Dosen Pengampu :
Ibu Ririn Lispita, S.Farm, M.Si, Med, Apt
Disusun Oleh :
4. Biotransformasi (Metabolisme)
Obat yang merupakan zat asing bagi tubuh, sehingga tubuh akan berusaha
untuk merombaknya menjadi metabolit yang tidak aktif lagi dan sekaligus bersifat
lebih hidrofil agar memudahkan proses pembuangannya oleh ginjal. Obat yang
telah diserap usus ke dalam sirkulasi lalu diangkut melalui sistim pembuluh darah
porta ke hati. Dalam hati seluruh atau sebagian obat mengalami perubahan
kimiawi Secara enzimatis. Enzim yang berperan pada proses biotransformasi ini
adalah enzim mikrosom di retikulum endoplasma sel hati.
Perubahan kimiawi terhadap obat dapat terjadi setelah proses
metabolisme/biotransformasi adalah:
a. Molekul obat berubah menjadi metabolit yang lebih polar (hidrofil) sehingga
mudah untuk diekskresikan melalui urin pada ginjal.
b. Molekul menjadi metabolit yang tidak/kurang aktif lagi (bioinaktivasi
/detoksifikasi), proses ini disebut juga first pass efect/ FPE (efek lintas
pertama). Untuk menghindari resiko FPE maka rute pemberian secara
sublingual, intrapulmonal transkutan, injeksi dan rektal dapat digunakan.
Obat yang mengalami FPE besar, dosis oralnya harus lebih tinggi
dibandingkan dengan dosis parenteral.
c. Molekul obat menjadi metabolit yang lebih aktif secara farmakologi
(bioaktivasi) Contohnya adalah kortison yang diubah menjadi bentuk aktif
kortison, prednison menjadi prednisolone.
d. Molekul obat menjadi metabolit yang mempunyai aktifitas yang sama (tidak
mengalami perubahan). Contohnya adalah klorpromazin, efedrin, dan
beberapa senyawa benzo-diazepin.
Disamping hati yang menjadi tempat biotransformasi utama, obat dapat pula
diubah di organ lain seperti di paru-paru, ginjal, dinding usus (asetosal,
salisilamid, lidokain), di dalam darah (suksinil kholin) serta di dalam jaringan
(cathecolamin).
a. Fungsi hati, Pada gangguan fungsi hati metabolisme dapat berlangsung lebih
cepat atau lebih lambat, sehingga efek obat menjadi lebth lemah atau lebih
kuat dari yang diharapkan.
b. Usia Pada bayi yang baru dilahirkan (neonatal) semua enzim hati belum
terbentuk dengan sempurna sehingga reaksi metabolismenya lebih lambat,
antara lain pada obat-obatan seperti kloramfenikol, sulfonamida, diazepam
dan barbital. Untuk mencegah efek toksik pada obat-obat ini maka dosis perlu
diturunkan. Sebaliknya pada hayi juga dikenal obat-obat yang
metabolismenya lebih cepat pada bayi seperti fenitoin fenobarbital,
karbamazepin dan asam valproat.(Nila & Halim, 2013)
5. Ekskresi Obat/Eliminisi Obat
Seperti proses sebelumnya, eliminasi obat dari sistem teriadi melalui
mekanisme dan pada tingkat yang berbeda untuk berbagai jenis molekul. Untuk
molekul kecil, ada dua rute utama eliminasi. pembersihan ginjal dikendalikan oleh
efisiensi relatif dari filtrasi glomerulus, sekresi aktif ke dalam urin, dan reabsorbsi
(Dave and Morris, 2015).
Pembersihan metabolik, yang terjadi terutama di hati untuk sebagian besar
obat, bergantung pada pengenalan molekul obat oleh enzim metabolisme obat
(misalnya. Sitokrom P4150). Setelah metabolisme, metabolit dapat dimetabolisme
lebih lanjut, dibersihkan melalui saluran empedu ke dalam tinja, atau dieliminasi
dalam urin.
DAFTAR PUSTAKA