlahan di bahagian bawah kanan perut.

2. Bertambah sakit apabila tekanan tersebut dilepaskan.

Cara untuk mengetahui penyakit radang apendiks adalah:

1. Melakukan tes darah untuk mengetahui tanda jangkitan,


2. Melakukan uji urine untuk mengetahui jangkitan salur kencing.

Penanganan dan Perawatan Penyakit Radang Usus Buntu- Bila diagnosis sudah pasti,
maka penatalaksanaan standar untuk penyakit radang usus buntu (appendicitis) adalah
operasi. Pada kondisi dini apabila sudah dapat langsung terdiagnosa kemungkinan pemberian
obat antibiotika dapat saja dilakukan, namun demikian tingkat kekambuhannya mencapai
35% Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau semi-tertutup (laparoskopi). Setelah
dilakukan pembedahan, harus diberikan antibiotika selama 7-10 hari. Selanjutnya adalah
perawatan luka operasi yang harus

2.Radang Lambung (Gastritis)

Gastritis atau radang lambung lebih dikenal dengan Sakit maag. Merupakan sakit
yang disebabkan oleh adanya sekresi asam lambung yang tidak normal pada lambung
sehingga mengakibatkan rasa perih pada dinding lambung. Sakit Maag dapat dipicu oleh
kebiasaan makan yang tidak teratur, jenis makanan tertentu, obat-obatan, atau oleh adanya
setres psikologis. Gejala maag yang sudah krinis dafat menyebabkan luka pada dinding
lambung. Adnya sekresi asam lambung yang mengenai luka pada lambung menyebabkan rasa
perih atau sakit. Saki maag yang sudah parah dapat menyebabkan Perdarahan pada lambung
karena luka yang terjadi sudah sampai pada lapisan

Sub Mukosa yang banyak memiliki pembuluh darah. Namun demikian secara umum
penyakit radang lambung mempunyai

Beberapa gejala yaitu:

 Mual dan sering muntah.


 Perut terasa nyeri, pedih (kembung dan sesak) pada bagian atas perut (ulu
hati), • Nafsu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan naik.
Keluar keringat dingin.
 Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar,
 Sulit untuk tidur karena gangguan rasa sakit pada daerah perut),
 Kepala terasa pusing. Dan pada radang lambung dapat terjadi pendarahan.

Radang lambung dapat disebabkan olch beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut:

 Adanya stres dan tekanan emosional yang berlebihan pada seseorang


 Tuberculosis secara spordik yang disebabkan oleh Mycobacterium bovis.
3.Penyakit Radang/Pembesaran Prostat

Penyakit atau gangguan pembesaran prostat adalah penyakit akibat perubahan


hormonal dihidrotestosteron / DHT dalam jaringan kelenjar prostat yang meningkat pada usia
dewasa. Peningkatan hormon tersebut umumnya karena pertambahan usia serta fungsi
penguraian yang berkurang sehingga ukuran kelenjar prostat akan terus bertambah. Prostate
yang semakin besar dapat mempersempit jalur saluran kencing

sehingga buang air kecil akan semakin sulit untuk dilakukan. Air kencing apabila
tidak segera dikeluarkan akan menumpuk di kandung kemih sehingga akan menjadi sarang
perkembangbiakan bakteri yang berakhir pada radang prostat. Yang Menyebabkan /
Penyebab Gangguan Perbesaran / Radang Prostat terlalu banyak duduk baik di rumah, kantor,
mobil, motor, dsb. penurunan kekebalan tubuh akibat fisik lelah, stress, dsb. ialah:

 Makan makanan pedas atau yang merangsang secara berlebih. Kegiatan seks
berlebihan.
 Terlalu banyak masturbasi atau onani yang berlebih.
 Tanda-tanda ciri-ciri orang yang terkena penyakit pembesaran prostat
 Tidak tahan kebelet kencing sehingga selalu terburu-buru.
 Tembakan air seni lemah dan dapat mengotori kaki kita. Fobia pada kencing karena
selalu merasa nyeri.
 Di malam hari sering terbangun untuk beser / kencing.
 Kencing selalu tidak tuntas dan merasa anyang-anyangan.
 Setelah kencing ada sisa air seni yang keluar,

4.Radang Tenggorokan

Radang tenggorokan merupakan penyakit yang sering menjangkiti kita semua,


terutama saat pergantian musim (musim kemarau ke musim hujan). Obat Batuk Hitam
merupakan salah satu alternatif pengobatan untuk radang tenggorokan. Kadangkala hal
tersebut tidak bisa menyembuhkan 100%.

Tentang tumbuhan atau ramuan jamu untuk radang tenggorokan dan ditambah riset
kandungan obat batuk hitam herbal, maka ditemukankanlah tumbuhan sebagai berikut:

1).Kayu manis untuk obat radang tenggorokan,

2).Mahkota dewa untuk obat radang tenggorokan,

3).Jeruk nipis untuk mengencerkan dahak.

4).Jahe untuk menghangatkan tenggorokan, dan adapun pengobatan untuk mempercepat


penyembuhan yaitu:

 Antibiotik
Antibiotik yang umumnya bias digunakan Amoxicilin dan Cefadroxil.

 Analgesik dan Antipiretik

Obat ini seperti panadol dan aspirin. Yang berguna sebagai pain killer untuk mengurangi
nyeri dan menurunkan panas.

1.14 Proses Penyembuhan dan perbaikan Jaringan

Proses Penyembuhan dan perbaikan jaringan terjadi dalam 4 tahap yaitu:

1 Resolusi

Resolusi adalah hasil penyembuhan ideal & terjadi pada respons radang akut hingga cedera
minor atau cedera dengan nekrosis sel parenkim minimal. Jaringan dipulihkan ke keadaan
sebelum cedera. Proses resolusi meliputi:

 Pembuluh darah kecil di daerah peradangan kembali ke Permeabilitas normalnya.


 Aliran cairan yang keluar pembuluh darah berhenti
 Cairan yang sudah dikeluarkan dari pembuluh darah diabsorpsi oleh limfatik
 Sel-sel eksudat mengalami disintegrasi keluar melalui limfatik atau benar-benar
dihilangkan dari tubuh. namun, apabila jumlah jaringan yang dihancurkan cukup
banyak maka resolusi tidak terjadi.

2. Regenerisasi

Regenerasi adalah penggantian sel parenkim yang hilang dengan pembelahan sel parenkim
yang bertahan di sekitarnya. Hasil akhirnya adalah penggantian unsur-unsur yang hilang
dengan jenis sel-sel yang sama. Faktor-faktor penentu regenerasi :

 Kemampuan regenerasi sel yang terkena cedera (kemampuan untuk membelah)


jumlah sel viabel yang bertahan.
 Keberadaan/keutuhan kerangka jaringan ikat yang cedera, atau keutuhan arsitektur
stroma.
 Perbaikan pemulihan dengan pembentukan jaringan ikat Pertumbuhan jaringan ikat
muda ke arah dalam daerah peradangan. Disebut organisasi Jaringan ikat yang
tumbuh itu disebut jaringan

3.Granulasi.

Secara mikroskopik jaringan Granulasi terdiri dari pembuluh-pembuluh darah kecil yang haru
terbentuk (angioblas). Fibroblas, sisa sel radang (berbagai jenis leukosit; makrofag, limosit,
eosinofil, basofil, & neutrofil), bagian cairan eksudat dan zat dasar jaringan ikat longgar
setengah cair. Fibroblas & angioblas pada jaringan granulasi yang berasal dari fibroblas dan
kapiler di sekelilingnya yang sebelumnya ada.

Organisasi terjadi jika :

 Banyak sekali jaringan yang menjadi nekrotik. Eksudat peradangan menetap & tidak
menghilang.
 Massa darah (hematom) atau bekuan-bekuan darah tidak cepat menghilang

Penyembuhan luka

Penyembuhan luka yang mudah dipahami adalah proses penyembuhan pada luka kulit. Proses
penyembuhan luka terbagi menjadi 2 macam yaitu:

 Penyembuhan primer (healing by first intention)


 Penyembuhan Sekunder (healing by secondiintention

Hari pertama pasca bedah.Setelah luka disambung & dijahit,garis insisi segera terisi
oleh bekuan darah yang membentuk kerak yang menutup luka. Reaksi radang akut terlihat
pada tepi luka. Dan tampak infiltrat polimorfonuklear yang mencolok.

Hari kedua. Terjadi Reepitelialisasi permukaan & pembentukan jembatan yang terdiri
dari jaringan fibrosa yang menghubungkan kedua tepi celah subepitel. Keduanya sangat
tergantung pada anyaman fibrin pada bekuan darah., karena ini memberikan kerangka bagi
sel epitel, fibroblas, dan tunas kapiler yang bermigrasi. Jalur-jalur tipis sel menonjol di bawah
permukan kerak, dari tepi epitel menuju ke arah sentral. Tonjolan ini berhubungan satu sam
lain, dengan demikian luka telah tertutup oleh epitel.

Hari ketiga, respon radang akut mulai berkurang, neutrofil digantikan oleh makrofag
yang membersihkan tepi luka dari sel-sel yang rusak dan pecahan fibrin,

Hari keempat, celah insisi biasanya terdiri dari jaringan granulasi yang kaya
pembuluh darah dan longgar. Dapat dilihat adanya serabut-serabut kolagen dimana-mana.
Akhir minggu pertama, luka telah tertutup oleh epidermis dengan ketebalan yang
lebih kurang normal, dan celah subepitel yang telah terisi jaringan ikat kaya pembuluh darah
ini mulai membentuk serabut-serabut kolagen.

Minggu kedua, fibroblas & pembuluh darah berploriferasi terus menerus, dan tampak
adanya timbunan progresif serabut kolagen.

Kerangka fibrin sudah lenyap. Jaringan parut masih tetap berwarna merah cerah
sebagai akibat peningkatan vaskularisasai. Luka belum memiliki daya rentang yang cukup
berarti. Reksi radang hampir seluruhnya hilang.

Akhir minggu kedua, struktur jaringan dasar parut telah mantap. Jaringan parut
berwarna lebih muda akibat tekanan pada pembuluh darah, timbunan kolagen dan
peningkatan daya rentang luka.Luka bedah yang sembuh sempurna tidak akan mencapai
Kembali daya rentang, ekstensibilitas dan elastisitas yang dimiliki oleh kulit normal.

BAB 2: KESIMPULAN

Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari suatu organisme terhadap patogen
dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat
jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau
inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi.
Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan
prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam
sistem kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi. Bagian tubuh
yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut:

1. Tumor atau membengkak


2. Calor atau menghangat
3. Dolor atau nyeri
4. Rubor atau memerah
5. Functio Laesa atau daya pergerakan menurun.
Daftar Pustaka

Adam, Syamsunir. 1995. DASAR-DASAR PATOLOGI-Seri Keperawatan, EGC.


Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta. Robbins, Stanley L. Kumar, Vinay. 1995,

BUKU AJAR PATOLOGII, edisi 4, EGC, Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta.

Pseuodomonas aeruginosa; Karakteristik, Infeksi dan Penanganan Evita Mayasari


http://dupakdosen.usu.ac.id

Penerapan Metode Dempster Shafer Dalam Mendiagnosa Penyakit Faringitis Pauji


Safri Hasibuan, Muhammad Iqbal Batubara J.Media Menginformasikan. Budidarma 3
(1), 59, 2019 Books.google.com

Dupakdosen.usu.ac.id Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih Sri Amelia

Anda mungkin juga menyukai