Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BIOFARMASETIKA

TRANSPORT AKTIF DAN TRANSPORT PASIF

OLEH:

IKA PUTRI WIDYANINGSI

F1F1 13 076

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Pertama-tama tidak lupa saya panjatkan puji dan syukur kepada Allah
S.W.T, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul Transport Aktif Dan Transport Pasif .
Saya berharap makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi
penyusun dan bagi pembaca. Dalam makalah ini tentu saja masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga saya juga berharap adanya kritik dan saran yang
membangun demi adanya perbaikan dalam makalah-makalah selanjutnya.

Kendari, Agustus 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Biofarmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang faktor-faktor


yang berpengaruh terhadap bioavailabilitas (ketersediaan hayati) pada
manusia dan pemanfaatannya untuk menghasilkan respon terapi yang
optimal. Sedangkan bioavailabilitas sendiri adalah parameter-parameter
yang menunjukkan jumlah dan kecepatan obat aktif sampai ke sirkulasi
sistemik.
Beberapa obat diberikan melalui rute ekstravaskuler ditujukan untuk
efek lokal. Obat lain dirancang untuk diabsorbsi dari tempat pemberian
kedalam sirkulasi sistemik. Untuk absorbsi obat sistemik obat harus melintasi
membran seluler. Absorbsi transeluler merupakan proses pergerakan obat
melintasi suatu sel. Membran merupakan struktur utama dalam sel
mengelilingi keseluruhan sel dan bertindak sebagai pembatas antara sel dan
cairan intestinal. Pergerakan transmembran obat dipengaruhi oleh komposisi
dan struktur membran plasma. Pada umumnya membran sel memiliki
ketebalam 70-100 A, dan terutama tersusun atas fosfolipid dalam bentuk dua
lapis yang terpisahkan dengan gugus karbohidrat dan protein.
Tranport adalah perpindahan obat dari satu kompartemen ke
kompartemen yang lain dengan menembus suatu membran yang membatasi
dua kompartemen tersebut. Absorbsi obat adalah berpindah obat dari tempat
pemberian ke kompartemen darah dengan menembus membrane seperti
dinding usus, kulit, alveoli, dan sebagainya. Kompartemen yang ditinggalkan
disebut kompartemen donor, sedangkan yang lainnya adalah kompartement
reseptor (aseptor).
Secara umum transport dikelompokkan menjadi dua yaitu transport
aktif yang memerlukan energi dan transport pasif yang tanpa energi.
Absorbsi obat kebanyakan melalui mekanisme difusi pasif, yaitu obat yang
bersifat lipofil melarut dalam membran kemudian muncul dikompartemen
yang memiliki konsentrasi lebih rendah.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan transport aktif?
2. Apakah yang dimaksud dengan transport pasif?
C. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui transport aktif
2. Dapat mengetahui transport pasit
BAB II
PEMBAHASAN
A. Transport Aktif
1. Definisi
Transport aktif adalah proses transmembran yang diperantarai oleh
pembawa (carrier) yang memainkan peran penting dalam sekresi ginjal
dan bilier dari berbagai obat dan metabolit. Beberapa obat yang tidak
larut lemak yang menyerupai metabolit fisiologi alami (seperti 5-
fluorourasil) diabsorbsi dari saluran cerna oleh proses ini. Transport aktif
ditandai dengan transport obat melawan perbedaan konsentrasi yaitu dari
konsentrasi obat rendah ke daerah konsentrasi tinggi. Oleh karena itu
proses ini merupakan suatu sistem yang memerlukan energi. Selanjutnya,
transport aktif merupakan proses khusus yang memerlukan pembawa
yang mengikat obat membentuk kompleks obat pembawa yang
membawa obat lewat membran dan kemedian melepaskan obat disisi lain
dari membran. .
. Sel Epitel Usus . Darah
Lumen saluran . .
cerna . Pembawa Kompleks Pembawa .
. Obat .
Obat + Obat
. pembawa .
. Obat .
. .
. .
. Molekul pembawa bisa sangat selektif terhadap molekul
. obat. Bila
.
struktur obat menyerupai substrat alami pada transport aktif maka obat
itu sesuai untuk ditransport aktif dengan mekanisme pembawa yang
sama.
2. Ciri-Ciri Transport Aktif
a. Obat dapat bergerak melawan gradien kadar atau eletrokimiawi (jika
obat berupa ion).
b. Obat membutuhkan pembawa (carrier).
c. Proses dapat mengalami kejenuhan.
d. Membutuhkan energi.
e. Transport aktif bersifat struktural spesifik antara senyawa yang
strukturnya serupa saling berkompetisi.
f. Prosesnya berjalan satu arah.
3. Mekanisme Kerja Obat Transport Aktif
a. Transport Aktif Primer
Jenis mekanisme transpor aktif ini memerlukan energi dalam
bentuk ATP secara langsung untuk membawa molekul melawan
gradien konsentrasi.Akibat adanya transpor aktif primer ini membuat
terjadinya potensi membran.

Contoh dari Transpor aktif primer ini adalah transpor ion K


yang masuk ke dalam sel, dan menjaga gradien konsentrasi ion K
dalam sel lebih besar dari pada di luar sel. Sebaliknya terjadi pada ion
Na yang dijaga konsentrasi didalam sel lebih rendah dari pada diluar
sel. Mekanisme transpor ini juga sering disebut sebagai Sodium-
Potassium pump. Ion Na+ akan melekat pada protein di dalam
membrane sel. Ketika ATP dihidrolisis menjadi ADP, fosfat yang
dihasilkan akan melekat pada protein. Melekatnya fosfat pada protein
menyebabkan protein berubah bentuk. Perubahan bentuk protein
membuat ion Na+ keluar dari dalam sel. Bersamaan dengan itu, ion
K+ akan mel;ekat pada protein dan fosfat akan lepas. Lepasnya fofsfat
menyebabkan bentuk protein kembali seperti semula. Ion K+ akan
masuk ke dalam sel.
Proses transport aktif penting untuk mempertahankan
keseimbangan kalium dan natrium antara cairan intraseluler dan
ekstraseluler. Dalam kondisi normal, konsentrasi natrium lebih tinggi
pada cairan intraseluler dan kadar kalium lebih tinggi pada cairan
ekstraseluler. Untuk mempertahankan keadaan ini diperlukan
mekanisme transport aktif melalui pompa natrium-kalium.
b. Transport Aktif Sekunder
Memiliki energi yang bebas dipakai karena mekanisme ini
menggunakan energi secara berkala.Energi yang tersimpan dalam
mekanisme ini dalam bentuk gradien konsentrasi ion.Pada transpor
aktif sekunder, terjadinya bergantung kepada potensi membran yang
ada dan bergantung pada adanya transpor aktif sekunder.

Contoh dari transpor aktif adalh transpor asam amino dan


glukosa melewati membran plasma dengan suatu protein khusus.Pada
glukosa, disebut sebagai GLUT-4 (Glucose Transporter 4).
Pengangkutan tersebut berbarengan dengan difusinya molekul ion
Na+ yang menggunakan transpor aktif primer yang memungkinkan
adanya potensi membran untuk mendukung adanya transpor aktif
sekunder. Ada beberapa sub mekanisme transpor aktif sekunder,
diantaranya adalah :
1. Transpor aktif sekunder co-Transport.
Disebut sebagai co-transpor pada proses transpor aktif
sekunder adalah ketika pendistribusian masuk sel molekul asam
amino dan glukos menggunakan protein khusus dan berbarengan
dengan masuknya ion nartium kedalam sel. Hal tersebut
menyediakan potensial membran, mengingat transppor natrium
merupakan transpor aktif primer. Hal tersebut terus terjadi
meskipun konsentrasi glukosa dan asam amino dalam sel lebih
tinggi.Karena molekul glukosa dan asam amino tersebut masuk
karena menggunakan sebagian energi datri transpor natrium.
2. Transpor aktif sekunder counter Transport. (Exchange)
Dalam counter transpor berlangsung pertukaran partikel,
yaitu ketika molekul ion natrium masuk kedalam sel, ada molekul
yang akan seketika itu juga keluar dari sel. Semisal adalah Na-
Ca exchange yang terjadi ketika 1 ion Ca ditranspor keluar sel,
maka akan ada 3 molekul Na yang akan masuk ke dalam sel.
Selain Na-Ca, ada pula NA-H, yang akan mentranspor 1 ion
Natrium ketika beberapa jumlah hidrogen keluar dalam sel.
Dalam kasus ini, transpor aktif sekunder counter transpor telah
berjasa mengatur kadar PH dalam sel.
c. Endositosis
Endositosis merupakan proses masuknya partikel atau sel kecil
ke dalam suatu sel. Membran pada awalnya membentuk lekukan
karena desakan dari pertikel yang akan masuk tersebut. Setelah
lekukan terlepas, maka akan membentuk vesikel yang kalau it
berbentuk nutrisi akan langsung masuk ke sistem didalam sel, namun
jika benda asing akan langsung dicerna lisosom dengan menggunakan
enzim pencernaan lain. Ada beberapa macam endositosis, diantaranya
adalah:
1. Phagocytosis
PhagocytosisDisebut sebagai proses penelanan yang kerap
kali dijumpai pada amoeba dan leukosit. Membran memiliki peran
untuk sangat peka terhadap benda, nutrisi atau benda asing yang
akan masuk sel. Sehingga seketika itu juga akan membentuk
lekukan yang akan menelan partikel tersebut.

Partikel yang terselubung oleh membran itu kemudian


membentuk vesikel yang akan melepaskan diri dan menuju
kedalam sel.
2. Pinocytosis
Reseptor membran plasma akan menempel sehingga terjadi
lekukan. Lekukan lama-kelamaan semakin dalam dan membentuk
kantung. Kantung yang terlepas akan berada dalam sitoplasma.
Kantung ini disebut gelembung pinositosis. Gelembung pinositosis
akan mengerut dan pecah menjadi gelembung kecil-kecil kemudian
bergabung menjadi gelembung yang lebih besar. Pinositosis
biasanya disebut sebagai peminuman zat yang bentuknya cair.
3. Pinocytosis Terfasilitasi
Proses yang hampir sama dengan pinositosis, hanya saja
pada saat gelembung pinositosis kecil meninggalkan permukaan
membran, vesikel akan langsung bergabung dan berikatan dengan
protein pembawa yang terbentuk bersama vesikel.
d. Eksositosis
Eksositosis merupakan proses keluarnya partikel atau zat dari
suatu sel.Contohnya yaitupengeluaran bahan-bahan untuk membentuk
kitin, yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan dinding sel
jamur.

4. Organ Tempat Aksi


Proses fisologis normal dari saluran pencernaan dapat dipengaruhi
oleh diet, kandungan saluran cerna (GI), hormon, sistem saraf viseral,
penyakit dan obat-obatan. Jadi, obat-obatan yang diberikan melalui rute
enteral untuk absorbsi sistemik dipengaruhi oleh anatomi, fungsi fisiologis
dan kandungan saluran pencernaan. Lebih lanjut sifat fisika kimia, dan
farmakologis obat sendiri juga akan mempengaruhi absorbsinya dari
saluran cerna.
Saluran enteral terdiri atas saluran cerna dari mulut sampai anus.
Proses fisiologis yang utama terjadi dalam sistem GI adalah sekresi,
pencernaan, dan absorbsi. Sekresi meliputi transport cairan, elektrolit
peptida, dan protein ke dalam lumen saluan cerna. Enzim-enzim dalam
sekresi saliva dan penkreatik juga terlibat dalam pencernaan karbohidrat
dan protein. Sekresi lain seperti mukus melindungi dinding lumen saluran
GI. Pencernaan adalah proses pemecahan penyusun makanan menjadi
struktur yang lebih kecil untuk absorbsi yang penyusun makanan sebagian
besar diabsorbsi dalam daerah proksimal (duodenum) daru usus halus.
Proses absorbsi adalah masuknya unsur dari lumen usus ke dalam tubuh.
Absorbsi dapat dianggap sebagai hasil bersih pergerakan transpor dari
lumen ke darah dan darah ke lumen.
Obat0obatan yang diberikan secara oral melintasi berbagai bagian
saluran enteral meliputi rongga mulut, esofagus dan berbagai bagian dari
saluran cerna. Akhirnya, residu keluar dari tubuh melalui anus. Total
waktu transit meliputi penggosongan lambung, transit usus halus, dan
transit kolonik, berentang dari 0,4 sampai 5 hari. Site terpenting untuk
absorbsi adalah usus halus. Waktu transit dalam usus halus untuk sebagain
besar subjek sehat berentang dari 3 sampai 5 jam. Jika absorbsi tidak
sempurna obat meninggalkan usus halus, absorbsi dapat menjadi erratic
atau tidak sempurna. Usus halus secara normal terisi cairan pencernaan
dan menjaga cairan isi lumen. Sebaliknya cairan dalam kolon direabsorbsi
dan kandungan lumen dalam kolon semisolid atau solid, lenih lanjut
membuat pelarutan obat errartic dan sulut. Kurangnya efek pelarutan dari
khime dan cairan pencernaan berkontribusi pada lingkungan yang kurang
mengntungkan untuk absorbsi obat.
5. Contoh Zat Aktif
Transporter usus dan contoh obat-obat yang diangkut :
Transporter Contoh
Transporter Asam Amino Gabapentin D-sikloserin
Metildopa Baclofen
L-dopa
Transporter Oligopeptida Sefadroksil Sephradin
Sefiksim Seftibuten
Sefaleksim Kaptopril
Lisinopril Penghambat
thrombin
Transporter Fosfat Fostomisin Foscarnet
Transporter Asam Empedu S3744
Transporter Glukosa p-Nitrofenil--D-
glukopiranosa
Efflux p-glikoprotein Etoposida Vinblastin
Siklosporin A
Transporter Asam Asam Salisilat Asam benzoat
Transporter Monokarboksilat Pravastatin
B. Transport Pasif
1. Definisi
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni
gradien konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi,
osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transport pasif.
Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau
ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak.
Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengonsumsi O2
masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif 12
yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut
total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih
dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut
gradien konsentrasinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi pasif dari suatu
obat:
a. Derajat Kelarutan
b. Koefisien partisi (k )
c. Daerah permukaan
d. Ketebalan suatu membran hipotetical (h)
Untuk obat-obat yang dapat menyebar seperti obat non elektrolit
atau obat-obat yang mengalami ionisasi, konsentrasi obat pada salah satu
