Disusun Oleh :
Nama : Raafi vernanda septian
Nim : 20200430055
Email : raafivernandaseptian@gmail.com
Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran
Universitas Hang Tuah Surabaya
2020
ii
ABSTRAK
Obat ialah semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan
oleh semua makhluk untuk tubuh bagian luar maupun bagian dalam, guna
untuk mencegah, mengobati, meringankan ataupun menyembuhkan
penyakit.
Ada bermacam bentuk obat yang dapat kita jumpai di apotek, took
obat,maupun rumah sakit dan juga klinik. Obat-obat tersebut tersedia dalam
berbagai jenis ukuran, bentuk, warna dan juga klasifikasi yang bededa-
beda.Bentuk-bentuk tersebut tentu saja dibuat dengan maksud dan tujuan
tertentu diantaranya adalah agar pasien tidak bosen denagn warna, bentuk
maupun ukuran obat yang monoton, mempermudah untuk pemilahan obat
tersebut ditujukan untuk pasien yang seperti apa dan pada kisaran umur
berapa. Sebab tidak mungkin jika seorang anak balita diberikan obat dengan
bentuk tablet, kapsul maupun kaplet, karena sudah jelas tidak dapat
meminum obat dalam bentuk tersebut. Maka dari itu dibutuhkan pengolahan
seperti puyer jika sediaan dalam bentuk cair tidak tersedia.
Kata Kunci : Obat, Macam obat
ABSTRACT
Medicines are all single ingredients or mixtures that are used by all
creatures for the external and internal bodies, in order to prevent, treat,
alleviate or cure disease.
There are various forms of medicine that we can find in pharmacies,
drug stores, hospitals and clinics. These drugs are available in various types
of sizes, shapes, colors and also different classifications. These forms are of
course made with certain goals and objectives including so that the patient is
not bored with monotonous color, shape and size of the drug, making it
easier for drug sorting is intended for what kind of patient and at what age
range. Because it is impossible for a child under five to be given medicine in
the form of tablets, capsules or caplets, because it is clear that they cannot
take medicine in that form. Therefore it requires processing such as powder
if the liquid form is not available.
Keywords: Medicine, Kinds of medicine
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu tugas terpenting dari seorang perawat atau bidan adalah
memberi obat yang aman dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat
utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah. Obat bekerja
menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. walaupun obat
menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan
efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang
berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran
yang tepat.
Pemberian obat dapat melalui berbagai cara yaitu: peroral, sublingual,
parenteral, melalui mata, telinga, kulit, vagina, hidung, dan anus. Di sini
kami akan membahas pemberian obat melalui oral Pemberian obat per oral
merupakan cara yang paling banyak dipakai karena ini merupakan cara yang
paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi pasien. Berbagai bentuk obat
dapat di berikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul atau
puyer. Untuk membantu absorbsi , maka pemberian obat per oral dapat di
sertai dengan pemberian setengah gelas air atau cairan yang lain.
Seorang perawat atau bidan juga memiliki tanggung jawab dalam
memahami kerja obat dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang
telah diberikan,memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan
membantu klien untukmenggunakannya dengan benar dan berdasarkan
pengetahuan.
BAB 2
LANDASAN TEORI
Hasil :
A. Alasan Dibuat Bentuk Sediaan Obat Berikut
1. Untuk melindungi zat obat dari pengaruh kerusakan obat.
2. Menutupi rasa pahit, asin atau bau dari zat obat.
3. Untuk mempermudah pasien menggunakan obat.
4. Untuk membedakan penggunaan obat.
5. Untuk mempermudah pasien yang dituju.
B. Bentuk Obat
1. Puyer : Merupakan suatu campuran yang terdiri dari 1 atau
lebih bahan obat yang dibuat dalam bentuk terbagi-bagi ,yang
kering, halus dan homogen.
2. Tablet : Sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan
atau tanpa bahan pengisi, dibuat dengan cara dikempa dalam bentuk
umumnya tabung pipih, yang kedua permukaannya rata/cembung.
3. Kapsul : Kapsul didefinisikan sebagai sediaan padat yang
terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat
larut.Cangkang dapat dibuat dari pati, gelatin, atau bahan lainnya
yang sesuai dengan zat obat
4. Larutan : sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia yang terlaut dalam air.
3
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Farmasi
FARMASI Menurut Drs. H. Syamsuni, farmasi adalah ilmu yang
mempelajari cara membuat , menyampur, meracik, memformulasi,
mengidentifikasi, mengombinasi , menganalisis, serta menstandarkan
obat dan pengobatan, juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian dan
penggunaannya secara aman.
Kata farmasi sendiri diturunkan dari bahasa Yunani ," pharmakon "
yang berarti cantik atau elok, yang kemudian berubah artinya menjadi
racun, dan selanjutnya berubah lagi menjadi obat atau bahan obat. Oleh
karena itu, seorang ahli farmasi (pharmacist) adalah orang yang paling
mengetahui hal tentang obat. Ia termasuk salah satu ahli obat , karena
kemampuan sperti ini memerlukan pengetahuan yang mendalam
mengenai semua aspek kefarmasian seperti yang tercantum pada.
3. Tablet Hisap : sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan rasa manis,yang
membuat tablet hancur perlahan dalam mulut.
Contoh : Sakatonic ABC, Fitkom, Biovision.
4. 4.Tablet Kunyah : digunakan dengan cara dikunyah dalam mulut
lalu ditelan, umumnya rasa tidak pahit.
Contoh : Milanta Tablet, Promaag Tablet
5. Tablet Larut : sediaan tablet yang mengandung campuran anata
senyawa asam (asam sitrat atau natrat) dan senyawa basa (natrium
carbonat atau natrium bicarbonat).
Contoh : Redoxon, CDR, Jeescool
6. Tablet Bukal : digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara
pipi dan gus, sehingga zat aktif dapatdoserap secara langsung
melalui mukosa mulut.
Contoh : Teokap SR.
7. Tablet Sublingual : digunakan dengan cara meletakkan tablet
dibawah lidah, sehingga zat aktif diserap secara langsung oleh
mukosa mulut.
Contoh : ISDN
C. Keuntungan Sediaan Tablet
1. Volume dan bentuk kecil sehingga mudah disimpan dan dibawa
kemana-mana.
2. Memiliki keseragaman bobot yang lebih baik.
3. Kestabilan zat aktif lebih terjaga.
4. Cocok untuk zat aktif yang sukar larut dalam air.
5. Sediaan yang mudah diproduksi dalam jumlah besar karena
pengemasan yang mudah dan juga terjangkau.
6. Dapat disalut untuk melindungi rasa dan bau yang tidak enak dari zat
dalam obat-obat tertentu.
D. Kerugiaan Sediaan Tablet
1. Beberapa pasien tidak dapat menelan tablet.
2. Formulasi cukup rumit.
3. Zat aktif yang higroskopik menyebabkan obat mudah rusak.
4. Kebanyakan tablet dipasaran memiliki rasa dan bau yang tidak enak.
5. Konvermex
6. Mirasic
7. Tetra-F
8. Novamox
9. Neuralgin
10. Proris
C. Keuntungan Sediaan Kaplet
1. Memiliki keseragaman bobot yang lebih baik.
2. Kestabilan zat aktif lebih terjaga.
3. Cocok untuk zat aktif yang sukar larut dalam air.
4. Sediaan yang mudah diproduksi dalam jumlah besar karena
pengemasan yang mudah dan juga terjangkau.
5. Dapat disalut untuk melindungi rasa dan bau yang tidak enak dari
zat dalam obat-obat tertentu.
D. Kerugian Sediaan Kaplet
1. Beberapa pasien tidak dapat menelan kaplet.
2. Formulasi cukup rumit.
3. Zat aktif yang higroskopik menyebabkan obat mudah rusak.
BAB 4
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://karyailmiah-diandayen.blogspot.com/2011/02/revisi-perbandingan-
efek-samping-obat.html
https://dokumen.tips/documents/makalah-bentuk-sediaan-obat.html
https://www.academia.edu/17453391/Makalah_Bentuk_Sediaan_Obat
https://jagad.id/pengertian-farmasi/
https://farmasetika.com/2019/06/18/obat-adalah-racun-yang-bermanfaat/
https://idtesis.com/pengertian-obat-berbagai-ahli/
https://dinkes.bantulkab.go.id/berita/463-macam-macam-obat-dan-tujuan-
penggunaannya
http://eagleeyes0005.blogspot.com/2016/10/pembahasan-tentang-sirup.html
https://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2013/03/keuntungan-dan-kerugian-
sediaan-suspensi.html
Buku Ilmu Resep SMKF, kelas XI, Cetakan keempat, Jakarta 2009
Buku Ilmu Resep SMKF, kelas XII, Cetakan ketiga, Jakarta 2008