Anda di halaman 1dari 13

KONSEP BIOLISTRIK

Pembimbing : dr Grido Handoko

Disusun Oleh :
Kelompok 8

Imron Buhori

Robiatul Adawiyah

Rofiqotus Sa’adah

Khaliqatul Bariyah

Leni Riska

Firda Ufairah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG

PAJARAKAN – PROBOLINGGO

2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT.
Atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan
kepada proklamator sedunia, pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala
rintangan demi umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.

Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES
Hafshawaty, kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul”KONSEP
BIOLISTRIK” dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok


pesantren Zainul Hasan Genggong
2. Ns. Iin Aini Isnawaty, S.Kep.,M.Kes. sebagai ketua STIKES Hafshawaty
Zainul Hasan Genggong
3. Ana Fitria Nusantara ,S.kep.,Ns.,M.kep. Mat sebagai Ketua Prodi S1
Keperawatan
4. Rizka Yunita ,S.kep.,Ns.,M.kep Sebagai Wali Kelas Prodi S1 Keperawatan
5. Dr.Grido Handoko Sebagai Dosen Mata Kuliah ILMU DASAR
KEPERAWATAN

Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya
belum sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan
saran dari pihak dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada
materi makalah ini.

Probolinggo,30 Desember 2017


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


1.2 Rumusan Masalah.
1.3 Tujuan.
1.4 Manfaat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Atom,Ion muatan listrik,Potensial Arus dan Hambatan Listrik


2.2 Potensial Listrik Pada Berbagai Keadaan Sel
2.3 Penghantaran Implus di Dalam Tubuh dan Transmisi Sinapsis
2.4 Penggunaan Listrik Untuk Tubuh
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.

3.2 Saran.

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber
dari ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah
satu energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik
juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik
yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan
tipis muatan negatif pada permukaan dalam bidang batas/membran.
Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat
penting. Di dalam biolistrik terdapat atom, pontensial, dan ion.

Atom merupakan susunan materi pembangun. Walaupun awalnya kata


atom berarti suatu partikel yang tidak dapat dipotong-potong lagi menjadi
partikel yang lebih kecil, dalam terminologi ilmu pengetahuan modern, atom
tersusun atas berbagai partikel sub atom. Partikel-partikel penyusun atom ini
adalah elektron, proton, dan neutron.

Potensial aksi bisa terjadi apabila suatu daerah membran saraf atau
otot mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri
mempunyai kemampuan untuk merangsang daerah sekitar sel membran untuk
mencapai nilai ambang. Dengan demikian dapat terjadi perambatan potensial
aksi ke segala jurusan sel membran keadaan ini disebut perambatan potensial
aksi atau gelombang depolarisasi. Setelah timbul potensial aksi, sel membran
akan mengalami repolarisasi. Proses repolarisasi sel membran disebut suatu
tingkat refrakter. Tinkat refrakter ada dua fase yaitu periode refrakter absolut
dan peiode refrakter relatif. Untuk mengukur potensial aksi secara baik
dipergunakan elektroda. Kegunaan dari elektroda untuk memindahkan
transmisi ion ke penyalur elektron. Bahan yang dipakai sebagai elektroda
adalah perak dan tembaga.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat menyimpulkan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari atom, ion muatan listrik, potensial Arus dan
hambatan listrik?
2. Bagaimana penghantaran impuls dalam tubuh dan transmisi sinaps?
3. Bagaimana penggunaaan listrik untuk tubuh?
1.3 Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas penulis dapat menyimpulkan
tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari atom, ion muatan listrik,
potensial arus dan hambatan listrik.
2. Untuk mengetahui bagaimana penghantaran impuls dalam tubuh dan
transmisi sinaps.
3. Untuk mengetahui bagaimana penggunaaan listrik untuk tubuh.
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan penulisan di atas penulis dapat menyimpulkan
manfaat sebagai berikut:
1. Bagi penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam menyelesaikan
kasus mengenai tentang keperawatan dan mampu berfikir logis.
2. Bagi pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai materi
konsep biolistrik dalam keperawatan .
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Atom,Ion, muatan listrik,Potensial Arus dan Hambatan Listrik


a) Atom
Tubuh, layaknya semua materi lain terdiri dari atom. Atom
merupakan susunan materi pembangun. Walaupun awalnya kata atom
berarti suatu partikel yang tidak dapat dipotong-potong lagi menjadi
partikel yang lebih kecil, dalam terminologi ilmu pengetahuan modern,
atom tersusun atas berbagai partikel sub atom.  Partikel-partikel
penyusun atom adalah elektron, proton, dan neutron. Namun hidrogen-
1tidak mempunyai neutron. Demikian pula halnya pada ion
hidrogen positif H+ .
Dari kesemua partikel subatom ini, elektron adalah yang paling
ringan,dengan massa elektron sebesar 9,11 × 10−31 kg dan mempunyai
muatan negatif. Ukuran elektron sangatlah kecil sedemikiannya tiada
teknik pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur ukurannya.
Proton memiliki muatan positif dan massa 1.836 kali lebih berat dari
pada elektron (1,6726 × 10−27 kg). Neutron
tidak bermuatan listrik dan bermassa bebas 1.839 kali massa elektron at
au(1,6929 × 10−27 kg).Atom dari unsur kimiayang sama memiliki
jumlah proton yang sama,disebut nomor atom. Suatu unsur dapat
memiliki jumlah neutron yang bervariasi.Variasi ini disebut
sebagai isotop. 

b) Ion
Ion adalah atom atau sekumpulan atomyang bermuatan listrik. 
Ion bermuatan negatif, yang menangkap satu atau lebih elektron, diseb
ut anion, karena dia tertarik menuju anoda. Ion bermuatan positif,
yang kehilangan satuatau lebih elektron, disebut kation, karena tertarik
ke katoda. Proses pembentukan ion disebut ionisasi. Atom atau
kelompok atom yang terionisasi ditandai dengan atas n+ atau n-, di
mana n adalah jumlah elektron yang hilang atau diperoleh.
c) Muatan Listrik
Q adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda. Satuan Q
adalah coulomb, yang merupakan 6.24 x 1018 muatan dasar.
Q adalah sifat dasar yang dimiliki
oleh materi baik itu berupa proton (muatan positif) maupun elektron
(muatan negatif). Muatan listrik total suatu atom atau materi ini bisa
positif, jika atomnya kekurangan elektron. Sementara atom yang
kelebihan elektron akan bermuatan negatif. Besarnya muatan
tergantung dari kelebihan atau kekurangan elektron ini, oleh karena
itumuatan materi/atom merupakan kelipatan dari satuan Q dasar.
Dalam atom yang netral, jumlah proton akan sama dengan jumlah
elektron yang mengelilinginya (membentuk muatan total yang netral
atau tak bermuatan). Muatan listrik dalam tubuh dibagi menjadi 2 :1)
Muatan listrik negatif terdapat di permukaan dalam membran.2)
Muatan listrik positif terdapat di permukaan luar membran.
d) Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir
melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik
dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus
listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah
dalam satuan mikro Ampere (A) seperti di dalam jaringan tubuh
hingga arus yang sangat kuat 1-200 kilo Ampere (kA) seperti yang
terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat
diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga
besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan
resistansi sesuai dengan hukum Ohm.
Arus listrik merupakan satu dari tujuh besaran pokok
dalam satuan internasional. Satuan internasional untuk arus listrik
adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere didefinisikan
sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan
menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meterdi antara dua
penghantar lurus sejajar,dengan luas penampang yang dapat diabaikan,
berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.
e) Hambatan Listrik
Hambatan listrik  suatu objek tindakan oposisi terhadap
bagian dari sebuah arus listrik. Sebuah objek penampang seragam
memiliki resistensi yang proporsional kepada pertahanan dan panjang
dan berbanding terbalik dengan crosssectional daerahnya. 
Semua bahan menunjukkan perlawanan beberapa, kecuali
untuk  super konduktor, yang memiliki ketahanan dari nol. Hambatan
listrik adalah perbandingan antara tegangan listrikdari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrikyang melewatinya.
Hambatan listrikyang mempunyai satuan Ohm dapat dirumuskan
sebagai berikut: R = V / I di mana V adalah tegangan dan I adalah
arus listrik.Alat untuk mengukur resistensi disebut ohm meter. Ohm
meter tidak bisa mengukur resistensi rendah akurat karena hambatan
lead mengukur, menyebabkan penurunan tegangan yang mengganggu
pengukuran. Untuk lebih akurat menggunakan perangka tempat-
terminal penginderaan.
f) Potensial Listrik
Potensial listrik dalam tubuh sering disebut sebagai potensial
saraf. Di permukaan(atau membran) setiap neuron, terdapat beda
potensial listrik (voltase) akibat muatan negatif neto di permukaan
dalam membran dan muatan positif neto di permukaan luar.Muatan
neto adalah hasil dari interaksi rumit antara ion-ion negatif dan positif.
Neurondi katakan mengalami polarisasi. Bagian dalam sel biasanya
lebih negatif 60 sampai90mV daripada bagian luar.
2.2 Potensial Listrik Pada Berbagai Keadaan Sel
A. Transduksi sinyal.
Transduksi sinyal merupakan proses penyampaian pesan.
Jadi ada pesan dari luar selterus di membran sel ia ketemu reseptornya
dan mengakibatkan ada suatu tanggapan daridalam sel.transduksi signal
dapat dibagi menjadi 2:
1)Reseptor Intraselular
 Ligandnya merupakan senyawa yang dapat larut dalam lipid.
karenanya ia bias langsung nembus membran sel trus masuk ke
dalam sel menuju reseptornya yg ada di dalam sel.
2)Reseptor di Membran sel
B. Sel Saraf dalam Keadaaan Istirahat
Membran sel mempertahankan kondiisi intraseluler yang berbeda
dengan lingkungan ekstraselulernya. Setiap sel sarafmenghasilkan sedikit ion
negatif yang berada di dalam sel dan ion positif yang berada diluar membran sel.
Sel mempunyai lapisan yang disebut membran sel dan di dalam sel initerdapat
ion N+, Ion K +, Ion Cl- . Sel saraf menggunakan difusi pasif dan membran sel
nya. Suatu sel saraf berada dalam keadaan istirahat, saluran Na+yang bergantung
pada tegangan tertutup sehingga menjadi ketidaksamaan distribusi Na+.
Membran sel saraf yang berada dalam keadaanistirahat (tidak adanya proses
konduksi implus listrik), konsentrasi ion Na+ lebih banyak di luar sel daripada di
dalam sel, di dalam sel akan lebih negatif dibandingkan dengan diluar sel.Dalam
keadaan istirahat membran sel tidak pemiabel terhadap anion yang besar.Dengan
demikian kelebihan muatan negatif terbentuk tepat di bagian dalam
permukaaanmembran sel. Beda potensial pada membran sel sekitar 70mV dan
potensial listrik adalahnol. Dengan demikian beda potensial di dalam mebran sel
70mV. Membrane sel inidisebut dalam keadaan polirisasi. Ini adalah potensial
sel saraf dalam keadaan istrirahat.

1)Rangsangan sel saraf

Potensial sel saraf dalam keadaan istirahat dapat diganggu oleh


rangsangan listrik, kimia maupun fisis. Butir-butir membrane sel akan
berubah dan beberapaion Na+ akan masuk dari luar ke dalam sel. Di dalam sel
akan menjadi kurang negatif (lebih positif) dari pada di luar sel dan potensial
membran ini disebut dalam keadaan depolarisasi.

 Gangguan ini mungkin hanya sedikit mempengaruhi potensial membr
an pada titik ransangan. Potensial membran dengan cepat kembali pada nilai 
istirahatnya yaitu -70Mv. Jika ransangan cukup kuat hingga menyebabkan
depolarisasi dari piotensial istirahat. Saluran membran karena
adanya perubahan potensial akan terbuka. Karena ada gradien konsentrasi dan 
gradienlistrik, ion Na+  mengalir melalui sel dalam waktu yang cepat dan
jumlah yang banyak serta m3enimbulkan arus listrik. Pada bagian
dalam membran menghasilkan perubahan polaritas membran dan
menyebabkan potensial listrik. Setelah depolarisasi saluran Na+ tertutup
untuk waktu yang cukup singkat sampai membran sel sarap
2)Perambatan infuls saraf 

Depolarisasi lokal pada titik mula ransangan menyebabkan gerakan


difusi pasif ion yang berada pada daerah ransangan. Karna adanya potensial
aksi sebagian kecil membran mengalami depolarisasi akibat adantya aliran
ion dalam membran.

Saat poroses depolarisasi ini mencapai batas ambang potensial aksi dih
asilkan kembli pada bagian akson. Adanya periode pemulihan yaitu selama s
ebagian membrane mengalami depolarisasi dan tidak dapat diransang lagi.
Implus saraf hanya dapatmerambat pada satu arah tertentu saja dan menjauhi
tubuh sel saraf. Impuls akanterus bergerak hingga mencapai terminal.Dan
menyebabkan dilepaskan nya neurot transmiter dari membran sel saraf.
Proses penghantaran implus saraf aliran listrik mengalir kedalam dan keluar
melalui membran serta tegak lurus searah perhambatan impuls.

 Perambatan impuls melalui akson yang diselimuti lapisamylin sedikit
berbeda dengan perambatan melalui akson tanpa myelin. Aktivitas listrik
pada sel saraf yang dilapisi myelin hanya terbatas pada node ranvier karna
adanya konsentrasi yang cukup besar dari saluran ion yang bergantung
padategangan. Kecepatan rambat pada akson saraf dengan lapisan myelin
adalah 12m/s.Kecepatan rambat ini juga bergantung pada hambatan dari
akso plasma dan kapasitas membran. Akson dengan lapisan myelin memiliki
kapasitansi yang lebihrendah dibandingkan akson tanpa lapisan myelin.
Semakin rendah kapasitansi membran semakin kecil muatannya, dan waktu
depolarisasinya semakin singkat.

3). Depolaris

Depolaris adalah keadaan dimana saraf sedang menjalankan rangsang.


