Anda di halaman 1dari 19

BENTUK BENTUK OBAT

PADAT,SETENGAH PADAT,CAIR,DAN GAS

DI SUSUN OLEH:

1. VIRGINA GRETIN LAUREN PALESA


2. MARIA P.SIMBIAK

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS KEDOKTERAN
PRODI D111 KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya

sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. kami sangat berharap

semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca

demi kesempurnaan makalah ini.

PALU, 28 MARET 2022

KELOMPOK 4
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 4
A.Latar Belakang......................................................................................... 4
B.Tujuan ...................................................................................................... 5
BAB 11 PEMBAHASAN .............................................................................. 6
A.Bentuk sediaan padat ............................................................................... 6
B.Bentuk sediaan semi padat....................................................................... 10
C.Bentuk sediaan cair .................................................................................. 12
D.Bentuk sediaan gas/uap ........................................................................... 17
BAB 111 PENUTUP ....................................................................................... 18
A.Kesimpulan .............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara membuat, mecampur,

memformulasi dan melakukan pembakuan senyawa obat. Obat adalah bahan tunggal

atau campuran yang digunakan semua makhluk untuk bagian luar maupun dalam

guna mencegah maupun mengobati penyakit.

Inkompatibilitas adalah pencampuran antara dua reaksi atau lebih antara

obat-obatan dan menimbulkan ketidakcocokan atau ketidaksesuaian. Sediaan cair

atau suspensi adalah sediaan yang mengandung partikel tidak larut dalam bentuk

halus yag terdispersi ke dalam fase cair. Inkompatibilitas sediaan cair adalah inkomp

yang terjadi pada sediaan cair seperti larutan. Inkompatibilitas pada sediaan cair,

Inkompatibilitas atau biasa dikenal dengan OTT (obat tak tercampurakan) pada

sediaan cair biasanya terjadi inkomp secara fisika ataupun kimia tergantung pada

larutan tersebut. Perubahan yang terlihat seperti larutan yang terjadi perubahan warna

yang tidak diinginkan, Perubahan warna tak tercampurkannya dengan sediaan

galenika, bahan-bahan tidak dapat bercampur, terbentuk endapan yang tidak larut,

reaksi yang berasal dari pengaruh zat-zat yang bereaksi asam atau basa, reaksi yg

terjadi karena oksidasi atau reduksi, dan tidak stabil dalam larutan. Interaksi dapat

terjadi antara pelarut dengan pelarut, pelarut dengan zat terlarut, dan zat terlarut

dengan zat terlaut.


B.Tujuan

1. Mengetahui bentuk sedian padat.


2. Mengetahui bentuk sedian semi padat.
3. Mengetahui bentuk sedian cair.
4. Mengetahui bentuk sediaan gas/uap
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bentuk Sedian Padat

1. PULVIS dan PULVERES (Serbuk)

Bahan atau campuran obat yang homogen dengan atau tanpa bahan tambahan

berbentuk serbuk dan relatif satbil serta kering. Serbuk dapat digunakan untuk

obat luar dan obat dalam. Serbuk untuk obat dalam disebut pulveres (serbuk yang

terbagi berupa bungkus-bungkus kecil dalam kertas dengan berat umumnya

300mg sampai 500mg dengan vehiculum umumya Saccharum lactis.) dan untuk

obat luar disebut Pulvis adspersorius (Serbuk tabur). Sifat Pulvis untuk obat dalam:

• Cocok untuk obat yang tidak stabil dalam bentuk cairan

• Absorbsi obat lebih cepat dibanding dalam bentuk tablet

• Tidak cocok untuk obat yang mempunyai rasa tidak menyenangkan, dirusak

dilambung, iritatif, dan mempunyai dosis terapi yang rendah.

Sifat Pulvis adspersorius :

• Selain bahan obat, mengandung juga bahan profilaksi atau pelican

• Untuk luka terbuka sediaan harus steril

• Sebagai pelumas harus bebas dari organisme pathogen

• Bila menggunakan talk hams steril, karena bahan-bahan tersebut sering

terkontaminasi spora dan kuman tetanus serta kuman penyebab gangren.


Cara mengenal kerusakan :

Secara mikroskopik kerusakan dapat dilihat dari timbulnya bau yang tidak enak,

perubahan warna, benyek atau mnggumpal.

Cara peyimpanan :

Disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, dan terlindung dari sinar

matahari.

Contoh : Salicyl bedak (Pulv. Adspersorius); Oralit (Pulvis untuk obat dalam ) dalam

kemasan sachet\

2. TABLET
Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa cetak,

berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu

atau beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan. (Berat tablet normal

antara 300 — 600 mg). Sifat :

1) Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan.

2) Tidak tepat untuk : - obat yang dapat dirusak oleh asam lambung dan enzim

pencernaan - obat yang bersifat iritatif.

3) Formulasi dan pabrikasi sediaan obat dapat mempengaruhi bioavailabilitas

bahan aktif.

4) Dengan teknik khusus dalam bentuk sediaan multiplayer obat-obat yang dapat

berinteraksi secara fisik/khemis, interaksinya dapat dihindari


5) Tablet yang berbentuk silindris dalam perdagangan disebut Kaplet

Cara mengenal kerusakan :

Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna, berbau,

tidak kompak lagi sehingga tablet pecah/retak, timbul kristal atau benyek.

Penyimpanan :

Disimpan dalam wadah tertutup, balk ditempat yang sejuk dan terlindung dari sinar

matahari.

Contoh :

- Sediaan paten : Tab. Bactrim, Tab. Pehadoxin

- Sediaan generik : Tablet parasetamol, Tablet amoksisilin

3.KAPSUL
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah padat

dengan atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus cangkang yang umumnya

terbuat dari gelatin. Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari isinya.

1) Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): berisi bahan obat berupa minyak/larutan obat

dalam minyak.

2) Kapsul keras ( Hard Capsule ): berisi bahan obat yang kering

Cara mengenal kerusakan :


Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna,

berbau, tidak kompak lagi sehingga tablet pecah/retak, timbul kristal atau benyek.

Penyimpanan :

Disimpan dalam wadah tertutup, baik ditempat yang sejuk dan terlindung dari

sinar matahari.

a) Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): Berisi bahan obat berupa minyak/ larutan obat

dalam minyak.

Sifat :

• Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi

• Dapat menutupi bau dan rasa yang tidak menyenangkan

• Absorbsi obat lebih baik daripada kapsul keras karena bentuk ini setelah

cangkangnya larut obat langsung dapat diabsorbsi

• Sediaan ini tidak dapat diberikan dalam bentuk sediaan pulveres

Contoh : Natur E

b) Kapsul keras ( Hard Capsule ) : berisi bahan obat yang kering.

Sifat

• Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi

• Dapat menutupi bau dan rasa yang tidak menyenangkan


• Tepat untuk obat yang mudah teroksidasi, bersifat higroskopik, dan mempu- punyai

rasa dan bau yang tidak menyenangkan.

• Kapsul lebih mudah ditelan dibandingkan bentuk tablet.

• Setelah cangkang larut dilambung, bahan aktif terbebas serta terlarut maka proses

absorbsi baru terjadi ( di gastrointestinal ).

Contoh : Ponstan 250 mg

B. Bentuk Sedian Semi Padat


1. UNGUENTA (SALEP)
Sediaan 1/2 padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan pada

kulit dan tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu , dengan bahan obat yang terkandung

hares terbagi rata atau terdispersi homogen dalam vehikulum.Umumnya memakai

dasar salep Hidrokarbon ( vaselin album dan vaselin flavum ), dan dasar salep

Absorbsi (adeps lanae, dan lanolin ). Sifat :

• Daya penetrasi paling kuat bila dibandingkan dengan bentuk sediaan padat lainnya.

• Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi

• Obat kontak dengan kulit cukup lama sehingga cocok untuk dermatosis yang kering

dan kronik serta cocok untuk jems kulit yang bersisik dan berambut.

• Tidak boleh digunakan untuk lesi seluruh tubuh. Contoh : Tolmicen 10 ml, Polik

oint 5 g

2. JELLY (GEL )
Sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan lengket yang mencair waktu

kontak dengan kulit, mengering sebagai suatu lapisan tipis, tidak berminyak. Pada

umumnya menggunakan bahan dasar larut dalam air ( PEG, CMG, Tragakanta )

Sifat :
• Obat dapat kontak kulit cukup lama dan mudah kering

• Dapat berfungsi sebagai pendingin dan pembawa obat

• Bahan dasar mempunyai efek pelumas tidak berlemak sehingga cocok untuk

dermatosa kronik

• Biasanya untuk efek lokal, pemakaian yang terlalu banyak dapat memberikan efek

sistemik.

Contoh : Bioplasenton Jelly 15 mg, Voltaren Emulgel 100 g

3. CREAM
Sediaan semi padat yang banyak mengandung air, sehingga memberikan perasaan

sejuk bila dioleskan pada kulit, sebagai vehikulum dapat berupa emulsi 0/W atau

emulsi W/O.

Sifat :
• Absorbsi obat cukup baik dan mudah dibersihkan dari kulit

• Kurang stabil dalam penyimpanan karena banyak mengandung air dan mudah

timbul jamur bila sediaan dibuka segelnya.

• Dapat berfungsi sebagai pelarut dan pendingin

• Sediaan ini cocok untuk dermatosa akut.


Contoh : Chloramfecort 10 g, Hydrokortison 5g, Scabicid 1 Og

4. PASTA
Masa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentu serbuk

dalam jumlah besar ( 40 — 60% ), dengan vaselin atau paraffin cair atau bahan dasar

tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilage, sabun.

Sifat :
• Obat dapat kontak lama dengan kulit

• Sediaan ini cocok untuk dermatosa yang agak basah ( Sub akut atau kronik )

• Dapat berfungsi sebagai pengering, pembersih, dan pembawaUntuk lesi akut dapat

meninggalkan kerak vesikula

Contoh : Pasta Lassari

C. Bentuk Sedian Cair


1. SOLUTIO
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.

Solute : Zat yang terlarut.

Solven : Cairan pelarut umumnya adalah air. Sifat :

• Obat homogen dan absobsi obat cepat

• Untuk obat luar mudah pemakaiannya dan cocok untuk penderita yang sukar

menelan, anak-anak dan manula

• Volume pemberian besar

• Tidak dapat diberikan untuk obat-obat yang tidak stabil dalam bentuk larutan.
• Bagi obat yang rasanya pahit dan baunya tidak enak dapat ditambah pemanis dan

perasa.

Contoh : Enkasari 120 ml solution, Betadin gargle

2. SIRUP
Penggunaan istilah Sirup digunakan untuk :

• Bentuk sediaan Cair yang mengandung Saccharosa atau gula ( 64-66% ).

• Larutan Sukrosa hampir jenuh dengan air.

• Sediaan cair yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi oral.

Sifat :

• Homogen

• Lebih kental dan lebih manis dibandingkan dengan Solutio.

• Cocok untuk anak-anak maupun Dewasa.

Sirup Kering :

Suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau granula yang terdiri dari bahan obat,

pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya, kecuali pelarut. Apabiola akan

digunakan ditambah pelarut (air) dan akan menjadi bentuk sediaan suspensi.

Sifat :

• Pada umumnya bahan obat adalah antimikroba atau bahan kimia lain yang tidak

larut dan tidak stabil dalam bentuk cairan dalam penyimpanan lama.

• Memberikan rasa enak, sehingga cocok untuk bayi dan anak.


• Kecepatan absorbsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel

• Apabila sudah ditambahkan aquadest, hanya bertahan + 7 hari pada suhu kamar,

sedang pada almari pendingin + 14 hari.

Contoh Sirup kering :

Cefspan sirup (untuk dibuat Suspensi ) Amcillin DS sirup (untuk dibuat Suspensi )

Contoh sirup : Biogesic sirup, Dumin sirup

3. SUSPENSI
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus yang tidak larut

tetapi terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya mengandung stabilisator untuk

menjamin stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu sebelum dipakai.

Sifat :
• Cocok untuk penderita yang sukar menelan, anak-anak dan manula

• Bisa ditambah pemanis dan perasa sehingga rasanya lebih enak dari Solutio

• Volume pemberiannya besar

• Kecepatan absorbsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel yang

terdispersi

Contoh : Sanmag suspensi, Bactricid suspensi

4. ELIXIR
Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven, untuk mengurangi jumlah

etanol bisa ditambah kosolven lain seperti gliserin dan propilenglikol, tetapi
etanol harus ada untuk dapat dinyatakan sebagai elixir. Kadar alcohol antara 3-

75%, biasanya sekitar 315%, keggunaan alcohol selain sebagai pelarut, juga sebagai

pengawet atau korigen saporis.

Sifat :
• Cocok untuk penderita yang sukar menelan. Karena mengandung Alkohol, hati-

hati untuk penderita yang tidak tahan terhadap

• Alkohol atau menderita penyekit tertentu

• Elixir kurang manis dan kurang kental dibandingkan bentuk sediaan sirup.

Contoh : Batugin 300 ml, Mucopect 60 ml ( Paediatri )

5. TINGTURA
Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan atau

senyawa kimia. Secara tradisional tingtura tumbuhan berkhasiat obat mengandung

10% bahan tumbuhan, sebagian besar tingtura tumbuhan lain mengandung 20%bahan

tumbuhan. Sifat :

• Homogen dan bahan obat lebih stabil

• Kadar alcohol yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme

• Karena Berisi beberapa komponen, dengan adanya cahaya matahari dapat terjadi

perubahan fotosintesis

Contoh : Halog 8 ml

6. GARGARISMA
Obat yang dikumur sampai tenggorokan, dan tidak boleh ditelan.

Contoh : Betadine 190 ml


7. GUTTAE
Sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan.

TETES ORAL :

Sifat: :

• Volume pemberian kecil sehingga cocok untuk bayi dan anak-anak

• Pada umumnya ditambahkan pemanis, perasa, dan bahan lain yang sesuai dengan

bentuk sediaannya

• Bahan obatnya berkhasiat sebagai antimikroba, analgetika antipiretika, vitamin,

antitusif, dekongestan.

• Contoh : Multivitaplek 15 ml, Triamic 10 ml, Termagon

TETES MATA :

Sifat :
• Harus steril dan jernih

• Isotonis dan isohidris sehingga mempunyai aktivitas optimal

• Untuk pemakaian berganda perlu tambah pengawet

Contoh : Colme 8 ml, Catarlent 5 ml, Albucid

TETES TELINGA :

Sifat :

• Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau sejenisnya yang mempunyai

kekentalan yang cocok ( misal gliserol, minyak nabati, propilen glikol ) sehingga

dapat menempel pada hang telinga.


• pH sebaiknya asam ( 5-6 )

Contoh : Otolin 10 ml, Otopain 8 ml

8. LOTION
Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian luar pada kulit

Sifat :

• Sebagai pelindung atau pengobatan tergantung komponennya.

• Sesudah dioleskan dikulit, segera kering dan meninggalkan lapisan tipis

komponen obat pada permukaan kulit

• Bahan pelarut (solven) berupa air, alcohol, glyserin atau bahan pelarut lain yang

cocok. Contoh : Tolmicen 10 ml.

D. BENTUK SEDIAAN GAS/UAP

Obat dengan bentuk sediaan gas/uap biasanya di gunakan untuk pengobatan penyakit

pernapasan dan cara pemakaiannya dengan inhalasi.Bentuk sediaan gas/uap di buat

agar partikel obat menjadi kecil sehingga lebih mudah dan cepat diabsorbsi melalui

alveoli dalam paru paru dan membran makus dalam saluran pernapasan.Obat dengan

sediaan bentuk gas biasanya di bungkus dengan alat khusus seperti vaporizer dan

nebulizer.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat dismpulkan bahwa:

1. Macam-macam bentuk sediaan padat yakni pulvis dan pulveres (serbuk);


tablet; dan kapsul.
2. Macam-macam bentuk sediaan semi padat yakni unguenta (salep); jelly (gel );
cream; dan pasta.
3. Macam-macam bentuk sediaan cair yakni solution; sirup; suspensi; elixir;
tingtura; gargarisma; guttae; dan lotion.
4. Macam-macam bentuk sedian gas/uap umumnya memerlukan alat bantu
seperti contohnya nebulizer.
DAFTAR PUSTAKA

Murini, Tri. 2013. Bentuk Sediaan Obat (BSO) Dalam Preskripsi. UGM-Press.
Yogyakrta

Anda mungkin juga menyukai