Oleh:
Sherli Mariance Sari,S.Kep,Ners,M.Kes
Farmakodinamik
Mempelajari kegiatan obat terhadap organisma hidup,
terutama cara dan mekanisme kerjanya, reaksi fisiologis
serta efek terapeutik yang ditimbulkannya (efek yang
diberikan oleh obat terhadap tubuh).
Farmakodinamik lebih fokus membahas dan
mempelajari seputar efek obat-obatan itu sendiri di
dalam tubuh baik dari segi fisiologi maupun biokimia
berbagai organ tubuh serta mekanisme kerja obat-
obatan itu sendiri di dalam tubuh manusia.
Farmakodinamik juga sering disebut dengan aksi atau
efek obat. Efek Obat merupakan reaksi Fisiologis atau
biokimia tubuh karena obat, misalnya suhu turun,
tekanan darah turun, kadar gula darah turun.
Reseptor Obat
Keuntungan :
1. Absorpsi terjadi secara cepat karena permukaan
absorpsinya luas
2. Terhindar dari eliminasi lintas pertama di hati
3. Obat dapat diberikan langsung pada bronchus
( untuk asma bronchial )
Kelemahan :
1. Diperlukan alat dan metoda khusus yang agak sulit (
obat semprot untuk asma)
2. Sukar mengukur dosis (karena ukurannya: berapa
kali semprotan sekali pakai)
3. Obatnya sering mengiritasi epitel paru
Pemberian Topikal
Pada kulit : Jumlah obat yang diserap tergantung : - (1)
pada luas permukaan kulit yang terpejan; - (2)
kelarutan obat dalam lemak; -( 3 ) dapat ditingkatkan
absorpsinya dengan membuat suspensi obat dalam
lemak.
Distribusi
Distribusi obat terjadi melalui dua fase berdasarkan
penyebarannya. Yaitu :
1. Distribusi fase pertama : yaitu ke organ-organ yang
perfusinya sangat baik ( jantung, hati, ginjal dan
otak ), terjadi segera setelah penyerapan, selanjutnya
2. Distribusi fase kedua : yaitu ke organ-organ yang
perfusinya tidak begitu baik ( otot, visera, kulit, dan
jaringan lemak ).
Obat yang mudah larut dalam lemak akan melintasi
membrane sel dan terdistribusi ke dalam sel, obat
yang tidak larut dalam lemak sulit menembus
membrane sel sehingga distribusinya terbatas
terutama di cairan ekstrasel. Distribusi terbatasi oleh
ikatan obat pada protein plasma. dan hanya obat
bebas yang dapat berdifusi kedalam sel dan mencapai
keseimbangan;
Obat dapat terakumulasi di dalam sel jaringan karena
ditransport secara aktif atau lebih sering karena
berikatan dengan konponen intrasel ( protein,
fosfolipid, atau nukleoprotein )
Distribusi obat ke SSP sulit terjadi, karena obat harus
menembus sawar khusus yaitu sawar darah –otak .
Endotel kapiler otak tidak mempunyai ruang antar sel
maupun vesikel pinositosik, karena itu kemampuan
obat untuk menembus sawar darah-otak hanya
ditentukan oleh dan sebanding dengan kelarutan
bentuk non ion dalam lemak.
Obat yang seluruhnya atau hampir seluruhnya dalam
bentuk ion, misalnya ammonium kuaterner atau
penisilin, dalam keadaan normal tidak dapat masuk ke
otak dari darah.
6. Fotosensitisasi :
Adalah efek kepekaan yang berlebihan terhadap
cahaya yang timbul akibat penggunaan obat, misalnya
penggunaan obat Bithionol sebagai antiseptika lokal.
Efek obat pengulangan atau penggunaan
obat yang lama
1. Hipersensitif :
Adalah suatu reaksi alergik yang merupakan respons
abnormal terhadap obat dimana pasien sebelumnya
telah kontak dengan obat tersebut hingga berkembang
timbul antibodi.
