Dalam arti luas, farmakologi ialah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap sel hidup,
lewat proses kimia khususnya lewat reseptor. Senyawa ini biasanya disebut obat dan lebih
menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan risiko penggunaan obat.
Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan farmasi, yaitu ilmu mengenai cara
membuat, memformulasi, menyimpan, dan menyediakan obat. Farmakologi terutama terfokus
pada dua sub, yaitu farmakokinetik dan farmakodinamik.
Tanpa pengetahuan farmakologi yang baik, seorang farmasis dapat menjadi suatu masalah
untuk bagi pasien karena tidak ada obat yang aman secara murni. Hanya dengan penggunaan yang
cermat, obat akan bermanfaat tanpa efek samping tidak diinginkan yang tidak mengganggu.
Farmakokinetika adalah segala proses yang dilakukan tubuh terhadap obat berupa
absorpsi, distribusi, metabolisme ( biotransformasi ), dan ekskresi.Tubuh kita dapat dianggap
sebagai ruangan besar, yang terdiri dari beberapa kompartemen yang terpisah oleh membran-
membran sel. Sedangkan proses absorpsi, distribusi dan ekskresi obat dari dalam tubuh pada
hakekatnya berlangsung dengan mekanisme yang sama, karena proses ini tergantung pada lintasan
obat melalui lintasan tersebut.
Membran sel terdiri dari suatu lapisan lipoprotein ( lemak dan protein ) yang mengandung
banyak pori-pori kecil, terisi dengan air. Membran dapat ditembus dengan mudah oleh zat-zat
tertentu, dan sukar dilalui zat-zat yang lain, maka disebut semi permeabel. Zat-zat lipofil ( suka
lemak ) yang mudah laryt dalam lemak dan tanpa muatan listrik umumnya lebih lancar
melintasinya dibandingkan dengan zat-zat hidrofil dengan muatan (ion).
Penelitian efek samping obat-obatan dan atau teknologi baru terhadap beberapa
penyakit berhubungan dengan perjalanan obat di dalam tubuh serta perlakuan tubuh terhadapnya.
Prosestersebut meliputi, absorpsi, distribusi, metabolisme(biotransformasi),
dan eliminasi. Dalam proses tersebut, bi la berbagai macam obat diberikansecara
bersamaan dapat menimbulkan suatu interaksi. Selain itu, obat juga dapat
berinteraksidengan zat makanan yang dikonsumsi bersamaan dengan
obat.I n t e r a k s i ya n g t e r j a d i d i d a l a m t u b u h d a p a t d i b e d a k a n m e n j a d i d u a , y a
i t u i n t e r a k s i farmakodinamik dan interaksi farmakokinetik. Interaksi farmakodinamik adalah
interaksi antar obat (yang diberikan berasamaan) yang bekerja pada reseptor yang sama sehingga
menimbulkanefek sinergis atau antagonis. Interaksi farmakokinetik adalah inte raksi
antar 2 atau lebih obat yang diberikan bersamaan dan saling mempengaruhi dalam proses
ADME (absorpsi, distribusi,metabolisme, dan eliminasi) sehingga dapat meningkatkan
atau menurunkan salah satu kadar obat dalam
darah.T u b u h k i t a p u n ya b a n ya k e n z i m y a n g d a p a t b e r i n t e r a k s i d e n g a n b e r b a
g a i m o l e k u l , t e r m a s u k o b a t , ya n g b e r p o t e n s i m e n j a d i r a c u n a t a u n u t r i e n . N
a m u n , s e t i a p i n d i v i d u j u g a memiliki gen berbeda dan produk proteinnya menentukan
kemampuan individu merespons obat.Obat yang masuk dalam tubuh - entah lewat cara oral, irup,
suntik, atau serap lewat pori- pori kulit - akan melalui beberapa tahap sebelum mencapai
sasaran. Setelah diserap, proteinmenjemput dan mengantarkan obat ke dalam suatu sel, misal
sel hati. Di sini mereka mengalamimodifikasi oleh sejumlah enzim metabolik (pembongkar-
penyusun); bisa diaktifkan atau diurai.Pada manusia bentuk enzim itu berlainan akibat
perbedaan dari genetic. Bisa jadi seseorang punya enzim sangat aktif sedangkan milik orang
lain malah tidak terlalu aktif
1.3 Tujuan
Tujuannya agar pembaca atau pendenga dapat mengetahui dan memahani tentang
Distribusi obat dalam tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI
Distribusi obat adalah proses-proses yang berhubungan dengan transfer senyawa obat dari
satu lokasi ke lokasi lain di dalam tubuh. Distribusi merupakan perjalanan obat ke
seluruhtubuh. Setelah senyawa obat memasuki sistem sirkulasi melalui absorpsi atau injeksi,
senyawa tersebut akan didistribusikan ke seluruh tubuh.
