Anda di halaman 1dari 12

FARMASETIKA 2

PEDIATRI

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Fanisa Kurnia Putri 052211018


2. Refi Hardianti 052211019
3. Elfa Sakinah 052211020
4. Diah Ayu Kumala Sari 052211021
5. Emilia Fransisca 052211022

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2021

i
Kata Penghantar

Puji syukur Penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan tuntunan Nya-lah Penyusun dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini.
Makalah berjudul “Pediatrik ” ini ditujukan untuk dapat memberikan
informasi dan deskripsi mengenai materi Penggunaan obat pada pediatric
pada mata kuliah Farmasetika II dalam ilmu farmasi.
Proses pembuatan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, Penyusun menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang turut campur tangan dan mendukung proses
pembuatan makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini tidaklah luput dari berbagai
kekurangan dan keterbatasan, maka dari itu Penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi peningkatan kualitas pembuatan
makalah dikemudian hari. Akhir kata, Penyusun mengharapkan makalah ini
dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih.

Semarang, Desember 2021

Penyusun

ii
Daftar Isi

Kata Penghantar................................................................................ ii

Pembagian Tugas.............................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah.................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................... 3

BAB II ISI ......................................................................................... 4

BAB III KESIMPULAN ..........................................................................

Daftar Pustaka ..................................................................................

iii
Pembagian Tugas

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah hak asasi manusia yang merupakan hak fundamental


setiap warga negara dan mutlak untuk dipenuhi. Dalam mewujudkan
kesehatan dilakukan upaya pelayanan kesehatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang bertujuan mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat. Dalam pelayanan kesehatan, obat merupakan
komponen yang tidak tergantikan. Obat adalah bahan atau paduan bahan–
bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis,
mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau
gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia
atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian
badan manusia (Departemen Kesehatan RI, 1993).

Pediatri berasal dari bahasa Yunani yakni Paedes yang artinya anak dan
iztric yang artinya pengobatan. Pasien pediatri merupakan kelompok anak
yang berusia 0 sampai dengan 18 tahun (Costelo et al., 2007). Menurut
American Academy of Pediatrics (AAP), pediatrik adalah spesialisasi ilmu
kedokteran yang berkaitan dengan fisik, mental dan sosial kesehatan anak
sejak lahir sampai dewasa muda. Pediatrik juga merupakan disiplin ilmu yang
berhubungan dengan pengaruh biologis, sosial, lingkungan dan dampak
penyakit pada perkembangan anak.

Terdapat Penggunaan obat pada anak bersifat khusus karena


berkaitan langsung dengan laju perkembangan organ, sistem dalam tubuh
juga masih belum sempurna seperti enzim yang bertugas dalam metabolisme
serta proses ekskresi obat (Departemen Kesehatan RI, 2011). Dengan tujuan
penyesuaian dosis, dokter sering meresepkan obat racikan untuk anak–anak.
Obat racikan harus diberikan dengan pemilihan dosis yang akurat sesuai
dengan umur dan berat badan. Formulasi ini sering digunakan pada anak
karena belum tersedianya formula obat yang sesuai dengan kondisi pasien
(Nunn and Williams, 2004).

Beberapa penyakit memerlukan penanganan khusus pada pasien


pediatrik untuk menentukan dosis obat. Perkembangan penanganan klinik

1
penyakit untuk pasien pediatrik sangat berarti. Ada banyak prinsip
farmakoterapi yang harus dipertimbangkan dalam penanganan pasien
pediatrik. Peracikan pada resep pasien pediatri berhubungan dengan masalah
polifarmasi. Peracikan perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi hasil
pengobatan (outcome). Compounding atau peracikan ialah salah satu cara
menyediakan obat yang tepat, ketepatan dalam meracik dengan prosedur
dan formula yang tepat menentukan keefektifan obat yang akan di berikan
kepada pasien. Ketersediaan dari tenaga peracik yang kompeten, sarana,
prasarana dan fasilitas dalam meracik obat menjadi sangat penting guna
menghasilkan sediaan racikan yang aman dan tepat (Allen, 2003). Minimnya
obat dengan formula dan dosis yang tepat bagi pediatri menyebabkan obat
racikan masih diperlukan di Indonesia dan untuk mencukupi ketersediaan
obat bagi pediatri (Departemen Kesehatan RI, 2009 b )

