Anda di halaman 1dari 20

”MACAM-MACAM SEDIAAN OBAT”

DISUSUN OLEH :
1. LATANIYA AULIA RIZKY (1914301051)
2. DHIMAS OKTAVIAN (1914301054)
3. GUSTIA MEGA NANDA (1914301060)
4. SELPI TIARA ARISKA (1914301057)
5. MALA SARI (1914301063)
6. ALFIATURROHMI (1914301066)
7. MARISA YUSRO ASRI (1914301069)
8. NESSIE NINA AZALIA (1914301073)
9. MUHAMMAD ALFAN ALKAUSAR (1914301076)
10. EVITHA ADHE RAHMA EFENDI (1914301079)
11. SINTA RIZQIANI (1914301082)
12. FENI MELIANI (1914301085)
13. SILA RESTU RIA (1914301088)
14. VERONICA (1914301091)
15. AMRI WIJAYA RAHMAN (1914301094)
16. MARDHATILLAH (1914301097)
17. FEBRY ANI CESARIA (1914301100)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

SERJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan tugas pada mata kuliah
FARMAKOLOGI. Tugas makalah ini berjudul “ Macam-macam sediaan obat”

kami berharap, tugas ini dapat menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas
dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun supaya makalah selanjutnya dapat
lebih baik lagi.

Bandar Lampung, 10 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3

2.1 Bentuk sediaan padat.....................................................................................3


2.2 Bentuk sediaan cair........................................................................................8
2.3 Bentuk sediaan setengah padat....................................................................14
2.4 Bentuk sediaan khusus................................................................................18

BAB III PENUTUP...................................................................................................19

3.1 Kesimpulan..................................................................................................19
3.2 Saran............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara membuat, mecampur,
memformulasi dan melakukan pembakuan senyawa obat. Obat adalah bahan tunggal
atau campuran yang digunakan semua makhluk untuk bagian luar maupun dalam
guna mencegah maupun mengobati penyakit.
Inkompatibilitas adalah pencampuran antara dua reaksi atau lebih antara obat-
obatan dan menimbulkan ketidakcocokan atau ketidaksesuaian. Sediaan cair atau
suspensi adalah sediaan yang mengandung partikel tidak larut dalam bentuk halus yag
terdispersi ke dalam fase cair. Inkompatibilitas sediaan cair adalah inkomp yang
terjadi pada sediaan cair seperti larutan. Inkompatibilitas pada sediaan cair,
Inkompatibilitas atau biasa dikenal dengan OTT (obat tak tercampurakan) pada
sediaan cair biasanya terjadi inkomp secara fisika ataupun kimia tergantung pada
larutan tersebut. Perubahan yang terlihat seperti larutan yang terjadi perubahan warna
yang tidak diinginkan, Perubahan warna tak tercampurkannya dengan sediaan
galenika, bahan-bahan tidak dapat bercampur, terbentuk endapan yang tidak larut,
reaksi yang berasal dari pengaruh zat-zat yang bereaksi asam atau basa, reaksi yg
terjadi karena oksidasi atau reduksi, dan tidak stabil dalam larutan. Interaksi dapat
terjadi antara pelarut dengan pelarut, pelarut dengan zat terlarut, dan zat terlarut
dengan zat terlaut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja bentuk sediaan padat?
2. Apa saja bentuk sediaan cair?
3. Apa saja bentuk sediaan setengah padat?
4. Apa saja bentuk sediaan khusus?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memahami dan dapat menjelaskan apa saja bentuk sediaan padat.
2. Memahami dan dapat menjelaskan apa saja bentuk sediaan cair.
3. Memahami dan dapat menjelaskan apa saja bentuk sediaan setengah padat.
4. Memahami dan dapat menjelaskan apa saja bentuk sediaan khusus.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bentuk Sediaan Padat


1. Pulvis dan Pulveres (Serbuk)
Bahan atau campuran obat yang homogen dengan atau tanpa bahan tambahan
berbentuk serbuk dan relatif satbil serta kering. Serbuk dapat digunakan untuk obat
luar dan obat dalam. Serbuk untuk obat dalam disebut pulveres (serbuk yang terbagi
berupa bungkus-bungkus kecil dalam kertas dengan berat umumnya 300mg sampai
500mg dengan vehiculum umumya Saccharum lactis.) dan untuk obat luar disebut
Pulvis adspersorius (Serbuk tabur). Sifat Pulvis untuk obat dalam:
 Cocok untuk obat yang tidak stabil dalam bentuk cairan
 Absorbsi obat lebih cepat dibanding dalam bentuk tablet
 Tidak cocok untuk obat yang mempunyai rasa tidak menyenangkan, dirusak
dilambung, iritatif, dan mempunyai dosis terapi yang rendah.

Sifat Pulvis adspersorius :

 Selain bahan obat, mengandung juga bahan profilaksi atau pelican


 Untuk luka terbuka sediaan harus steril
 Sebagai pelumas harus bebas dari organisme pathogen
 Bila menggunakan talk hams steril, karena bahan-bahan tersebut sering
terkontaminasi spora dan kuman tetanus serta kuman penyebab gangren.

Cara mengenal kerusakan :

Secara mikroskopik kerusakan dapat dilihat dari timbulnya bau yang tidak enak,
perubahan warna, benyek atau mnggumpal.

Cara peyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, dan terlindung dari sinar
matahari.

Contoh : Salicyl bedak (Pulv. Adspersorius); Oralit (Pulvis untuk obat dalam ) dalam
kemasan sachet\

2. Tablet
Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa cetak,
berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu
atau beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan. ( Berat tablet normal antara
300 — 600 mg ). Sifat :
1) Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan.
2) Tidak tepat untuk : - obat yang dapat dirusak oleh asam lambung dan enzim
pencernaan - obat yang bersifat iritatif.
3) Formulasi dan pabrikasi sediaan obat dapat mempengaruhi bioavailabilitas
bahan aktif.
4) Dengan teknik khusus dalam bentuk sediaan multiplayer obat-obat yang dapat
berinteraksi secara fisik/khemis, interaksinya dapat dihindari
5) Tablet yang berbentuk silindris dalam perdagangan disebut Kaplet

Cara mengenal kerusakan :

Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna, berbau,
tidak kompak lagi sehingga tablet pecah/retak, timbul kristal atau benyek.

Penyimpanan :

Disimpan dalam wadah tertutup, balk ditempat yang sejuk dan terlindung dari sinar
matahari.

Contoh :

- Sediaan paten : Tab. Bactrim, Tab. Pehadoxin


- Sediaan generik : Tablet parasetamol, Tablet amoksisilin

3. Kapsul
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah padat
dengan atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus cangkang yang umumnya
terbuat dari gelatin. Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari isinya.
1) Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): berisi bahan obat berupa minyak/larutan obat
dalam minyak.
2) Kapsul keras ( Hard Capsule ): berisi bahan obat yang kering

Cara mengenal kerusakan :

Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna,


berbau, tidak kompak lagi sehingga tablet pecah/retak, timbul kristal atau benyek.

Penyimpanan :

Disimpan dalam wadah tertutup, baik ditempat yang sejuk dan terlindung dari
sinar matahari.

a) Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): Berisi bahan obat berupa minyak/ larutan obat
dalam minyak.
Sifat :
 Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi
 Dapat menutupi bau dan rasa yang tidak menyenangkan
 Absorbsi obat lebih baik daripada kapsul keras karena bentuk ini setelah
cangkangnya larut obat langsung dapat diabsorbsi
 Sediaan ini tidak dapat diberikan dalam bentuk sediaan pulveres

Contoh : Natur E

b) Kapsul keras ( Hard Capsule ) : berisi bahan obat yang kering.


Sifat
 Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi
 Dapat menutupi bau dan rasa yang tidak menyenangkan
 Tepat untuk obat yang mudah teroksidasi, bersifat higroskopik, dan mempu-
punyai rasa dan bau yang tidak menyenangkan.
 Kapsul lebih mudah ditelan dibandingkan bentuk tablet.
 Setelah cangkang larut dilambung, bahan aktif terbebas serta terlarut maka
proses absorbsi baru terjadi ( di gastrointestinal ).

Contoh : Ponstan 250 mg

2.2 Bentuk Sediaan Cair


1. Solutio
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
Solute : Zat yang terlarut.
Solven : Cairan pelarut umumnya adalah air. Sifat :
 Obat homogen dan absobsi obat cepat
 Untuk obat luar mudah pemakaiannya dan cocok untuk penderita yang sukar
menelan, anak-anak dan manula
 Volume pemberian besar
 Tidak dapat diberikan untuk obat-obat yang tidak stabil dalam bentuk larutan.
 Bagi obat yang rasanya pahit dan baunya tidak enak dapat ditambah pemanis dan
perasa.
Contoh : Enkasari 120 ml solution, Betadin gargle

2. Suspensi
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus yang tidak larut tetapi
terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya mengandung stabilisator untuk menjamin
stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu sebelum dipakai.
Sifat :
 Cocok untuk penderita yang sukar menelan, anak-anak dan manula
 Bisa ditambah pemanis dan perasa sehingga rasanya lebih enak dari Solutio
 Volume pemberiannya besar
 Kecepatan absorbsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel yang
terdispersi
Contoh : Sanmag suspensi, Bactricid suspense

3. Emulsi
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi
dalam cairan pembawa dan distabilkan dengan emulgator yang sesuai. Emulsi
merupakan campuran zat berminyak dan berair. Emulsi ini terdiri dari 2 macam yaitu
emulsi minyak dalam air (O/W) dan emulsi air dalam minyak (W/O). Contoh obatnya
adalah Scott’s Emulsion. Biasanya dalam kemasan sediaan emulsi dituliskan
penjelasan “Kocok Dahulu” sebelum digunakan supaya zat yang terpisah dapat
bercampur merata kembali. Untuk mengenali adanya kerusakan pada sediaan ini
adalah dengan melihat tanda-tanda pada sediaan seperti terjadinya Creaming
(terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, dimana
yang satu mengandung fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain), 
Cracking (pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak
akan menyatu) dan terjadinya perubahan warna dan bau..

4. Linimentum
Linimentum atau liniment adalah sediaan cair atau kental, mengandung analgetikum
dan zat yang mengandung sifat rubefasien, melemaskan otot atau menghangatkan;
digunakan sebagai obat luar. Linimentum analgetik dan linimentum yang melemaskan
otot digunakan dengan cara mengoleskan pada kulit dengan mengoleskan pada kulit
menggunakan kain flanel atau bahan lain yang cocok; linimentum yang
menghangatkan digunakan pada kulit dengan cara mengoleskan sambil memijat dan
mengurut.

Sifat-sifat linimentum yaitu sebagai berikut :


1.    Dipakai pada kulit yang utuh (tidak boleh adanya luka berakibat terjadinya iritasi)
dan dengan cara digosokkan pada permukaan kulit

2.    Apabila pelarutnya minyak, iritasinya berkurang apabila dibandingkan dengan


pelarut alcohol

3.    Linimentum dengan pelarut alkohol atau hidroalkohol baik digunakan untuk
tujuan counterrritan sedang pelarut minyak cocok untuk tujuan memijat atau
mengurut. Contoh : Linimentum salonpas (untuk counteriritant)

Adapun keuntungan linimenta adalah:

1.    Zat yang ditambahkan padanya diresorbsi lebih cepat

2.    Mudah dicuci dan sangat baik untuk pemakaian pada kulit yang lembut.

3.    Penetrasi lebih baik dari sediaan salep

Jenis Linimentum

Linimentum yaitu sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit.
Bentuk sediaan linimentum dapat berupa larutan zat berkhasiat dalam minyak/lemak
atau berupa emulsi, yaitu hasil proses penyabunan yang banyak mengandung air
sehingga bila dioleskan pada kulit memberikan perasaan sejuk dan dapat pula berpa
suspensi atau solutio dalam minyak atau alkohol tergantung dari zat aktifnya.Emulsi
dan suspensi tergolong dalam sistem dispersi, yang artinya bahwa bahan tidak larut
dalam medium, namun hanya tersebar merata dalam medium. Emulsi merupakan
sediaan liquid yang mengandung satu atau lebih zat aktif, yang berada dalam 2 atau 3
jenis cairan yang tidak saling menyatu, namun terdispersi homogen, yang distabilkan
oleh suatu emulgator. Zat aktif dalam sediaan ini dapat berupa minyak, atau solid
yang terlarut dalam salah satu fase dalam sistem dispersi ini. Sediaan emulsi ini
didesain dalam dunia kefarmasian untuk memfasilitasi penghantaran zat aktif yang
berupa minyak, atau zat aktif  yang larut minyak. Jika hanya diberikan dalam bentuk
minyak saja, maka tingkat penerimaan pasien akan cenderung rendah.Suspensi
topikal yaitu sediaan cair mengandung partikel-partikel padat yang terdispersi dalam
pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan kulit biasanya berupa liniment.
Emulsi untuk penggunaan eksternal biasanya langsung disebut sebagai cream
(sediaan semisolid), lotion atau liniment (sediaan liquid), hingga akhirnya sediaan
emulsi ataupun lotio banyak digunakan oleh kalangan masyarakat dalam
penyembuhan suatu penyakit. Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat
cair atau larutan obat yang terdispersi dalam cairan pembawa dan distabilkan oleh zat
pengemulsinya atau surfaktan yang cocok (Farmakope Indonesia Ed.III). Emulsi
merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat bercampur, biasanya
terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir
kecil dalam cairan yang lain. Dispersi ini tidak stabil, butir – butir ini bergabung
(koalesen) dan membentuk dua lapisan yaitu air dan minyak yang terpisah yang
dibantu oleh zat pengemulsi (emulgator) yang merupakan komponen yang paling
penting untuk memperoleh emulsa yang stabil. Emulsi untuk pemakaian dalam
meliputi peroral atau injeksi intravena sedangkan untuk pemakaian luar digunakan
pada kulit atau membran mukosa yaitu liniment, lotion, krim dan salep. Emulsi yang
dipakai pada kulit sebagai obat luar bisa dibuat sebagai emulsi M/A atau A/M (fase
intern adalah air dan fase ekstern adalah minyak), tergantung pada berbagai faktor
seperti sifat zat terapeutik yang akan dimasukkan ke dalam emulsi, keinginan untuk
mendapatkan efek emolient atau pelembut jaringan dari preparat tersebut dan dengan
keadaan permukaan kulit. Zat obat yang mengiritasi kulit umumnya kurang
mengiritasi jika ada dalam fase luar yang mengalami kontak langsung dengan kulit.

Macam– macam Linimenta, yaitu :    

1.    Campuran lemak padat dengan lemak lunak


2.    Campuran minyak dan cairan alkali (dibuat dengan cara penyabunan)
3.    Linimentum dengan Balsamun Peruvianum Ol. Terebinthinae
4.    Linimentum dengan minyak (harus memakai gom)
5.    Emulsi yang digunakan sebagai liniment, yaitu Emulsum Benzylis Benzoatus
6.    Linimentum Chloroform (dengan cara pencampuran biasa)

Ada dua jenis liniments yaitu sebagai berikut:


1.     Liniments beralkohol liniments oleaginous lebih ringan dalam tindakan mereka,
digunakan umumnya untuk mereka tetapi rubefacient, counterirrita lebih berguna ketika
nantit agak kurang mengiritasi. Astringent dan pijat diperlukan efek menembus
menembus kulit lebih kulit, tergantung pada mereka mudah daripada bahan-bahan
dengan minyak dasar. dapat berfungsi lapisan semata-mata sebagai pelindung.
2.     Liniments beralkohol liniments oleaginous, Solvent mungkin rubefacient tetap, digunakan
umumnya untuk minyak counterirrita (minyak almond, kacang nt agak astringent, dan
minyak, minyak wijen efek penetrasi, minyak biji kapas) atau  menembus. kulit lebih
tidak stabil substansi (mudah daripada melakukan hal wintergreen dengan basis minyak,
minyak, terpentin) atau kombinasi minyak tetap dan volatile.

Linimentum tidak harus diterapkan pada kulit yang memar/rusak karena iritasi yang
berlebihan mungkin terjadi. Liniments : Dermatologis Aplikasi ini harus ditandai untuk
pemakaian luar "  meresepkan produk jenis ini tetapi hanya mereka yang berisi
rubefacients diiklankan secara luas dan digunakan oleh konsumen untuk mengobati nyeri
otot ringan dan nyeri.

Adapun sediaan Liniment di pasaran antara lain :

1.    Linimentum Sport


Penyimpanan dalam botol berwarna, bermulut kecil dan ditempat sejuk. Pada etiket juga tertera
“Obat luar”. Linimenta tidak dapat digunakan untuk kulit yang luka atau lecet.
2.    Sloan’s Liniment

Sloan’s Liniment adalah bahan aktif dalam cabai yang membuat mereka panas digunakan dalam
krim dan lotion obat untuk meringankan nyeri otot atau sendi. Pada tubuh menyebabkan sensasi
panas yang mengaktifkan sel-sel saraf tertentu. Dengan penggunaan rutin capsaicin, efek
pemanasan ini mengurangi jumlah substansi P, zat kimia yang bertindak sebagai utusan nyeri
dalam tubuh.

3.    Tawon Oil    

Komposisinya yaitu minyak kelapa (coconut oil), minyak kayu putih (cajuput oil), minyak
sereh, daun lada, rimpang jahe (ginger), rimpang kunyit, dan bawang merah
(onion).kegunaanya yaitu menjajaga kelembaban, mengatasi luka, melancarkan sirkulasi
darah dan membantu penyembuhan.

4.    Bacteria Restraining Liniment

Nama Produk: Bakteri Restraing Liniment, Model: XH017 P berasal dari China. Obat gosok
ini harum, terdiri mentol, minyak kayu putih, kapur barus, metluyl salicglate, dan sebagainya.
Hal ini dapat diterapkan pada kulit dan mengendalika Escherichiacoli, staphylococcus aureus,
Candida albicans, dan bacteria. Sementara sejenis lainnya, itu juga efektif untuk
menghilangkan ruam panas, kulit gatal dan sengatan dari nyamuk. Kemasan: Inner packing:
120ml / kemasan plastik dan botol: 100 botol plastik/ctn.

5.    Konicare Caju putih Oil 


·      My Baby Skin Lotion Pelindung

Bisa digunakan kapan saja bila diperlukan berisi Citronella Oil dan Chamomile yang dapat
mencegah bayi dari gigitan serangga /mosquio dan memiliki Netto : 50gr.

·      Konicare Bayi Telon Oil

Terdiri dari Cocos dan Cajuputi Oil, efektif untuk mengurangi kolik dan memberikan
kehangatan kepada bayi.

6.    Muay Thai Liniment (Liquid)


7.    Cap Lang Caju Puti Oil   

Menggunakan minyak kayu putih dari sumber terbaik di pulau Maluku; Ambon. Minyak kayu
putih dari pulau ini memiliki aroma yang sangat berbeda dan memiliki kandungan cineol yang
lebih tinggi. Indikasi iembantu sakit perut, perut kembung, rasa mual, dan gatal-gatal akibat
gigitan serangga/nyamuk.

8.    Equine Liniment Leg & Muscle

Equine Liniment adalah kombinasi unik dan menenangkan minyak esensial dalam basis krim
non-berminyak dan diformulasikan untuk hewan dengan bahan-bahan alami untuk membantu
dalam menghilangkan nyeri kaki, otot dan ketegangan sendi. Ini berisi Peppermint dan
Eucalyptus minyak yang merangsang aliran darah ke daerah yang terkena sebagai sensasi
pendinginan cepat memungkinkan untuk penurunan sensasi rasa sakit hingga enam jam.
Cirinya yaitu tidak berminyak, tidak ada pembakaran atau Blistering dan tidak akan
mengganggu luka terbuka.

9.    Minyak Urut GPU 

Brand:: Eagle Indo Pharma

Product Code:: B

Komposisi: Methyl salicylate 353 mg, eucalyptus oil 182 mg,


nutmeg oil 72 mg, methyl salicylate 200 mg, citronella
oil 40 mg

Kegunaan: Untuk membantu meredakan nyeri otot, pegal linu,


nyeri sendi, terkilir, sakit punggung, keseleo, memar
karena benturan, memperlancar peredaran darah

Kemasan: Botol 60 m

10.Methyl Salicylate Liniment

11.Tiger Liniment

Bahan aktif: Menthol (16%), Minyak Wintergreen (28%) dan bahan aktif: Eucalyptus Oil, Spike
Lavender Oil, Light Mineral Oil. Peringatan: Hanya Untuk Penggunaan Eksternal bila
menggunakan produk ini.

5. Losio
Losio adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi, digunakan sebagai obat luar.
Dapat berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk partikel halus dengan bahan
pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe minyak dalam air dengan surfaktan yang
cocok. Pada penyimpanan mungkin terjadi pemisahan. Dapat ditambahkan zat
pewarna, zat pengawet dan zat pewangi yang cocok ( Ditjen POM, 1979 ). Sediaan
lotion merupakan sistem dispersi semisolid yang termasuk emulsi, yaitu sistem
dispersi antara air dan minyak. Proses pembuatan lotion disebut emulsifikasi dimana
fase air dan emulgator dihomogenkan kemudian ditamah fase minyak/lemak, bahan-
bahan tersebut adalah bahan basis lotion, sedangkan bahan tambahannya dapat berupa
zat aktif (vitamin, ekstrak, whitening, dsb) dan/atau parfum, pewarna, pengawet.

Ciri-ciri Lotion :

1. Lebih mudah digunakan (penyebaran losio lebih merata daripada


2. Lebih ekonoms (Lotio menyebar dalam lapisan tipis)

  Ada 2 jenis Lotio :

1. Larutan detergen dalam air


2. Emulsi tipe M/A

Kestabilan fisika lotio dievaluasi antara lain dilakukan terhadap tiga parameter yaitu
ada tidaknya perubahan :

1. Volume kriming
2. Kekentalan
3. Ukuran tetes terdispersi

2.3 Bentuk Sediaan Setengah Padat


1. Unguentum
Bentuk sedian obat ini ditunjukan untuk pemakaian topical pada kulit atau selaput lendir.
Salep dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep
yang cocok.

2. Him
Sediaan berupa masa lembek yang digunakan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat
dengan mencampur serbuk dalam jumlah lebih dari 50% bagian dengan vaselin atau
paraffin cair atau dengan bahan dasar yang tidak berlemak (gliserol,musilago,atau sabun)

3. Jeli
Sediaan setengah padat yang sedikit cair, kental dan lengket yang mencair waktu kontak
dengan kulit, mengering sebagai suatu lapisan tipis, tidak berminyak. Pada umumnya
menggunakan bahan dasar larut dalam air ( PEG, CMG, Tragakanta )
Sifat :
 Obat dapat kontak kulit cukup lama dan mudah kering
 Dapat berfungsi sebagai pendingin dan pembawa obat
 Bahan dasar mempunyai efek pelumas tidak berlemak sehingga cocok untuk
dermatosa kronik
 Biasanya untuk efek lokal, pemakaian yang terlalu banyak dapat memberikan
efek sistemik.

Contoh : Bioplasenton Jelly 15 mg, Voltaren Emulgel 100 g

2.4 Bentuk Sediaan Khusus


1. Injeksi
Injeksi yaitu Sediaan steril yang pemberiannya secara parenteral. Dapat berbentuk
larutan,suspense, atau serbuk yang dilarutkan atau disuspensikan sebelum digunakan.
Obat dapat bekerja cepat, cocok untuk pasien yang tidak sadar atau tidak kooperatif
dalam keadaan darurat atau gawat. Dan obat yang dirusak oleh asam lambung.

2. Supositoria
Suppositoria adalah obat dalam bentuk mirip peluru dan akan mencair pada suhu
badan. Suppositoria adalah cara memberi obat melalui rektum untuk lesi setempat
atau agar diserap sistemik. Cocok untuk tujuan sistemik. Yaitu pasien tak
sadar,muntah,post operatif. Obat yang dirusak atau iritasi di lambung.

3. Ovula
Ovula atau vaginal suppositoria merupakan sediaan obat yang digunakan melalui
vagina,umumnya berbentuk telur dan dapat juga memiliki bentuk yang lonjong
seperti kerucut,dapat melarut,melunak,dan meleleh pada suhu tubuh dengan berat
umum sekitar 5 gram.

4. Spray
Spray atau aerosol adalah bentuk sediaan obat yang mengandung satu atau lebih zat
aktif dalam wadah kemas tekan,berisi propelan yang bila ditekan memancarkan
butiran-butiran cairan atau bahan padat dalam media gas.

Penggunaan spray ini digunakan untuk topical pada kulit,local hidung,local mulut.dan
local paru-paru.
Keuntungan:
a. Pilihan alternative bila terjadi penghambatan farmakokinetik pada
pemberian oral atau parenteral.
b. Efektif untuk penanganan gangguan system pernafasan

Kerugian :

a. Harganya terlampau mahal


b. Seringnya obatnya menjadi kurang
5. Inhalasi
Inhalasi adalah pengobatan dengan cara memberikan obat dalam bentuk uap kepada
si pasien langsung melalui alat pernafasan nya ( hidung ke paru-paru).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Obat adalah bahan tunggal atau campuran yang digunakan semua makhluk untuk
bagian luar maupun dalam guna mencegah maupun mengobati penyakit. Obat banyak
dalam bentuk sediaan dan berbeda tujuan dan fungsi nya. Diantaranya yaitu :
o Bentuk sediaan padat
o Bentuk sediaan cair
o Bentuk sediaan setengah padat
o Bentuk sediaan khusus

3.2 Saran
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan , maka dari itu saya dari penyusun
makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari pembaca dan
dosen pebimbing agar makalah ini jadi lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/17453391/Makalah_Bentuk_Sediaan_Obat
Murini, Tri. 2013. Bentuk Sediaan Obat (BSO) Dalam Preskripsi. UGM-Press. Yogyakrta

Anda mungkin juga menyukai