2. Kumulasi :
Suatu fenomena pengumpulan obat dalam badan
akibat pengulangan penggunaan obat, dimana obat
diekskresi lebih lambat dibanding kecepatan
absorpsinya.
3. Toleransi :
Suatu fenomena berkurangnya respon terhadap dosis
obat yang sama, sehingga untuk memperoleh respon
yang sama , dosis harus diperbesar
4. Takhifilaksis :
Adalah fenomena berkurangnya kecepatan respons
terhadap aksi obat pada pengulangan penggunaan
dosis yang sama (kurang sensitif). Respon semula
tidak terulang meskipun dengan dosis yang lebih
besar.
5. Habituasi :
Suatu gejala ketergantungan psikhologik terhadap
suatu obat. Kriterianya : (a) selalu ingin menggunakan
obat; (b) tanpa atau hanya sedikit kecenderungan
untuk menaikkan dosis; (c). memberikan efek yang
merugikan pada suatu individu.
5. Adiksi :
Adalah suatu gejala ketergantungan psikhologik dan
fisik terhadap obat. Kriteria : (a) ada dorongan untuk
selalu menggunakan obat; (b). ada kecenderungan
untuk menaikkan dosis; (c). timbul ketergantungan
psikhik dan biasanya diikuti ketergantungan fisik.; (d)
merugikan terhadap individu maupun masyarakat.
6. Resistensi terhadap bakteri :
Pada penggunaan antibiotik untuk infeksi oleh
bakteri, dapat terjadi obat tidak mampu bekerja lagi
untuk membunuh atau menghambat perkembangan
bakteri tertentu.
Efek penggunaan obat campuran
Penggunaan obat campuran dapat nenyebabkan efek :
(1) Adisi; (2) Sinergis; (3) Potensiasi; (4) Antagonis dan
(5) Interaksi.
1. Adisi :
Beberapa obat yang diberikan bersama-sama
memberikan efek yang merupakan penjumlahan dari
efek masing-masing obat bila diberikan secara
terpisah
2. Sinergis :
Beberapa obat mempunyai aksi yang hampir sama,
bila diberikan bersama-sama ,memberikan efek yang
lebih besar dari efek masing-masing obat yang
3. Potensiasi :
Beberapa obat yang diberikan bersama-sama dengan
aksi-aksi yang tidak sama, memberikan efek yang
lebih besar pada pasien, dari pada efek masing-masing
secara terpisah
4. Antagonis :
Beberapa obat yang diberikan bersama-sama, salah
satu obat mengurangi efek dari obat yang lain
5. Interaksi obat :
Interaksi obat berlangsung dengan beberapa cara,
yaitu : (a) Interaksi kimia ; (b) Kompetisi untuk
mengikat protein ( mendesak obat lain pada protein );
(c) Induksi enzim ( menstimulasi pembentukan
enzim di hati sehingga obat cepat dibiotransformasi
dan dieliminasi ); (d) Inhibisi enzim ( mengganggu
fungsi hepar dan enzim-enzimnya, sehingga
memperkuat kerja obat lain ).
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI AKSI OBAT : yaitu
1. Berat badan
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Kondisi patologik pasien
5. Genetik ( Idiosinkrasi )
6. Cara pemberian obat :
(a) yang memberikan efek sistemik : - oral; sublingual;
bukal;-parenteral;- implantasi subkutan; rektal;
(b) yang memberikan efek lokal :- inhalasi; -topikal
( pada kulit ) : salep, krim , lotion ; - obat-obat pada
mukosa : tetes mata, tetes telinga,
TERIMA KASIH
Farmakokinetika
Oleh:
Sherli Mariance Sari,S.Kep,Ners,M.Kes
Farmakokinetik
Farmakokinetik berasal dari bahasa yunani :” farmako
yang artinya obat dan “Kinesis” yang artinya perjalanan.
Farmakokinetik menjelaskan tentang apa yang terjadi
dengan suatu zat di dalam tubuh. {essensial medikal
farmakologi ,2003}
Pengertian :
Kinetik= pergerakan
farmakokinetik= mempelajari pergerakan obat
sepanjang tubuh :
–Absorpsi (diserap kedalam darah )
–Distribusi(disebarkan ke berbagai jaringan tubuh)
–Metabolisme(diubah menjadi bentuk yang dapat
Dibuang dari tubuh )
–Ekskresi (dikeluarkan dari tubuh )
Absorpsi
Absorpsi obat meliputi
Proses obat dari saat
Dimasukkan ke dalam
Tubuh , melalui jalurnya
Hingga masuk ke dalam
Sirkulasi sistemik
Pada level seluler, obat
Diabsorpsi melalui
beberapa metode ,
terutama transport aktif
Dan transport pasif
Metode absorpsi
Transport pasif
Transport pasif tidak memerlukan energi, sebab hanya
Dengan proses difusi obat dapat berpindah dari
Daerah dengan kadar konsentrasi tinggi kedaerah
dengan Konsentrasi rendah
Terjadi selama molekul-molekul kecil dapat berdifusi
Sepanjang membran dan berhenti bila konsentrasi
Padakedua sisi membran seimbang.
Transport Aktif
Transport aktif membutuhkan energi untuk
menggerakkan obat dari daerah dengan konsentrasi
obat rendah kedaerah dengan konsentrasi obat tinggi
Pinositosis adalah
bentuk transfer aktif
Yang unik dimana sel
m‘enelan ’ partikel
Obat . Biasanya Terjadi
pada obat-obat Larut
lemak ( vit A, D, E, K)
Kecepatan Absorbsi
Apabila pembatas antara obat aktif dan sirkulasi sitemik
Hanya sedikit sel absorpsi terjadi cepat obat segera
Mencapai level pengobatan dalam tubuh .
•Detik s/d menit : SL, IV, inhalasai
•Lebih lambat : oral, IM topikal kulit lapisan intestinal,
Otot , kulit menghambat jalan
• Lambat sekali, nerjam-jam / berhari –hari : per rektal
/ sustained release.
Faktor yang mempengaruhi penyerapan :
•Aliran darah ke tempat absorpsi
• Total luas permukaan yang tersedia sebagai tempat
Absorpsi
Kecepatan Absorbsi
Diperlambat oleh nyeri dan stres
• Nyeri dan stres mengurangi aliran darah, mengurangi
Pergerakan saluran cerna , retensi gaster
Makanan tinggi lemak
• Makanan tinggi lemak dan padat akan menghambat
Pengosongan lambung dan memperlambat waktu
Absorpsi obat
Faktor bentuk obat
•Absorpsi dipengaruhi formulasi obat : tablet, kapsul,
Cairan , sustained release, dll)
Kombinasi dengan obat lain
• Interaksi satu obat dengan obat lain dapat meningkatkan atau
memperlambat tergantung jenis
Distribusi
Distribusi adalah proses di mana obat menjadi berada
dalam cairan tubuh danjaringan tubuh. Distribusi
obat dipengaruhi oleh aliran darah, afinitas
(kekuatanpenggabungan) terhadap jaringan,dan efek
pengikatan dengan protein. Ketika obat didistribusi di
dalam plasma, kebanyakan berikatan denganprotein
(terutama albumin) dalam derajat (persentase) yang
berbeda-beda. Obat-Obatyang lebih besar dari 80%
berikatan dengan protein dikenal sebagai obat-obat
yangberikatan dengan tinggi protein.
Lanjutan……
Salah satu contoh obat yang berikatan tinggi
denganprotein adalah diazepam (Valium): yaitu 98%
berikatan dengan protein. Aspirin 49% berikatan
dengan protein clan termasuk obat yang berikatan
sedang dengan protein.
Abses, eksudat, kelenjar dan tumor juga mengganggu
distribusi obat.Antibiotika tidak dapat didistribusi
dengan baik pada tempat abses dan eksudat.Selain itu,
beberapa obat dapat menumpuk dalam jaringan
tertentu, seperti lemak,tulang, hati, mata, dan otot.
Biotransformasi