Anda di halaman 1dari 39

PENERAPAN BIOAKUSTIK

DALAM KEPERAWATAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu perubahan mekanik terhadap zat gas, zat cair atau zat padat yang merambat ke
depan dengan kecepatan tertentu sering menimbulkan gelombang bunyi. Gelombang bunyi
ini merupakan vibrasi getaran dari molekul zat dan saling beradu satu sama lain namun
demikian zat tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang. Gelombang bunyi dapat
menjalar secara transversal atau longitudinal.
Bunyi berhubungan dengan indra pendengaran yaitu fisiologi telinga. Telinga
berfungsi secara efisien untuk mengubah energi getaran dari gelombang menjadi sinyal listrik
yang dibawa ke otak melalui syaraf. Telinga manusia merupakan detektor bunyi yang sangat
sensitif.
Bising didefinisikan sebagai bunyi yang kehadirannya tidak dikehendaki dan
dianggap mengganggu pendengaran. Bising dapat berasal dari bunyi atau suara yang
merupakan aktivitas alam seperti bicara, pidato, tertawa dan lain lain. Bising juga dapat
berasal dari bunyi atau suara buatan manusia seperti bunyi mesin kendaraan dan mesin
mesin yang ada di pabrik. Untuk menilai bunyi sebagai bising sangatlah relatif. Misalnya
musik di tempat tempat diskotik, bagi orang yang biasa mengunjungi tempat itu tidaklah
merasa suatu kebisingan, tetapi bagi orang orang yang tidak pernah berkunjung di tempat
diskotik akan merasa suatu kebisingan yang mengganggu.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang,maka rumusan makalah ini adalah :
1. Apa itu bunyi?
2. Bagaimana sifat dan kecepatan gelombang bunyi?
3. Bagaimana intensitas bunyi?
4. Bagaimana penerapan gelombang bunyi dalam bidang kesehatan?
5. Bagaimana pengaruh dan pencegahan dari kebisingan?
6. Bagaimana pembentukan suara?
7. Bagaimana vibrasi itu
C.Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah,maka dalam penulisan makalah ini
hal-hal yang dibahas adalah mengenai pengertian bunyi,sifat dan kecepatan gelombang
bunyi,penerapan gelombang bunyi dalam bidang kesehatan dan bagaimana pengaruh dan
pencegahan dari kebisingan,maupun bagaimana mekanisme pembentukan suara dan
mengetahui apa yang dimaksud dengan vibrasi itu.
D. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Membantu mahasiswa memahami tentang bioakustik dan aplikasinya dalam
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian bunyi dan gelombang bunyi
b. Memahami sifat dan kecepatan gelombang bunyi
c. Memahami intensitas bunyi
d. Mengetahui penerapan gelombang bunyi
e. Mengetahui pengaruh dan pencegahan dari bising
f. Mengetahui bagaimana mekanisme pembentukan suara
g. Mengetahui apa yang dimaksud dengan vibrasi



BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Bunyi
Bunyi merupakan getaran yang menimbulkan gelombang longitudinal yang merambat
melalui medium perambatannya (zat cair, zat padat, dan udara) sehingga dapat didengar.
(Fisika, 2006 : 41).
Gelombang bunyi merupakan vibrasi atau gerakan dari molekul-molekul zat dan saling
beradu satu sama lain dimana zat tersebut terkoordinasi menghasikan gelombang serta
mentransmisikan energi tanpa disertai perpindahan partikel. (Fisika Kedokteran, 1996 : 65)
1. Sumber Bunyi
Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar dan menghasilkan suara merambat
melalui medium atau zat perantara sampai ke telinga. Contoh sumber bunyi yaitu:
pembakaran minyak dalam mesin, instrumen musik, gerakan dahan pohon, lonceng,
garputala, dsb.
Syarat terjadinya bunyi yaitu:
Ada sumber bunyi yang bergetar
Ada zat perantara (medium) yang merambatkan gelombang bunyi dari sumber ke telinga
Getaran mempunyai frekuensi tertentu (20 Hz 20.000 Hz)
Indra pendengar dalam keadaan baik

2. Mendeteksi Bunyi
Untuk mendeteksi bunyi perlu mengkonversikan gelombang bunyi bentuk vibrasi
sehingga dapat dianalisa frekuensi dan intensitasnya. Untuk perubahan ini diperlukan alat
mikrofon dan telinga manusia. Alat mikrofon merupakan transduser yang memberi respon
terhadap tekanan bunyi (sound pressure0 dan menghasilkan isyarat/signal listrik. Mikrofon
yang banyak digunakan adalah mikrofon kondensor. Pemilihan mikrofon ini sangat penting
oleh karena berguna untuk mendeteksi kebisingan lingkungan perusahaan (merupakan medan
difus segala arah atau medan bebas) disamping itu perlu diperhatikan faktor kecepatan angin,
cuaca oleh karena sangat mempengaruhi pada mikrofon.
3. Pengelompokan Bunyi
Menurut frekuensinya, bunyi dikelompokan menjadi:
a. Bunyi infrasonik (0 20 Hz)
Infrasonik merupakan bunyi yang tidak dapat didengar telinga manusia, tetapi dapat di
dengar oleh jangkrik dan anjing. Frekuensi ini biasanya ditimbulkan oleh getaran tanah,
gempa bumi, getaran gunung berapi.
b. Bunyi audiosonik (20 20.000 Hz)
Bunyi audio merupakan bunyi yang dapat didengar manusia. Audiofrekuensi
berhubungan dengan nilai ambang pendengaran (rata-rata nilai ambang pendengaran 1000 Hz
= 0 dB).
c. Bunyi Ultrasonik (di atas 20.000 Hz)
Ultrasonik merupakan bunyi yang tidak dapat didengar telinga manusia. Frekuensi ini
dalam bidang kedokteran digunakan dalam 3 hal yaitu pengobatan, destruktif dan diagnosis.
Hal ini dapat terjadi oleh karena frekuensi yang tinggi mempunyai daya tembus jaringan
cukup besar.
4. Azaz Doppler
Efek Doppler adalah peristiwa berubahnya frekuensi sumber bunyi yang didengar
akibat perubahan gerak antara pendengar dan sumber bunyi. Pada tahun 1800, Christian
Johann Doppler mengemukakan Efek Doppler ini berlaku secara umun pada gelombang.
Efek Doppler ini dipergunakan untuk mengukur bergeraknya zat cair di dalam tubuh
misalnya darah. Berkas ultrasonik/bunyi ultra uynag mengenai darah (darah bergerak
menjauhi bunyi) darah akan memantulkan bunyi ekho dan diterima oleh detektor.

B.Sifat dan Kecepatan Gelombang Bunyi

1. Sifat Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi mempunyai sifat memantul, diteruskan, dan diserap benda. Apabila
gelombang suara mengenai tubuh manusia (dinding) maka bagian dari gelombang akan
dipantulkan dan bagian lain akan diteruskan ke dalam tubuh. Penyerapan energi bunyi ini
akan mengakibatkan berkurangnya amplitudo gelombang bunyi.
Nilai amplitudo bunyi yang menetap pada jaringan dinyatakan dalam rumus:
A = A
-x

Keterangan :
A = amplitudo bunyi yang menetap pada jaringan yang tebal X cm
Ao = amplitudo bunyi mula-mula
= koefisien adsorpsi jaringan (cm
-1
)
x = tebal jaringan (cm)
Dengan mempergunakan rumus tersebut dapat menghitung nilai adsopsi jaringan
terhadap gelombang bunyi.
Berikut tabel koefisien adsorpsi jaringan dan nilai paruh ketebalan jaringan.
Bahan Frekuensi (cm
-1
) nilai paruh ketebalan jaringan (cm)
Otot 1 0,13 2,7
Lemak 0,8 0,05 6,9
Otak 1 0,11 1,2
Tulang 0,6 0,4 6,95
Air 1 2,5 x 10
-4
14 x 10
3


2. Kecepatan Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanik pada zat padat, zat cair dan
gas yang merambat ke depan dengan kecepatan tertentu. Gelombang bunyi ini menjalar
secara longitudinal, lain dengan cahaya yang menjalar secara transversal.
Pada suatu percobaan, apabila terjadi vibrasi dari suatu bunyi maka akan terjadi suatu
peningkatan tekanan dan penurunan tekanan pada tekanan atmosfer, peningkatan tekanan ini
disebut kompresi sedangkan penurunan tekanan disebut rarefaksi (peregangan).
Bunyi mempunyai hubungan antara frekuensi vibrasi (f) bunyi, panjang gelombang ()
dan kecepatan (v), secara sistematis hubungan itu dapat dinyatakan dalam rumus.
f =

Keterangan :
f = frekuensi
v = kecepatan
= panjang gelombang
Kecepatan bunyi berbeda-beda dalam melewati berbagai medium. Berikut tabel
perbedaannya.
Temperatur Material
Masa Jenis ( )
Kg/m
3

Kecepatan (v)
cm/s
Z (= )
Kg/m
2
s
20
o
C Udara 1,29 331 430
0
o
C CO
2
1,98 258 430
0
o
C H
2
8,99 x 10
-2
1.270 430
20
o
C Alkohol 791 1.210 430
20
o
C Air 1.000 1.480 430
20
o
C Besi 7.900 5.130 430
37
o
C Darah 1.056 1.570 430
20
o
C Otak 1.020 1.530 1,56 x 10
6

20
o
C Otot 1.040 1.580 1,64 x 10
6

20
o
C Lemak 920 1.450 1,33 x 10
6

20
o
C Tulang 1.900 4.040 7,68 x 10
6


Gelombang bunyi dibawa oleh zat padat, cair, dan gas. Pada umumnya, makin keras
zat, makin cepat gelombang bunyi merambat. Hal ini masuk akal, karena kekerasan zat
menyatakan secara tidak langsung bahwa partikel-partikel tergandeng secara kuat sehingga
lebih responsif terhadap gerak partikel lainnya.

C. Intensitas Bunyi ( I )
Intensitas Bunyi yaitu energi yang melewati medium 1 m
2
/detik atau watt/m
2
. Ketika
mendengarkan bunyi yang terlalu keras, tentunya telinga akan merasa sakit. Sebaliknya,
bunyi yang terlalu lemah tidak akan mampu didengar. Kenyataan ini membuktikan bahwa
intensitas bunyi yang dapat didengar manusia dengan baik berada pada batas-batas tertentu.
Intensitas bunyi yang mampu didengar manusia mempunyai intensitas 10
-12
watt/m
2
sampai
dengan 1 watt/m
2
.
Intensitas bunyi 10
-12
watt/m
2
adalah intensitas bunyi terendah yang masih dapat
didengar telinga manusia. Intensitas ini disebut intensitas ambang pendengaran. Sementara
itu, intensitas bunyi terbesar yang masih dapat didengar telinga manusia tanpa menimbulkan
rasa sakit adalah 1 watt/m
2
dan disebut intensitas ambang perasaan.

D. Aplikasi Gelombang Bunyi dalam Bidang Kesehatan
1. Alat Pendengaran
Telinga merupakan alat penerima gelombang suara atau udara kemudian diubah
menjadi sinyal listrik dan diteruskan ke korteks pendengaran melalui saraf
pendengaran.Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam.Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga
tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga
dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk
diolah.
a. Susunan Telinga
Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
1) Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang
telinga).
Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, mendukung fungsinya sebagai
penangkap dan pengumpul getaran suara. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga
dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan
kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
Membran timpani tebalnya 0,1 mm, luas 65 mm
2
, mengalami vibrasi dan diteruskan ke
telinga tengah
2) Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar
seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah
dengan faring.
Suara yang masuk itu, 99% mengalami refleksi dan hanya 0,1 % saja yang ditransmisi.
Telinga tengah ini memiliki peranan proteksi. Karena adanya tuba eustachi yang mengatur
tekanan didalam telinga, dimana eustachi berhubungan langsung dengan mulut.
3) Telinga dalam
Telinga dalam (labirin) adalah suatu struktur yang kompleks, yang terjdiri dari 2 bagian
utama:
koklea (organ pendengaran)
kanalis semisirkuler (organ keseimbangan).
koklea merupakan saluran berrongga yang berbentuk seperti rumah siput, terdiri dari
cairan kental dan organ corti, yang mengandung ribuan sel-sel kecil (sel rambut) yang
memiliki rambut yang mengarah ke dalam cairan tersebut.
Getaran suara yang dihantarkan dari tulang pendengaran di telinga tengah ke jendela
oval di telinga dalam menyebabkan bergetarnya cairan dan sel rambut. Sel rambut yang
berbeda memberikan respon terhadap frekuensi suara yang berbeda dan merubahnya menjadi
gelombang saraf. Gelombang saraf ini lalu berjalan di sepanjang serat-serat saraf
pendengaran yang akan membawanya ke otak. Walaupun ada perlindungan dari refleks
akustik, tetapi suara yang gaduh bisa menyebabkan kerusakan pada sel rambut. jika sel
rambut rusak, dia tidak akan tumbuh kembali.
Jika telinga terus menerus menerima suara keras maka bisa terjadi kerusakan sel rambut
yang progresif dan berkurangnya pendengaran.

Cara Kerja Telinga
a. Getaran bunyi terkumpul di daun telinga.
b. Getaran bunyi tersebut kemudian masuk ke dalam lubang telinga.
c. Bila getaranbunyi tersebut mencapai gendang telinga maka gendang tersebut ikut bergetar
dan menggetarkan tulang- tulang pendengaran demikan pula cairan di rumah siput ikut
bergetar.
d. Gerakan ini mengubah energi mekanik tersebut menjadi energi elektrik ke saraf pendengaran
(auditory nerve,) dan menuju ke pusat pendengaran di otak.
e. Pusat ini akan menerjemahkan energi tersebut menjadi suara yang dapat dikenal oleh otak.

Proses Pendengaran Manusia
a. Proses pendengaran manusia Pertama di mulai dari daun telinga (outer Ear) yang fungsinya
menangkap suara-suara di sekitar dan memasukkan nya ke canal/ lubang telinga.
b. Proses kedua suara yang masuk melalui lubang telinga di terima oleh gendang telinga yang
berakibat bergetarnya tiga tulang pendengaran yaitu maleus,inkus dan stapes(middle Ear).
Dan menyalurkan ke cohlea / rumah siput.
c. Proses ke tiga di dalam cohlea / Rumah siput terdapat hear sell yang yang bergetar akibat
suara dan getarannya menghasilkan getaran listrik yang dihasilkan dari energy kinestetik.
Sehingga aliran listrik itu menjadikan sinyal yang menyalurkan ke otak, yang di aliri oleh
syaraf pendengaran, untuk selanjutnya otak yang bekerja mengartikan semua suara-suara
yang masuk tadi.
d. Gangguan pendengaran bisa terjadi pada siapa saja dan pada semua umur , bisa sementara
dan bahkan permanen.
e. Gangguan pendengaran disebabkan karena salah satu atau lebih, bagian dari telinga tidak
dapat berfungsi secara normal.
Jenis Gangguan Pendengaran
a. Gangguan pendengaran Konduktif : terjadi ketika gelombang suara, terhalang masuknya
dari lubang telinga dan gendang telinga menuju ke rumah siput ( koklea ) dan Saraf
Pendengaran(Auditory Nerve).
b. Gangguan pendengaran Sensorineural/ Saraf : terjadi ketika rumah siput ( koklea) atau
saraf pendengaran fungsinya menurun .
c. Gangguan pendengaran campuran : campuran antara gangguan pendengaran konduktif dan
saraf.

Pemeriksaan

1. Otoscopy
Pemeriksaan dengan menggunakan alat semacam teropong ini tergolong pemeriksaan awal.
Fungsinya untuk melihat liang telinga, apakah ada infeksi atau kotoran telinga.
2. Tympanometry
Pemeriksaan lanjutan ini bertujuan untuk mengetahui fungsi telinga tengah.

3. Oto Acoustic Emissions (OAE)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui fungsi sel rambut pada cochlea/rumah siput.
Hasilnya dapat dikategorikan menjadi dua, yakni pass dan refer. Pass berarti tidak ada
masalah, sedangkan refer artinya ada gangguan pendengaran hingga harus dilakukan
pemeriksaan berikut.

4. Auditory Brainstem Response (ABR)
Cara pemeriksaannya hampir sama dengan OAE. berfungsi sebagai screening, juga dengan 2
kategori, yakni pass dan refer. Hanya saja alat ini cuma mampu mendeteksi ambang suara
hingga 40 dB.

5. Conditioned Oriented Responses (CORs)
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada bayi usia 9 bulan sampai 2,5 tahun untuk mengetahui
perkiraan ambang dengar anak. Caranya, gunakan alat yang dapat mengeluarkan bunyi-
bunyian dan biarkan anak mencari sumber bunyi tersebut.

6. Visual Reinforced Audiometry (VRA)
Pemeriksaan yang hampir sama dengan CORs ini juga berfungsi untuk mengetahui ambang
dengar anak. Tergolong pemeriksaan subjektif karena membutuhkan respons anak. Namun
pada tes ini selain diberikan bunyi-bunyi, alat yang digunakan juga harus dapat menghasilkan
gambar sebagai reward bila anak berhasil memberi jawaban. Pemeriksaan ini dapat dilakukan
sambil bermain.

7. Play Audiometry
Pemeriksaan yang juga berfungsi mengetahui ambang dengar anak ini dapat dilakukan pada
anak usia 2,5-4 tahun. Caranya? Menggunakan audiometer yang menghasilkan bunyi dengan
frekuensi dan intensitas berbeda. Bila anak mendengar bunyi itu berarti sebagai pertanda
anak mulai bermain misalnya harus memasukkan benda ke kotak di hadapannya atau bermain
pasel.

8. Conventional Audiometry
Pemeriksaan ini dapat dilakukan anak usia 4 tahun sampai remaja. Fungsinya untuk
mengetahui ambang dengar anak. Caranya dengan menggunakan alat audiometer yang
mampu mengeluarkan beragam suara, masing-masing dengan intensitas dan frekuensi yang
berbeda-beda. Tugas si anak adalah menekan tombol atau mengangkat tangan bila mendengar
suara.

9.Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA)
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada semua usia. Fungsinya, untuk mengetahui respons
ambang dengar seseorang. Pemeriksaan yang tergolong objektif ini mengharuskan anak
dalam keadaan tidur, hingga anak harus dikondisikan tidur lebih dulu.

10.Tes suara berbisik
Telinga normal dapat mendengar suara berbisik dengan nada rendah. Misalnya suara
konsonan dan palatal pada jarak 5-10 meter. Suara berbisik dengan nada tinggi misalnya
suura desis pada jarak 20 meter.

11.Tes Weber
Garputala di getarkan kemudian diletakkan pada dahi atau puncak dahi. Pada penderita tuli
kunduktif akan terdengar baik terang atau baik pada telinga yang sakit. Pada penderita tuli
persepsi, getaran garpu tala terdengar terang pada telinga normal.

12.Tes Rinne
Tes ini membandinkan antara konduksi tulang dan udara. Garputala digetarkan kemudian
diletakkan pada prosesus mastoid setelah tidak mendengar getaran lagi garputala dipindahkan
di depan liang telinga, tanyakan penderita apakah masih mendengarnya.
Normal : konduksi udara 85-90 detik. Konduksi melalui tulang 45 detik.
Tes rinne positif : pendengaran penderita baik juga pada penderita tulipersepsi.
Tes rinne negative : pada penderita tuli konduksi diman jarak waktu konduksi tulang
mungkin sama atau bahkan lebih panjang.

13.Tes Schwabach
Tes ini membandingkan jangka waktu konduksi tulang melalui vertex atau prosesus mastoid
penderita dengan konduksi tulang si pemeriksa.
Pada tuli konduksi : konduksi tulang penderita lebih panjang daii pada si pemeriksa
Pada tuli persepsi : konduksi tulang sangat pendek.

Spesialisasi Dalam Pendengaran/Telinga

Didalam bidang kedokteran dibagi dalam masing masing bagian sesuai dengan keahlian:
1. Otologist : seorang dokter yang ahli dalam bidang telinga dan pendengaran.
2. Otolaryngologist : seorang dokter yang ahli dalam bidang penyakit telinga dan operasi
Telinga.
3. ENT specialist : dokter ahli THT yaitu seorang dokter yang ahli dalam hal telinga,
hidung dan tenggorokan.
4. Audiologist : Seseorang yang bukan dokter, tetapi ahli dalam mengukur respon
pendengaran, diagnosis kelainan pendengaran melalui test pendengaran, rehabilitasi
yang berkaitan dengan hilangnya pendengar.

2. Ultrasonik dalam Bidang Medis
Bunyi ultrasonik dihasilkan oleh magnet listrik dan kristal plezo elektrik dengan
frekuensi diatas 20.000 Hz.
Magnet listrik adalah batang feromagnet dilingkari kawat kemudian dialiri listrik
yang dan menghasilkan ultrasonik.
Piezo elektrik
Kristal piezo electric ditemukan oleh Piere Curie dan Jacques pada tahun sekitar 1880;
tebal kristal 2, 85 mm. apabila kristal piezo electric dialiri tegangan listrik maka lempengan
kristal akan mengalami vibrasi sehingga timbul frekuensi ultra; demikian pula vibrasi kristal
akan menimbulkan listrik. Berdasarkan sifat itu maka kristal electric dipakai sebagai
transduser pada ultrasonografi (USG).
a. Prinsip dan Efek Penggunaan Ultrasonik
Efek Doppler merupakan dasar penggunaan ultrasonik yaitu terjadi perubahan frekuensi
akibat adanya pergerakan pendengar atau sebaliknya; dan getaran bunyi yang dikirim ke
tempat tertentui (ke objek) akan direfleksi oleh objek itu sendiri.
Efek gelombang ultrasonik :
1) Mekanik
Efek secara mekanik yaitu membentuk emulsi asap/awan dan disintegrasi beberapa
benda padat, dipakai untuk menentukan lokasi batu empedu.
2) Panas
Nelson Heerich dan Krusen, menunjukkan bahwa sebagian ultrasonik mengalami
refleksi pada titik yang bersangkutan, sedangkan sebagian lagi pada titik tersebut mengalami
perubahan panas. Pada jaringan bisa terjadi pembentukan rongga dengan intensitas yang
tinggi.
3) Kimia
Gelombang ultrasonik menyebabkan proses oksidasi dan terjadi hidrolisis pada ikatan
polyester.
4) Efek biologis
Efek yang ditimbulkan ultrasonik ini merupakan gabungan dari berbagai efek misalnya
akibat pemanasan menimbulkan pelebaran pembuluh darah. Selain itu ultrasonik
menyebabkan peningkatan permeabilitas membran sel dan kapiler serta merangsang aktifitas
sel. Sesuai hukum Vant Hoff (menimbulkan panas) otot mengalami paralyse dan sel-sel
hancur; bakteri, virus dapat mengalami kehancuran. Selain itu menyebabkan keletihan pada
tubuh manusia apabila daya ultrasonik ditingkatkan.

b. Frekuensi Dan Daya Ultrasonik
1) Untuk diagnostik: f = 1-5 MHz,daya = 0,01 W/cm
2

2) Untuk pengobatan: daya sampai 1 W/cm
2

3) Untuk merusak sel-sel/jaringan kanker: daya 10
3
W/cm
2


c. Ultrasonik Sebagai Pelengkap Diagnosis
Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan gelombang ultrasonik dan sifat gelombang
bunyi ultra maka gelombang ultrasonik dipergunakan sebagai diagnosis dan pengobatan.
1) CRT (Ossiloskop)
Kristal piezo electric yang bertindak sebagai transduser mengirim gelombang ultrasonik
mencapai pada dinding berlawanan, kemudian gelombang bunyi dipantulkan dan diterima
oleh transduser tersebut pula. Transduser yang menerima gelombang balik akan diteruskan ke
amplifier berupa gelombang listrik kemudian gelombang tersebut ditangkap oleh CRT
(ossiloskop).
Bunyi yang dihasilkan oleh piezo electric melalui transduser akan dipantulkan dan
diterima oleh transduser. Gerakan transduser mula-mula akan menghasilkan echo dapat
dilihat adanya dot (dot ini disimpan pada CRT) kemudian transduser digerakkan kearah lain
menghasilkan echo pula sehingga kemudian tercipta suatu gambaran dua dimensi.
2) MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan USG (Ultrasonography)
MRI adalah salah satu cara pemotretan organ tubuh menggunakan resonansi magnetis.
Sistem kerjanya adalah pasien berbaring dalam sebuah tabung. Kemudian gelombang bunyi
ultrasonik ditembakkan ke tubuhnya. Gema dari gelombang bunyi itu akan mencitrakan
gambar tubuh bagian dalam pasien.
Gelombang ultrasonik juga dapat mendeteksi keadaan bayi dalam kandungan, yang
dikenal dengan sebutan USG.
Pada dasarnya, prinsip kerja dari MRI dan USG adalah sama. Sebuah pulsa singkat dari
bunyi ultra dipancarkan oleh sebuah transduser. transduser adalah sebuah alat yang dapat
mengubah pulsa listrik menjadi pulsa bunyi. Sebagian dari pulsa dipantulkan pada berbagai
permukaan dalam tubuh, dan sebagian besar akan diteruskan. Transduser yang sama
digunakan juga untuk mendeteksi pulsa listrik. Pilsa-pulsa ini dapat diperlihatkan pada layar
monitor.
Penggunaan citra bunyi ini merupakan kemajuan yang sangat penting dalam bidang
medis. Penggunaan bunyi ultra, dalam banyak kasus, telah menggantikan prosedur lain yang
berbahaya, seperti penggunaan sinar X. Tidak ada bukti efek yang berbahaya dari
penggunaan bunyi ultra ini, sehingga sering dikenal dengan pengujian yang tidak merusak
(non destructive testing).

d. Hal-Hal Yang Didiagnosis Dengan Ultrasonik
Ultrasonik dapat dipergunakan untuk beberapa diagnosis, diantaranya:
a. Mendiagnosis tumor otak (echo encephalo graphy), memberi informasi tentang penyakit-
penyakit mata, daerah / lokasi yang dalam dari bola mata, menentukan apakah cornea atau
lensa yang opaque atau ada tumor-tumor retina.
b. Untuk memperoleh informasi struktur dalam dari tubuh manusia. Misalnya hati, lambung,
usus, mata, mamma, jantung janin.
c. Untuk mendeteksi kehamilan sekitar 6 minggu, kelainan dari uterus/ kandung peranakan dan
kasus-kasus perdarahan yang abnormal serta treatened abortus (abortus yang sdang
berlangsung).
d. Memberi informasi tentang jantung, valvula jantung, pericardial effusion (timbunan zat cair
dalam kantong jantung).

e. Penggunaan Ultrasonik Dalam Pengobatan
Sebagaimana telah diketahui bahwa ultrasonik mempunyai efek kimia dan biologi
maka ultrasonik dapat dipergunakan dalam pengobatan. Ultrasonik memberi efek kenaikan
temperature dan peningkatan tekanan; efek ini timbul karena jaringan mengabsorpsi energi
bunyi dengan demikian ultrasonik dipakai sebagai diatermi/ pemanasan lokal pada otot yang
cedera.
Selain itu ultrasonik dapat dipakai untuk menghancurkan jaringan ganas (kanker). Sel-
sel ganas akan hancur pada beberapa bagian sedangkan di daerah lain kadang-kadang
menunjukkan rangsangan pertumbuhan ; masih diselidiki lebih lanjut.
Pada penderita Parkinson, penggunaan ultrasonik dalam pengobatan sangat berhasil
namun sangat disayangkan untuk memfokuskan bunyi kearah otak sangat sulit. Sedangkan
pada penyakit meniere dimana keadaan penderita kehilangan pendengaran dan
keseimbangan, apabila diobati dengan ultrasonik dikatakan 95 % berhasil baik, ultrasonik
menghansurkan jaringan dekat telinga tengah.

E. Kebisingan
Bising ialah bunyi yang tidak dikehendaki yang merupakan aktivitas alam (bicara,
pidato) maupun buatan (bunyi mesin) dan dapat menggangu kesehatan, kenyamanan serta
dapat menimbulkan ketulian yang bersifat relatif. Alat ukur kebisingan adalah sound level
meter.
1. Pembagian Kebisingan
Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan, tingkat bunyi dan tenaga bunyi, maka bising
dibagi dalam 3 katagori :
a. Audible noise (bising pendengaran)
Bising ini disebabkan oleh frekuensi bunyi antara 31,5 8.000 Hz
b. Occupational noise ( bising yang berhubungan dengan pekerjaan)
Bising ini disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, bising dari mesin ketik.
c. Impuls noise (impact noise = bising impulsif)
Bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang menyentak, misalnya pukulan palu,
ledakan meriam, tembakan dan lain lain
Berdasarkan waktu terjadinya, maka bising dibagi dalam beberapa jenis :
a. Bising kontinyu dengan spektrum luas, misalnya karena mesin, kipas angin
b. Bising kontinyu dengan spektrum sempit, misalnya bunyi gergaji, penutup gas
c. Bising terputus putus, misalnya lalu lintas, bunyi kapal terbang di udara
d. Bising sehari penuh (full noise time)
e. Bising setengah hari (part time noise)
f. Bising terus menerus (steady noise)
g. Bising impulsive (impuls noise) ataupun bising sesaat (letupan)
2. Pengaruh Bising pada Kesehatan
a. Hilangya pendengran sementara
b. Kebal atau imun terhadap bising
c. Telinga berdengung
d. Kehilangan pendengaran menetap, biasanya dimulaidari frekuensi 4000 Hz


3. Daftar Skala I ntensitas Kebisingan
Tingkat kebisingan Intensitas (dB) Batas dengar tertinggi
Menulikan 100-120

Halilintar
Meriam
Mesin uap
Sangat hiruk pikuk 80-90 Jalan hiruk pikuk
Perusahaan sangat gaduh
Pluit polisi
Kuat 60-70 Kantor gaduh
Jalan pada umumnya
Radio
Perusahaan
Sedang 40-50 Rumah gaduh
Kantor umunya
Percakapan kuat
Radio perlahan
Tenang 20-30 Rumah tenag
Kantoer perorangan
Auditorium
Percakapan
Sangat tenang 0-10 Bunyi daun
Berbisik
Batas dengar terendah


4. Pencegahan Ketulian dari Proses Bising
Prinsip pencegahan ketulian dari proses bising adalah menjauhi dari sumber bising.
Untuk tujuan itu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Memberikan pelumas dan peredam pada mesin yang menghasilkan bising
b. Menggunakan tembok pemisah antara sumber bising dengan tempat kerja.
c. Menggunakan pelindung telinga

F.Suara
Suara dihasilkan oleh getaran suatu benda. Selama bergetar, perbedaan tekanan terjadi
di udara sekitarnya. Peningkatan tekanan disebut kompresi, sedangkan penurunannya
disebut rarefaction. Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda, getaran
suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinyu
terhadap waktu. Pada hakekatnya suara dan bunyi adalah sama. Hanya saja kata suara
dipakai untuk makhluk hidup, sedangkan bunyi dipakai untuk benda mati.
a. Aliran udara yang dihasilkan dorongan otot paru-paru bersifat konstan. Ketika pita suara
dalam keadaan berkontraksi, aliran udara yang lewat membuatnya bergetar.
b. Aliran udara tersebut dipotong-potong oleh gerakan pita suara menjadi sinyal pulsa yang
kemudian mengalami modulasi frekuensi ketika melewati pharynx, rongga mulut ataupun
pada rongga hidung. Sinyal suara yang dihasilkan pada proses ini dinamakan sinyal voiced
sound.
c. Suara bicara normal merupakan hasil dari modulasi udara yang keluar dari dalam tubuh.
d. Beberapa bunyi ayang dihasilkan melalui mulut tanpa menggunakan pita suara
disebut Unvoiced sound, merupakan aliran udara melalui penciutan/konstriksi yang dibentuk
oleh lidah, gigi, bibir dan langit-langit. Misalnya p, t, k, s, dan ch, secara perinci:
e. p, t, dan k suara/bunyi letupan (plosive sound)
f. S, f, dan ch suara/bunyi frikatif (fricative sound)

Proses produksi suara pada manusia dapat dibagi menjadi tiga buah proses fisiologis,
yaitu :
o pembentukan aliran udara dari paru-paru,
o perubahan aliran udara dari paru-paru menjadi suara, baik voiced, maupununvoiced yang
dikenal dengan istilah phonation, dan artikulasi yaitu proses modulasi/ pengaturan suara
menjadi bunyi yang spesifik.
o Organ tubuh yang terlibat pada proses produksi suara adalah : paru-paru, tenggorokan
(trachea), laring (larynx), faring (pharynx), pita suara (vocal cord), rongga mulut (oral
cavity), rongga hidung (nasal cavity), lidah (tongue), dan bibir (lips).


PEMBENTUKAN SUARA (FONASI)
Pada pembentukan suara vokal, pita suara tertarik saling mendekat oleh otot, udara di paru
dihembuskan, tekanan dibawah pita suara meningkat dan pita suara yang tertutup dipaksa
membuka.
Terjadi aliran cepat udara ke atas yang menyebabkan penurunan tekanan di antara pita,
menyebabkan pita suara bergerak bersama, menghambat keluarnya udara secara parsial.
Rongga mulut berubah bentuk akibat garakan lidah, rahang bawah, palatum lunak, dan pipi
untuk menentukan suara yang diucapkan.
Kadang-kadang hilangnya suara, gangguan bicara, atau rasa sakit timbul akibat obstruksi di
pita suara.
Hal tersebut perlu dilakukan pemeriksaan, salah satu metode yang digunakan adalah
laringoskopi.
Metode lain juga yang digunakan adalah MRI, USG, dan berbagai prosedur radiologis
misalnya sinar-X, CT-scan, dan sebagainya.

Frekuensi dasar dari hasil vibrasi yang kompleks tergantung dari massa dan tegangan
dari pita suara.
Laki-laki mempunyai frekuensi suara 125 Hz.
Wanita mempunyai frekuansi suara 250 Hz.
Suara berhubungan erat dengan rasa mendengar.

Pada sistem pengenalan suara oleh manusia terdapat tiga organ penting yang saling
berhubungan yaitu :
telinga yang berperan sebagai transduser dengan menerima sinyal masukan suara dan
mengubahnya menjadi sinyal syaraf,
jaringan syaraf yang berfungsi mentransmisikan sinyal ke otak,
dan otak yang akan mengklasifikasi dan mengidentifikasi informasi yang terkandung dalam
sinyal masukan.

G.Vibrasi
Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis
lainnya.Dibedakan menjadi:
Vibrasi karena getaran udara yang pengaruhnya pada akustik
Vibrasi karena getaran mekanis mengakibatkan timbulnya resonansi/ turut bergetarnya alat-
alat tubuh dan pengaruh terhadap alat alat tubuh.

1.Penjalaran Vibrasi Udara dan Efek yang Timbul
Vibrasi udara oleh karena benda bergetar dan diteruskan melalui udara akan mencapai
telinga. Getaran dengan frekuensi 1-20 Hz tidak akan terjadi gangguan penguatan
pendengaran tetapi pada intensitas lebih dari 140 dB akan terjadi gangguan vestibuler yaitu
gangguan orientasi,kehilangan keseimbangan dan mual-mual. Akan timbul nyeri telinga,nyeri
dada dan bisa terjadi getaran seluruh tubuh.
2.Penjalaran Vibrasi Mekanik dan Efek yang Timbul
Penjalaran vibrasi mekanik melalui sentuhan atau kontak dengan permukaan benda
yang bergerak,sentuhan ini melalui daerah yang terlokalisasi (tool-hand vibration) atau
mengenai seliruh tubuh (whole body vibration). Bentuk tool hand vibration merupakan
bentuk yang terlazim dalam proses pekerjaan.
Efek vibrasi terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi yang mengenai
tubuh. Pada frekuensi :
3-9 Hz : akan timbul resonansi pada dada dan perut
6-10 Hz :dengan intensitas 0.6 g tekanan darah,denyut jantung,pemakaian O2 dan volume
perdenyut sedikit berubah. Pada intensitas 1.2 g terlihat banyak perubahan system peredaran
darah.
10 Hz : leher,kepala,pinggul,kesatuan otot dan tulang akan beresonansi.
Tenggorokan akan mengalami resonansi.
Pada frekuensi kurang dari 20 Hz,tonus otot akan meningkat, akibat kontraksi statis
ini otot menjadi lemah,rasa tidak enak dan kurang ada perhatian. Pada frekuensi diatas 20 Hz
otot-otot menjadi kendor dan frekuensi 30-50 Hz digunakan dalam kedokteran olahraga
untuk memulihkan otot-otot sesudah kontraksi luar biasa.

Efek vibrasi terhadap tangan :
Getaran dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan pada tangan berupa :
Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah. Gejala kealinan ini mirip dengan phenomena
Raynaud yaitu keadaan pucat dan biru dari anggota badan,pada saat anggota badan
kedinginan, tanpa ada penyumbatan pembuluh darah tepid an tanpa kelainan- kelainan gizi.
Phenomena Reynaud ini terjadi pada frekunsi sekitar 30-40 Hz.
Kerusakan-kerusakan pada persendian tulang


Sikap Tubuh Terhadap Getaran Mekanis
Badan merupakan susunan elastic yang kompleks dengan tulang sebagai penyokong
alat-alat dan landasan kekuatan serta kerja oto. Kerangka,alat-alat,urat danotot memiliki sifat
elastic yang bekerja secara serentak sebagai peredam dan penghantar getaran.
Pengaruh getaran terhadap tubuh ditentukan sekali oleh posisi tubuh atau sikap tubuh.
Pada tungkailurus akan mengahanta 100% getaran ke dalam badan, sedangkan dalam posisi
duduk tungkai akan berlaku sebagai peredam.
Mencegah getaran mekanis :
Getaran suatu benda dapat dihindari dengan meletakkan bahan peredam dibawah benda yang
bergetar. Bhan peredam sebaiknya sekitar 1 Hz.
Selain itu tempat duduk atau alas kaki diletakkan bahan peredam. Tebal tempat duduk dan
alas kaki sangat menentukan besar redaman.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gelombang bunyi merupakan vibrasi atau gerakan dari molekul-molekul zat dan saling
beradu satu sama lain dimana zat tersebut terkoordinasi menghasikan gelombang yang
merambat melalui medium padat, cair, dan udara.
Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan gelombang ultrasonik dan sifat gelombang
bunyi ultra maka gelombang ultrasonik dipergunakan sebagai diagnosis dan pengobatan.
Bioakustik dalam keperawatan banyak manfaatnya baik untuk diagnosis suatu penyakit
maupun dalam pengobatan. Kebisingan merupakan penyakit akibat kerja yang mana dapat
merugikan kesehatan yang berdampak pada gangguan pendengaran dan bila pemaparan
dalam waktu yang lama akan menyebabkan ketulian. Pada dasarnya pengendalian kebisingan
dapat dilakukan terhadap sumbernya, perjalanannya dan penerimanya. Langkah terakhir
adalah penggunaan alat pelindung pendengaran.

B.Saran
Pentingnya penerapan gelombang bunyi dalam kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan
mahasiswa lebih mendalami pemahaman tentang bioakustik terutama dalam keperawatan.
Aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kesehatan diharapkan terus dipelajari mahasiswa
keperawatan.
Telinga sebagai alat pendengaran penting untuk dijaga dari berbagai pengaruh kebisingan.

Anda mungkin juga menyukai