Hal penting yang harus diperhatikan untuk pediatri adalah dosis yang
optimal, regimen dosis tidak dapat disederhanakan hanya berdasarkan berat
badan atau luas permukaan tubuh pasien pediatri yang diperoleh dari
ekstrapolasi data pasien dewasa. Bioavalaibilitas, farmakokinetik,
farmakodinamik, efikasi dan informasi tentang efek samping dapat berbeda
secara bermakna antara pasien pediatri dan pasien dewasa karena adanya
perbedaan usia, fungsi organ dan status penyakit. Perkembangan yang
signifikan telah dibuat untuk farmakokinetik untuk pediatri selama dua
dekade ini, tetapi hanya sedikit penelitian yang mempunyai korelasi secara
farmakokinetik dengan outcome efikasi, efek samping dan kualitas hidup
(Departemen Kesehatan RI, 2009)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, permasalahan yang dapat
dirumuskan :
1. Bagaimana pertimbangan penggunaan obat?
2. Bagaimana farmakokinetika obat pada pediatrik?
3. Bagaimana efek terapeutik dan toksik obat pediatrik?
4. Bagaimana kepraktisan dalam meminum obat pediatrik?
5. Bagaimana prinsip peresepan obat pada pediatrik pada bayi dan anak?
6. Bagaimana efek samping obat pediatrik pada anak?

2
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan Makalah ini yaitu agar mampu:
1. Mengetahui pertimbangan penggunaan obat
2. Mengetahui farmakokinetika obat pada pediatrik
3. Mengetahui efek terapeutik pada obat pediatrik
4. Mengetahui kepraktisan dalam meminum obat pediatrik
5. Mengetahui prinsip pada peresepan obat pediatric bayi dan anak
6. Mengetahui efek samping obat pediatric pada anak

3
BAB II

ISI

A. Definisi
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), pediatrik adalah spesialisasi
ilmu kedokteran yang berkaitan dengan fisik, mental dan sosial kesehatan anak
sejak lahir sampai dewasa muda. Pediatrik juga merupakan disiplin ilmu yang
berhubungan dengan pengaruh biologis, sosial, lingkungan dan dampak penyakit
pada perkembangan anak. Anak-anak berbeda dari orang dewasa secara anatomis,
fisiologis, imunologis, psikologis, perkembangan dan metabolisme (AAP, 2012)

B. Pertimbangan Penggunaan Obat


1. Penggunaan obat off-label
Penggunaan obat off-label adalah penggunaan obat diluar indikasi
berlabel yang disetujui . Ini termasuk penggunaan obat dalam penggunaan
penyakit tidak terdaftar dalam paket masukan pabrik,penggunaan diluar
rentang usia yang berlisensi ,diluar dosis yang direkomendasikan atau
penggunaan rute yang berbeda administrasi. Hal ini sesuai untuk
penggunaan obat an obat off-label ketika tidak ada alternatif yang tersedia
namun, dokter harus merujuk pada penelitian yang diterbitkan dan laporan
kasus untuk menjamin keselamatan, khasiat dan informasi dosis FDA
merubah peraturan, seperti eksklusivitas paten diperpanjang, memberikan
insentif bagi produsen farmasi untuk memasarkan obat baru untuk   pasien
anak. Namun, insentif tersebut tidak tersedia untuk obat generik.

2. Rute pemberian dan formulasi obat

Tergantung pada usia ,penyakit dan tingkat keparahan penyakit ,rute


pemberian yang berbeda dapat dipertimbangkan. Rute pemberian rektal dilakukan
untuk kasus-kasus dimana pemberian oral ini tidak mungkin dan rute IV tidak
diperlukan. Rute transdermal sering tidak dianjurkan, kecuali itu adalah
indikasi yang disetujui seperti transdermal patch  methylphenidate untuk
pengobatan gangguan perhatian defisit hiperaktif. Rute pemberian injeksi
digunakan pada pasien dengan penyakit parah atau ketika rute pemberian
lain tidak memungkinkan. seperti dilakukan dengan pasien dewasa,
kompatibilitas dan akses IV harus dievaluasi ketika memberikan obat

4
parenteral. Pengenceran obat parenteral mungkin diperlukan untuk 
mengukur dosis yang lebih kecil untuk neonatus. Namun konsentrasi yang
lebih tinggi dari obat parenteral mungkin diperlukan untuk pasien dengan
pembatasan cairan, seperti bayi prematur dan pasien dengan anomali
jantung dan atau penyakit ginjal. Sesuai stabilitas dan seleksi pengencer data
yang harus diperoleh dari literatur.

3. Kesalahan umum dalam terapi obat pediatrik


Kesalahan obat (medication eror) pada pasien pediatrik yang mungkin
terjadi kerena perbedaan dalam perhitungan dosis dan persiapan, penting
untuk mengidentifikasi potensi kesalahan melalui seksama terhadap
perintah,perhitungan,dispensing,dan administrasi terapi obat untuk bayi dan
anak-anak. Hal ini penting untuk memverikasi berat badan yang
akurat,tinggi,dan usia untuk perhitungan dosis dan mengeluarkan resep
karena pasien anak adalah populasi rentan untuk kesalahan pengobatan.
Kesalahan desimal, termasuk angka nol di belakang koma misalnya,
1,0 mg salah membaca sebagai 10 mg/ dan hilang nol di depan koma
misalnya 0,5 mg salah membaca sebagai 5 mg/ dalam dosis obat atau
dokumentasi berat badan yang mungkin terjadi, sehingga overdosis beberapa
kali lipat. Kekuatan atau konsentrasi obat juga harus dikomunikasikan secara
jelas oleh dokter di perintah resep. Demikian  pula, label yang terlihat terlihat
sama dapat menyebabkan menyebabkan kesalahan kesalahan terapi obat
(misalnya salah satu botol heparin untuk insulin). Dosis kesalahan produk
obat kombinasi dapat dicegah dengan menggunakan komponen yang tepat
untuk perhitungan dosis (misalnya dosis sulfametoksazol / trimetoprim
dihitung berdasarkan komponen trimethoprim).

C. Pertimbangan fakmakokinetik

D. Pertimbangan efek terpeutik dan toksik


Selain adanya perbedaan farmakokinetik antara pasien pediatri dan
pasien dewasa, faktor yang berhubungan dengan efikasi dan toksisitas obat
harus dipertimbangkan dalam perencanaan terapi untuk pasien pediatri.
Perubahan patofisiologi yang spesifik berlangsung pada pasien pediatri yang
mempunyai penyakit tertentu. Contoh terjadinya perubahan patofisiologik
dan farmakodinamik pada pasien yang menderita asma kronik. Manifestasi

5
klinik asma kronik pada anak berbeda dengan dewasa. Anak-anak
menunjukkan tipe asma ekstrinsik yang bersifat reversibel, sedangkan
dewasa berupa asma non atopik bronkial iritabilitas. Hal ini tampak dengan
diperlukannya terapi hiposensitisasi adjunctive pada pasien pediatri dengan
asma ekstrinsik.
Beberapa efek samping yang pasti terjadi pada neonatus telah
diketahui, dimana efek samping toksik lain dapat menjadi perhatian untuk
beberapa tahun selama masa anakanak. Toksisitas kloramfenikol meningkat
pada neonatus karena metabolisme yang belum sempurna dan tingginya
bioavailabilitas. Mirip dengan kloramfenikol, propilen glikol – yang
ditambahkan kepada beberapa sediaan injeksi seperti fenitoin, fenobarbital,
digoksin, diazepam, vitamin D dan hidralazin- dapat menyebabkan
hiperosmolalitas pada bayi. Perbedaan efikasi, toksisitas dan ikatan protein
obat pada pasien pediatri dan pasien dewasa menimbulkan pertanyaan
penting tentang rentang terapeutik pada anak yang dapat diterima. Contoh
yang lain terjadinya sindroma Reye, merupakan penyakit fatal yang
menyebabkan efek kerusakan pada banyak organ, khususnya otak dan hati.
Hal ini dapat terjadi berkaitan dengan penggunaan aspirin oleh pasien
pediatri yang sedang menderita penyakit karena virus misalnya cacar air.
Penyakit ini dapat menyebabkan fatty liver dengan inflamasi minimal, dan
ensefalopati parah (dengan pembesaran otak). Hati sedikit membengkak dan
kencang, dan tampak perubahan pada ginjal. Biasanya tidak terjadi jaundice.
Diagnosis awal merupakan hal penting, karena jika tidak dapat terjadi
kerusakan otak atau kematian. Perhatian juga perlu pada penggunaan
tetrasiklin dan fluorokinolon.

E. Kepraktisan dalam meminum obat

F. Prinsip peresepan pada bayi dan anak

G. Daftar obat yang berbahaya digunakan pada anak berserta resiko/ efek
samping nya

6
BAB III

KESIMPULAN

7
DAFTAR PUSTAKA

AAP. Defenition of Pediatrician. Pediatrics. 2015; 135(4).

AAP. Defenition of Pediatrician. Pediatrics. 2012

Costello et al., (2007). Pediatric Drug Handling, Pharmaceutical Press

Departemen Kesehatan RI 1993, Permenkes RI : Wajib Daftar Obat Jadi.


Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI 2009. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk


Pasien Pediatri, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 2009b, Undang-undang Republik Indonesia


Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit , Sekretariat Negara RI,
Jakarta.

Depatemen Kesehatan RI. (2011). Buku saku petugas kesehatan lintas diare.
Jakarta : Depkes RI

Nunn, T. and Williams, J., 2004, Formulation Medicines of Children, British


Journal Pharmacologi Society, 59(6): 675.

Anda mungkin juga menyukai