Setelah melalui proses absorpsi, obat akan di distribusikan keseluruh tubuh melalui
sirkulasi darah. Selain tergantung dari aliran darah, distribusi obat juga ditentukan oleh sifat
fisikakimianya. Obat yang mudah larut dalam lemak akan melintasi membran sel, terdistribusi
kedalam sel, sedangkan obat yang tidak larut dalam lemak akan sulit menembus membran sel,
sehingga distribusinya terbatas, terutama dicairan ekstra sel. Distribusi juga dibatasi oleh ikatan
obat pada protein plasma, hanya obat bebas yang dapat berdifusi dan mencapai keseimbangan.
Derajat ikatan obat dengan protein plasma ditentukan oleh afinitas obat ( Kemampuan obat untuk
mengikat reseptor) terhadap protein, kadar obat, dan kadar proteinnya sedikit.
Perfusi darah melalui jaringan dan organ bervariasi sangat luas. Perfusi yang tinggi adalah pada
daerah paru-paru, hati, ginjal, jantung, otak dan daerah yang perfusinya rendah adalah lemak dan
tulang. Sedangkan perfusi pada otot dan kulit adalah sedang. Perubahan dalam aliran kecepatan
darah (sakit jantung) akan mengubah perfusi organ seperti hati, ginjal dan berpengaruh terhadap
kecepatan eliminasi obat.
Penetrasi obat tergantung pada luasnya kadar gradient, bentuk yang dapat berdifusi bebas, factor
seperti pH gradient dan ikatan pada konstituen intraseluler akan mempengaruhi akumulasi dalam
jaringan.
Obat yang larut dalam lipid dapat mencapai kosentrasi yang tinggi dalam jaringan lemak. Obat
akan disimpan oleh larutan fisis dalam lemak netral. Jumlah lemak adalah 15% dari berat badan
dan merupakan tempat penyimpanan untuk obat. Lemak juga mempunyai peranan dalam
membatasi efek senyawa yang kelarutannya dalam lemak adalah tinggi dengan bekerja sebagai
akseptor obat selama fase redistribusi.
d. Transfer aktif
Pemasukan ke dalam jaringan dapat juga terjadi dengan proses transport aktif. Metadon,
propanolol dan amfetamin diangkut ke dalam jaringan paru-paru oleh proses aktif. Hal ini
merupakan mekanisme yang penting untuk pemasukan obat tersebut yang besar dalam paru-paru.
e. Sawar
Distribusi obat ke susunan syaraf pusat dan janin harus menembus sawar khusus yaitu sawar darah
otak dan sawar uri. Sawar darah otak, penetrasi obat dari peredaran darah ke dalam ruang
ekstraseluler susunan saraf sentral dan cairan cerebrospinal dibatasi atau ditentukan oleh keadaan
permukaan absorbs.
Factor yang penting dalam distribusi obat adalah ikatannya dengan protein plasma yang
merupakan makromolekul. Banyak obat terikat dengan protein di dalam plasma darah dan jaringan
lain. Umumnya ikatannya merupakan proses reversible dan akan berpengaruh terhadap
ketersediaan obat. Protein yang terdapat dalam plasma dan mengadakan ikatan dengan obat adalah
albumin
BAB III
PENUTUP
3.2 KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang distribusi obat tadi dapat kita simpulkan bahwa distribusi obat
merupakan perjalanan obat ke seluruh tubuh.