Anda di halaman 1dari 22

FARMAKOLOGI

Nama Anggota Kelompok 3


Novi Sabrina (E0023003)

Wenny Widjaya (E0023047)

Daniel Rizal Gunawan (E0023042)

Mutiara Amelia (E0023013)

Alfina Rahmawati (E0023037)

Dinda Novitasari (E0023019)

Bihal Syeikh Bani Akbar (E0023032)

Rosalia Rizqi Utami (E0023024)

Ayu Setiyorini (E0023027)


Hal-hal yang dipelajari dalam Farmakologi
01 Pengertian 05 Macam-macam sediaan
umum
02 Perkembangan Sejarah Obat
Rute-rute pemberian obat
06
Sejarah Ilmu
03
Farmakologi Cara pemakaian obat yang
07
Tujuan mempelajari tepat
04
famakolgi
Cabang-cabang ilmu 08 Istilah dalam farmakologi
05
farmakologi
Pengertian
Farmakologi berasal dari kata “Farmakon”
yang berarti “obat”. Farmakologi adalah ilmu
yang mempelajari penggunaan obat untuk
diagnosa, pencegahan dan penyembuhan
penyakit.
1. Perkembangan Sejarah Obat
Obat adalah semua zat baik kimiawi, hewani maupun nabati yang dalam dosis
layak dapat ,menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut
gejala-gejalanya.
Pada masa lampau kebanyakan obat berasal dari tanaman, hal ini menjadi
pengetahuan yang turun temurun dan dikembangkan sehingga muncul ilmu
pengobatan rakyat, sebagaimana pengobatan tradisional jamu di Indonesia.
Namun seiring berkembangnya zaman rebusan atau ekstrak dari obat nabati
kurang efektif hal ini disebabkan dari asal tanaman dan pembuatannya. Oleh
karena itu para ahli kimia kurang puas sehingga mereka mulai mencoba
mengisolasi zat-zat aktif yang terkandung didalamnya.
2. Sejarah Ilmu Farmakologi
Perkembangan ilmu farmakologi dapat dibagi menjadi dua periode yaitu :
 Periode Kuno (sebelum tahun 1700). Periode ini ditandai dengan observasi empirik oleh manusia
terhadap penggunaan obat.
 Periode Modern. Pada Abad 18-19, mulai dilakukan penelitian eksperimental tentang nasib obat,
tempat dan cara kerja obat, pada tingkat organ dan jaringan.
Ahli-ahli Farmakologi kuno antara lain :
• Claudius Galen (129–200 SM)
• Theophraptus von Hohenhiem (1493-1541)
• Johan Jacob Wepfer (1620-1695)
Tokoh-tokoh yang berperan dalam sejarah farmakologi modern antara lain :
Rudolf Buchheim (1820-1879) merupakan pendiri fakultas farmasi pertama di dunia
(Universitas Dorpat, Tartu, Estonia).
Oswald Schmeideberg (1838-1921) salah satu dari penulis jurnal farmakologi pertama di
dunia
Bernhard Naunyn (1839-1925) bersama Oswald menulis jurnal farmakologi pertama di
dunia
John J. Abel (1857-1938) bapak farmasi Amerika Serikat, pendiri The Journal of
Pharmacology and Experimental Therapeutics, yang sampai sekarang masih digunakan sebagai
acuan di dunia farmakolog
3. Tujuan mempelajari farmakologi
Tujuan dalam mempelajari farmakologi
adalah untuk memahami mempelajari dan meneliti
mengapa setiap individu berbeda dalam cara
merespon obat-obatan tertentu serta mengapa
beberapa orang menyebabkan kecanduan pada
obat-obatan tertentu.
4. Cabang-cabang ilmu farmakologi
Farmakognosis Biofarmasi Farmakogenetik
Cabang ilmu farmasi yang Mempelajari bentuk-bentuk
mempelajari obat yang Mempelajari efek obat pada
obat yang paling efektif
berasal dari tanaman, mineral satu gen spesifik di Tubuh.
diserap tubuh sehingga bisa
dan hewan. menimbulkan efek
menyembuhkan
Farmakodinamika Farmakokinetika Farmakovigilans
Mempelajari tentang cara Mempelajari reaksi tubuh
kerja obat terhadap dalam menerima obat Proses untuk memantau dan
organisme hidup mencari efek samping dari
obat-obatan yang telah
Toksikologi Farmakoterapi dipasarkan

Mempelajari efek racun dari Mempelajari penggunaan obat


obat terhadap tubuh untuk menyembuhkan suatu
penyakit ataupun gejala-gejala
yang disembuhkan
5. Macam-macam sediaan umum
Obat mempunyai berbagai macam bentuk, semua bentuk obat mepunyai karakteristik dan tujuan
tersendiri. Etika obat harus memunyai instruksi yang singkat namun benar dan jelas sehingga pasien
tidak bingung dengan petunjuk etiket obat. Oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk mengtahui
bentuk sediaan obat.

A. Kapsul, berbentuk padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut,
digunakan untuk pemakaian oral. Tujuan sediaan kapsul :
 Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
 Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
 Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis)
B. Tablet, merupakan sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau
sirkuler, kedua permukaan rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih tanpa bahan
tambahan. Macam-macam bentuk tablet :
Tablet kempa, tablet cetak, tablet triturate, tablet hipodemik, tablet sublinguat, tablet bukal, tablet
efervescent, tablet kunyah, tablet salut gula, tablet salut selaput, tablet kompres ganda, tablet salut
enterik.
Kelebihan obat bentuk tablet :
a. Lebih mudah disimpan
b. Memiliki usia pakai yang lebih panjang
c. Konsentrasi yang bervarasi
d. Dapat dibuat tablet kunyah
e. Bentuk pengobatan dengan menggunakan tablet lebih disukai karena bersih, praktis dan efesien
Kekurangan obat bentuk tablet :
f. Orang yang sukar menelan atau meminum sediaan tablet
g. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak

C. Pil, merupakan sediaan solid yang berbentuk bulat dengan berat sekitar 100-500 mg, yang
mengandung satu atau lebih zat aktif. Sediaan padat bulat dengan massa <100mg dikenal dengan istilah
granul, sedangkan yang lebih dari 500mg dikenal dengan istilah boli (untuk hewan ternak).
D. Krim, Merupakan sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau
terdispensi dalam bahan dasar yang sesuai. Krim khusus digunakan secara topical di kulit.
E. Emulsi, adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispensi dalam cairan yang lain, dalam
bentuk tetesan kecil. Kriteria emulsi yang baik :
a. Aman
b. Efektif dan efesien sesuai dengan tujuan terapi
c. Merupakan dispersi homogen antar minyak dengan air
d. Stabil baik secara fisik maupun kimia dalam penyimpanan
F. Ekstrak, Merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstrasi zat aktif dari simplisia nabati
atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudia hampir atau semua pelarut diuapkan
dan masa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat baku yang
ditetapkan.
G. Gel (Jeli), Adalah sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang
kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Khusus penggunaan tropical di
kulit
H. Imunoserum, Adalah sediaan yang mengandung immunoglobulin khas yang diperoleh dari serum
hewan dengan pemurnian.
I. Implan/Pelet, Adalah sediaan dengan masa padat atau steril berukuran kecil, berisi obat dengan
kemurnian tinggi (dengan atau tanpa eksipien), dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan.
J. Infusa, Adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstrasi simplisia nabati dengan air pada suhu
900 selama 15 menit.
K. Inhalasi, Adalah sediaan obat/larutan/suspensi terdiri atas satu atau lebih bahan obat yang diberikan
melalui saluran napas hidung atau mulut untuk memperoleh efek lokal atau sistemik.
L. Injeksi, Adalah sediaan steril untuk kegunaan parenteral, yaitu dibawah atau menembus kulit atau
selaput lendir.
M. Irigasi , Adalah larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau membersihkan luka terbuka atau
rongga-rongga tubuh, penggunaan adalah secara topical.
N. Lozanges/Tablet hisap, Sediaan obat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya
dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet larut atau hancur perlahan dalam
mulut.
O. Sediaan Obat :
 Salep mata, adalah salep steril yang digunakan pada mata
 Larutan obat mata, adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan sediaan
yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata.
P. Pasta, Adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk
pemakaian topocal.
Q. Plester, Adalah bahan yang digunakan untuk pemakaian luar terbuat dari bahan yang dapat melekat
pada kulit dan menempel pada pembalut.
R. Serbuk, Adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan. Serbuk dapat dibagi
menjadi dua macam yaitu :
1. Pulveres, biasa digunakan dalam suatu resep racikan, berbentuk serbuk yang dikemas
dalam beberapa bungkus kertas perkamen, sesuai dengan jumlah yang tertulis pada
resep, biasa digunakan untuk pemakaian oral.
2. Pulvis (serbuk tidak terbagi), biasanya dimaksudkan untuk pemakaian luar
dengan cara ditaburkan.
S. Supositora, adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rectal,
vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Supositora didesain untuk
:
1. Terapi pada efek lokal pada bagian anal
2. Terapi dengan efek sistemik (suppositoria anal) sebagai alternatif pengobatan melalui anal bagi
pasien yang tidak kooperatif terhadap pengobatan oral (keadaan pingsan atau mengalami emesis)
T. Solutio atau larutan
1. Larutan oral, sediaan cair yang dimaksudkan untuk pemberian oral seperti :
• Syrup, larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi.
• Elixir, larutan oral yang mengandung etanol sebagai pelarut.
2. Larutan topikal, sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan topical pada kulit atau
mukosa
3. Larutan Otik, sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan pada telinga.
4. Larutan Optalmik, sediaan cair yang digunakan pada mata.
5. Spirit, larutan yang mengandung etanol atau hidro alkohol dari zat yang mudah menguap, umumnya
merupakan larutan tunggal atau campuran bahan.
6. Tingtur, larutan yang mengandung larutan etanol atau hidro alkohol di buat dari bahan
tumbuhan atau senyawa kimia
6. Rute-rute pemberian obat
Efek Sistemis
Oral
Pemberiannya melalui mulut, mudah dan aman pemakaiannya,
lazim dan praktis tidak semua obat dapat diberikan per-oral.
Bentuk sedian oral : Tablet, Kapsul, Obat hisap, Sirup dan tetesan.