sisi membran adalah sama seimbang.Untuk obat-obat elektrolit/ obat-
obat yang mengalami ionisasi, konsentrasi total obat pada kedua sisi
membran tidak sama seimbang, jika pH dari media tersebut berbeda-
beda.
Difusi pasif melalui pori
Semua senyawa yang berukuran cukup kecil dan larut dalam air dapat
melewati kanal membran. Sebagian besar membran (membran seluler
epitel usus halus dan lain-lain) berukuran kecil yaitu 4-7 dan hanya
dapat dilalui oleh senyawa dengan bobot molekul yang kecil yaitu
lebih kecil dari 150 untuk senyawa yang bulat, atau lebih kecil dari
400 jika senyawanya terdiri atas rantai panjang.
Difusi pasif dengan cara melarut pada lemak penyusun membran
Difusi pasif menyangkut senyawa yang larut dalam komponen
penyusun membran. Penembusan terjadi karena adanya perbedaan
konsentrasi atau elektrokimia tanpa memerlukan energi, sehingga
mencapai keseimbangan pada kedua sisi membran. Waktu yang
diperlukan untuk mencapai keseimbangan tersebut mengikuti hukum
difusi Fick (Syukri, 2002).
Karakteristik fisiko-kimia sebagian besar molekul seperti
polaritas dan ukuran molekul merupakan hambatan penembusan
transmembran oleh mekanisme pasif secara filtrasi dan difusi.
2. Mekanisme Absorbsi Difusi Pasif
Mekanisme transpor tergantung pada sifat fisikokimia dari
senyawa yang diabsorbsi, seperti stereokimia, partisi ke dalam
membran, berat molekul dan/atau ukuran, volume molekul, pKa,
kelarutan, stabilitas secara kimia dan muatan distribusi. Selain hal
tersebut, faktor-faktor fisiologi seperti pengosongan lambung,
motilitas saluran cerna, pH usus halus, aliran darah, aliran limfa,
keadaan patologi, interaksi obat, nutrisi, dan disolusi atau pengikatan
mukus, perlu dan harus juga dipertimbangkan saat mengevaluasi
absorpsi bahan atau senyawa dalam usus halus.
Absorpsi mempunyai bermacam macam arti yang khusus.
Dalam biofarmasetik absorpsi adalah proses dengan cara bagaimana
sel atau organ mengambil (up take) suatu bahan atau molekul. Dalam
saluran pencernaan, absorpsi adalah up take makanan (atau bahan
lain) dari saluran pencernaan. Salah satu bahagian yang penyusun
saluran pencernaan adalah usus yang terdiri dari usus halus dan usus
besar. Pada lapisan terluar usus ditemukan epitelium usus yang
merupakan suatu pintu masuk, yang mengendalikan masuknya bahan
nutrisi dan xenobiotik (contoh, obat obatan). Pengetahuan tentang
absorpsi dan metabolisme dari bahan tersebut sangat penting, sebab
berhubungan dengan ketersediaan hayati obat dalam tubuh dan
definisi ketersediaan hayati (bioavaibilitas) obat melalui oral
dinyatakan sebagai fraksi dari dosis oral yang mencapai sirkulasi
sistemik. Telah lama diketahui bahwa absorpsi obat pada usus halus
merupakan suatu proses transfer yang kompleks melalui bentangan
usus halus, yang meliputi difusi pasif melalui daerah paraseluler
dan/atau sel yang bersifat mengabsorpsi pada membran. Transpor ini
mungkin atau tidak mungkin diperantarai-receptor (atau diperantarai-
transporter), memerlukan up take melalui daerah apikal yang diikuti
dengan difusi pasif ke daerah basolateral.
Zat aktif dapat melarut dalam konstituen membraner pelaluan
terjadi menurut suatu gradient atau perbedaan (konsentrasi atau
elektrokimia-potensial kimia), tanpa menggunakan energi atau
kekuatan sampai di suatu keadaan kesetimbangan di kedua sisi
membrane.
Obat harus larut dalam air dari pada tempat absorpsi melewati
membrane semi permeable, obat tidak terionisir dan bukan metabolit
(=obat tidak berubah ) ion tidak larut dalam lipid sehingga tidak
dapat menembus membran. Gaya pendorong (driving force) untuk
perpindahan solute kompartemen luar ke kompartemen dalam ialah
gradient konsentrasi yaitu perbedaan konsentrasi di kedua sisi
membran. Difusi pasif ditekankan pada: Proses difusi zat melalui
membrane lipid, lalu masuk lagi ke fase cairan air.
3. Organ Tempat Aksi
Obat kemungkinan diabsorbsi melalui difusi pasifpada semua
bagian saluran cerna meliputi absorbsi sublingual, bukal, GI, dan
rektal. Untuk sebagain besar obat site optimum untuk absorbsi obat
setelah pemakaian oraladalah bagian atas usus halus atau daerah
duodenum. Anatomi duodenum yang khas memberi luas permukaan
besar untuk obat berdifusi secara pasif. Luas permukaan yang besar
dari duodenum disebabkan adanya lipatan-lipatan pada membran
mukosa yang merupakan tonjolan-tonjolan kecil yang dikenal sebagai
villi. Villi-villi ini juga mengandung tonjolan-tonjolan yang lebih kecil
yang dikenal sebagai mikrovilli, membentuk suatu brush border.
Selanjutnya bagian duodenum mengalami perfusi tinggi dengan
jaringan kapiler yang membantu mempertahankan suatu perbedaan
konsentrasi dari lumen usus dan sirkulasi plasma.
4. Contoh Zat Aktif
a. Amlodipine
1. Mekanisme Kerja
Amlodipin merupakan antagonis kalsium golongan
dihidropidin (antagonis ion kalsium) yang menghambat influks
(masuknya) ion kalsium melalui membrane ke dalam otot
polos askular dan otot jantung sehingga mempengaruhi
kontraksi otot polos askular dan otot jantung. Amlodipin
menghambat influks ion kalsium secara selektif, dimana
sebagian besar mempunyai efek pada sel otot polos askular
dibandingkan sel otot jantung. Efek antihipertensi amlodipine
adalah dengan bekerja langsung sebagai vasodilator arteri
perifer yang dapat menyebabkan penurunan resistensi vascular
serta penurunan tekanana darah. Dosisi satu kali sehari akan
menghasilkan penurunan tekanan darah yang berlangsung
selama jam. Onset kerja amlodipine adalah perlahan lahan,
sehingga tidak menyebabkan terjadinya hipotensi akut. Efek
antiangina amlodipine adalah melalui dilatasi arteriol perifer
sehingga dapat menurunkan resistensi perifer total (aftreload).
Karena amlodipine tidak mempengaruhi frekuensi denyut
jantung, pengurangan beban jantung akan menyebabkan
penurunan kebutuhan oksigen miokardial serta kebutuhan
energi. Amlodipine menyebabkan dilatasi arteri miokardial
serta kebutuhan energi. Amlodipine menyebabkan dilatasi
arteri dan arteriol koroner baik pada keadaan oksigenisasi
normal maupun keadaan iskemia. Pada pasien angina, dosis
amlodipine satu kali sehari dapat meningkatkan waktu latihan,
waktu timbulnya angina, waktu timbulnya depresi segmen dan
menurunkan frekuensi serangan angina serta penggunaan table
nitrigliserin. Amlidipine tidak menimbulkan perubahan kadar
lemak plasma dan dapat digunakan pada pasien asma, diabetes
serta gout.
2. Indikasi
Amlodipone digunakan untuk pengobatan hipertensi,
angina stabil, kronik, angina asosastik (angina prinzmetal atau
variant angina). Amlodipine dapat diberikan sebagai terapi
tunggal ataupun kombinasi dengan obat antuhipertensi dan
antiangina lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Transport aktif adalah proses transmembran yang diperantarai oleh
pembawa (carrier) yang memainkan peran penting dalam sekresi ginjal dan
bilier dari berbagai obat dan metabolit. Transport aktif ditandai dengan
transport obat melawan perbedaan konsentrasi yaitu dari konsentrasi obat
rendah ke daerah konsentrasi tinggi. Oleh karena itu proses ini merupakan
suatu sistem yang memerlukan energi.
2. Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien
konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan.
DAFTAR PUSTAKA

Shargel, Leon., Susanna, Wu, Pong., Andrew, B, C, Yu., 2005, Biofarmasetika


Dan Farmakomkinetik Terapan Edisi Kelima, Penerbit Universitas
Airlangga Press, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai