SEDIAAN ORAL
KELOMPOK 3
KELOMPOK 3
01 02 03
Mayla Cahya Ningrum Rizky Wulandari Dyah Aulia Ambaroh
207119001 207119004 207119012
04 05 06 07
Shinta Tiara Fargo Ajeng Yuli Safitri Ismi Valentina Rossi Darlene Nabila Zetta
207119013 207119014 20711025 20711030
RUANG LINGKUP
● Anatomi dan fisiologi saluran cerna.
● Pembuluh darah yang melewati saluran cerna.
● Komponen dan karakteristik cairan saluran cerna.
● Gerakan saluran cerna ata waktu transit.
● Faktor yang mempengaruhi proses biofarmasetik obat
pada pemberian secara oral.
● Evaluasi biofarmasetik sediaan oral.
ABSORBSI OBAT PER ORAL
Rute pemberian oral adalah rute Bentuk sediaan oral yang dirancang harus
yang paling umum dan popular memperhitungkan rentang pH ekstrim, ada atau
tidak adanya maknan, enzim degeneratif,
berbagai permeabilitas obat di berbagai daerah
usus, dan motilitas pada saluran cerna
ABSORBSI OBAT PER ORAL
GARAM
MUSIN
EMPEDU
Merupakan Berperan dalam penurunan
mulopolisakarida alami tegangan permukaan
yang melapisi saluran
cerna
ION-ION
FLORA USUS
TERTENTU
Ca, Fe, Mg
ENZIM
WAKTU PARUH BOLOGIS
(T1/2)
Merupakan parameter nasib obat setelah
absorpsi yaitu merupakan proses :
• Eksresi obat
PILIHAN PASIEN DAN
KENYAMANAN
MENELAN
• Pasien memilih mengkonsumsi kapsul oval atau tablet
bulat, sebagian karena permukaan dan bentuknya halus
yang memudahkan untuk menelan.
• Kesulitan dalam menelan tablet besar meningkat diatas
usia 60 tahun.
• Ada kecenderungan diantara pasien untuk mengunyah
tablet dan kapsul dan mendispersikan pelet dalam makanan
dan minuman.
PENGARUH KONDISI
PENYAKIT PADA
TRANSIT
• Transit esofagus mungkin dipengaruhi oleh kondisipada saat sakit seperti
disfagia orofaringeal atau achalasia.
• Disfagia faring-oral disebabkan oleh disfungsi neurogenik, dengan stroke
menjadi penyebab paling umum, tetapi juga bisa disebabkan lesi struktur
lokal.
• Achalasia disebabkan oleh lesi struktural lokal dimana ketidakmampuan
sfinker esofagus atau ketidak mampuan sfinktre esofagus bawah untuk
bersantai.
• Selain itu, kelainan pada fungsi esofagus dapat terjadi sebagai akibat dari
berbagai kondisi sakit seperti diabetes mellitus, alkoholisme kronis, dan
sklerodemerma kerongkongan, meskipun kelainan bukan merupakan
prasyarat untuk adhesi dari bentuk sediaan.
• Disfungsi esofagus telah terbukti lebih sering terjadi pada penderita asma
daripada orang normal, seehingga obat-obatan seperti teofilin, dapat
menunjukan peningkatan insiden adhesi.
ABSORPSI OBAT DALAM
SALURAN PENCERNAAN
• Obat dapat diabsorpsi secara difusi pasif dari semua bagian
dari saluran pencernaan termasuk sublingual, bukal, GI,dan
absorpsi dubur.
• Bagi kebanyakan obat, tempat optimum untuk absorpsi
obat setelah pemberian oral adlah bagian atas dari usus
kecil atau duodenum.
• Anatomi unik duodenum menyediakan area permukaan
yang luas untuk obat berdifusi secara pasif.
ABSORPSI OBAT DALAM
SALURAN PENCERNAAN
• Area permumaan duodenum yang luas disebabkan oleh
adanya lipatan valvelike di membran mukus yang
merupakan proyeksi kecil yang dikenal sebagai vili
• Vili ini berisi bahman proyeksi lebih kecil dikenal sebagai
mikrovili
• Selain itu, daerah duodenum adalah sangat perfusi dengan
jaringan kapiler, yang membantu mempertahankan gradien
konsentrasi dari usus lumen dan sirkulasi plasma
MOTILITAS SALURAN
CERNA
• Setelah obat diberikan secara oral, lokasi yang tepat dan/atau
lingkungan dari produk obat dalam saluran pencernaan sulit untuk
dibedakan
• Motilitas GI cenderung menggerakkan obat melalui saluran
pencernaan, sehingga obat tidak mungkin tinggal di tempat absorpsi.
Untuk obat yang diberikan secara oral, anatomi jendela absorpsi
mungkin ada di dalam saluran pencernaan di mana obat ini diabsorpsi
secara efisien
• Obat yang terkandung dalam bentuk sediaan pelepasan terkendali
nonbiodegradable harus dilepaskan sepenuhnya ke jendela absorpsi
untuk diabsorpsi sebelum bentuk sediaan bergerak ke usus besar
WAKTU TRANSIT
• Waktu transit obat di dalam saluran pencernaan tergantung pada sifat
fitokimia dan farmakologi dari obat, jenis bentuk sediaan, dan faktor
fisiologis yang beragam
• Fisiologis pergerakan obat dalam saluran tergantung pada apakah
saluran pencernaan mengandung makanan yang baru dicerna (kondisi
pencernaan atau makan) atau dalam kondisi berpuasa atau
interdigestive
• Selama keadaan berpuasa atau interdigestive siklus alternatif kegiatan
yang dikenal sebagai motor bermigrasi kompleks (MMC) bertindak
sebagai pendorong gerakan yang mengosongkan saluran pencernaan
atau ke sekum
WAKTU TRANSIT
1. Absorpsi
Absorbsi merupakan proses masuknya obat dari tempat pemberian kedalam darah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi absorsi obat adalah sebagai berikut.
● Metode absorpsi
● Transport pasif. Transport pasif tidak memerlukan energi, sebab hanya dengan
proses difusi obat dapat berpindah dari daerah dengan kadar konsentrasi tinggi
ke daerah dengan konsentrasi rendah. Transport pasif dapat terjadi selama
molekul-molekul kecil dapat berdifusi sepanjang membran dan berhenti bila
konsentrasi pada kedua sisi membran seimbang.
● Transport Aktif. Transport aktif membutuhkan energi untuk menggerakkan
obat dari daerah dengan konsentrasi obat rendah ke daerah dengan
konsentrasi obat tinggi.
● Kecepatan Absorpsi.
● Apabila pembatas antara obat aktif dan sirkulasi sistemik hanya sedikit sel,
maka absorpsi terjadi cepat dan obat segera mencapai level pengobatan
dalam tubuh. Waktu untuk berbagai cara absorpsi obat adalah:
● Detik s/d menit: IV, inhalasi
● Lebih lambat: oral, IM, topical kulit, lapisan intestinal, otot
● Lambat sekali, berjam-jam/berhari-hari: per rektal/sustained release .
● Faktor yang mempengaruhi penyerapan obat adalah:
● Aliran darah ke tempat absorpsi
● Total luas permukaan yang tersedia sebagai tempat absorpsi
● Waktu kontak permukaan absorpsi
● Kecepatan Absorpsi dapat:
● diperlambat oleh nyeri dan stress, nyeri dan stress mengurangi aliran darah,
mengurangi pergerakan saluran cerna, retensi gaster;
● makanan tinggi lemak, makanan tinggi lemak dan padat akan menghambat
pengosongan lambung dan memperlambat waktu absorpsi obat;
● faktor bentuk obat, absorpsi dipengaruhi formulasi obat seperti tablet, kapsul,
cairan, sustained release, dan lain-lain; dan
● kombinasi dengan obat lain, interaksi satu obat dengan obat lain dapat
meningkatkan atau memperlambat absorpsi tergantung jenis obat.
2. Distribusi
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi laju atau kecepatan pembersihan obat pada
ginjal sehingga menjadi lebih lambat agar tidak terjadi toksisitas maka dosis obat harus
diturunkan .
Fakator faktor tersebut diantaranya :
• Faktor usia mempengaruhi fungsi ginjal ( pada lansia dan baru lahir).
• Faktor Jenis kelamiin( wanita 20% dari pada pria .
• Faktor penyakit ( penyakit ginjal dan jantung).
• Faktor obat obatan yaitu pasien yang menggunakan obat yang menghambat sekresi
(aspirin, probenecid).
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SEDIAAN ORAL
KELEBIHA
N
1. Mudah
2. Murah
3. Aman
1. Aksinya yg lambat sehingga cara ini tidak dapat di pakai pada keadaan gawat (30 sampai dengan
45 menit sebelum di absropsi dengan efek puncak dicapai setelah 1 sampai 1,5 menit)
2. Rasa dan bau obat yang tidak enak sering mengganggu pasien
3. Cara per oral tidak dapat di pakai pada pasin yang mengalami mual, muntah, pasien yang akan
menjalani penginapan cairan lambung serta pada pasien yang mempunyai gangguan menelan
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sediaan per oral adalah pemberian obat melalui mulut yang paling lazim karena penggunaannya yang
sangat praktis, mudah dan aman. Sediaan dalam bentuk oral paling banyak digunakan karena kepraktisan pen
ggunaannya. Diharapkan sediaan per oral ini dapat memberikan efek sistemik dari obat setelah proses penyer
apan disaluran cerna.
2. Organ
organ yang terlibat pada pemberian obat secara per oral yaitu mulut,esofagus, lambung, usus halus (duo
denum, jejenum dan ileum) dan usus besar.Proses penyerapan obat terjadi pada usus halus.
3. Faktor
faktor yang mempengaruhi pemberian obat per oral yaitu faktor fisiologi dan faktor patologi.
-Faktor fisiologi meliputi permukaan penyerap, umur, laju pelewatandan waktu tinggal dalam lambung,
pH dan perubahan pH karena formulasi, tegangan permukaan, kekentalan serta isi saluran cerna
yang dapat mengubah aksi zat aktif.
-Faktor patologi meliputi gangguan fungsi penggetahan, gangguan transit dangangguan penyerapan
Berita Acara
1. Penanya : (Lilis 207119019)
Apa yang dimaksud dengan pH ektrim pada Bentuk sediaan oral