Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

BENTUK DAN KEMASAN OBAT


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Farmakologi
Dosen Pengampu : Rossy Rosnawanty,M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 3


2C

Muhammad Rafi Azmi (C2214201022)


Fasya Azkatul Zanah (C2214201025)
Rinrin Tsuroya Badriyyatin (C2214201026)
Ikrima Dinul Qoyyimah (C2214201028)
Vira Nur Sabrina (C2214201038)
Rifki Herdiansyah (C2214201051)
Suci Nurpadilah (C2214201057)
Rahmayanti Nur Hafidah (C2214201060)
Helena Putriani (C2214201070)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan guna memenuhi tugas individu untuk
mata kuliah Keterampilan Dasar Keperawatan, dengan judul “Bentuk dan
Kemasan Obat”
Makalah ini disusun dengan sebaik-baiknya, dan penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak yang
dengan tulus memberikan doa, kritik dan saran sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Rossy Rosnawanty,M.Kep selaku dosen mata kuliah yang telah
membantu penulis selama Menyusun makalah ini;
2. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk
menyelesaikan penyusunan makalah ini;
3. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu persatu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnyah bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan
pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak
agar penulis dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Tasikmalaya, 9 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................................
1.1. Latar Belakang......................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................
1.3. Tujuan Masalah....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................
2.1. Kemasan Obat.......................................................................................................................
2.2. Bentuk dan Kemasan Obat...................................................................................................
2.3. Kelebihan dan kekurangan.................................................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................
3.2. Saran...................................................................................................................................

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengemasan adalah suatu metode yang memberi kenyamanan,
identifikasi, penyajian, dan perlindungan tentang suatu kesediaan obat
sampai dikonsumsi. Pengemasan produk farmasi dilakukan dengan
beberapa teknik yang yang sesuai dengan peran dan fungsi dari kemasan
produk.
Proses pengemasan adalah salah satu tahap penting dalam pembuatan
sediaan farmasi. Tahapan ini juga ikut maju stabilitas dan mutu produk
akhir. Bahkan faktor pengemasan dapat menjadi gambaran ukuran
bonafiditas suatu produk / perusahaan farmasi.
Obat adalah semua bahan unggal atau campuran yang digunakan oleh
semua makhluk unuk bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah,
meringankan, maupun menyembuhkan penyakit.
Menurut undang-undang, yang dimaksud dengan obat adalah suatu
bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah
atau rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk memperelok tubuh atau
bagian tubuh manusia.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa kemasan obat itu?
2. Apa saja contoh bentuk dan kemasan obat?
3. Apa kelebihan dan kekurangan obat?
1.3. Tujuan Masalah
1. Mengetahui kemasan obat
2. Mengetahui macam-macam bentuk dan kemasan obat
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan obat

iv
v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kemasan Obat


1. Pengertian Kemasan Obat
Kemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu
mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan
yang dikemas / dibungkusnya. Pengemasan diartikan sebagai wadah,
tutup, dan selubung luar artinya keseluruhan bahan kemas, dengannya
obat ditransportasikan dan /atau di simpan.Proses pengemasan
merupakan salah satu tahapan penting dalam pembuatan sediaan farmasi.
2. Fungsi dan Peran Kemasan Obat
a. Sebagai wadah, perantara produk selama pendistribusian dan
produsen ke konsumen.
b. Sebagai pelindung, melindungi dari berbagai faktor penyebab
kerusakan.
c. Memudahkan pengiriman dan pendistribusian.
d. Memudahkan penyimpanan.
3. Penggolongan Bahan Kemasan Obat
a. Bahan kemas primer adalah bahan kemas yang kontak langsung
dengan bahan yang dikemas-produk antara lain: strip/ blister, botol,
ampul, vial, plastik dan lain- lain. Bahan kemasan primer adalah
pembungkus setelah sekunder biasanya berupa outer box. Untuk
menjamin stabilitas produk, harus ditetapkan syarat yang sangat
tegas terhadap bahan kemas primer, yang seringkali menyatu dengan
seluruh bahan yang diisikan baik berupa cairan dan semi padatan.
b. Bahan kemas sekunder adalah pembungkus selanjutnya, biasanya
dikenal dengan inner box. Bahan kemas sekunder pada umumnya
tidak berpengaruh terhadap stabilitas. Material yang digunakan

