Disusun Oleh :
Kelompok 8
Imron Buhori
Robiatul Adawiyah
Rofiqotus Sa’adah
Khaliqatul Bariyah
Leni Riska
Firda Ufairah
PAJARAKAN – PROBOLINGGO
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT.
Atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan
kepada proklamator sedunia, pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala
rintangan demi umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES
Hafshawaty, kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul”KONSEP
BIOLISTRIK” dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya
belum sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan
saran dari pihak dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada
materi makalah ini.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan.
3.2 Saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Potensial aksi bisa terjadi apabila suatu daerah membran saraf atau
otot mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri
mempunyai kemampuan untuk merangsang daerah sekitar sel membran untuk
mencapai nilai ambang. Dengan demikian dapat terjadi perambatan potensial
aksi ke segala jurusan sel membran keadaan ini disebut perambatan potensial
aksi atau gelombang depolarisasi. Setelah timbul potensial aksi, sel membran
akan mengalami repolarisasi. Proses repolarisasi sel membran disebut suatu
tingkat refrakter. Tinkat refrakter ada dua fase yaitu periode refrakter absolut
dan peiode refrakter relatif. Untuk mengukur potensial aksi secara baik
dipergunakan elektroda. Kegunaan dari elektroda untuk memindahkan
transmisi ion ke penyalur elektron. Bahan yang dipakai sebagai elektroda
adalah perak dan tembaga.
TINJAUAN PUSTAKA
b) Ion
Ion adalah atom atau sekumpulan atomyang bermuatan listrik.
Ion bermuatan negatif, yang menangkap satu atau lebih elektron, diseb
ut anion, karena dia tertarik menuju anoda. Ion bermuatan positif,
yang kehilangan satuatau lebih elektron, disebut kation, karena tertarik
ke katoda. Proses pembentukan ion disebut ionisasi. Atom atau
kelompok atom yang terionisasi ditandai dengan atas n+ atau n-, di
mana n adalah jumlah elektron yang hilang atau diperoleh.
c) Muatan Listrik
Q adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda. Satuan Q
adalah coulomb, yang merupakan 6.24 x 1018 muatan dasar.
Q adalah sifat dasar yang dimiliki
oleh materi baik itu berupa proton (muatan positif) maupun elektron
(muatan negatif). Muatan listrik total suatu atom atau materi ini bisa
positif, jika atomnya kekurangan elektron. Sementara atom yang
kelebihan elektron akan bermuatan negatif. Besarnya muatan
tergantung dari kelebihan atau kekurangan elektron ini, oleh karena
itumuatan materi/atom merupakan kelipatan dari satuan Q dasar.
Dalam atom yang netral, jumlah proton akan sama dengan jumlah
elektron yang mengelilinginya (membentuk muatan total yang netral
atau tak bermuatan). Muatan listrik dalam tubuh dibagi menjadi 2 :1)
Muatan listrik negatif terdapat di permukaan dalam membran.2)
Muatan listrik positif terdapat di permukaan luar membran.
d) Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir
melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik
dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus
listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah
dalam satuan mikro Ampere (A) seperti di dalam jaringan tubuh
hingga arus yang sangat kuat 1-200 kilo Ampere (kA) seperti yang
terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat
diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga
besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan
resistansi sesuai dengan hukum Ohm.
Arus listrik merupakan satu dari tujuh besaran pokok
dalam satuan internasional. Satuan internasional untuk arus listrik
adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere didefinisikan
sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan
menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meterdi antara dua
penghantar lurus sejajar,dengan luas penampang yang dapat diabaikan,
berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.
e) Hambatan Listrik
Hambatan listrik suatu objek tindakan oposisi terhadap
bagian dari sebuah arus listrik. Sebuah objek penampang seragam
memiliki resistensi yang proporsional kepada pertahanan dan panjang
dan berbanding terbalik dengan crosssectional daerahnya.
Semua bahan menunjukkan perlawanan beberapa, kecuali
untuk super konduktor, yang memiliki ketahanan dari nol. Hambatan
listrik adalah perbandingan antara tegangan listrikdari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrikyang melewatinya.
Hambatan listrikyang mempunyai satuan Ohm dapat dirumuskan
sebagai berikut: R = V / I di mana V adalah tegangan dan I adalah
arus listrik.Alat untuk mengukur resistensi disebut ohm meter. Ohm
meter tidak bisa mengukur resistensi rendah akurat karena hambatan
lead mengukur, menyebabkan penurunan tegangan yang mengganggu
pengukuran. Untuk lebih akurat menggunakan perangka tempat-
terminal penginderaan.
f) Potensial Listrik
Potensial listrik dalam tubuh sering disebut sebagai potensial
saraf. Di permukaan(atau membran) setiap neuron, terdapat beda
potensial listrik (voltase) akibat muatan negatif neto di permukaan
dalam membran dan muatan positif neto di permukaan luar.Muatan
neto adalah hasil dari interaksi rumit antara ion-ion negatif dan positif.
Neurondi katakan mengalami polarisasi. Bagian dalam sel biasanya
lebih negatif 60 sampai90mV daripada bagian luar.
2.2 Potensial Listrik Pada Berbagai Keadaan Sel
A. Transduksi sinyal.
Transduksi sinyal merupakan proses penyampaian pesan.
Jadi ada pesan dari luar selterus di membran sel ia ketemu reseptornya
dan mengakibatkan ada suatu tanggapan daridalam sel.transduksi signal
dapat dibagi menjadi 2:
1)Reseptor Intraselular
Ligandnya merupakan senyawa yang dapat larut dalam lipid.
karenanya ia bias langsung nembus membran sel trus masuk ke
dalam sel menuju reseptornya yg ada di dalam sel.
2)Reseptor di Membran sel
B. Sel Saraf dalam Keadaaan Istirahat
Membran sel mempertahankan kondiisi intraseluler yang berbeda
dengan lingkungan ekstraselulernya. Setiap sel sarafmenghasilkan sedikit ion
negatif yang berada di dalam sel dan ion positif yang berada diluar membran sel.
Sel mempunyai lapisan yang disebut membran sel dan di dalam sel initerdapat
ion N+, Ion K +, Ion Cl- . Sel saraf menggunakan difusi pasif dan membran sel
nya. Suatu sel saraf berada dalam keadaan istirahat, saluran Na+yang bergantung
pada tegangan tertutup sehingga menjadi ketidaksamaan distribusi Na+.
Membran sel saraf yang berada dalam keadaanistirahat (tidak adanya proses
konduksi implus listrik), konsentrasi ion Na+ lebih banyak di luar sel daripada di
dalam sel, di dalam sel akan lebih negatif dibandingkan dengan diluar sel.Dalam
keadaan istirahat membran sel tidak pemiabel terhadap anion yang besar.Dengan
demikian kelebihan muatan negatif terbentuk tepat di bagian dalam
permukaaanmembran sel. Beda potensial pada membran sel sekitar 70mV dan
potensial listrik adalahnol. Dengan demikian beda potensial di dalam mebran sel
70mV. Membrane sel inidisebut dalam keadaan polirisasi. Ini adalah potensial
sel saraf dalam keadaan istrirahat.
Gangguan ini mungkin hanya sedikit mempengaruhi potensial membr
an pada titik ransangan. Potensial membran dengan cepat kembali pada nilai
istirahatnya yaitu -70Mv. Jika ransangan cukup kuat hingga menyebabkan
depolarisasi dari piotensial istirahat. Saluran membran karena
adanya perubahan potensial akan terbuka. Karena ada gradien konsentrasi dan
gradienlistrik, ion Na+ mengalir melalui sel dalam waktu yang cepat dan
jumlah yang banyak serta m3enimbulkan arus listrik. Pada bagian
dalam membran menghasilkan perubahan polaritas membran dan
menyebabkan potensial listrik. Setelah depolarisasi saluran Na+ tertutup
untuk waktu yang cukup singkat sampai membran sel sarap
2)Perambatan infuls saraf
Saat poroses depolarisasi ini mencapai batas ambang potensial aksi dih
asilkan kembli pada bagian akson. Adanya periode pemulihan yaitu selama s
ebagian membrane mengalami depolarisasi dan tidak dapat diransang lagi.
Implus saraf hanya dapatmerambat pada satu arah tertentu saja dan menjauhi
tubuh sel saraf. Impuls akanterus bergerak hingga mencapai terminal.Dan
menyebabkan dilepaskan nya neurot transmiter dari membran sel saraf.
Proses penghantaran implus saraf aliran listrik mengalir kedalam dan keluar
melalui membran serta tegak lurus searah perhambatan impuls.
Perambatan impuls melalui akson yang diselimuti lapisamylin sedikit
berbeda dengan perambatan melalui akson tanpa myelin. Aktivitas listrik
pada sel saraf yang dilapisi myelin hanya terbatas pada node ranvier karna
adanya konsentrasi yang cukup besar dari saluran ion yang bergantung
padategangan. Kecepatan rambat pada akson saraf dengan lapisan myelin
adalah 12m/s.Kecepatan rambat ini juga bergantung pada hambatan dari
akso plasma dan kapasitas membran. Akson dengan lapisan myelin memiliki
kapasitansi yang lebihrendah dibandingkan akson tanpa lapisan myelin.
Semakin rendah kapasitansi membran semakin kecil muatannya, dan waktu
depolarisasinya semakin singkat.
3). Depolaris
AC defibrilator
Capasitive – discharge defibrilator.
Capasitive – delay – line defibrilator.
Square – wave defibrilator.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan