OBAT DENGAN
RUTE REKTAL
Yosua womsiwor 17101105096
ANATOMI & FISIOLOGI REKTUM
• Rektum adalah organ berlubang yang terdiri dari bagian terakhir usus besar
dan panjangnya sekitar 15-20 cm dan lebar 1,5-2,0 cm.
• Dinding rektal dibentuk oleh epitel yang merupakan satu lapisan sel tebal
dan terdiri dari sel silinder dan sel goblet yang mensekresi mukus.
• Luas permukaan yang tersedia untuk absorpsi obat di rektum adalah sekitar
200-400 cm2 .
• Volume cairan dalam rektum sekitar 1-3 mL dan kental dengan pH sekitar
7,5-8.
• Jaringan rektal dialiri oleh vena hemoroid superior, tengah, dan inferior
tetapi hanya vena superior yang terhubung dengan sistem portal hepatik.
• Absorpsi obat terjadi terutama oleh difusi pasif.
PEMBERIAN OBAT MELALUI REKTAL
Efek LOKAL
Wasir, radang rectum, local anastesi atau
konstipasi
TUJUAN
SISTEMIK
pemberian obat melalui rektum hanya kalau
medikasi oral tidak memungkinkan.
TRANSPORT OBAT MELALUI
REKTUM
Melalui cara:
• Pembuluh darah (bagian bawah dan tengah rectum langsung menuju sirkulasi
sistemik sedangkan bagian atas rectum (superior) aliran darah melewati hati)
• Pembuluh getah bening
Vena superior
Middle rectal
vein
Inferior
rectal vein
Mekanisme kerja
• Mekanik – merangsang usus halus dengan refleks sehingga
menyebebkan defekasi
• Lokal – obat anti wasir
• Sistemik – mengandung senyawa yang dapat diabsorbsi dan
berefek pada organ lain selain rektum
PELEPASAN OBAT DARI SUPPOSITORIA
Membran rektum
PELEBURAN PEMINDAHAN
PELARUTAN
Pelarutan Zat aktif ke PENYERAPAN
Difusi zat aktif
bentuk sediaan cairan rektum
darah
Kinetik A
(pelepasan atau penempatan zat aktif) Kinetik B
penyerapan
PROSES BIOFARMASI SEDIAAN SUPPOSITORIA
Transfer zat
Penghancuran aktif
sediaan (basis cairan
rektum)
Pelarutan zat
aktif
Derajat ionisasi
Pada pH basa mukosa rektal, obat-obat basa berada dalam bentuk tidak terion sehingga
akan mudah diabsorbsi.
Ukuran partikel
Semakin kecil ukurannya, semakin baik disolusinya sehingga lebih baik absorpsinya.
Ukuran partikel ideal seharusnya 50-100 µm.
pH
pH mukosa rektal sedikit basa (7-8) sehingga obat basa diabsorbsi lebih cepat daripada
obat asam.
Koefisien partisi
Semakin besar koefisien partisi, semakin besar pula absorpsi obat.
PEMILIHAN BAHAN TAMBAHAN
Pemilihan bahan pembawa terutama mempertimbangkan sifat fisiko kimia zat
aktif.
Zataktif larut air, lebih disukai menggunakan basis berlemak dengan suhu
lebur lebih kecil dari suhu rektum.
Zataktif sukar larut, maka sebaiknya digunakan dalam partikel halus, atau
dengan mengubah pH cairan rektum atau mengubah tetapan dielektrik bahan
pembawanya.
Zataktif dalam bentuk cairan, dan dapat melarutkan pembawa, maka harus
dipilih pembawa yang mempunyai konsistensi (untuk pembawa larut air)
atau suhu lebur (untuk pembawa lemak) yang tinggi dari zat aktif tersebut.
Zataktif dapat bereaksi dengan bahan pembawa tertentu dan menghasilkan
campuran eutetik dengan suhu lebur yang sangat rendah, maka diperlukan
pembawa dengan konsisitensi dan suhu lebur yang sesuai.
Bila terdapat senyawa hidrofil atau berair atau hidrogliserin, maka sebaiknya
dipilih pembawa yang dapat diemulsikan dengan cepat.
Bilabobot jenisnya sangat tinggi, maka sebaiknya dipilih bahan pembawa
dengan laju pelarutan yang cepat. Pemilihan Bahan Pembawa
BENTUK SEDIAAN REKTAL
Suppositoria
• Posisi pasien berbaring
dengan memeluk guling,
masukkan suppositoria ke
dalam anus dengan jari.
• Setelah obat dimasukkan,
rapatkan kedua kaki dan
pertahankan posisi tersebut
hingga 5 menit
Enema
• Ambil posisi berbaring dengan
memeluk guling, masukkan ujung
obat ke dalam anus, lalu pencet
hingga seluruh isi sediaan obat
masuk ke dalam anus.
• Masih dalam posisi tangan
memencet tube, tarik keluar tube
nya. Pertahankan posisi selama 3-5
menit.
Terimakasih