Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MANAJEMEN BAHAN BAKU

Disusun Oleh :
Nama :Fauzan Azima
Kelas : XI FI
Guru Pengajar: Yudi Saputra

SMKS 16 FARMASI BHAKTI NUSA BENGKULU


TAHUN AJARAN 2020/2021
MAKALAH
MANAJEMEN BAHAN BAKU

Disusun Oleh :
Nama : Feby Kurniawan
Kelas : XI FI
Guru Pengajar: Yudi Saputra

SMKS 16 FARMASI BHAKTI NUSA BENGKULU


TAHUN AJARAN 2020/2021
MAKALAH
MANAJEMEN BAHAN BAKU

Disusun Oleh :
Nama : Evan Putra Pratama
Kelas : XI FI
Guru Pengajar: Yudi Saputra

SMKS 16 FARMASI BHAKTI NUSA BENGKULU


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang maha Esa atas berkat dan rahmatnya saya
bisa menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Makalah ini saya buat untuk menambah pengetahuan,
baik untuk saya sendiri maupun untuk siapapun yang membaca makalah ini. Saya menyadari
kekurangan saya membuat makalah ini masih cukup banyak. Oleh karena itu saya meminta maaf
apabila ada penggunaan kata yang salah. Saya berharap makalah saya dapat menambah wawasan
siapa saja yang membaca makalah saya ini.

Bengkulu, November 2020


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.............................................................................................................
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................
1.3 Tujuan penulisan..........................................................................................................

BAB II ISI
2.1 Jenis bahan baku..........................................................................................................
2.2 contoh penggunaan bahan baku...................................................................................
2.3 fungsi bahan baku........................................................................................................

BAB III PENUTUP


1.1 Kesimpulan..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam menjalankan roda produksi obat, industri farmasi di Indonesia sangat mengandalkan
ketersediaan bahan baku yang baik, berkualitas, dan memadai. Bahan baku yang baik dan berkualitas
akan menjaga produksi obat yang dibuat aman dan terjamin kualitasnya sehingga tidak akan
merugikan pasien atau komsumen dalam penggunaannya.
Menurut Prof. Charles Siregar (2010), bahan baku adalah semua bahan, baik yang berkhasiat
(zat aktif) maupun tidak berkhasiat (zat eksipien), yang berubah maupun tidak berubah, yang
digunakan dalam pengelolaan obat, meskipun tidak semua bahan tersebut masih terdapat di dalam
produk ruahan
Menurut Ditjen POM (2006), bahan (zat) aktif adalah setiap bahan atau campuran bahan yang
akan digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi dan apabila digunakan dalam pembuatan obat
menjadi zat aktif obat tersebut. Dalam pengertian lain, bahan (zat) aktif adalah bahan yang ditujukan
untuk menghasilkan khasiat farmakologi atau efek langsung dalam diagnosis, penyembuhan,
peredaan, pengobatan, atau pencegahan penyakit, atau untuk memengaruhi struktur fungsi tubuh.
Bahan baku obat adalah salah satu bagian yang akan menentukan mutu dan stabilitas suatu
produk. Oleh sebab itu, ketika menetapkan apakah suatu bahan baku akan diterima ataupun ditolak,
harus dilakukan pemeriksaan dengan baik dan teliti.
Pemeriksaan bahan baku dilakukan sejak penerimaan bahan, karantina bahan baku dan juga
proses penyimpanan bahan baku yang benar sesuai dengan jenis, bentuk, dan sifat fisika kimia bahan
baku tersebut. Pemeriksaan dan pengujian bahan baku itu dilakukan terhadap semua bahan yang
digunakan, mulai dari bahan baku aktif, bahan tambahan, sampai bahan kemas yang digunakan.
Setelah melalui serangkaian pemeriksaan dan pengujian itulah baru ditentukan apakah bahan baku
tersebut akan diterima tau ditolak.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa saja jenis-jenis bahan baku?
2. Bagaimana contoh penggunaan bahan baku dalam formulasi suatu produk farmasi?
3. Apa fungsi dari persediaan bahan baku dalam suatu industri farmasi?

1.3 Tujuan penulisan


1. Mengetahui apa saja jenis, contoh, dan fungsi bahan baku dalam formulasi suatu
produk farmasi.
2. Menambah pengetahuan mengenai manajemen bahan baku
BAB II
ISI
2.1 Jenis Bahan Baku
1. Bahan aktif
Bahan aktif adalah unsur, senyawa, atau zat dalam obat yang memiliki khasiat
menyembuhkan penyakit, mengurangi rasa sakit, menggantikan zat yang tidak dihasilkan oleh
tubuh, ataupun menjaga tubuh supaya tidak mengalami sakit.
2. Bahan tambahan
Bahan tambahan obat adalah unsur, senyawa, atau zat tidak aktif yang digunakan sebagai
pembawa zat aktif obat. Bahan tambahan digunakan dalam formulasi untuk tujuan tertentu,
sehingga produk yang dihasilkan terjamin stabilitas, keamanan, dan mutunya,bahan tambahan
dapat ditambahkan dengan tujuan dengan misalnya untuk meningkatkan kelarutan, menjaga
stabilitas obat, meningkatkan aroma, rasa, ataupun untuk penampilan obatyang lebih baik.
3. Bahan kemas
Bahan kemas adalah wadah, tutup, dan selubung bagian luar dari produk dengan tujuan untuk
menjaga stabilitas dan mutu produk akhir. Bahan kemas dibedakan menjadi tiga, yaitu bahan
kemas primer, bahan kemas sekunder, dan bahan kemas tersier. Bahan kemas primer adalah
bahan kemas yang kontak langsung dengan bahan/sediaan yang dikemas antara lain:
strip/blister, botol, ampul, vial, plastic dan lain-lain. Umtuk mejamin stabilitas dari produk,
terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bahan kemas primer karena kontak langsung
dengan produk baik cair, padat, maupun semi padat. Bahan semas sekunder adalah
pembungkus yang menggabungkan produk yang terbungkus bahan kemas primer, contohnya
antara lain: dus, box, plastic, dan lainnya. Bahan kemas tersier adalah pembungkus yang
menggabungkan prduk yang terbungkus kemasan sekunder.
4. Bahan mentah (raw material)
Yaitu barang-barang yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk bahan utama produksi yang
berwujud mentah. Persediaan bahan mentah ini dapat diperoleh dari sumber-sumber alam
atau dibeli dari para supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan dalam
proses produksi selanjutnya.
5. Komponen-komponen rakitan (purchase parts/components)
Yaitu barang-barang yang merupakan komponen dari sebuah barang dimana secara langsung
dapat dirakit menjadi produk.
6. Bahan pembantu atau penolong (supplies)
Yaitu barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan merupakan bagian
atau komponen barang jadi.
7. Barang dalam proses (work in process)
Yaitu barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam suatu proses
produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk akan tetapi masih perlu diproses lebih
lanjut untuk menjadi barang jadi.
8. Barang jadi (finished goods), yaitu barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah
dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan atau konsumen.

2.2 Contoh-contoh penggunaan


1.Bahan aktif
 bahan aktif farmasi dan aktif massal juga digunakan dalam pengobatan, dan istilah zat
aktif dapat digunakan untuk produk alami.
 Penggunaan menthol sebagai zat aktif untuk mengobati sakit tenggorokan, flu, pilek, iritasi
mulut

2. Bahan tambahan
 Bahan Pelincir : dengan pelapisan, dihasilkan oleh sifat menempel pada gugus polar
molekul dengan karbon rantai panjang pada permukaan logam dinding dies.
 Bahan Antilekat :  bertujuan untuk mengurangi melengket atau adhesi bubuk dan granul
pada permukaan punch atau dinding die. Antilekat yang efisien untuk permukaan punch
namun tidak larut air adalah DL-leusin.
 Bahan Pelicin : ertujuan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan jalan mengurangi
gesekan di antara partikel-partikel.glidan cenderung mengurangi adhesivitas, sehingga
mengurangi gesekan antar partikulat dari sistem secara menyeluruh. 

3.Bahan kemas
 Physical Production yakni melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan
sebagainya.
 Barrier Protection yakni melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu dan sebagainya.
 Containment or Agglomeration yakni benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama
dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
 Conveniece yakni fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan,
penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.
 Marketing yakni kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon
pembeli untuk membeli produk
2.3 Fungsi persediaan bahan baku
Setiap komponen dalam perusahaan baik itu berupa sumber daya manusia maupun sumber
daya alam selalu memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Hal itu juga berlaku pada persediaan
bahan baku yang memiliki fungsi untuk membantu dalam kelancaran proses produksi suatu
perusahaan.
Berikut ini selengkapnya mengenai beberapa fungsi tersedianya persediaan bahan baku, yaitu :
1. Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan
oleh perusahaan.
2. Mengadakan persediaan (stok) bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat
digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
3. Memperlancar operasi perusahaan.
4. Mengoptimalkan penggunaan mesin pabrik atau perusahaan.
5. Memberikan pelayanan kepada pelanggan sebaik-baiknya.
Dari penjelasan diatas dapat diuraikan bahwa persediaan penting artinya bagi kelangsungan
hidup perusahaan, sehingga perusahaan perlu menetapkan besar kecilnya persediaan yang ada
didalam perusahaaan, agar dapat terjaga dengan stabil tidak terlalu besar maupun tidak terlalu kecil.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam menjalankan roda produksi obat, industri farmasi di Indonesia sangat mengandalkan
ketersediaan bahan baku yang baik, berkualitas, dan memadai. Bahan baku yang baik dan berkualitas
akan menjaga produksi obat yang dibuat aman dan terjamin kualitasnya sehingga tidak akan
merugikan pasien atau komsumen dalam penggunaannya. Oleh sebab itu, suatu produksi farmasi
harus mengetahui jenis bahan baku, fungsi dan contoh penggunaan bahan baku di dunia kefarmasian.

Anda mungkin juga menyukai