vi
memiliki sifat yang berbeda. Contohnya gelas, porselen, logam,
produk selulosa (kertas, lem, gelas sel).
c. Bahan kemas tersier adalah kemasan yang digunakan untuk
memudahkan proses transportasi dan mencegah kerusakan produk.
Contoh dari kemasan tersier adalah palet (kayu).

2.2 Bentuk dan Kemasan Obat


1. Sediaan Padat
a. Pengertian
Sediaan padat adalah sediaan yang mempunyai bentuk dan
tekstur yang padat dan kompak. Bentuk ini paling banyak beredar di
Indonesia disebabkan karena bentuk “tablet” adalah bentuk obat
yang praktis dan ekonomis dalam produksi, penyimpanan dan
pemakaiannya.
Pembuatan tablet ini selain diperlukan bahan obat juga
diperlukan zat tambahan, yaitu:
1) Zat pengisi untuk memperbesar volume tablet.
2) Misalnya : saccharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii Phoshas,
Calcii Carbonas dan zat lain yang cocok.
3) Zat pengikat ; dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak,
dapat merekat.
4) Biasanya digunakan mucilage Gummi Arabici 10-20 % (panas),
Solution Methylcelloeum 5 %
5) Zat penghancur, dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam
perut.
6) Biasanya digunakan : Amylum Manihot kering, Gelatinum,
Agar- agar, Natrium Alginat
7) Zat pelicin, Dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan.
Biasanya digunakan Talcum 5 %, Magnesii Streras, Acidum
Strearicum

vii
8) Pengertian lainnya yaitu merupakan sediaan padat kompak
dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau
sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu
jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
b. Jeni-jenis obat padat
Sediaan solid adalah sediaan yang mempunyai bentuk dan
tekstur yang padat dan kompak.
1) Serbuk adalah campuran keringbahan
obat atau zat kimia yang dihaluskan.
Sediaan serbuk diharapkan tidak
higroskopis sehingga tidak mudah
mencair ataupun menguap sehingga
penyimpanan serbuk obat harus terlindung
dari lembab, udara, panas dan oksigen
serta memperhatikan homogenitas dalam
pencampuran.
2) Granul yaitu Granulasi dilakukan untuk
meningkatkan sifat aliran yang berarti
uniformitas
Massa dari sediaan, mencegah pemisahan
komponen campuran, meningkatkan
karakteristik dari campuran, mengurangi
bahaya lingkungan untuk pekerja karena
pembentukan debu dari bahan toksik dan
meningkatkan penampilan produk.
3) Tablet adalah sediaan padat mengandung
bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Harus merupakan produk menarik
yang mempunyai identitas sendiri serta
bebas dari serpihan, keretakan,
pemucatan, kontaminasi. Harus

viii
mempunyai permukaan yang halus, baik
dalam penampilan dan harus kompak
sehingga tidak akan mengalami friabilitas,
pengelupasan dalam wadah dan sanggup
menahan guncangan mekanik selama
produksi dan pengepakan. Harus
mempunyai stabilitas kimia dan fisika
untuk mempertahankan sediaan dari
pengaruh lingkungan dan penurunan mutu
zat berkhasiat.
4) Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri
dari obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut. Kapsul harus mudah
ditelan dan tidak memiliki rasa dan bau
yang tidak enak. Sifat penting dari bahan
aktif adalah ukuran partikel dan kelarutan,
formulasi kandungan kapsul lunak, baik
cairan, larutan dan suspensi yang diisikan
ke dalam kapsul harus homogen.
5) Supositoria adalah sediaan padat dalam
berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan
melalui rektal, vagina atau uretra,
umumnya meleleh, melunak atau melarut
pada suhu tubuh. Supositoria tidak toksik
dan tidak merangsang, dapat tercampur
(kompatibel) dengan bahan obat, dapat
melepas obat dengan segera, mudah
dituang ke dalam cetakan dan dapat
dengan mudah dilepas dari cetakan, stabil
terhadap pemanasan di atas suhu lebur,
stabil selama penyimpanan.