Oromukosal
Pemberiannya melalui mukosa di rongga mulut, ada dua macam cara yaitu :
a. Sub Lingual, Obat ditaruh dibawah lidah, tidak melalui hati sehingga tidak
dinaktif, dari selaput di bawah lidah langsung ke dalam aliran darah, sehingga
efek yang dicapai lebih cepat. Bentuk sediaan berupa obat kecil atau spray,
contoh : Isosorbit Tablet
b. Bucal, Obat diletakan diantara pipi dan gusi, obat langsung masuk ke dalam
aliran darah, misalnya obat untuk mempercepat kelahiran bila tidak ada
kontraksi uterus, contoh : Sandopart Tablet
Injeksi
Adalah pemberian obat dengan memasukan cairan
ketubuh menggunakan jarum. Suntikan/injeksi
digunakan untuk memberikan efek dengan cepat.

Implantasi
Obat dalam bentuk palet steril dimasukan di bawah kulit dengan alat khusus (trocar)
digunakan untuk efek yang lama.

Rektal
Pemberian obat melalui rektal atau dubur, memiliki efek sistemik lebih cepat dan
lebih besar dibandingkan peroral dan baiksekali digunakan untuk obat yang mudah
dirusak oleh lambung.
Transdermal
Pemakaian melalui permukaan kulit berupa plester, obat menyerap secara perlahan
dan kontinyu masuk ke dalam sistim peredaran darah, langsung ke jantung.
Efek lokal
1. Kulit (percutan) 4. Intra Vaginal
Obat diberikan dengan jalan, mengoleskan pada Obat ini diberikan melalui selaput lendir mukosa
permukaan kulit, bentuk obat salep, cream vagina, biasanya berupa obat anti fungi dan
dan lotion pencegah kehamilan
2. Inhalasi
5. Intra Nasal
Obat disemprotkan untuk disedotmelalui
hidung atau mulut dan penyerapan dapat Obat ini diberikan melalui selaput lendir
terjadi pad penyerapan mulut hidung untuk menciutkan selaput
mukosa hidung yang membengkak,
3. Mukosa Mata dan Telinga contohnya Otrivin.
Obat ini diberikan melalui selaput/mukosa mata,
telinga. Bentuknya obat tetes atau salep, obat
diresorpsi ke dalam darah dan menimbulkan
efek.
7. Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan, pada saat yang tepat dan dengan jangka waktu
terapi sesuai dengan anjuran.
a. Petunjuk pemakaian obat oral melalui mulut.
• Minumlah obat dengan segelas air
• Ikuti petunjuk dari proesi pelayan kesehatan
• Obat untuk kerja diperlama (long action) harus ditelan seluruhnya.
• Sediaan cair, gunakan sendok obat/ alat yang telah diberi ukuran untuk ketepatan dosis.
• Jika penderita sulit menelan sediaan obat , mintalah bentuk sediaan lain.

b. Petunjuk pemakaian obat oral untuk bayi/anak balita.


• Sediaan cair untuk bayi dan balita harus jelas dosisnya.
• Segera berikan minuman yang disukai ank setelah pemberiaan obat yang terasa tidak enak/pahit.
c. Petunjuk pemakaian obat tetes mata.
• Pastikan ujung alat penetes mata steril, tidak tersentuh oleh benda apapun.
• Untuk glaukoma atau inflamasi, petunjuk pengunaan yang tertera pada kemasan harus dikuti
dengan benar.
• Cara penggunaan ikutilah petunjuk pada kemasan.
• Ujung mata dekat hidung ditekan selama 1-2 menit.
• Cuci tangan lah untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada tangan.
d. Petunjuk pemakaian obat salep mata.
• Pastikan ujung tube salep steril , tidak tersentuh benda apapun termasuk mata
• Ikuti cara penggunaan pada kemasan atau petunjuk dokter
• Setelah penggunaan pastikan ujung kemasan salep tetap bersih dan simpanlah sesuai petunjuk penyimpanan
• Cuci tangan kembali setelah pemakaian obat .

e. Petunjuk pemakaian obat tetes hidung


• Hidung dibersihkan dan kepala ditengadahkan.
• Teteskan obat pada lubang hidung dan biarkan selama beberapa menit agar obat dapat tersebar
didalam hidung
• Setelah penggunaan, sterilkan alat penetes dengan air panas dan keringkan dengan tissue bersih
f. Petunjuk pemakaian obat tetes telinga.
• Pastikan ujung penetes tetap steril, tidak tersentuh benda apapun.
• Cuci tangan sebelum meggunakan obat.
• Bersihkan bagian luar telinga dengan “cotton bud”
• Jika sediaan berupa suspensi, sediaan harus dikocok terlebih dahulu.
• Ikuti cara penggunaan sesuai pada kemasan atau petunjuk dokter.
• Setelah penggunaan, bersihkan ujung penetes dengan tissue bersih.
g. Petunjuk pemakaian obat supositoria.
• Cuci tangan, supositoria dikeluarkan dari kemasan dan dibasahi dengan air
• Penderita berbaring dengan posisi miring dan supositoria dimasukan ke dalam rektum
• masukan supositoria dengan cara bagian ujung didorong dengan ujung jari sampai melewati otot sfringter
rektal; kira-kira ½-1 inchi pada bayi dan 1 inchi pada dewasa
• Jika supositoria terlalu lembek, bisa dimasukan kedalam kulkas selama 30 menit sebelum digunakan.
• Jangan lupa cuci tangan setelah menggunakan supositoria

h. Petunjuk pemakaian obat krim/salep rektal


• Bersihkan dan keringkan daerah rektal, kemudian masukan salep kedalam rektal
• Jika kesusahan dalam, maka dianjurkan menggunakan aplikator, penggunaan aplikator bisa
mengikuti petunjuk pada kemasan
• Setelah penggunaan tangan penderita dicuci bersih
i. Petunjuk pemakaian obat Vagina.
• Cuci tangan sebelum menggunakan obat dan gunakan aplikator sesuai dengan petunjuk.
• Pada ibu hamil, sebelum mengunakan dianjurkan untuk konsultasi terlebih dahulu dengan
perawat kesehatan.
• Penderita berbaring dengan kedua kaki direnggangkan, aplikator obat dimasukan kedalam vagina
sejauh mungkin tanpa dipaksakan dan biarkan selama beberapa waktu.
• Setelah penggunaan, aplikator dan tangan penderita dicuci bersih dengan sabun dan air hangat.
Istilah dalam Pengertian
farmakologi
Indikasi Informasi yang menjelaskan tentang khasiat obat.

Efek samping Setiap efek yang tidak dikehendaki yang merugikan


atau membhayakn pasien dari suatu pengobatan
Kontraindikasi Suatu kondisi/faktor yang berfungsi sebagai alasan
untuk mencegah tindakan medis tertentu karena
bahaya yang akan didapatkan pasien.
Interaksi obat Perubahan aksi atau eek samping obat yang
disebabkan oleh pemberian bersamaan dengan
makanan, minuman, suplemen, atau obat lainnya.
Toksisitas Reaksi yang muncul akibat penggunaan obat yang
melewati rentang dosis terapi
Dosis Banyaknya suatu obat yang dapat
dipergunakan/diberikan kepada penderita, baik
obat dalam atau obat luar.
Onset Waktu permulaan munculnya suatu penyakit/kapan
pertama kali gejala mulai dirasakan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai