Anda di halaman 1dari 33

TUGAS MAKALAH

STANDART DIAGNOSA KEPERAWATAN INDONESIA

OLEH :
KELOMPOK 4 / KELAS 1A

ANGGOTA KELOMPOK :
1. Elly Arnovi Ibrahim M . (1130022075)
2. Isnaini Nanda Az Zahro (1130022079)
3. Aisha Safira Rahma (1130022083)
4. Viona Wardha Amanda (1130022085)
5. Ismiyatul Fadia (1130022089)
6. Avril Nurhidayati (1130022093)
7. Kania Eka Desianasari (1130022099)

DOSEN FASILITATOR :
Nur Ainiyah, S.Kep., Ns, M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2022
MAKALAH
STANDART DIAGNOSA KEPERAWATAN INDONESIA

OLEH :
KELOMPOK 4 / KELAS 1A

ANGGOTA KELOMPOK :
1. Elly Arnovi Ibrahim M . (1130022075)
2. Isnaini Nanda Az Zahro (1130022079)
3. Aisha Safira Rahma (1130022083)
4. Viona Wardha Amanda (1130022085)
5. Ismiyatul Fadia (1130022089)
6. Avril Nurhidayati (1130022093)
7. Kania Eka Desianasari (1130022099)

DOSEN FASILITATOR :
Nur Ainiyah, S.Kep., Ns, M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“STANDART DIAGNOSA KEPERAWATAN INDONESIA” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu
Nur Ainiyah, S.Kep., Ns, M.Kep pada mata kuliah PROSES KEPERAWATAN
DAN BERFIKIR KRITIS. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang standart diagnosa keperawatan Indonesia bagi para
pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen pada mata kuliah ini yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 09 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................3
DAFTAR ISI...........................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................5
DAFTAR TABEL..................................................................................................6
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................7
DAFTAR SINGKATAN, SIMBOL, DAN ISTILAH.........................................8
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................9
1.1 Latar Belakang..........................................................................................9
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................10
1.3 Tujuan......................................................................................................10
1.4 Manfaat....................................................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................11
2.1 Definisi Diagnosis Keperawatan.............................................................11
2.2 Klasifikasi Diagnosis Keperawatan.........................................................11
2.2.1 5 Kategori Diagnosis Keperawatan Berdasarkan SDKI..........11
2.2.2 14 Subkategori Diagnosis Keperawatan Berdasarkan SDKI...11
2.2.3 149 Diagnosis Keperawatan Berdasarkan SDKI.....................12
2.3 Jenis Diagnosis Keperawatan..................................................................15
2.3.1 Diagnosis Negatif...................................................................15
2.3.2 Diagnosis Positif.....................................................................16
2.4 Komponen Diagnosis Keperawatan........................................................17
2.5 Proses Penegakkan Diagnosis Keperawatan...........................................18
2.6 Cara Menulis Diagnosis Keperawatan....................................................19
BAB III PENUTUP..............................................................................................21
3.1 Kesimpulan..............................................................................................21
3.2 Saran........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
LAMPIRAN..........................................................................................................23
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Pengelompokan Data Diagnosis Keperawatan……………………11


DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Daftar Diagnosis Keperawatan menurut Standart Diagnosis


Keperawatan Indonesia (SDKI)……………………………...……………......…11
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran………………………………………........................................23
2. Halaman Judul Makalah………………………………………………….23
3. Lembar Pernyataan……………………………………………………….24
4. Lembar Penilaian Makalah dan Presentasi Kelompok…………………...25
5. Lembar Penilaian Presentasi Kelompok………………………………... 26
6. Panduan cara penulisan Daftar Pustaka / Referensi berdasarkan APA…..27
DAFTAR SINGKATAN, SIMBOL, DAN ISTILAH

d.d : dibuktikan dengan


b.d : berhubungan dengan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis tentang respons individu,
keluarga, dan komunitas terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial pasien,
berdasarkan hasil pengkajian dan pemeriksaan keperawatan. Merupakan bagian
integral dari langkah-langkah pemberian asuhan keperawatan, salah satunya
adalah penetapan diagnosis keperawatan berdasarkan pendidikan dan pengalaman
untuk mempertahankan, mengurangi, membatasi, mencegah, dan memperbaiki
kondisi kesehatan klien. Diagnosa keperawatan memberikan pedoman dasar untuk
memberikan pengobatan yang pasti. Dalam hal ini, tahapan proses keperawatan
selanjutnya menjadi tanggung jawab perawat dan dilakukan setelah pengkajian.
Diagnosa keperawatan didasarkan pada analisis dan interpretasi data yang
diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosa keperawatan memberikan
gambaran tentang masalah atau kondisi kesehatan klien yang nyata (aktual) dan
kemungkinan akan terjadi, dimana pemcahnya dapat diselesaikan dalam
wewenang perawat.
Membuat Diagnosa Keperawatan membutuhkan proses berpikir kritis,
penalaran, dan pengalaman sebelumnya. Adapun persyaratan dari diagnosa
keperawatan adalah perumusan wajib jelas dan ringkas dari tanggapan klien
dalam setiap situasi yang dihadapi, spesifik dan akurat memberikan arahan pada
askep, dikerjakan oleh perawat dan mencerminkan keadaan kesehatan klien.
Standart Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI) merupakan tolak ukur
atau acuan. Digunakan sebagai panduan dasar diagnosa keperawatan, memberikan
perawatan yang aman, efektif, dan beretika (PPNI, 2017). SDKI disahkan oleh
PPNI pada tanggal 29 Desember 2016.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, diangkat
beberapa masalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan diagnosa keperawatan?
2. Apa fungsi diagnosa keperawatan?
3. Apa saja macam-macam diagnosa keperawatan?

1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Untuk memperoleh pengetahuan tentang standart diagnosa
keperawatan Indonesia. Menjadi suatu acuan dalam proses asuhan
keperawatan. Dan melaksanakan tugas mata kuliah Proses
Keperawatan dan Berfikir Kritis materi “Standart Diagnosa
Keperawatan Indonesia”.

B. Tujuan Khusus
1. Dapat menjadikan suatu acuan dalam asuhan keperawatan
2. Dapat memecahkan permasalahan pasien

1.4 Manfaat
a. Bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
yang dimiliki khususnya mengenai standart diagnosa keperawatan
Indonesia
b. Dapat dijadikan sarana untuk menambah pengetahuan bagi pembaca
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Diagnosis Keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah evaluasi klinis aktual dan potensial dari respon
pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialami pasien.
Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon individu,
keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berhubungan dengan kesehatan.
Diagnosis keperawatan merupakan bagian vital dari menentukan asuhan
keperawatan yang tepat untuk membantu pasien mencapai kesehatan yang optimal
(SDKI, 2017).

2.2 Klasifikasi Diagnosis Keperawatan


Klasifikasi diagnosa keperawatan dalam buku SDKI mengadopsi klasifikasi
diagnosa keperawatan ICN (International Council of Nurses, 1994). SDKI
memiliki total 149 diagnosa keperawatan yang terbagi dalam 5 kategori dan 14
subkategori.

2.2.1 5 Kategori Diagnosis Keperawatan Berdasarkan SDKI


Standart diagnosa keperawatan Indonesia mengadaptasi klasifikasi
diagnosa keperawatan berdasarkan International Classification of Nursing
Practice (ICNP), yang membagi diagnosa menjadi lima kategori, meliputi
fisiologis, psikologis, perilaku, relasional dan lingkungan (Hidayat, n.d.).

2.2.2 14 Subkategori Diagnosis Keperawatan Berdasarkan SDKI


Sedangkan 14 sub kategori diagnosis keperawatan, diantaranya adalah
Respirasi, Sirkulasi, Nutrisi dan cairan, Eliminasi, Aktivitas dan istirahat,
Neurosensori, Reproduksi dan seksualitas, Nyeri dan kenyamanan,
Integritas ego, Pertumbuhan dan perkembangan, Kebersihan diri,
Penyuluhan dan pembelajaran, Interaksi sosial, Keamanan dan proteksi
(SDKI, 2019).
Gambar 2.2 Pengelompokan Data Diagnosis Keperawatan

2.2.3 149 Diagnosis Keperawatan Berdasarkan SDKI


Tabel 2.2 Daftar Diagnosis Keperawatan menurut Standart Diagnosis
Keperawatan Indonesia (SDKI)

No Diagnosis/Masalah Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Gangguan penyapihan ventilator
3. Gangguan pertukaran gas
4. Gangguan ventilasi spontan
5. Pola nafas tidak efektif
6. Risiko aspirasi
7. Gangguan sirkulasi spontan
8. Penurunan curah jantung
9. Perfusi perifer tidak efektif
10. Risiko gangguan sirkulasi spontan
11. Risiko penurunan curah jantung
12. Risiko pendarahan
13. Risiko perfusi gastrointestinal tidak efektif
14. Risiko perfusi miokard tidak efektif
15. Risiko perfusi perifer tidak efektif
16. Risiko perfusi renal tidak efektif
17. Risiko perfusi serebral tidak efektif
18. Berat badan lebih
19. Defisit nutrisi
20. Diare
21. Disfungsi motilitas gastrointestinal
22. Hipervolemia
23. Hipovolemia
24. Ikterik neonatus
25. Kesiapan peningkatan keseimbangan cairan
26. Kesiapan peningkatan nutrisi
27. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
28. Menyususi efektik
29. Menyusui tidak efektik
30. Obesitas
31. Risiko berat badan lebih
32. Risiko defisit kalori
33. Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal
34. Risiko hipovolemia
35. Risiko interik neonatus
36. Risiko ketidakseimbangan cairan
37. Risiko ketidakseimbangan elektrolit
38. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
39. Risiko syok
40. Gangguan eliminasi urin
41. Inkontinensia fekal
42. Inkontinensia urin berlanjut
43. Inkontinensia urin berlebih
44. Inkontinensia urin fungsional
45. Inkontinensia urin refleks
46. Inkontinensia urin stres
47. Inkontinensia urin urgensi
48. Kesiapan peningkatan eliminasi urin
49. konstipasi
50. Retensi urin
51. Risiko inkontinensia urin urgensi
52. Risiko konstipasi
53. Disorganisasi perilaku bayi
54. Gangguan mobilitas fisik
55. Gangguan pola tidur
56. Intoleransi aktivitas
57. Keletihan
58. Kesiapan peningkatan tidur
59. Risiko disorganisasi perilaku bayi
60. Risiko intoleransi aktivitas
61. Disrefleksia otonom
62. Gangguan memori
63. Gangguan menelan
64. Konfusi akut
65. Konfusi kronis
66. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
67. Risiko disfungsi neurovaskuler perifer
68. Risiko konfusi akut
69. Disfungsi seksual
70. Kesiapan persalinan
71. Pola seksual tidak efektif
72. Risiko disfungsi seksual
73. Risiko kehamilan tidak dikehendaki
74. Gangguan rasa nyaman
75. Ketidaknyamanan pasca partum
76. Nausea
77. Nyeri akut
78. Nyeri kronis
79. Nyeri melahirkan
80. Ansietas
81. Berduka
82 Distres spiritual
83 Gangguan citra tubuh
84 Gangguan identitas tubuh
85 Gangguan persepsi sensori
86 Harga diri rendah kronis
87 Harga diri rendah
88 Keputusasaan
89 Kesiapan peningkatan konsep diri
90 Kesiapan peningkatan koping keluarga
91 Kesiapan peningkatan koping komunitas
92 Ketidakberdayaan
93 Ketidakmampuan koping keluarga
94 Koping defensif
95 Koping komunitas tidak efektif
96 Koping tidak efektif
97 Penurunan koping keluarga
98 Penyangkalan tidak efektif
99 Perilaku kesehatan cenderung beresiko
10 Risiko distres spiritual
0
10 Risiko harga diri rendah kronis
1
10 Risiko harga diri rendah situasional
2
10 Risiko ketidakberdayaan
3
10 Sindrom pasca trauma
4
10 waham
5
10 Gangguan tumbuh kembang
6
10 Risiko gangguan perkembangan
7
10 Risiko gangguan pertumbuhan
8
10 Defisit perawatan diri
9
11 Defisit kesehatan komunitas
0
11 Defisit pengetahuan
1
11 Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
2
11 Kesiapan peningkatan pengetahuan
3
11 Ketidakpatuhan
4
11 Manajemen kesehatan keluarga tidak efektis
5
11 Manajemen kesehatan tidak efektif
6
11 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
7
11 Gangguan interaksi sosial
8
11 Gangguan komunikasi verbal
9
12 Gangguan proses keluarga
0
12 Isolasi sosial
1
12 Kesiapan peningkatan menjadi orang tua
2
12 Kesiapan peningkatan proses keluarga
3
12 Ketegangan peran pemberi asuhan
4
12 Penampilan peran tidak efektif
5
12 Pencapaian peran menjadi orang tua
6
12 Risiko gangguan perlekatan
7
12 Risiko proses pengasuhan tidak efektif
8
12 Gangguan integritas kulit / jaringan
9
13 Hipertermia
0
13 Hipotermia
1
13 Perilaku kekerasan
2
13 Perlambatan pemulihan pascabedah
3
13 Risiko alergi
4
13 Risiko bunuh diri
5
13 Risiko cedera
6
13 Risiko cedera pada ibu
7
13 Risiko cedera pada janin
8
13 Risiko gangguan integritas kulit / jaringan
9
14 Risiko hipotermia
0
14 Risiko hipotermia perioperatif
1
14 Risiko infeksi
2
14 Risiko jatuh
3
14 Risiko luka tekan
4
14 Risiko mutilasi diri
5
14 Risiko perilaku kekerasan
6
14 Risiko perlambatan pemulihan pascabedah
7
14 Risiko termoregulasi tidak efektif
8
14 Termoregulasi tidak efektif
9

2.3 Jenis Diagnosis Keperawatan


Jenis diagnosa keperawatan diklasifikasikan menurut SDKI menjadi dua
kategori yaitu diagnosa negatif dan diagnosa positif. Diagnosis negatif
menunjukkan bahwa klien sakit atau berisiko jatuh sakit. Diagnosis positif
menunjukkan bahwa klien dalam keadaan sehat dan dapat mencapai kesehatan
yang optimal. Diagnosis ini sering disebut diagnosis promosi kesehatan.

2.3.1 Diagnosis Negatif


Diagnosis negatif adalah diagnosa keperawatan bahwa klien atau pasien
sakit dan memerlukan perawatan rawat inap (Chyntia & Marpaung, n.d.).
Penerapan diagnosis ini mengarah pada intervensi yang bersifat kuratif
(penyembuhan), rehabilitatif (pemulihan), dan preventif (pencegahan).
Diagnosis negatif dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu diagnosis aktual dan
diagnosis risiko.
a. Diagnosis Aktual
Diagnosis actual menggambarkan respon klien terhadap suatu kondisi
kesehatan atau proses kehidupan yang menyebabkan klien mengalami
masalah kesehatan (SDKI, 2017). Sehubungan dengan diagnosis
aktual, baik tanda dan/atau gejala mayor maupun minor dapat
diidentifikasi dan divalidasi pada klien.
b. Diagnosis Risiko
Diagnosis risiko adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan
respon klien terhadap suatu kondisi kesehatan atau proses kehidupan
yang dapat mengancam masalah kesehatan klien. Pada diagnosis risiko
tidak ditemukan tanda/gejala pada klien, tetapi klien memiliki faktor
risiko gangguan kesehatan.
Oleh karena itu, diagnosis yang aktual adalah penilaian klinis mengenai
respons terhadap gangguan kesehatan, dan diagnosis risiko adalah
penilaian klinis kerentanan terhadap terjadinya reaksi. Ini berarti bahwa
reaksi pasien sudah terlihat selama diagnosis yang aktual. Namun, pada
diagnosis risiko pasien elum menunjukkan reaksi tetepi ada kerentanan
yang akan menimulkan reaksi.

2.3.2 Diagnosis Positif


Diagnosis positif adalah diagnosis keperawatan dimana klien atau pasien
yang dirawat sudah dalam keadaan yang optimal atau sudah sehat.
Diagnosis positif menunjukkan bahwa klien dalam keadaan sehat dan
dapat mencapai keadaan yang lebih sehat atau optimal. Diagnosis positif
ini juga disebut diagnosis promosi kesehatan karena klaim diagnosis ini
mengarah pada intervensi yang bersifat edukasi (promotif).
Diagnosa promosi kesehatan adalah diagnosa keperawatan yang
menggambarkan keinginan dan motivasi klien untuk meningkatkan
kesehatannya ke tingkat yang lebih baik atau optimal. Contoh diagnostik
"Kesiapan untuk meningkatkan keseimbangan cairan" dan "Kesiapan
untuk meningkatkan nutrisi"

Dalam penyusunan diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI, metode yang


dilakukan adalah menganalisis data dengan terlebih dahulu membandingkan
dengan nilai normal dan mengklasifikasikan data, kemudian mengidentifikasi
masalah untuk menentukan masalah aktual, risiko dan promosi kesehatan,
kemudian merumuskan diagnosis. Merumuskan diagnosis:
a. Diagnosis aktual: Masalah berhubungan dengan penyebab yang
dibuktikan/ditandai dengan tanda/gejala (P+E+S)
b. Diagnosis risiko: suatu masalah dibuktikan/ditandai dengan faktor risiko
(P+FR)
c. Diagnosis promosi kesehatan: suatu masalah terbukti /ditandai dengan
tanda/dengan gejala (P+S).

2.4 Komponen Diagnosis Keperawatan


Diagnosis keperawatan memiliki dua komponen utama yaitu masalah
(problem) atau label diagnosis dan indikator diagnostik. Setiap komponen
diagnostik dijelaskan sebagai berikut:
a. Masalah (Problem)
Masalah merupakan label diagnosis keperawatan yang menggambarkan inti
dari respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya. Label
diagnosis terdiri atas deskriptor atau penjelas dan fokus diagnostik. Deskriptor
merupakan pernyataan yang menjelaskan Bagaimana suatu fokus diagnosis
terjadi.

b. Indikator Diagnostik
Ada tiga jenis indikator diagnostik dalam diagnosis keperawatan. Penyebab,
tanda dan gejala, dan faktor risiko.
1) Penyebab (etiology)
Penyebab atau yang disebut etiologi adalah faktor klinis dan individu
yang mengubah kondisi kesehatan atau mempengaruhi perkembangan
masalah. Etiologi mengidentifikasi faktor fisiologis, psikologis,
sosiologis, psikologis dan lingkungan yang dianggap terkait dengan
masalah baik sebagai faktor penyebab maupun faktor risiko. Etiologi
merupakan pedoman atau sasaran langsung intervensi keperawatan karena
mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung faktor-faktor dalam
masalah kesehatan klien. Tindakan keperawatan tidak efektif dan efisien
jika investigasi penyebab salah (Sitanggang, 2019).
2) Tanda dan Gejala (Sign & Symptom)
Tanda adalah data objektif yang dihasilkan dari pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, dan prosedur diagnostik. Sedangkan gejala
adalah data subjektif yang dihasilkan dari anamnesis. Gejala terdiri dari
data subjektif dan objektif yang ditemukan untuk mendukung diagnosis
keperawatan. Tanda/gejala dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu:
Mayor yang merupakan tanda/gejala yang ditemukan sekitar 80% - 100%
untuk validasi diagnosis. Dan minor yang merupakan tanda/gejala yang
tidak harus ditemukan namun jika ditemukan dapat mendukung
penegakan diagnosis.
3) Faktor Risiko
Faktor risiko adalah suatu kondisi atau keadaan yang dapat meningkatkan
kerentanan klien terhadap masalah kesehatan.

2.5 Proses Penegakkan Diagnosis Keperawatan


Dalam penyusunan diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI, metode yang
dilakukan adalah menganalisis data dengan terlebih dahulu membandingkan
dengan nilai normal dan mengklasifikasikan data, kemudian mengidentifikasi
masalah untuk menentukan masalah aktual, risiko dan promosi kesehatan,
kemudian merumuskan diagnosis.
a. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan membandingkan data (DS dan DO) dari hasil
pengkajian dengan nilai normal dan mengidentifikasi tanda dan gejala utama.
Tanda dan gejala yang kritis dikelompokkan menurut pola kebutuhan dasar
yang meliputi respirasi, sirkulasi, nutrisi/cairan, eliminasi, aktivitas/istirahat,
neurosensory, reproduksi/seksualitas, nyeri/kenyamanan, integritas ego,
pertumbuhan/perkembangan, kebersihan diri, penyuluhan/pembelajaran,
interaksi sosial, dan keamanan/proteksi.
b. Identifikasi Masalah
Masalah klien adalah setiap situasi atau keadaan di mana klien membutuhkan
bantuan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatannya atau
meninggal dalam damai, dan dapat ditangani sesuai dengan kemampuan dan
otoritas perawat. Identifikasi masalah dikategorikan sebagai berikut: Pasien
yang tidak memiliki masalah, pasien yang mungkin memiliki masalah, pasien
yang kemungkinan besar memiliki masalah karena memiliki masalah yang
mendasarinya, dan pasien yang memang memiliki masalah. Setelah data
dianalisis, perawat dan klien bersama-sama mengidentifikasi masalah aktual,
risiko dan/atau promosi kesehatan. Pernyataan masalah kesehatan merujuk ke
label diagnosis keperawatan.
c. Perumusan Diagnosis Keperawatan
Setelah perawat mengelompokkan dan mengidentifikasi data-data penting,
tugas perawat pada tahap ini adalah membuat diagnosa keperawatan.
Diagnosa keperawatan dapat bersifat aktual, risiko, dan promosi kesehatan.
Pembuatan diagnosa keperawatan harus disusun sesuai kebutuhan berdasarkan
hierarki Maslow (kecuali untuk kegawatdaruratan yang diprioritaskan
berdasarkan "mengancam jiwa").

2.6 Cara Menulis Diagnosis Keperawatan


Pembuatan diagnosa keperawatan disesuaikan dengan jenis diagnosa
keperawatan (aktual, risiko, atau promosi kesehatan). Diagnosis keperawatan
aktual, risiko, dan promosi kesehatan ditulis secara berbeda.
a. Diagnosis Keperawatan Aktual
Cara menulis diagnosis keperawatan aktual adalah dengan metode penulisan 3
bagian, yaitu: [masalah] b.d [penyebab] d.d [tanda/gejala]
Contoh: Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan d.d frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, turgor kulit menurun,
membrane mukosa kering, volume urin menurun.
Hipovolemia adalah [masalah]
Kekurangan intake cairan adalah [penyebab]
b.d = berhubungan dengan
d.d = dibuktikan dengan
Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, turgor
kulit menurun, membrane mukosa kering, volume urin menurun adalah
[tanda/gejala]
a. Diagnosis Keperawatan Risiko
Cara menulis diagnosis keperawatan risiko adalah dengan metode penulisan 2
bagian, yaitu: [masalah] d.d [faktor risiko]
Contoh: Risiko infeksi d.d imunosupresi
Risiko infeksi adalah [masalah].
Imunosupresi adalah [faktor risiko].
d.d = dibuktikan dengan
Diagnosis risiko tidak menggunakan berhubungan dengan (b.d) karena tidak
memiliki etiologi (penyebab)
b. Diagnosis Keperawatan Promosi Kesehatan
Cara menulis diagnosis keperawatan promosi kesehatan adalah dengan metode
penulisan 2 bagian, yaitu: [masalah] d.d [tanda/gejala]
Contoh: Kesiapan peningkatan eliminasi urin d.d mengungkapkan keinginan
untuk meningkatkan eliminasi urin, jumlah urin normal, karakteristik urin
normal.
Kesiapan peningkatan eliminasi urin adalah [masalah]
Mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan eliminasi urin, jumlah urin
normal, karakteristik urin normal adalah [faktor risiko].
d.d = dibuktikan dengan
Diagnosis promosi kesehatan tidak menggunakan berhubungan dengan (b.d)
karena tidak memiliki etiologi (penyebab).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diagnosa keperawatan adalah evaluasi klinis actual dan potensial
dari respon pasien terhadap masalah Kesehatan atau proses
kehidupan yang dialami pasien, yang bertujuan untuk
mengidentifikasi respon individu, keluarga, dab komunitas
terhadap situasi yang berhubuungan dengan Kesehatan. Menurut
SDKI diagnose keperawatan dibagi menjadi 2 yaitu diagnosa
positif dan diagnosa negative. Selain itu diagnosa keperawatan
juga memiliki 2 komponen utama yaotu masalah (problem) dan
indicator diagnostic.
Metode yang dilakukan adalah yang pertama menganalisis data
dan mengklasifikasi data, kemudian mengidentifikasi masalah,
dan yang terakhir perumusan masalah diagnosis.

3.2 Saran
Dalam buku menyarankan agar perawat bekerja secara profesional dalam
menjalankan tugas dan kewajiban sebagai perawat yang adil dan bertanggung
jawab. Mengetahui respon klien, sehinga dapat merasakan kepuasan atas asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien.
DAFTAR PUSTAKA

Chyntia, N., & Marpaung, L. (n.d.). OLEH PERAWAT. 181101002.


Diagnosis Keperawatan Sesuai SDKI - Akademi Keperawatan Husada Karya
Jaya (HKJ) “ Create Professional Nurses.” (n.d.). Retrieved October 2,
2022, from https://husadakaryajaya.ac.id/2022/04/21/diagnosis-keperawatan-
sesuai-sdki/
Harahap, F. D. S. (n.d.). PROSES PENEGAKAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN.
https://doi.org/10.31219/OSF.IO/NFBWT
Hidayat, A. A. (n.d.). Proses Keperawatan; Pendekatan NANDA, NIC, NOC dan
SDKI - Aziz Alimul Hidayat - Google Books. Retrieved October 2, 2022,
from https://books.google.co.id/books?
id=h3scEAAAQBAJ&pg=PA38&dq=diagnosis+keperawatan+sesuai+sdki&
hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved
=2ahUKEwjM8vrywL76AhXKTWwGHacADUM4ChDoAXoECAoQAw#v
=onepage&q=diagnosis keperawatan sesuai sdki&f=fa
Ilmu Keperawatan Medikal Bedah dan Gawat Darurat - Google Books. (n.d.).
Retrieved October 4, 2022, from
https://www.google.co.id/books/edition/Ilmu_Keperawatan_Medikal_Bedah
_dan_Gawat/CytgEAAAQBAJ?
hl=en&gbpv=1&dq=diagnosa+positif+dan+negatif&pg=PA6&printsec=front
cover
Mardiani, R. (n.d.). Komponen Diagnosa Keperawatan.
https://doi.org/10.31227/OSF.IO/SZ5JP
Sabrina, A. (n.d.). DIAGNOSA KEPERAWATAN osfio.
Safira, N. (n.d.). KONSEP DIAGNOSA KEPERAWATAN.
https://doi.org/10.31227/OSF.IO/R5C2H
Sitanggang, R. (2019). Diagnosa Keperawatan Sebagai Standar Praktik
Keperawatan. In Osf.Io.
View of Kompetensi Perawat Mendokumentasikan Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). (n.d.).
Retrieved October 2, 2022, from
http://ilkeskh.org/index.php/ilkes/article/view/168/106
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
LAMPIRAN

Lampiran 2
Halaman judul makalah

MAKALAH
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

OLEH :
KELOMPOK… KELAS…

ANGGOTA KELOMPOK :
NAMA NIM
NAMA NIM
DST…

FASILITATOR :
……………………………..

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2
Lampiran 3
Lembar Pernyataan

Dengan ini kami menyatakan bahwa: Kami mempunyai copy dari makalah ini
yang bisa kami reproduksi jika makalah yang dikumpulkan hilang atau rusak.

Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang
lain kecuali yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang
membuatkan makalah ini untuk kami.

Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia


mendapatkan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Surabaya, 6 September 2022


NAMA NIM TANDA TANGAN
Elly Arnovi Ibrahim 1130022075
Mandjaw
Isnaini Nanda Az-Zahro 110022079
Aisha Safira Rahma 1130022083
Viona Wardha Amanda 1130022085
Ismiyatul Fadia 1130022089
Avril Nurhidayati 1130022093
Kania Eka Desianasari 130022099
Lampiran 4
Lembar Penilaian Makalah dan Presentasi Kelompok (dilampirkan di dalam
makalah) Lembar Penilaian Makalah (15 %)

No Uraian Nilai Nilai


Maksimal Kelompok
1. Kelengkapan isi makalah dan kerapian 10
sesuai petunjuk pengerjaan
2. Ketepatan aspek teoritis dengan kasus 10
binaan
3. PENGKAJIAN : 20
a. Kelengkapan data, relevansi dan akurat
b. Analisa data
c. Rumusan masalah
d. Diagnosa keperawatan (minimal 3)
4. PERENCANAAN : 20
a. Prioritas masalah (skoring)
b. Tujuan dan kriteria hasil (SMART)
c. Rencana tindakan sesuai dengan EBN
5. IMPLEMENTASI : 15
a. Tindakan sesuai dengan perencanaan
b. Berbentuk narasi
c. Respon dari tindakan
d. Adanya waktu (jam dan tanggal)
e. Nama dan paraf perawat
6. EVALUASI : 15
a. Menilai efektivitas tindakan sesuai
perencanaan
b. Catatan perekembangan
klien (SOAPIER)
7. Ketepatan referensi dan kebaruan 10
referensi yang digunakan
TOTAL 100

Konversi Penilaian
Skore Nilai Huruf Nilai Mutu
≥ 75,0 A 4
70,0 – 74,9 AB 3,5
65,0 – 69,9 B 3
60,0 – 64,9 BC 2,5
55,0 – 59,9 C 2
40,0 – 54,9 D 1
< 40,0 E 0
Dosen Fasilitator,

(……………………….…)
Lampiran 5
Lembar Penilaian Presentasi Kelompok (15%)

No Uraian Nilai Nilai


Maksimal Kelompok
1. Kesiapan makalah 5
2. Kesiapan power point 5
3. Kesiapan kelompok 5
4. Salam pembuka 5
5. Salam penutup 5
6. Mengendalika audience 5
7. Ada eye contact dengan audience 5
8. Tutur kata 5
9. Sikap 5
10. Cara penyampaian 5
11. Intonasi 5
12. Power point sesuai ketentuan (Awal, 5
Bahasan, Akhir)
13. Tulisan terbaca jelas 5
14. Komposisi gambar dan tulisan baik 5
15. Materi menarik perhatian (bukan 5
sekedar teori)
16. Materi sesuai dengan yang dipelajari 5
17. Kemampuan menjawab 5
18. Jawaban dikaitkan dengan teori 5
19. Singkat, padat, jelas, tepat sasaran 5
20. Waktu presentasi tepat 5
TOTAL 100

Konversi Penilaian
Skore Nilai Huruf Nilai Mutu
≥ 75,0 A 4
70,0 – 74,9 AB 3,5
65,0 – 69,9 B 3
60,0 – 64,9 BC 2,5
55,0 – 59,9 C 2
40,0 – 54,9 D 1
< 40,0 E 0

Dosen Fasilitator,

(…………………………)
Lampiran 6
Panduan cara penulisan Daftar Pustaka / Referensi berdasarkan APA

Referensi harus dicantumkan setiap kali :


a. Melakukan parafrase (mengekspresikan ide orang lain dalam kata – kata
anda sendiri )
b. Meringkas (mengespresikan ide seseorang ringkas dengan kata lain anda
sendiri)
c. Membuat kutipan (menuliskan secara tepat/sama persis ide – ide orang
lain berdasarkan apa yang mereka tulis / kemukakan)
d. Meng-copy (mereproduksi diagram, tabel, atau grafis lainnya)

Berikut ini adalah contoh dan penjelasan singkat tentang pembuatan referensi
menurut APA, untuk penjelasan lebih detail silahkan baca :

Perrin, R. (2007). Pocket guide to APA style (2nd ed.). The USA : Houghton
Mifflin Co.

Atau petunjuk penulisan referensi menurut APA yang banyak tersedia online dari
beberapa website,
Referensi dalam teks/tesis :
1. Satu pengarang
(Morse, 1996) atau Morse (1996) menjelaskan bahwa …
2. Dua pengarang
(Ringsven & Bond, 1996) atau Dalam penelitiannya, Ringsven dan Bond
(1996) …
3. Tiga sampai 5 pengarang
Menyebutkan pertama kali : (Johnson, Brunn, & platt, 2002) atau Jhonson,
Brunn and Platt (2002)
Selanjutnya : (Jhonson et al., 2002). Tahun tidak perlu disebutkan jika
pengarang yang sama dikutip dalam paragraf yang sama
4. Enam atau lebih pengarang
(Arpin et al., 2001) atau Arpin et al. (2001)
5. Kelompok sebagai pengarang
(The Michener Institute, 2002) atau The Michener Institute (2002) reported
that…
6. Komunikasi pribadi
Sedapat mungkin dihindari kecuali merupakan informasi yang sangat penting
dan tidak tesedia dalam sumber – sumber publik. Komunikasi personal tidak
perlu disebutkan dalam daftar pustaka.
(T.K. Lutes, komunikasi personal, 28 September 1998) atau T.K. Lutes
(komunikasi personal, 28 september 1998)
7. Kutipan langsung
Tidak boleh dilakukan terlalu sering. Jika kutipan langsung berada dalam
paragraf dan kurang dari 40 kata, maka ditulis dalam pargraf yang sama
ditandai dengan tanda kutip. Kutipan langsung lebih dari 40 kata ditulis
terpisah dari paragraf dan masuk ke dalam. Halaman baru ditulis dalam
referensi teks :
Secara garis besar bisa dijelaskan “mekanisme nyeri dipengaruhi……”
(Miele, 1993, hal. 276) atau Miele (1993) menemukan bahwa “mekanisme
nyeri dipengaruhi…” (hal. 276).
Kutipan lebih dari 40 kata :
Borland (2003, hal. 107) menuliskan :
Bermain merupakan hal penting bagi anak. Permainan merupakan sarana
anak belajar tentang diri mereka sendiri, anggota keluarga mereka,
masyarakat lokal mereka, serta dunia disekitar mereka. Kebebasan untuk
mengesplorasi, bereksperimen, mempercayai sesuatu dan membuat
pilihan merupakan komponen utama yang sangat penting bagi
perkembangan yang sehat setiap anak.
Atau
Borland (2003) menegaskan pentingnya bermain bagi perkembangan jholistik
seorang anak : Bermain merupakan hal penting bagi anak. Permainan
merupakan sarana anak belajar tentang diri mereka sendiri, anggota
keluarga mereka, masyarakat lokal mereka, serta dunia disekitar
mereka. Kebebasan untuk mengesplorasi, bereksperimen,
mempercayai sesuatu dan membuat pilihan merupakan komponen
utama yang sangat penting bagi perkembangan yang sehat setiap anak
(hal.107).

Penulisan daftar Pustaka


Referensi abdjad dan masuk dalam setelah baris pertama :

Artikel jurnal :
Senden, T. J., Moock, K.H., Gerald, J.F., Burch, W.M., Bowitt, R.J., Ling, C.D.,
et al. (1997). The physical and chemical nature of technigas. Journal of
Neclear Medicine, 38 (10), 1327-33.
Artikel jurnal, pengarang organisasi :
The Cardiac Society of Australia and New Zealand. (1986). Clinical
exercise testing. Safety and performance guidelines. Medical
Journal of Australia, 164, 282-4.
Buku :
Ringsven, M. K., & Bond, D. (1996). Gerontology and leadership
skills for nurses. (2nd ed.). Albany (NY): Delmar.
Buku atau Pamphlet, pengarang lembaga :
College of Medical Laboratory Technologists of Ontario. (1995). The
registration process. Toronto: Author.
Buku dengan editor sebagai pengarang :
Berkow, R., & Fletcher, A. J. (Ed.). (1992). The Merck manual of
diagnosis and therapy. (16th ed.). Rahway (NJ): Merck
Research Laboratories.
Buku dengan editor sebagai pengarang, tetapi bab yang dikutip
mempunyai pengarang tersendiri :
Phillips, S. J., Whisnant, J. (1995). Hypertension and stroke. In J. H.
Laragh, & B. Brenner (Eds.), Hypertension: pathophysiology,
diagnosis, and management (hal. 465-78). New York: Raven
Press.
Kamus :
Saunders. (1997). Dorland's illustrated medical dictionary. (28th ed.).
Philadelphia.
Artikel koran :
Lee, G. (1996, June 21). Hospitalizations tied to ozone pollution:
Study estimates 50,000 admissions annually. The
Washington Post;Sect. A:3 (col. 5).
Menteri hukum :
Regulated Health Professions Act, 1991, Stat. of Ontario, 1991
Ch.18, as amended by 1993, Ch.37: office consolidation.
(Queen's Printer for Ontario 1994).
Artikel dalam jurnal elektronik :
Borman, W. C., Hanson, M. A., Oppler, S. H., Pulakos, E. D., &
White, L. A. (1993). Role of early supervisory experience in
supervisor performance. Journal of Applied Psychology, 78,
443-449. Diakses 23 Oktober 2000, dari PsycARTICLES
database.
Dokumen dari website :
Chou, L., McClintock, R., Moretti, F., Nix, D. H. (1993). Technology and
education: New wine in new bottles: Choosing pasts and imagining
educational futures. Diakses 24 Agustus 2010, dari Columbia University,
Institute for Learning Technologies Web site:
http://www.ilt.columbia.edu/publications/papers/newwine1.html
Momograf dalam bentuk elektronik :
Reeves, J.R.T., & Maibach, H. (1995). CDI, Clinical Dermatology
Illustrated. (2nd ed.) [CD-ROM]. San Diego : CMEA
Multimedia Group.

Anda mungkin juga menyukai