ix
2. Sediaan setengah Padat
a. Pengertian
Sediaan setengah padat yang bersifat topical dan
penggunaannya untuk kulit bagian luar. Bentuk setengah padat
memiliki konsistensi dan wujud antara solid dan liquid, dapat
mengandung zat aktif yang larut atau terdispersi dalam pembawa
(basis). Bentuk sediaan setengah padat biasanya digunakan secara
topical, yaitu diaplikasikan pada permukaan kulit atau sleput
mukosa. Namun demikian sediaan topical tidak harus semi padat.
Bentuk sediaan setengah padat jika dibandingkan dengan bentuk
sediaan solid dan liquid, dalam pemakaian topical, memiliki
keunggulan dalam hal adhesivitas sediaan sehingga memberikan
waktu tinggal yang relative lebih lama.Selain itu fungsi perlindungan
terhadap kulit lebih nampak pada penggunaan sediaan semi padat.
Namun, sediaan semi padat tidak umum diaplikasikan dalam area
permukaan kulit yang luas, sebagaimana halnya sediaan solid
maupun liquid. Kemudahan pengeluaran dari kemasan primer juga
menjadi pertimbangan yang harus diantisipasi dalam desain sediaan
semi padat, terutama semi padat steril (contoh: salep mata), terkait
dengan viskositas yang dimiliki oleh sediaan tersebut.
b. Jenis-jenis Obat Setengah Padat
Sediaan semi solid meliputi satu kelompok produk yang
diaplikasikan pada kulit atau pada membran mukosa. Termasuk
sediaan semisolid yaitu salep, krim, gel dan pasta.
1) Salep (ungueta) adalah sediaan semi solid
yang ditujukan untuk pemakaian topikal
pada kulit atau selaput lendir (menurut
Farmakope Indonesia edisi IV). Tujuan
Pembuatan Salep Pengobatan lokal pada
kulit, Melindungi kulit (pada luka agar
tidak terinfeksi), Melembabkan kulit.

x
2) Krim (cream) adalah sediaan semi solid
yang mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam bahan
dasar yang sesuai. Istilah ini secara
tradisional telah digunakan untuk sediaan
setengah padat yang mempunyai
konsistensi relatif cair diformulasikan
sebagai emulsi air dalam minyak atau
minyak dalam air. Krim dapat digunakan
untuk pemberian obat, melalui vaginal.
(Farmakope Indonesia edisi IV). Krim
berupa emulsi kental mengandung tidak
kurang dari 60% air, yang dimaksudkan
untuk pemakaian luar. Tipe krim ada 2
yaitu: krim tipe air/minyak (w/o) dan krim
minyak/air (o/w) umumnya disebut
vanishing cream, mengandung air dalam
persentase yang besar dan asam stearat.
Rata- rata jenis krim o/w lebih mudah
dibersihkan daripada kebanyakan salep.
3) Gel atau jelly merupakan sistem
semipadat terdiri dari suspensi yang
dibuat dari partikel anorganik yang kecil
atau molekul organik yang besar,
terpenetrasi oleh suatu cairan (Farmakope
Indonesia edisi IV). Gel dapat
digolongkan baik dalam sistem 2 fase atau
dalam sistem satu fase. Sistem 2 fase
sering disebut juga magma atau susu.
Massa gel dapat terdiri dari gumpalan
partikel-partikel kecil dan bukan molekul-