Pada keadaan ini muatan yang lebih negatif berada di sisi luar membrane
sedangkanmuatanyanglebih positif berada di sisi dalam membran. Membran
sel saraf bersifat impermeable terhadap ion kalium dan permeable terhadap
ion natrium sehingga ion (Na) berdifusidan ion (K) ditahan. Dalam keadaan
ini pula dikenal potensial aksi, yaitu potensial.

2.3 Penghantaran Implus di Dalam Tubuh dan Transmisi Sinapsis

Dalam tubuh, ada banyak sekali impuls yang di hantarkan impuls-impuls


tersebut di transfer dari satu neuron ke neuron yang lain,setiap neuron
berhubungan dengan beribu neuron yang lain.Di dalam tubuh ada sekitar 100
miliar neuron.sinapsis merupakan titik pertemuan antar neuron atau istilah
awal nya penghubung antara satu neuron dengan neuron lainnya. Mekanisme
Penghantar impulsDalam mekanisme penghantaran impuls ini ada dua istilah
lagi yang perlukamu ketahui. Yaitu prasinapsis dan postsinapsis (atau bisa
juga disebut pasca sinapsis). Prasinapsis adalah akson dari neuron
“sebelumnya”sedangkan post sinapsis adalah dendrit dari neuron
“berikutnya.”Logikanya begini, impuls yang diterima dendrit diteruskan
melalui badan seldan diteruskan lagi ke bagian akson. Akson akan
menghantarkan impuls keneuron berikutnya. Neuron tersebut (neuron
berikutnya) memanfaatkandendritnya untuk menerima impuls, kemudian
meneruskan impuls ke badansel lalu ke akson, hingga akson pun siap untuk
mengirimkan impuls ke neuron berikutnya.

2.4 Penggunaan listrik untuk tubuh

Hal-hal yang menyangkut soal listrik yaitu tegangan (v), tahanan


listrik, arus listrik serta frekuensi listrik.
1. Frekuensi Arus Listrik
Sesuai dengan efek yang ditimbulkan oleh listrik, maka arus
listrik dibagi dalam 2 bentuk :
a. Listrik berfrekuensi rendah
Batas frekuansi antara 20 Hz sampai dengan 500.000 Hz.
Frekuensi rendah ini mempunyai efek merangsang saraf dan otot
sehingga terjadi kontraksi otot. Alat-alat yang menghasilkan listrik
berfrekuensi rendah yaitu: stimulator yang rangkaiannya terdiri dari
multivibrator, astable multivibrator.
b. Listrik berfrekuensi tinggi
Yang tergolong listrik berfrekuensi tinggi adalah frekuensi arus
listrik di atas 500.000 siklus perdetik (500.000 Hz). Frekuensi tinggi
ini mempunyai sifat memanaskan, frekuansi tinggi di gunakan dalam
kedokteran dibagi dalam 2 bagian :
 Short wave diathermy (diatermi gelembung pendek)
 Mikro wave diathermy (diatermi gelembung mikro)

2. Electrocauter dan Electrosurgery


Listrik berfrekuensi tinggi di pergunakan untuk mengontrol
perdarahan pada waktu operasi. Searing di gunakan untuk menghentikan
peredaran pada luka menganga yaitu dengan menggunakan gulungan
kawat panas diletakkan pada luka tanpa menggunakan
anasthesi/pembiusan.
Kauterisasi yaitu suatu pembakaran dengan menggunakan
frekuensi listrik 2 MHz, tegangan kurang atau sama dengan 15Kv. Ini
menunjukan dasar electrokauter dan electrosurgery. Pada electrosurgery
ada jaringan yang terpotong dengan dengan electrosurgery cepat
mengalami gelembung. Untuk memotong jaringan dilakukan gerakan
cepat 5-10 cm/detik dengan tujuan agar mengurangi destruksi jaringan
sekitarnya. Electrosurgery biasanya digunakan pada operasi otak, limpa,
vesica felea (kantong empedu), prostat dan serviks.
3. DEFIBRILLATOR
Penderita yang mengalami fibrilasi telah dilakukan pengobatan
melalui message jantung (metode mekanik) namun akan sangat berhasil
apabila dilakukan syok listrik pada daerah jantung. Otot jantung akan
memberikan respon terhadap eksitasi listrik, 60 Hz. AC, Amper dalam
waktu 0,25 sampai 1 detik. Penggunaan syok listrik untuk
mengsinkroniskan rithme jantung disebut kountersyok. Apabila penderita
tidak memberikan respon terhadap kountersyok, dapat dilakukan
pengulangan hingga terjadi defibrilasi. Metode kountersyok ini dikenal
dengan nama defibrilasi. Ada 4 tipe dasar defibrilator :

 AC defibrilator
 Capasitive – discharge defibrilator.
 Capasitive – delay – line defibrilator.
 Square – wave defibrilator.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai