Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang Konsep Bioakustik dalam Keperawatan.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Konsep Bioakustik
dalam Keperawatan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu perubahan mekanik terhadap zat gas, zat cair atau zat padat yang
merambat ke depan dengan kecepatan tertentu sering menimbulkan gelombang
bunyi. Gelombang bunyi ini merupakan vibrasi getaran dari molekul zat dan saling
beradu satu sama lain namun demikian zat tersebut terkoordinasi menghasilkan
gelombang. Gelombang bunyi dapat menjalar secara transversal atau longitudinal.
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam karya tulis
ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut
antaralain:
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Bunyi
A = A-x
Keterangan :
Pada suatu percobaan, apabila terjadi vibrasi dari suatu bunyi maka
akan terjadi suatu peningkatan tekanan dan penurunan tekanan pada
tekanan atmosfer, peningkatan tekanan ini disebut kompresi sedangkan
penurunan tekanan disebut rarefaksi (peregangan).
f =
Keterangan :
f = frekuensi
v = kecepatan
= panjang gelombang
Gelombang bunyi dibawa oleh zat padat, cair, dan gas. Pada umumnya,
makin keras zat, makin cepat gelombang bunyi merambat. Hal ini masuk
akal, karena kekerasan zat menyatakan secara tidak langsung bahwa
partikel-partikel tergandeng secara kuat sehingga lebih responsif terhadap
gerak partikel lainnya.
Intensitas Bunyi yaitu energi yang melewati medium 1 m2/detik atau watt/m2.
Ketika mendengarkan bunyi yang terlalu keras, tentunya telinga akan merasa sakit.
Sebaliknya, bunyi yang terlalu lemah tidak akan mampu didengar. Kenyataan ini
membuktikan bahwa intensitas bunyi yang dapat didengar manusia dengan baik
berada pada batas-batas tertentu. Intensitas bunyi yang mampu didengar manusia
mempunyai intensitas 10-12 watt/m2 sampai dengan 1 watt/m2.
Intensitas bunyi 10-12 watt/m2 adalah intensitas bunyi terendah yang masih
dapat didengar telinga manusia. Intensitas ini disebut intensitas ambang
pendengaran. Sementara itu, intensitas bunyi terbesar yang masih dapat didengar
telinga manusia tanpa menimbulkan rasa sakit adalah 1 watt/m2 dan disebut
intensitas ambang perasaan.
a. Susunan Telinga
Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah,
dan telinga dalam.
1) Telinga luar
2) Telinga tengah
3) Telinga dalam
Pemeriksaan
1) Otoscopy
2) Tympanometry
7) Play Audiometry
8) Conventional Audiometry
Piezo elektrik atau kristal piezo electric ditemukan oleh Piere Curie
dan Jacques pada tahun sekitar 1880; tebal kristal 2, 85 mm. Apabila
kristal piezo electric dialiri tegangan listrik maka lempengan kristal akan
mengalami vibrasi sehingga timbul frekuensi ultra; demikian pula vibrasi
kristal akan menimbulkan listrik. Berdasarkan sifat itu maka kristal electric
dipakai sebagai transduser pada ultrasonografi (USG).
2) Panas
3) Kimia
4) Efek biologis
Pada dasarnya, prinsip kerja dari MRI dan USG adalah sama.
Sebuah pulsa singkat dari bunyi ultra dipancarkan oleh sebuah
transduser. transduser adalah sebuah alat yang dapat mengubah
pulsa listrik menjadi pulsa bunyi. Sebagian dari pulsa dipantulkan
pada berbagai permukaan dalam tubuh, dan sebagian besar akan
diteruskan. Transduser yang sama digunakan juga untuk
mendeteksi pulsa listrik. Pilsa-pulsa ini dapat diperlihatkan pada
layar monitor.
2.5 Kebisingan
Bising ialah bunyi yang tidak dikehendaki yang merupakan aktivitas alam
(bicara, pidato) maupun buatan (bunyi mesin) dan dapat menggangu kesehatan,
kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian yang bersifat relatif. Alat ukur
kebisingan adalah sound level meter.
c. Telinga berdengung
2.6 Suara
Suara dihasilkan oleh getaran suatu benda. Selama bergetar, perbedaan tekanan
terjadi di udara sekitarnya. Peningkatan tekanan disebut kompresi, sedangkan
penurunannya disebut rarefaction. Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan
oleh getaran benda, getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan
amplitudo yang berubah secara kontinyu terhadap waktu. Pada hakekatnya suara
dan bunyi adalah sama. Hanya saja kata suara dipakai untuk makhluk hidup,
sedangkan bunyi dipakai untuk benda mati.
a. Aliran udara yang dihasilkan dorongan otot paru-paru bersifat konstan. Ketika
pita suara dalam keadaan berkontraksi, aliran udara yang lewat membuatnya
bergetar.
b. Aliran udara tersebut dipotong-potong oleh gerakan pita suara menjadi sinyal
pulsa yang kemudian mengalami modulasi frekuensi ketika melewati pharynx,
rongga mulut ataupun pada rongga hidung. Sinyal suara yang dihasilkan pada
proses ini dinamakan sinyal voiced sound.
c. Suara bicara normal merupakan hasil dari modulasi udara yang keluar dari
dalam tubuh.
d. Beberapa bunyi ayang dihasilkan melalui mulut tanpa menggunakan pita suara
disebut Unvoiced sound, merupakan aliran udara melalui penciutan/konstriksi
yang dibentuk oleh lidah, gigi, bibir dan langit-langit. Misalnya p, t, k, s, dan
ch, secara perinci:
Proses produksi suara pada manusia dapat dibagi menjadi tiga buah proses
fisiologis, yaitu :
- perubahan aliran udara dari paru-paru menjadi suara, baik voiced, maupun
unvoiced yang dikenal dengan istilah phonation, dan artikulasi yaitu proses
modulasi/ pengaturan suara menjadi bunyi yang spesifik.
- Organ tubuh yang terlibat pada proses produksi suara adalah : paru-paru,
tenggorokan (trachea), laring (larynx), faring (pharynx), pita suara (vocal cord),
rongga mulut (oral cavity), rongga hidung (nasal cavity), lidah (tongue), dan
bibir (lips).
- Pada pembentukan suara vokal, pita suara tertarik saling mendekat oleh otot,
udara di paru dihembuskan, tekanan dibawah pita suara meningkat dan pita
suara yang tertutup dipaksa membuka.
- Rongga mulut berubah bentuk akibat garakan lidah, rahang bawah, palatum
lunak, dan pipi untuk menentukan suara yang diucapkan.
- Kadang-kadang hilangnya suara, gangguan bicara, atau rasa sakit timbul akibat
obstruksi di pita suara.
- Hal tersebut perlu dilakukan pemeriksaan, salah satu metode yang digunakan
adalah laringoskopi.
- Metode lain juga yang digunakan adalah MRI, USG, dan berbagai prosedur
radiologis misalnya sinar-X, CT-scan, dan sebagainya.
Frekuensi dasar dari hasil vibrasi yang kompleks tergantung dari massa dan
tegangan dari pita suara.
Pada sistem pengenalan suara oleh manusia terdapat tiga organ penting yang
saling berhubungan yaitu :
2.7 Vibrasi
Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran
mekanis lainnya. Dibedakan menjadi:
Vibrasi udara oleh karena benda bergetar dan diteruskan melalui udara
akan mencapai telinga. Getaran dengan frekuensi 1-20 Hz tidak akan
terjadi gangguan penguatan pendengaran tetapi pada intensitas lebih dari
140 dB akan terjadi gangguan vestibuler yaitu gangguan
orientasi,kehilangan keseimbangan dan mual-mual. Akan timbul nyeri
telinga,nyeri dada dan bisa terjadi getaran seluruh tubuh.
- Selain itu tempat duduk atau alas kaki diletakkan bahan peredam.
Tebal tempat duduk dan alas kaki sangat menentukan besar redaman.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
- Telinga sebagai alat pendengaran penting untuk dijaga dari berbagai pengaruh
kebisingan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. J. F. Gabriel 1988 Fisika Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Denpasar
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit
Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta :
Penerbit Erlangga