Anda di halaman 1dari 19

Faktor Fisiologis terkait Absorbsi

Obat

Disampaikan oleh :
apt. Tri Minarsih, S.Si, M.Sc
Absorpsi Sistemik suatu Obat
Absorpsi sistemik suatu obat tergantung pada :
1. Sifat fisika-kimia obat
2. Sifat produk obat
3. Anatomi dan fisiologi tempat absorpsi obat
Rute pemberian obat
Penentuan rute pemberian obat dipengaruhi oleh :
1. Kestabilan obat dalam saluran pencernaan (dipengaruhi oleh enzim
pencernaan, peruraian obat dalam saluran cerna)
2. Kondisi patofisiologi
ABSORPSI OBAT SISTEMIK
• Absorpsi obat sistemik harus melintasi membran seluler (biologis)
• Sediaan oral  molekul obat melintasi epitel intestinal melalui atau
antar sel epitel untuk mencapai sirkulasi sistemik
• Kemampuan absorbsi obat tergantung struktur molekuler obat dan
sifat fisik serta biokimia membran sel
MEMBRAN SEL

• Absorpsi transeluler merupakan proses pergerakan obat melintasi suatu sel


• Absorpsi paraseluler merupakan proses pergerakan molekul obat melintasi
celah atau penghubung yang ketat (tight junction) antarsel, dikarenakan tidak
mampu melintasi membrane sel

• Membran merupakan struktur utama dalam sel, mengelilingi seluruh sel


(membran plasma) dan berfungsi sebagai pembatas antara sel dan cairan
interstisial
MEMBRAN SEL
• Membran sel tersusun dari fosfolipid dalam bentuk dua lapis yang
terpisahkan dengan gugus karbohidrat dan protein

• Obat larut lemak cenderung lebih mudah berpenetrasi ke dalam membran sel
daripada molekul polar (hidrofilik)
DIFUSI PASIF
• Difusi pasif merupakan proses dimana molekul berdifusi secara spontan dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah

• Difusi pasif merupakan proses absorpsi utama untuk sebagian besar obat
• Derajat kelarutan obat dalam lemak dapat mempengaruhi laju absorpsi obat
• Absorbsi obat paling besar disaluran cerna karena adanya vili dan mikrovili
pada duodenum dari usus halus
Faktor yang harus diperhatikan pada pembuatan obat oral

• Rentang pH yang ekstrim


• Ada atau tidaknya makanan
• Degradasi enzim
• Motilitas saluran cerna
Bagian saluran enteral yang dilalui oleh obat oral meliputi :
1. Rongga mulut
2. Esofagus
3. Lambung
4. Duodenum
5. Jejenum
6. Ileum
7. Kolon
8. Rektum
Rongga Mulut

• Saliva merupakan sekresi utama dari rongga mulut dan mempunyai pH 7


• Saliva menganding ptyalin (amylase saliva) yang mencerna pati
• Musin merupakan suatu glikoprotein yang melicinkan makanan dan
berinteraksi dengan obat-obatan
Esofagus

• Esofagus menghubungkan faring dan celah kardia lambung


• pH cairan dalam esophagus : 5-6
• Tablet atau kapsul dapat tersangkut pada esophagus dan menyebabkan iritasi
local

• Pelarutan obat sangat sedikit terjadi dalam esofagus


Lambung

• pH lambung saat kosong 2 – 6, berisi makanan 1,5 – 2


• Sekresi asam lambung dirangsang oleh gastrin dan histamine
• Obat bersifat basa terlarut secara cepat dengan adanya asam lambung
• Obat dengan densitas tinggi dikosongkan dari lambung secara lebih lambat
Duodenum

• pH duodenum 6-6,5
• Cairan dalam duodenum dapat membantu melarutkan obat
• Enzim yang terdapat dalam duodenum : tripsin, khimotripsin,
karboksipeptidase, amylase, lipase
Jejenum dan Ileum

• Jejenum merupakan bagian tengah dari usus halus, antara duodenum dan
ileum

• Ileum merupakan bagian akhir dari usus halus


• pH ileum sekitar 7, bagian distal pH 8
• Adanya sekresi bikarbonat, obat asam akan melarut
• Sekresi empedu membantu melarutkan lemak dan obat-obat hidrofobik
Kolon

• Kolon mengandung sedikit vili dan keterbatasan absorpsi obat


• Kolon dilapisi musin yang berfungsi sebagai lubrikan dan protektan
• pH kolon 5,5 – 7
• Sedikit obat yang dapat diabsorpsi pada kolon, seperti teofilin dan metiprolol
Rektum

• Panjang rectum sekitar 15 cm berakhir di anus


• Rektum mengandung sedikit cairan (± 2 mL) dengan pH sekitar 7
• Absorpsi obat pemberian rektal tergantung pada penempatan sediaan obat
dalam rectum

• Dosis obat diabsorpsi melalui vena hemorrhoid bawah, dimana obat


langsung masuk sirkulasi sistemik
Waktu pengosongan lambung

• Secara anatomis, suatu obat yang ditelan mencapai lambung secara cepat,
selanjutnya lambung mengosongkan isinya ke dalam usus halus.

• Duodenum mempunyai kapasitas terbesar untuk absorpsi obat dari saluran


cerna.

• Penundaan dalam waktu pengosongan lambung untuk obat mencapai


duodenum, dapat memperlambat laju dan jumlah absorpsi obat, sehingga
dapat memperpanjang waktu mula kerja obat.
Faktor yang mempengaruhi pengosongan lambung antara lain:

• Volume
• Konsumsi makanan tinggi lemak
• Minuman dingin
• Bahan kimia asam
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai