Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sekar Ayu Kinasih

NPM : 1806185563

Kelas : Biofarmasetika A (Kamis 08.00 – 09.40)

Resume Video ”Absorption of Drugs”

 Proses farmakokinetik terjadi dari pemberian obat hingga eliminasi obat

 Terdapat 4 fase:

1. Absorbsi  proses pergerakan molekul obat dari tempat pemberian atau tempat absorpsi
ke darah atau plasma
2. Distribusi  transfer obat reversible antara darah dan jaringan. Melalui proses ini, obat
yang diserap didistribusikan di berbagai kompartemen tubuh (organ dan jaringan tubuh)
3. Metabolisme  proses modifikasi kimia dari molekul obat untuk mengubah tindakannya
4. Eliminasi/ekskresi  proses eliminasi obat dari tubuh untuk menghentikan kerja obat.
Dalam proses ini, obat dieliminasi secara irreversible.

 Absorpsi obat diartikan sebagai proses perpindahan obat dari tempat pemberian ke sirkulasi
sistemik.

 Obat dikatakan diserap hanya jika telah masuk ke dalam darah atau kapiler getah bening.

 Obat dapat masuk ke dalam sirkulasi sistemik melalui absorpsi, melalui jalur berikut:

1. Enteral: oral, gastrointestinal, sublingual, rectal


2. Parenteral: intravena, subkutan, intramuscular, dll
3. Topikal: transdermal, intranasal, dll.

 Mekanisme absorpsi obat gastrointestinal (GIT)

Pemberian bentuk sediaan obat  disolusi bentuk sediaan obat pada GIT 
metabolisme/modifikasi obat di GIT  obat mencapai tempat penyerapan (membrane GIT)
 obat melalui epitel GI  obat ke hati  metabolisme obat oleh hati (first pass effect) 
setelah metabolisme, obat mencapai sirkulasi sistemik  pergerakan obat ke tubuh

 Mekanisme absorpsi obat

Terdapat tiga mekanisme:

1. Mekanisme transport transeluler atau intraseluler  molekul obat bergerak ke epitel


GI untuk di absorpsi. Terdapat dua mekanisme:
a. Transpor aktif
i. Primer
ii. Sekunder
b. Transpor pasif
i. Absorpsi obat pasif
ii. Absorpsi obat difasilitasi
iii. Carrier mediated diffusion
iv. Ion-pair transport
v. Pore transport
2. Mekanisme transport paraseluler atau interseluler  molekul obat diabsorpsi
melalui persimpangan antara epitel GI dan sel epitel. Terdapat dua subtype:
a. Absorpsi melalui persimpangan ketat (tight junctions)
b. Persorpsi
3. Mekanisme transport vesicular  molekul obat bergerak melalui vesikula dalam sel.
Terdapat dua subtype:
a. Pinositosis: penyerapan dalam bentuk cair
b. Fagositosis: penyerapan dalam bentuk padat

 Transpor aktif:

 Membutuhkan energi. Kebanyakan transporter obat merupakan transporter aktif yang


menggunakan sumber energi untuk transportasi molekul obat melintasi membran dari
konsentrasi obat yang lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi (uphill
transportation melawan gradien konsentrasi)
 Terdiri dari dua jenis: primer dan sekunder
a. Transpor aktif primer: menggunakan ATPS sebagai sumber energi untuk
transportasi obat. Satu molekul diangkut oleh satu molekul transporter dalam satu
arah (sistem transport uniport). Contohnya adalah transporter ion (anionic dan
kationik), transporter ABC (ATP Binding Cassette)
b. Transpor aktif sekunder: umumnya diaktifkan oleh transporter aktif primer.
Transprimer membawa obat dan ion melintasi membran dan menghasilkan perbedaan
konsentrasi atau gradien konsentrasi. Karena gradien konsentrasi ini, transporter
sekunder diaktifkan dan mentranspor ion atau molekul lain ke arah yang sama dengan
transport primer (symport atau co-transport), atau ke arah yang berlawanan dengan
transport primer (antiport)

 Difusi pasif:

 Bentuk paling sederhana dari obat atau transpor molekuler. Kekuatan pendorong untuk
difusi pasif adalah gradien konsentrasi, yaitu molekul obat bergerak dari konsentrasi yang
lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah, oleh karena itu tidak diperlukan energi.
 Gaya penggerak pergerakan molekul berasal dari energi kinetik molekul itu sendiri.
 Laju transfer obat dapat ditulis dalam bentuk yang lebih sederhana, seperti:
r =P S ∆ C
r = tingkat difusi obat
P = permeabilitas membran
S = luas permukaan
∆ C = konsentrasi gradien

Untuk lebih akurat, dapat menggunakan ficks law:


dQ D A K m / w
= C git −C
dT h

D = konstanta difusi
A = luas permukaan
Km/w = koefisien partisi
Cgit – C = perbedaan konsentrasi antara GIT dan plasma
H = ketebalan membran

 Fitur yang memfasilitasi difusi obat melalui difusi pasif:

a. Obat yang memiliki berat molekul antara 100 – 400 dalton


b. Perbedaan konsentrasi lebih tinggi
c. Luas permukaan lebih banyak
d. Ketebalan membran lebih rendah
e. Obat tidak terioniasi bergerak lebih cepat daripada obat terionisasi melalui membran
f. Obat dengan koefisien partisi lebih tinggi

 Ion-Pair Transport:
- Absorbsi dari highly ionized drugs sepertu sulfonic acid, quaternary ammonium
compounds yang muncul pada saat mekanisme berlangsung.
- Charged molecules memiliki koefisien partisi yang sangat rendah, oleh sebab itu obat
sulit untuk dapat terpenetrasi ke dalam membrane sel.
- Untuk proses transportasinya, molekul obat akan menempel atau bergabung dengan ion
endogen (contoh: mucin) secara reversible untuk dapat berubah menjadi pasangan ion.
Pasangan ion bersifat netral.
- Komplek pasangan ion ini harus memiliki sifat yang cukup hidrofilik dan lipofilik untuk
dapat menembus membrane biologi melalui difusi pasif.

 Carrier Mediated Transport:


- Tipe transportasi obat ini umumnya melibatkan bagian reversible atau non-covalent
binding dari molekul obat hingga specific binding site dari protein transmembrane
(carrier protein atau transporter molekul)
- Drug-carrier complex akan berpindah melewati membrane menuju sisi lain dari
membrane tersebut. Di sisi lain, molekul obat akan berpisah dari drug-carrier complex,
sehingga obat dan carriernya menjadi terpisah bebas. Pada proses ini, molekul obat akan
melewati membrane dengan bantuan carrier protein.
- Tipe transportasi obat ini terbagi menjadi dua yaitu:
a. Passive atau Facilitated diffusion type : molekul substrat dari obat akan menempel
dengan carrier protein. Proses ini dipengaruhi oleh gradient konsentrasi, oleh karena
itu drug-carrier xomplex akan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
tanpa adanya bantuan energi.
b. Active carrier mediated transport: drug carrier complex akan bergerak dari
konsentrasi rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi (uphill transport). Oleh karena itu
proses ini membutuhkan energy dari hidrolisis ATP.

 Pore Transport:
- Mekanisme transport ini juga disebut connective transport
- Obat dengan berat molekul kecil hingga sedang mampu meresap atau masuk ke dalam
epitha intestinal melalui air yang berisi protein channel yang terdapat pada membrane
sel.
- Proses transportasi atau absorpsi obat terjadi dengan adanya perbedaan tekanan osmotik
atau hidrostatik pada membrane
- Molekul obat mampu bergerak melewati water flux dari protein channels.
- Rute pengantaran obat ini bersifat signifikan atau hanya dapat terjadi apabila berat
molekul dari obat tersebut kurang dari 100 Dalton, bersifat hidrofilik dan merupakan
cationic drugs dengan ukuran molekul antara 5-15 Armstrong.

Anda mungkin juga menyukai