xi
molekul besar seperti ditemukan pada gel
aluminium hidroksida, magma bentonit
dan magma magnesium.
4) Pasta adalah sediaan semi padat yang
mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaian topikal.
Konsistensi pasta seperti suspensi yang
padat karena mengandung konsentrasi
bahan padat yang tinggi sekitar 30-70%.
Pasta umumnya dibuat dengan
mencampurkan zat padat langsung ke
dalam sistem yang dikentalkan dengan
menggerus sebagai basis untuk
membentuk massa seperti pasta. Pasta
sebagai sediaan memiliki perubahan
bentuk plastis dengan suatu batas
mengalir. Pasta mengandung lebih banyak
bahan padat dan oleh karena itu lebih
kental dan kurang meresap daripada salep.
Pasta biasanya digunakan karena kerjanya
yang melindungi dan kemampuannya
menyerap kotoran serum dari luka-luka di
kulit.
3. Sediaan Cair
a. Pengertian
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena
bahan-bahannya,cara peracikan, atau penggunaannya, tidak
dimasukan dalam golongan produk lainnya. Cara penggunaannya
yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topical.
Formula obat berbentuk cair tidak hanya mudah ditelan tapi

xii
juga bisa diberi tambahan rasa. Kebanyakan formula obat untuk
anak dibuat dalam bentuk ini. Beberapa jenis suplemen (seperti
vitamin E) juga dibuat dalam bentuk cair agar lebih mudah dipakai
di kulit. Tetes mata atau obat batuk merupakan jenis lain dari obat
bentuk cair.

b. Jenis-jenis Obat Cair


1) Sirup Larutan, Sediaan cair yang
mengandung satu atau lebih bahan obat
sterlarut Terdispersi secara molekuler
dalam pelarut yang sesuai atau campuran
pelarut yang saling bercampur.Contoh :
sirup (± 60% gula)
2) Suspensi, sediaan cair yang mengandung
partikel padat tidak larut yang terdispersi
(tercampur) dalam fase cair.
3) Emulsi, sediaan cair sistem dua fase
(minyak dan air) yang salah satu
cairannya terdispersi (tercampur) dalam
cairan lain, dalam bentuk tetesan kecil.
4) Ear Drops, Bentuk sediaan : larutan,
suspensi, emulsi atau suspensi digunakan
melalui telinga dengan cara diteteskan.
5) Injeksi , Sediaan steril yang disuntikkan
dengan cara merobek jaringan ke dalam
kulit atau melalui kulit atau melalui
selaput lendir. Memberikan efek sistemik
(langsung melalui peredaran darah)
6) Eye Drops, sediaan steril larutan atau
suspensi mengandung satu atau lebih

xiii
bahan obat digunakan pada mata.

4. Ekstrak

Ekstrak merupakan bentuk obat yang berasal dari alam berupa


tanaman obat, binatang maupun minereal. Ekstrak adlah sediaan
kering/cair dibuat untuk mencapai simplisia nabati/ hewani menurut
cara yang cocok diluar pengaruh chaya matahari langsung. Salah satu
obat ekstrak yaitu obat tradisional. Obat tradisional yaitu bahan ramuan
yang berupa bahan tumbuhan,bahan hewan, mineral, sediaan (galenik)
atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun- memurun yang
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (menurut
undang-undang no 23 tahun 1992 tentang kesehatan). Contoh: gold-
G,jamu).
Obat ini bekerja sesuai bahan yang dimilikinya dan reaksinya
terhadap protein- protein tubuh untuk memberikan efek penyembuhan
pada daerah yang diinginkan dan bekerja spesifik pada zat-zat tertentu
dengan kandugan alami alam. Macam- macam ekstrak menurut
konsistensi,yaitu:
- Ekstrak cair
- Ekstrak kental
- Ekstrak kering
xiv
Farmakope menghendaki agar ekstrak keing mudah digerus
menjadi serbuk dan ekstrak kering pada umumnya higrokopis, maka
itu harus disimpan dalam botol dengan tutup kapur tohor (cao). Sering
ekstrak ditambahkan dalam larutan atau pelrut. Bila ekstrak dibuat
dengan cairam etanol, maka digunakan pelarut etanol dalam melarutkan
atau mengencerkan. Bila ekstrak dibuat dengan cairan penyaring air,
maka dapat larut atau diencerkan dengan air.
Ekstrak-ekstrak yang ada pada farmakope Indonesia adalah:
a. Ekstrak cair
- Cinchonae axtractum, ekstrak cair dibuat dengan perlokai
dengan cairan penyari campuran glycerin,dan asam klorida
encer
- Colac extractum,dibuat secara perlokasi dengan cara penyari
campuran etanol dan air
- Glycyrhizae extractum,dibuat secara perlokasi dengan cairan
penyari air dan asam kloroform
- Hepatis extractum, dibuat dengan cara mensertasi dengan
cairan penyari air dan asam klorida
- Scale cornuti extractum, yang dibuat dengan cara perlokasi
dengan cairan penyari campuran etanol encer dan klorida 4N
- Stramoni extractum yang dibuat secara perlokasi dengan
cairan penyari etanol
b. Ekstrak kental
- Beladonae extractum, yang dibuat secara perlokasi dengan
cairan penyari etanol encer dan asam cuka
- Hycoscyami extractum
c. Ektrak kering
- Aloe extractum, yang dibuat dengan menuangkan air mendidih,
diperas ,dituangkan lagi air
- Franguale extractum dibuat dengan cara menuangkan air
medidih, diperas,dituangi lagi air

xv
- Opii extractum dibuat dengan cara mascrasi dengan cairan
penyari air
- Rauwolfiae extractum yang dibuat dengan cara perlokasi dengan
cairan penyari etanol 90%
- Rhei extractum yang dibuat secara perlokasi dengan cairan
penyari etanol 90% dan air
- Strychni extractum dibuat dengan cara perlokasi dengan cairan
penyari etanol 70%

5. Spray

Spray merupakan bentuk obat yang disemprot atau dihisap


kedalam saluran pernafasan dan paru-paru,bentuk ini terutama
digunakan untuk sakit pilek,batuk dan asma. Obat ini dirancang khusus
agar reaksinya cepat dan mudah atau praktis digunakan. Klien yang
menerima obat melalui inhalasi biasanya menderita penyakit pernafasan
kronis, misalnya asma kronis,emfiscma,atau bronchitis. Obat yang
diberikan melalui inhalasi membuat klien dapat mengontrol obstruksi
jalan nafas karena bergantungan pada obat-obatan ini.untuk mengontrol
penyakit,klien harus memberikan tekanan sekitar 2,5 atau 5kg hal ini
penting diketahui perawat karena kekuatan tangan menurun seiring
peningkata usia dan efek penyakit pernafasan kronis. Saluran nafas
bagian dalam memungkinkan area permukaan yang luas untuk absorbsi
obat, obat dapat diberikan melalui passae nasal atau oral.obat inhalasi
dapat memberikan efek local.
Kebanyakan obat spray pada obat asma memiliki kandungan

xvi
bronkolitator untuk merangsang bronkeolus terbuka dan saluran
pernafasan lebih lancer untuk mencegah tingkat lanjut sesak yang
diderita. Obat spray isinya seperti anastesi dan sebagainya masuk
kepori-pori dan bekerja local di kapiler-kapiler darah.
- Inhalasi nasal
Obat inhalasi nasal melalui hidung menggunakan sebuah alat yang
mengantar obat. Alat tipe spray, misalnya fenilefrin yang
menghasilkan efek lkal yakni vasokontraksi jalan nafas.

- Inhalasi oral
Paling sering digunakan untuk mengantar obat ke sel target di
parenkim paru. Obat yang diberikan menggunakan inhaler yang
dipegang di tangan disebar melalui sebuah semprot aerosol.
Metered Dose Inhaler memfasilitasi penghantaran obat ke parenkim
paru.
Salah satu contoh bentuk obat spray:
- BRICASMA INHALER
Nama pabrik : astrazencca
Golongan : K
Komposis : tiap 1 dosis/semprot mengandung terbulin sulfat 0,25mg
Indikasi : asma bronchial,bronchitis dan empisema bronco dilatasi

2.3 Kelebihan dan kekurangan


1. Tablet
a. Kelebihan
- Lebih mudah disimpan
- Memiliki usia pakai yang lebih panjang dibanding obat bentuk
lainny
- Bentuk obatnya lebih praktis
- Konsentrasi yang bervariasi
- Tablet dapat ditambahkan penghancur, dan pembasah dengan air
lebih dahulu untuk pengolahannya.
xvii
- Kualitas bagus dan dapat dibawa kemana-mana, bentuknya
kompak, fleksibel dan mudah pemberiannya.
b. Kekurangan
- Warnanya cenderung memberikan bahaya.
- Tablet dan semua obat harus disimpan diluar jangkauan anak-
anak untuk menjaga kesalahan karena menurut mereka tablet
tersebut adalah permen.
- Orang yang sukar menelan atau meminum obat.
- Beberapa obat tidak dapat dikepek menjadi padat dan kompak.

2. Kaplet
a. Kelebihan
- Bentuk tablet lebih menarik
- Kaplet mungkin mudah digunakan untuk pengobatan tersendiri
dengan bantuan segelas air.
b. Kekurangan
- Kaplet dan semua obat harus disimpan diluar jangkauan anak-
anak untuk menjaga kesalahan karena menurut mereka kaplet
tersebut adalah permen.
- Orang yang sukar menelan atau meminum obat.
3. Kapsul
a. Kelebihan
- Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi
- Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak
- Tepat untuk obat yang teroksidasi dan mempunyai bau dan rasa
yang tidak enak
- Bentuk kapsul mudah ditelan dibanding bentuk table
- Bentuknya lebih praktis dan menarik.
b. Kekurangan
- Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah menguap
karena pori-pori kapsul tidak dapat menahan penguapan

xviii
- Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopis
(menyerap lembab).
- Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan
cangkang kapsul
- Tidak dapat diberikan untuk balita
- Tidak bisa dibagi-bagi.

4. Cair
a. Kelebihan
- Anak-anak dan orang tua mungkin kesulitan menelan tablet atau
kapsul, jadi bentuk sediaan cair mungkin merupakan pilihan yang
lebih baik daripada tablet dan kapsul
- Penampilannya menarik dan memberikan manfaat psikologis
- Kendaraan yang diberi pemanis, pewarna, dan pemberi rasa dapat
digunakan untuk menghantarkan obat-obatan yang pahit dan tidak
enak
- Dosis lebih fleksibel dengan bentuk sediaan cair dibandingkan
dengan bentuk sediaan padat seperti tablet dan kapsul.
Pengukuran volume yang berbeda dapat dengan mudah dan
nyaman menyesuaikan dosis zat obat.
- Bentuk sediaan cair diserap lebih cepat dibandingkan bentuk
sediaan padat.
- Bentuk sediaan cair cocok untuk pemberian obat hidrofobik dan
deliquescent, sedangkan bentuk sediaan padat tidak cocok
- Adsorben dan antasida memberikan efek yang lebih kuat dalam
bentuk sediaan cair dibandingkan dalam bentuk tablet.
- Bentuk sediaan padat lebih sulit dikonsumsi dengan benar
dibandingkan bentuk sediaan cair

xix
b. Kekurangan
- Degradasi kimia bentuk sediaan cair biasanya lebih nyata
dibandingkan bentuk sediaan padat
- Berukuran besar dan tidak nyaman untuk diangkut atau disimpan,
sehingga memakan banyak ruang
- Jika wadahnya pecah secara tidak sengaja, seluruh bentuk sediaan
akan hilang
- Karena bentuk sediaan cair pada dasarnya tidak stabil, umur
simpannya seringkali lebih pendek dibandingkan dengan bentuk
sediaan padat
- Bukan hal yang aneh jika solusi menyediakan lingkungan yang
ideal untuk pertumbuhan mikroba Oleh karena itu, bahan
pengawet seringkali diperlukan.
- Vaksin, misalnya, perlu disimpan dalam kondisi khusus karena
bentuknya yang cair
- Suatu bentuk obat yang padat mempunyai rasa tidak enak yang
selalu lebih terasa ketika obat dilarutkan
- Pengukuran volume yang tepat oleh pasien menentukan apakah
dosis diberikan dengan benar, sehingga meningkatkan
kemungkinan variabilitas. Bagi pasien dengan gangguan
penglihatan, radang sendi, atau kesulitan membaca angka pada
jarum suntik dan cangkir obat, ini bisa menjadi masalah yang
signifikan.
- Pecahnya kontainer merupakan sebuah masalah.
- Tidak stabil dibandingkan dengan bentuk lainnya
5. Supositoria
a. Kelebihan
- Hindari metabolisme lintas pertama
- Memasukkan obat ke dalam tubuh
- Tidak menyebabkan mual dan muntah akibat iritasi lambung pada
kasus terapi oral

xx
- Digunakan sebelum operasi karena terapi oral dibatasi
- Bermanfaat bagi pasien yang menderita muntah parah
- Dapat diberikan pada pasien yang tidak sadarkan diri
- Dapat digunakan sebagai sistem penghantaran obat yang
ditargetkan
- Tindakan terlokalisasi dengan berkurangnya distribusi sistemik
- Mencapai lokasi kerja dengan dosis rendah yang mengurangi
toksisitas sistemik
- Sangat bermanfaat dalam wasir atau infeksi vagina
- Aksi obat yang berkepanjangan tercapai
b. Kekurangan
- Iritasi mukosa
- Kepatuhan pasien
- Penyerapan yang tidak menentu dan tidak diinginkan
- Penempatan terlalu tinggi ke dalam rektum dapat menyebabkan
metabolisme lintas pertama
- Pemasangan dapat memicu reaksi buang air besar
- Keadaan GI mempengaruhi penyerapan:
- Diare & penyakit mempengaruhi penyerapan
6. Spray
a. Kelebihan
- Absorbsi obat baik
- Menimbulkan sensasi dingin saat diaplikasikan
- Risiko kontaminasi rendah
- Meredakan gejala alergi
- Mencegah mimisan
b. Kekurangan
- Dapat menimbulkan sensasi perih
- Rasa terbakar saat pengaplikasian
- Bersin
- Kekeringan di hidung

xxi
7. Ekstrak
a. Kelebihan
- Lebih holistic (menyeluruh)
- Anti radang
- Antioksidan
b. Kekurangan
- Dapat menyebabkan gangguan pencernaan
- Dapat menyebabkan pusing
- Reaksi alergi

8. Salep
a. Kelebihan
- Dapat diatur daya penetrasi dengan memodifikasi basisinya
- Kontak sediaan dengan kulit lebih lama
- Lebih sedikit mengandung air sehingga sulit ditumbuhi bakteri
- Lebih mudah digunakan tanpa alat bantu
b. Kekurangan
- Terjadi tengik terutama untuk sediaan dengan basis lemak tak
jenuh
- Terbentuk keristal atau keluarnya fase padat dan basisinya
- Terjadi perubahan warna

xxii
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu
mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang
dikemas / dibungkusnya.
1. Fungsi dan Peran Kemasan Obat
a. Sebagai wadah, perantara produk selama pendistribusian dan
produsen ke konsumen.
b. Sebagai pelindung, melindungi dari berbagai faktor penyebab
kerusakan.
c. Memudahkan pengiriman dan pendistribusian.
d. Memudahkan penyimpanan.
2. Bentuk dan Kemasan Obat
a. Sediaan Padat
b. Sediaan setengah Padat
c. Sediaan cair
d. Ekstrak
e. Spray
3.2. Saran
Kami menyadari bahwa kekurangan dalam makalah yang kami buat dia
tas merupakan kelemahan daripada kami,karena terbatasnya kemampuan kam
i memperoleh data dan informasi. Jadi yang kami harapkan kritik dan saran y
ang membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Den
gan segala harapan dan keterbukaan kami menyampaikan terimakasih dengan
setulus-tulusnya. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini membawa manf
aat bagi pembaca.

23

Anda mungkin juga menyukai