,
03 Maret 2021
13.00-15.30
Pengantar Farmakologi
* Sejarah Obat
* Defenisi Farmakologi
* Ilmu yang terlibat dalam
Farmakologi
* Tiga golongan besar Obat
Obat adalah semua zat baik kimiawi, hewani
maupun nabati, yang dalam dosis layak dapat
menyembuhkan, meringankan atau
mencegah penyakit berikut gejala-gejalanya.
Obat yang pertama kali digunakan adalah
obat tradisional (jamu)
Isolasi zat-zat dari tanaman Obat
Abad XX obat sintetis contoh asetosal
Penggunaan obat-obat khemoterapeutika:
* Sulfanilamid (1935)
* Penisilin (1940)
Efedrin dari tanaman Efedra vulgaris
Atropin dari tanaman Atropa belladona
Morfin dari tanaman Papaver
somniferum
Digoksin dari tanaman Digitalis lanata
Reserpin dari tanaman Rauwolfia
serpentina
Vinblastin dan Vinkristin dari tanaman
Vinca Rosea
Farmakologi atau ilmu obat adalah
ilmu yang mempelajari pengetahuan
obat dengan seluruh aspeknya, baik
sifat kimiawi maupun fisiknya,
kegiatan fisiologis, absorpsi dan
nasibnya dalam organisme hidup.
Farmakologi adalah ilmu yang
mempelajari cara kerja obat di dalam
tubuh.
1. Farmakognosi adalah cabang ilmu
farmakologi yang mempelajari sifat-sifat
tumbuhan dan bahan lain yang merupakan
sumber obat.
2. Biofarmasi →pengaruh formulasi obat
terhadap efek terapeutiknya.
3. Farmakokinetika → ADME
4. Farmakodinamika→ reseptor
5. Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari
keracunan oleh obat dan zat kimia lain yang
digunakan dalam rumah tangga, industri
maupun lingkungan hidup lain seperti
pestisida, insektisida, zat pengawet dan
sebagainya.
6. Farmakoterapi adalah cabang ilmu yang
berhubungan dengan penggunaan obat
dalam pencegahan dan pengobatan
penyakit.
Obat yang digunakan dalam terapi ada 3 :
1. Obat farmakodinamis
→ yang bekerja terhadap tuan rumah dengan jalan
mempercepat dan memperlambat proses
fisiologis atau fungsi biokimia dalam tubuh
misalnya hormon, diuretika, hipnotika dan obat
otonom
2. Obat kemoterapeutis
→ dapat membunuh parasit dan kuman didalam
tubuh tuan rumah.
3. Obat diagnostik
→ merupakan obat pembantu untuk melakukan
diagnosis (pengenalan penyakit).
Menurut Farmakope Indonesia IV :
aerosol, kapsul, tablet, krim, emulsi, ekstrak,
gel, imunoserum, implan atau pelet, infusa,
inhalasi, injeksi, irigasi, lozenges, sediaan
mata(salep mata dan larutan obat mata),
pasta, plester, serbuk, solutio atau larutan :
(larutan oral(syrup, elixir), larutan topikal,
larutan otik, larutan optalmik, spirit, tinktur),
supositoria.
Bentuk padat : oral, topikal, rektal, dan vaginal
Bentuk oral
◦ Tablet
◦ Kapsul
◦ Lozengea
Bentuk topikal
◦ Salep dan krim
Bentuk supositoria
Bentuk pesarri
Bentuk cairan
◦ Larutan
◦ Suspensi
◦ Emulsi
Bentuk gas
◦ Gas terapeutik
◦ Gas anestetik
Bentuk aerosol
Obat per oral melalui tiga fase:
◦ Fase farmasetik (disolusi)
◦ Fase farmakokinetik
◦ Fase farmakodinamik
Fase farmasetik:
◦ 80% obat diberikan secara oral
◦ Disintegrasi : pecahnya tablet menjadi partikel
kecil
◦ Disolusi : melarutnya tablet dalam cairan
gastrointestinal untuk diabsorpsi.
Cara pemberian obat mempengaruhi cepat
lambat/lengkap tidaknya resorpsi obat oleh
tubuh, tergantung dari efek yang diinginkan.
Efek obat ada 2:
1. Efek sistemik :
- oral (mulut),
-oromuskular (rongga mulut) yi bawah lidah
(sublingual) dipipi dan gusi (bukal),
-injeksi (suntikan)
- implantasi
-rektal
-transdermal
2. Efek lokal ( pemakaian setempat) :
- kulit (percutan)
- inhalasi
- mukosa mata dan telinga
- intra vaginal
-intra nasal
Ilmu yang mempelajari absorpsi, distribusi,
metabolisme dan ekskresi obat.
Fase farmakokinetik adalah perjalanan obat
mulai titik masuk obat ke dalam hingga
mencapai tempat aksinya.
Untuk memberi efek terapi atau
farmakologi, obat harus mencapai tempat
aksi dengan konsentrasi cukup agar dapat
menimbulkan respon.
Efek obat akan hilang bila meninggalkan
tempat aksi
Absorpsi dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Kelarutan
2. Kemampuan difusi melewati sel membran
3. Konsentrasi obat
4. Sirkulasi pada letak absorpsi
5. Luas permukaan kontak obat
6. Bentuk sediaan obat
7. Cara pemberian obat.
Tujuan biotransformasi obat adalah
penggubahan sedemikian rupa biar mudah
dieksresi ginjal (hidrofil).
Hal-hal yang mempengaruhi metabolisme :
Fungsi hati : metabolisme dapat berlangsung
lebih cepat atau lebih lambat, sehingga efek
obat lebih cepatb atau lebih lambat.
Usia, pada bayi metabolismenya lebih lambat
Faktor genetik (keturunan) ada beberapa faktor
genetik tertentu yang dapat menimbulkan
perbedaan khasiat obat pada pasien.
Adanya pemakaian obat lain secara bersamaan
dapat mempercepat metabolisme.
Pengeluaran obat atau metabolitnya dari tubuh
terutama dilakukan oleh ginjal melalui air seni,
dan dikeluarkan dalam bentuk metabolit
maupun bentuk asalnya. Ada pula beberapa
cara lain :
1. Kulit , bersama keringat
2. Paru-paru dengan pernafasan keluar, terutama
berperan pada anestesi umum, anestesi gas
dan anestesi terbang.
3. Hati melalui saluran empedu, terutama obat
untuk saluran empedu.
4. Air susu ibu, misalnya alkohol, obat tidur,
nikotin dari rokok dan alkaloid lain. Harus
diperhatikan karena dapat memberikan efek
farmakologi atau toksik pada bayi.
5. Usus misalnya sulfa dari preparat besi.
Fase Farmakodinamik merupakan fase terjadinya
interaksi obat dengan tempat aksinya dalam sistem
biologi.
b. Idiosinkrasi
Peristiwa dimana efek obat yang
diberikasecara kualitatif total berlainan
dari efek normal, umumnya disebabkan
kelainan genetik.
c. Alergi.
peristiwa hipersensitif akibat pelepasan
histamin di dalam tubuh atau terjadi reaksi
khusus antigen antibodi.
d. Fotosensitasi
Sangat peka terhadap cahaya akibat
penggunaan obat secara lokal dapat pula
terjadi pada peroral.
e. Efek toksik
Bila obat digunakan dengan dosis tinggi
akan menunjukan gejala-gejala toksik.
f. Efek teratogen
Efek obat pada dosis terapeutik untuk ibu
dapat mengakibatkan cacat pada janin.
Toleransi adalah peristiwa dimana dosis obat
harus dinaikan terus menerus untuk mencapai
efek terapeutik yang sama.
Macam macam toleransi :
1.Toleransi primer (bawaan), terdapat pada
sebagian orang dan binatang tertentu misalnya
kelinci sangat toleran untuk atropin
2. Toleransi sekunder, yang timbul setelah
menggunakan obat selama beberapa waktu.
Organisme menjadi kurang peka terhadap obat
tersebut. Ini disebut habituasi atau kebiasaan
3. Toleransi silang, dapat terjadi antara zat-zat
dengan struktur kimia serupa (fenobarbital dan
butobarbital)\
4. Tachyphylaxis adalah toleransi yang timbul
dengan pesat sekali, bila obat diulang dalam
waktu singkat.
Habituasi atau kebiasaan adalah kebiasaan
dalam mengkonsumsi suatu obat.
TI = LD50 / ED50
Obat dengan Indeks Terapeutik (TI) rendah
mempunyai batas keamanan yang sempit.