PENDAHULUAN
hubungan antara sifat-sifat fisikokimia dari bahan baku obat dan bentuk
fisikokimia bahan baku obat dapat berasal dari bentuk bahan baku (ester,
obat yang sudah diabsorpsi oleh cairan tubuh, metabolisme obat dalam
tubuh serta eliminasi obat dari tubuh. Sebelum obat yang diberikan pada
pasien sampai pada tujuannya dalam tubuh, yaitu tempat kerjanya atau
target site, obat harus mengalami banyak proses. Dalam garis besar
proses-proses ini dapat dibagi dalam tiga tingkat, yaitu Fase Biofarmasi,
tertentu sesuai dengan kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih
dalam pembawa yang digunakan sebagai obat dalam atau pun obat luar.
ORAL_Biofarmasi Page 1
diklasifikasikan menurut wujud zat dan rute pemberian sediaan.
Berdasarkan wujud zat, bentuk sedian obat dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu sediaan bentuk cair (larutan sejati, suspensi, dan emulsi), bentuk
sediaan semi padat (krim, lotion, salep, gel, supositoria), dan bentuk
sediaan solida atau padat (tablet, kapsul, pil, granul, dan serbuk).
lebih tepat, dapat menghilangkan atau mengurangi rasa tidak enak dari
bahan obat, dan sediaan obat lebih stabil dalam bentuk padat sehingga
waktu kadaluwarsa dapat lebih lama (Hadi soewignyo dan Fudholi, 2013).
ORAL_Biofarmasi Page 2
1.3. Tujuan Masalah
ORAL_Biofarmasi Page 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Obat adalah senyawa alami, semi sintesis atau zat yang dalam
serta mengobati atau mencegah penyakit. Pemberian obat per oral adalah
dipakai karena ini merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan
nyaman bagi pasien. Berbagai bentuk obat dapat di berikan secara oral
lambung lebih cepat dari normal maka obat yang di minum akan lebih
ORAL_Biofarmasi Page 4
mengalami disintegrasi (pecah) menjadi agregat-agregat kecil sampai
a. Tujuan Pemberian
dan jaringan
dokter.
b. Indikasi
c. Kontraindikasi
ORAL_Biofarmasi Page 5
2.3. Anatomi Pemberian Obat Oral
1. Mulut
a. Anatomi
ORAL_Biofarmasi Page 6
2. Lambung
a. Anatomi
ORAL_Biofarmasi Page 7
Diameter usus halus tergantung pada letaknya (2-3 cm) dan panjang
keseluruhan antara 5-9 cm.
b. Fisiologi
Usus halus terdiri atas 5 lapisan melingkar, berupa jaringan otot
(musculus) dan lapisan lender (mukosa). Lapisan yang paling dalam
(lapisan mukosa) sangat berperan pada proses penyerapan obat.
ORAL_Biofarmasi Page 8
2.4. Jenis-Jenis Per Oral
1. Obat Tablet
pemakaiannya.
dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler
kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau
2. Obat Kapsul
yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat
larut. Cangkang dapat dibuat dari pati, gelatin, atau bahan lainnya
yang sesuai. Kapsul telah digunakan sejak abad 19. Salah satu
masalah farmasis yang muncul pada abad 19 adalah rasa dan bau yang
tidak enak dari obat herbal, sediaan dan pelayanan yang kurang baik
bagi pasien. Banyak sediaan baru diciptakan agar obat lebih enak
ORAL_Biofarmasi Page 9
pada tahun 1834, meliputi metode untuk memproduksi kapsul gelatin
dan amerika.
obat lainnya. Kapsul gelatin tidak berbau, tidak berasa dan mudah
digunakan karena saat terbasahinya oleh air liur akan segera diikuti
disarankan untuk obat yang memiliki rasa yang tidak enak atau bau
yang tidak enak. Kapsul yang dimpan dalam lingkungan yang kering
kapsul juga dapat dibuat dari pati dan tepung gandum dan digunakan
memiliki silinder tertutup satu muka atau mangkuk kecil (garis tengah
ORAL_Biofarmasi Page 10
3. Obat Kaplet
dengan lapisan gula dan biasanya diberi zat warna yang menarik.
Bentuk dragee ini selain supaya bentuk tablet lebih menarik juga
seperti kapsul.
4. Obat Cair
kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena
Formula obat berbentuk cair tidak hanya mudah ditelan tapi juga
juga dibuat dalam bentuk cair agar lebih mudah dipakai di kulit. Tetes
mata atau obat batuk merupakan jenis lain dari obat bentuk cair.
a. Emulsi
ORAL_Biofarmasi Page 11
halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan
tetes dapat berupa antara lain: Guttae (obat dalam), Guttae Oris
c. Suspensi
tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain:
1) Keuntungan
ORAL_Biofarmasi Page 12
c. Tidak menimbulkan rasa nyeri
dengan cara reflek muntah dari faring dan cuci lambung asalkan
gaster, tetapi bilamana lebih dari 4 jam tapi belum melebih 6 jam
2) Kelemahan
yang lambat sehingga cara ini tidak dapat di pakai pada keadaan
capai setelah 1 sampai dengan 1 ½ jam. Rasa dan bau obat yang tida
enak sering mengganggu pasien. Cara per oral tidak dapat di pakai
hancur pada suasana netral atau basa di usus. Dalam memberikan obat
jenis ini, bungkus kapsul tidak boleh di buka, obat tidak boleh
ORAL_Biofarmasi Page 13
dikunyah dan pasien di beritahu untuk tidak minum antasaid atau susu
obat yang pahit atau rasanya tidak enak. Pasien dapat di beri minuman
misalnya gas anestsi mum, beinteraksi dengan membran sel. Setelah sifat
Mekanisme kerja obat yang paling umum ialah terikat pada tempat
dengan obat karena memiliki bentuk kimia yang sama. Obat dan reseptor
saling berikatan seperti gembok dan kuncinya. Ketika obat dan reseptor
saling berikatan, efek terapeutik dirasakan. Setiap jaringan atau sel dalam
tubuh memiliki kelompok reseptor yang unik. Misalnya, reseptor pada sel
jantung berespons pada preparat digitalis. Suatu obat yang diminum per
ORAL_Biofarmasi Page 14
oral akan melalui tiga fase: farmasetik (disolusi), farmakokinetik, dan
ini dikenal sebagai disolusi. Tidak 100% dari sebuah tablet merupakan
ORAL_Biofarmasi Page 15
lambung. Dengan penambahan kalium atau natrium ke dalam penisilin,
oleh tubuh. Obat-obat dalam bentuk cair lebih cepat siap diserap oleh
basa. Orang muda dan tua mempunyai keasaman lambung yang lebih
rendah sehingga pada umumnya absorpsi obat lebih lambat untuk obat-
terjadi jika berada dalam suasana basa di dalam usus halus. Tablet anti
ORAL_Biofarmasi Page 16
B. Fase Farmakokinetik
1. Absorpsi
ORAL_Biofarmasi Page 17
mengalihkan darah lebih banyak mengalir ke otot, sehingga
lain rute pemberian obat, daya larut obat, dan kondisi di tempat
tablet atau kapsul. Bentuk dosis padat harus dipecah terlebih dahulu
untuk memajankan zat kimia pada sekresi lambung dan usus halus.
ORAL_Biofarmasi Page 18
Apabila kulit tergoles, obat topikal lebih mudah diabsorpsi.
ORAL_Biofarmasi Page 19
membentuk kompleks yang tidak dapat melewati lapisan saluran
tablet tertentu tidak larut dalam getah lambung, sehingga obat tidak
bila klien tidak dapat menelan tablet maka perawat akan meminta
ORAL_Biofarmasi Page 20
diberikan satu sampai dua jam sebelum makan atau dua sampai tiga
dan nutrien.
2. Distribusi
dengan protein.
a. Dinamika Sirkulasi
ORAL_Biofarmasi Page 21
meningkatkan distribusi obat.Membran biologis berfungsi
terhadap obat. Agens yang larut dalam lemak dan tidak larut
hamil.
ORAL_Biofarmasi Page 22
tubuh berkurang, sehingga obat yang dapat larut dalam air tidak
lebih muda.
c. Ikatan Protein
farmakologik.
ORAL_Biofarmasi Page 23
Kadar protein yang rendah menurunkan jumlah tempat
diubah menjadi metabolit inaktif atau zat yang larut dalam air
ORAL_Biofarmasi Page 24
dengan t ½, dari suatu obat adalah waktu yang dibutuhkan oleh
kelainan fungsi hati atau ginjal, waktu paruh obat menjadi lebih
paruh sebelum lebih dari 90% obat itu dieliminasi. Jika seorang
pada waktu paruh keenam atau 18jam dimana tinggal 10mg aspirin
singkat, dan 24jam atau lebih dianggap panjang. Jika obat memiliki
4. EkskresiAtau Eliminasi
rute lain meliputi empedu, feses, paru- paru, saliva, keringat, dan
ORAL_Biofarmasi Page 25
air susu ibu. Obat bebas yang tidak berkaitan dengan protein tidak
ekskresi obat. pH urin bervariasi dari 4,5 sampai 8. Urin yang asam
C. Fase Farmakodinamik
Efek primer adalah efek yang diinginkan, dan efek sekunder bisa
diinginkan atau tidak diinginkan. Salah satu contoh dari obat dengan
saraf pusat yang menyebabkan rasa kantuk. Efek sekunder ini tidak
diinginkan jika sedang mengendarai mobil, tetapi pada saat tidur, dapat
ORAL_Biofarmasi Page 26
2.6. Anatomi Pemberian Obat Per Oral
ORAL_Biofarmasi Page 27
BAB III
PENUTUP
3.1. kesimpulan
dipakai karena ini merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan
nyaman bagi pasien. Berbagai bentuk obat yang dapat di berikan secara
oral baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul atau puyer. Salah satu tujuan
obat diberikan secara oral yaitu untuk menghindari pemberian obat yang
dapat menyebabkan nyeri. Namun kerugian dari pemberian obat per oral
ini adalah aksinya yang lambat sehingga cara ini tidak dapat di pakai pada
keadaan gawat darurat karena obat yang di berikan per oral biasanya
efek puncaknya di capai setelah 1 sampai dengan 1 ½ jam. Rasa dan bau
3.2. Saran
Jadi pemberian obat secara oral itu paling sering dilakukan oleh
orang – orang sekitar kita karena cepat memberikan rasa nyaman bagi si
pasien, meskipun obat itu rasa dan baunya tidak enak. Oleh karena itu
selalulah bergaya hidup sehat, supaya tidak terjadi suatu penyakit yang
ORAL_Biofarmasi Page 28