Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

KOMUNIKASI TERAPEUTIK KEPERAWATAN


SELF AWARENESS (KESADARAN INTRAPERSONAL DALAM
HUBUNGAN INTERPERSONAL)

DISUSUN OLEH:
Kelompok 3 / Kelas 3A
1. Putri Emelda (1130022029)
2. Aulia Aprilia Putri (1130022074)
3. Elly Arnovi Ibrahim M. (1130022075)
4. Irsadila Dwi Puspitasari (1130022167)

DOSEN FASILITATOR:
Umdatus Soleha, SST, M.Kes

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Komunikasi
Terapeutik Keperawatan yang berjudul “Self Awareness (Kesadaran Intrapersonal
dalam Hubungan Interpersonal)” dapat selesai seperti waktu yang telah
direncanakan.

Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran berbagai pihak
yang memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung atau
tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Umdatus Soleha, SST, M.Kes selaku dosen fasilitator mata kuliah
Komunikasi Terapeutik Keperawatan.
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada kami sehingga
laporan ini dapat terselesaikan.
2. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
makalah ini dapat kami selesaikan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik yang tulus dan ikhlas
kepada semua pihak yang kami sebutkan di atas. Tak ada gading yang tak patah,
untuk itu kami pun menyadari bahwa makalah yang telah kami susun masih
memiliki banyak kelemahan serta kekeliruan baik dari segi teknis maupun non
teknis.

Untuk itu penulis membuka pintu yang selebar-lebarnya kepada seluruh


pihak, agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi
penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Apabila dalam makalah ini
terdapat hal-hal yang kurang berkenan di hati pembaca, mohon dimaafkan.
Penyusun sangat berharap agar makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
mahasiswa.

Surabaya, 22 September 2023

Penulis
Kelompok 3 / Kelas 3A

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 5
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 7
2.1 Kesadaran Diri (Self Awareness) .............................................................. 7
2.2 Eksplorasi Perasaan .................................................................................. 8
2.3 Kemampuan Menjadi Model .................................................................. 10
2.4 Panggilan Jiwa ........................................................................................ 11
2.5 Etika dan Tanggung Jawab ..................................................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 15
3.2 Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Teknik Eksplorasi Perasaan ....................................................................... 9

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari
individu dalam proses simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi
pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri
dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi
pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi
melalui proses-proses psikologis, seperti persepsi dan kesadaran (awareness)
terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator.
Komunikasi interpersonal adalah sebuah komunikasi atau proses pertukaran
informasi, ide, pendapat, dan perasaan yang terjadi antara dua orang atau lebih dan
biasanya tidak diatur secara formal. Dalam komunikasi interpersonal, setiap
partisipan menggunakan semua elemen dari proses komunikasi.
Kesadaran adalah proses dimana seseorang memahami dan mengerti akan
suatu keadaan yang menjadikan individu itu sendiri sadar dan paham dengan apa
yang terjadi, dan apa yang akan terjadi. Kesadaran diri merupakan proses mengenali
motivasi, pilihandan kepribadian kita lalu menyadari pengaruh faktor-faktor
tersebut. Self Awareness atau Kesadaran diri memiliki kemampuan memonitor diri,
yakni mampu membaca situasi sosial dalam memahami orang lain dan mengerti
harapan orang lain terhadap dirinya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kesadaran diri?
2. Apa saja yang dimaksud dengan eksplorasi perasaan?
3. Bagaimana kemampuan menjadi model?
4. Apa yang dimaksud panggilan jiwa?
5. Bagaimana etika dan tanggung jawab perawat?

1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum

5
Untuk memahami self awareness (kesadaran intrapersonal dalam hubungan
interpersonal). Dan untuk melaksanakan tugas mata kuliah Komunikasi
Terapeutik Keperawatan.

B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apa itu kesadaran diri.
2. Untuk mengetahui apa saja eksplorasi perasaan.
3. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan menjadi model.
4. Untuk mengetahui apa saja panggilan jiwa.
5. Untuk mengetahui bagaimana etika dan tanggung jawab.

1.4 Manfaat
1. Bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
yang dimiliki khususnya mengenai upaya-upaya pencegahan primer,
sekunder, dan tersier pada sistem keperawatan melalui exercise.
2. Dapat dijadikan sarana untuk menambah pengetahuan bagi pembaca.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesadaran Diri (Self Awareness)


Kesadaran diri adalah kesadaran diri sendiri yang berupaya memperhatikan
pikiran, perilaku, perasaan, dan dampak terhadap apa yang dilakukan kepada orang
lain dalam kehidupan. Seseorang dengan Self Awareness yang baik terbukti dengan:
1. Lebih Percaya Diri
Kalau punya kesadaran yang tinggi, otomatis bisa mengenal diri sendiri. Faham
segala perbuatan yg akan dilakukan, mulai dari tujuan sampai alasannya.
Kekuatan dan pemahaman yg dalam akan hal itu membuat seseorang jadi lebih
percaya diri dan tidak pernah minder untuk melakukan segala hal.
2. Dapat Berkomunikasi dengan Efektif
Seseorang mampu mengeluarkan apa yang ada dalam pikirannya, dengan nada
dan kata-kata yang baik. Hal itu membuat lawan bicaranya mudah memahami
apa yang hendak disampaikan.
3. Jarang atau Bahkan Tidak Pernah Sakit Hati
Tahu bahwa di dalam dirinya masih ada kekurangan, sehingga setiap kritik yang
masuk akan ditangkap dengan baik untuk perbaikan diri di masa depan.
Bukannya sakit hati, malah bersyukur dengan masukan yang diberikan orang
lain.
4. Jadi Lebih Efektif
Sesudah mendapat keritik, semakin terpacu untuk memperbaiki diri. Hal itu
membuat seseorang itu aktif dalam bekerja atau beraktivitas dalam proses
perbaikan diri tersebut.
5. Karier Menjadi Lebih Sukses
Kesadaran diri yang tinggi sering jadi penentu kesuksesan seseorang dalam
berkarier. Jadi sosok yang tidak egois, mau belajar, serta menerima masukan
orang lain untuk menuju kesuksesan.
Seseorang memahami kemampuan diri dan orang di sekitar sehingga mampu
memaksimalkan kelebihan tiap orang dalam bekerja. Ujungnya, kesuksesan

7
akan menanti. Jadi kalau ingin sukses dalam hidup, mulai sekarang latihlah
kesadaran diri.

2.2 Eksplorasi Perasaan


Eksplorasi merupakan suatu keterampilan untuk menggali perasaan,
pengalaman dan pikiran. Hal ini dianggap penting karena banyak klien/pasien yang
menyimpan rahasia batin, menutup diri atau tidak mampu mengungkapkan
pendapatnya dengan terus terang. Teknik eksplorasi memungkinkan klien/pasien
bisa merasa bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan dan terancam. Eksplorasi ini
sendiri terdiri dari tiga jenis, yaitu eksplorasi perasaan, eksplorasi pengalaman, dan
eksplorasi pikiran. Eksplorasi perasaan merupakan keterampilan untuk menggali
perasaan klien yang tersimpan (Mundakir, 2016).
Hal ini dilakukan agar perawat berperan efektif dan terapeutik dalam
memberikan perawatan. Eksplorasi perasaan ini meliputi mengkaji atau menggali
perasaan-perasaan yang muncul sebelum dan sesudah berinteraksi dengan orang
lain. Perawat mengumpulkan data tentang klien, mengeksplorasi perasaan, fantasi,
dan ketakutan diri serta membuat rencana pertemuan dengan klien.
Seorang perawat yang merasa cemas pada saat interaksi akan tampak pada
ekspresi wajah dan perilakunya. Kecemasan perawat ini akan membuat klien
merasa tidak nyaman dan karena adanya untuk pemindahan perasaan (transfer
feeling) mungkin klien juga akan menjadi cemas dan hal ini akan mempengaruhi
interaksi secara keseluruhan. Perasaan perawat merupakan tujuan penting dalam
membantu pasien. Perasaan merupakan tolak ukur untuk umpan balik dan
hubungan dengan orang lain, membantu orang lain. Perawat akan menggunakan
perasaan-perasaannya, kurang memperhatikan kebutuhan pasien, tidak menepati
janji sehingga pasien mengalami kemunduran, distress sehingga pasien tidak mau
menemui, marah karena pasien banyak permintaan atau manipulasi dan kekuatan
karena pasien terlalu tergantung pada perawat
Berikut ini merupakan beberapa cara untuk menggali perasaan klien saat
melakukan eksplorasi perasaan dalam keperawatan (Sarfika et al., 2021) :
1. Berikan perhatian penuh pada klien, dengarkan secara seksama dan jangan
terganggu oleh hal-hal lain.

8
2. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien dan hindari menggunakan
bahasa teknis yang rumit.
3. Gunakan teknik refleksi, yaitu mengulang kembali pernyataan klien untuk
memastikan bahwa perawat memahami perasaan klien dengan benar.
4. Berikan dukungan emosional dan jangan menilai atau mengkritik perasaab
klien.
5. Gunakan bahasa tubuh yang terbuka dan ramah untuk menunjukkan bahwa
perawat terbuka dan siap mendengarkan klien.
Seluruh perilaku dan pesan yang disampaikan perawat (verbal dan non
verbal) hendaknya bertujuan terapeutik untuk klien dengan mengenal dan
menerima diri sendiri, perawat akan mampu mengenal dan menerima keunikan
klien. Analisa hubungan intim yang terapeutik antara perawat klien perlu dilakukan
untuk evaluasi perkembangan hubungan dan menentukan teknik dan keterampilan
yang tepat dalam setiap tahal prinsip disini dan saat ini.

Tabel 1 Teknik Eksplorasi Perasaan


Tidak Kadang-
Perasaan Jarang Sering
Pernah kadang
Keras kepala
Cinta
Marah
Cemburu
Kesah
Terima kasih
Memalukan
Hati – hati
Menantang
Bingung
Cemas
Seksi
Frustasi
Kagum
Puas
Sedih
Senang
Takut
Basah
Bangga
Depresi
Malu

9
Kesepian
Bersalah
Sabar
Pasrah
Gairah
Menghargai

Teknik tersebut diatas tidak untuk membuat penilaian, namun sebagai upaya
individu atau klien untuk jujur dan berani mengungkapkan perasaannya. Dan
ungkapan-ungkapan perasaan tersebut dapat mengidentifikasi apakah perasaan
klien positif atau negatif. Bila perasaan positif, terapis (perawat) perlu mendukung
dan mengembangkan perasaan tersebut dan sebaliknya bila perasaan negatif maka
perlu mengarahkan dan memberikan alternatif agar klien dapat mengelola
perasaannya.

2.3 Kemampuan Menjadi Model


Kebiasaan yang kurang baik tentang kesehatan akan mempengaruhi
keberhasilan dalam hubungan antara perawat dan klien. Perawat tidak bisa
memisahkan atau memberi batasan yang jelas antara peran sebagai perawat dengan
kehidupan pribadinya (professional) karena perawat sebagai instrumen dalam
menjalankan hubungan yang terapeutik. Jika perawat terbuka pada perasaan fokus
terhadap pasien dan mengesampingkan kehidupan pribadinya, maka ia akan
mendapat dua informasi penting yaitu bagaimana respon pada klien dan bagaimana
penampilannya pada klien sehingga perawat mampu bekerja profesional.
Kemampuan menjadi model adalah bentuk tanggung jawab perawat
terhadap apa yang disampaikan kepada klien di samping tanggung jawab profesi.
Seorang perawat yang memiliki kemampuan menjadi model yang baik dapat
mempengaruhi klien untuk mengubah perilaku mereka menjadi lebih sehat dan
positif. Dalam hal ini, perawat harus memperhatikan perilaku dan sikap mereka
sendiri, serta memastikan bahwa mereka memberikan contoh yang baik bagi klien.
Dengan demikian, kemampuan menjadi model merupakan salah satu aspek dari
komunikasi terapeutik dalam keperawatan (Agustina & Isti, 2021).
Berikut ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat sebagai
role model dalam memberikan asuhan keperawatan:

10
1. Kemampuan untuk menjadi panutan dan memberi contoh yang baik.
2. Kemampuan untuk menunjukkan sikap positif dan empati terhadap klien.
3. Kemampuan untuk memberikan contoh perilaku sehat seperti menjaga
kebersihan diri, makan makanan sehat, dan berolahraga.
4. Kemampuan untuk menjaga komunikasi yang baik dengan klien dan keluarga.
5. Kemampuan untuk menunjukkan keterampilan teknis yang baik dalam
memberikan asuhan keperawatan.
6. Kemampuan untuk menjaga etika dan moralitas dalam praktik keperawatan.

Di samping itu, ada beberapa manfaat sebagai role model dalam asuhan
keperawatan yaitu :
1. Membangun citra keperawatan yang lebih baik di mata masyarakat.
2. Meningkatkan kepercayaan klien terhadap perawat dan profesi keperawatan.
3. Membantu perawat dalam membangun hubungan yang baik dengan klien dan
keluarga.
4. Meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan.

2.4 Panggilan Jiwa


Panggilan jiwa (altruism) adalah perhatian pada kesejahteraan orang lain.
Seorang perawat harus mempunyai jiwa ingin menolong orang lain untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan klien/pasien. Seorang perawat yang
efektif tertarik untuk merawat dan dengan penuh cinta atas dasar kemanusiaan.
Dengan kata lain, dalam membantu klien perawat benar-benar ingin menolong
dengan ikhlas tanpa pamrih.
Perawat merupakan sebuah profesi. Oleh karena itu, perawat perlu
mendapat penghargaan atau imbalan yang sesuai dan pantas. Keseimbangan antara
panggilan jiwa dan penghargaan yang diterima oleh seorang Perawat akan
mempengaruhi bagaimana perawat menolong pelayanan.

2.5 Etika dan Tanggung Jawab


Self awareness mengacu pada kemampuan perawat untuk memahami dan
mengenali emosi, nilai-nilai, keyakinan, dan sikap mereka sendiri dalam konteks

11
hubungan dengan pasien dan rekan kerja. Dalam konteks ini, perawat memiliki
tanggung jawab untuk menjaga integritas diri, menghormati hak-hak pasien, dan
memastikan bahwa tindakan dan keputusan mereka didasarkan pada prinsip-prinsip
etis dan standar profesional.
Tanggung jawab perawat yaitu suatu keadaan dimana adanya saling percaya
dan di percaya antar pasien dan perawat. Hal ini menunjukkan bahwa perawat
profesional menampilkan kinerja secara teliti dan hati-hati, serta kegiatan yang di
lakukan seorang perawat yang secara jujur dan tidak tertutup kepada pasien. Klien
merasa yakin bahwa perawat bertanggung jawab dan memiliki keahlian yang
relevan dengan disiplin ilmunya.
Perawat harus mampu mengenali dan mengelola emosi mereka sendiri agar
tidak mempengaruhi kualitas perawatan yang diberikan kepada pasien. Mereka juga
harus memiliki kesadaran akan nilai-nilai dan keyakinan pribadi mereka yang dapat
mempengaruhi interaksi dengan pasien. Dalam hubungan interpersonal, perawat
harus menghormati privasi dan kerahasiaan pasien, serta memastikan bahwa
keputusan dan tindakan yang diambil didasarkan pada kepentingan terbaik pasien.
Selain itu, perawat juga memiliki tanggung jawab untuk terus meningkatkan
self awareness mereka melalui refleksi diri, pendidikan, dan pelatihan. Dengan
meningkatkan kesadaran intrapersonal mereka, perawat dapat mengembangkan
keterampilan komunikasi yang lebih efektif, memahami perspektif pasien, dan
mengatasi konflik dengan rekan kerja secara konstruktif.
Dalam praktik perawatan, etika dan tanggung jawab dalam self awareness
perawat sangat penting untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan perawatan
yang aman, berkualitas, dan bermartabat. Dengan memahami dan mengelola diri
mereka sendiri dengan baik, perawat dapat menjadi sumber dukungan dan
perawatan yang efektif bagi pasien dan rekan kerja mereka (Association, 2015).

Berikut adalah jenis-jenis tanggung jawab perawat (Yosep, 2017):


1. Tanggung jawab kepada tuhannya
Tanggung jawab perawat terhadap Tuhan adalah tanggung jawab moral dan
spiritual yang melibatkan pengabdian kepada Tuhan dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawab mereka sebagai perawat. Hal ini mencakup menjalankan

12
praktik keperawatan dengan integritas, kejujuran, dan rasa hormat terhadap
nilai-nilai agama dan keyakinan pribadi.
2. Tanggung jawab terhadap klien dan masyarakat
Tanggung jawab perawat terhadap klien meliputi memberikan perawatan yang
aman, berkualitas, dan menghormati hak-hak klien, serta melibatkan mereka
dalam pengambilan keputusan terkait perawatan mereka. Sedangkan tanggung
jawab perawat terhadap masyarakat meliputi melakukan edukasi dan promosi
kesehatan, berpartisipasi dalam program-program kesehatan masyarakat, dan
melakukan advokasi untuk kepentingan kesehatan masyarakat secara
keseluruhan.
3. Tanggung jawab terhadap rekan sejawat dan atasan
Tanggung jawab perawat terhadap rekan sejawat meliputi kolaborasi dan
kerjasama dalam tim perawatan, menghormati dan mendukung rekan sejawat,
membangun komunikasi yang efektif, dan meningkatkan kompetensi
profesional melalui pendidikan dan pelatihan. Perawat juga memiliki tanggung
jawab untuk bekerja dengan atasan secara profesional, mengikuti kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan, serta melaporkan dan mengelola situasi yang
mempengaruhi perawatan pasien dengan transparansi dan akuntabilitas.
4. Tanggung jawab terhadap profesi
Tanggung jawab perawat dalam profesi meliputi memberikan perawatan yang
aman, berkualitas, dan holistik kepada pasien, melibatkan pasien dalam
pengambilan keputusan terkait perawatan mereka, melindungi hak-hak pasien,
menjaga kerahasiaan informasi pribadi pasien, berkolaborasi dengan tim
perawatan, dan terus meningkatkan kompetensi profesional melalui pendidikan
dan pelatihan. Perawat juga memiliki tanggung jawab untuk mematuhi kode
etik dan standar praktik yang ditetapkan oleh lembaga profesi perawat.
5. Tanggung jawab terhadap negara
a. Bertanggung jawab dalam melaksanakan ketentuan yang telah di berikan
oleh Pemerintah dalam bidang kesehatan.
b. Bertanggung jawab dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah
guna meningkatkan pelayanan kesehatan.
6. Tanggung jawab perawat terhadap tugas

13
a. Merahasiakan segala sesuatu yang di ketahuinya sehubungan dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya.
b. Tidak menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya untuk
bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
c. Berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kesukuan, agama, budaya, warna kulit, umur, jenis dan
sebagainya.
d. Mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien dalam melakukan
pelayan kesehatan.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesadaran diri (self-awareness) merupakan fondasi utama yang membawa
dampak positif pada percaya diri, kemampuan berkomunikasi, efektivitas, dan
kesuksesan karier. Eksplorasi perasaan memungkinkan perawat untuk memahami
lebih baik klien, membantu mereka dalam mengungkapkan perasaan, dan
membentuk hubungan terapeutik. Selanjutnya, kemampuan menjadi model dan
memberikan contoh perilaku sehat merupakan aspek penting dalam mempengaruhi
klien untuk melakukan perubahan positif. Panggilan jiwa (altruism) dan etika
mencerminkan kewajiban perawat untuk peduli pada kesejahteraan klien dan
bertanggung jawab secara moral dan profesional. Tanggung jawab perawat juga
meliputi berbagai aspek, termasuk tanggung jawab terhadap klien, masyarakat,
rekan sejawat, profesi, negara, dan tugasnya. Keseluruhan materi ini memberikan
gambaran holistik tentang peran perawat dan komitmen mereka dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan etis.

3.2 Saran
Dalam menyusun makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi
makalah ini belumlah sempurna dan masih kurang baik mengenai materi maupun
cara penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
para pembaca dibutuhkan untuk dapat menyempurnakan makalah berikutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, L., & Isti. (2021). Modul Pembelajaran Teori (Komunikasi Terapeutik).
STIKES Medistra Indonesia.

Association, A. N. (2015). Code of Ethics for Nurses with Interpretive Statements.


American Nurses Association.

Mundakir. (2016). Buku Ajar Komunikasi Pelayanan Kesehatan (T. I. Pustaka


(red)). Indomedia Pustaka.

Sarfika, N. R., Kep, S., Kep, M., Terapeutik, K., Terapeutik, K., & Keperawatan,
D. (2021). Buku Ajar Keperawatan Dasar 2 Buku Ajar.

Yosep, I. (2017). Tanggung Jawab (responsibility) dan Tanggung Gugat


(accountability) Perawat Dalam Sudut Pandang Etik. Jurnal Stikes, 1–10.

16

Anda mungkin juga menyukai