Disusun Oleh :
Nama :Fauzan Azima
Kelas : XI FI
Guru Pengajar: Yudi Saputra
Disusun Oleh :
Nama : Feby Kurniawan
Kelas : XI FI
Guru Pengajar: Yudi Saputra
Disusun Oleh :
Nama : Evan Putra Pratama
Kelas : XI FI
Guru Pengajar: Yudi Saputra
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.............................................................................................................
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................
1.3 Tujuan penulisan..........................................................................................................
BAB II ISI
2.1 Jenis bahan baku..........................................................................................................
2.2 contoh penggunaan bahan baku...................................................................................
2.3 fungsi bahan baku........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam menjalankan roda produksi obat, industri farmasi di Indonesia sangat mengandalkan
ketersediaan bahan baku yang baik, berkualitas, dan memadai. Bahan baku yang baik dan berkualitas
akan menjaga produksi obat yang dibuat aman dan terjamin kualitasnya sehingga tidak akan
merugikan pasien atau komsumen dalam penggunaannya.
Menurut Prof. Charles Siregar (2010), bahan baku adalah semua bahan, baik yang berkhasiat
(zat aktif) maupun tidak berkhasiat (zat eksipien), yang berubah maupun tidak berubah, yang
digunakan dalam pengelolaan obat, meskipun tidak semua bahan tersebut masih terdapat di dalam
produk ruahan
Menurut Ditjen POM (2006), bahan (zat) aktif adalah setiap bahan atau campuran bahan yang
akan digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi dan apabila digunakan dalam pembuatan obat
menjadi zat aktif obat tersebut. Dalam pengertian lain, bahan (zat) aktif adalah bahan yang ditujukan
untuk menghasilkan khasiat farmakologi atau efek langsung dalam diagnosis, penyembuhan,
peredaan, pengobatan, atau pencegahan penyakit, atau untuk memengaruhi struktur fungsi tubuh.
Bahan baku obat adalah salah satu bagian yang akan menentukan mutu dan stabilitas suatu
produk. Oleh sebab itu, ketika menetapkan apakah suatu bahan baku akan diterima ataupun ditolak,
harus dilakukan pemeriksaan dengan baik dan teliti.
Pemeriksaan bahan baku dilakukan sejak penerimaan bahan, karantina bahan baku dan juga
proses penyimpanan bahan baku yang benar sesuai dengan jenis, bentuk, dan sifat fisika kimia bahan
baku tersebut. Pemeriksaan dan pengujian bahan baku itu dilakukan terhadap semua bahan yang
digunakan, mulai dari bahan baku aktif, bahan tambahan, sampai bahan kemas yang digunakan.
Setelah melalui serangkaian pemeriksaan dan pengujian itulah baru ditentukan apakah bahan baku
tersebut akan diterima tau ditolak.
2. Bahan tambahan
Bahan Pelincir : dengan pelapisan, dihasilkan oleh sifat menempel pada gugus polar
molekul dengan karbon rantai panjang pada permukaan logam dinding dies.
Bahan Antilekat : bertujuan untuk mengurangi melengket atau adhesi bubuk dan granul
pada permukaan punch atau dinding die. Antilekat yang efisien untuk permukaan punch
namun tidak larut air adalah DL-leusin.
Bahan Pelicin : ertujuan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan jalan mengurangi
gesekan di antara partikel-partikel.glidan cenderung mengurangi adhesivitas, sehingga
mengurangi gesekan antar partikulat dari sistem secara menyeluruh.
3.Bahan kemas
Physical Production yakni melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan
sebagainya.
Barrier Protection yakni melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu dan sebagainya.
Containment or Agglomeration yakni benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama
dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
Conveniece yakni fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan,
penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.
Marketing yakni kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon
pembeli untuk membeli produk
2.3 Fungsi persediaan bahan baku
Setiap komponen dalam perusahaan baik itu berupa sumber daya manusia maupun sumber
daya alam selalu memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Hal itu juga berlaku pada persediaan
bahan baku yang memiliki fungsi untuk membantu dalam kelancaran proses produksi suatu
perusahaan.
Berikut ini selengkapnya mengenai beberapa fungsi tersedianya persediaan bahan baku, yaitu :
1. Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan
oleh perusahaan.
2. Mengadakan persediaan (stok) bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat
digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
3. Memperlancar operasi perusahaan.
4. Mengoptimalkan penggunaan mesin pabrik atau perusahaan.
5. Memberikan pelayanan kepada pelanggan sebaik-baiknya.
Dari penjelasan diatas dapat diuraikan bahwa persediaan penting artinya bagi kelangsungan
hidup perusahaan, sehingga perusahaan perlu menetapkan besar kecilnya persediaan yang ada
didalam perusahaaan, agar dapat terjaga dengan stabil tidak terlalu besar maupun tidak terlalu kecil.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam menjalankan roda produksi obat, industri farmasi di Indonesia sangat mengandalkan
ketersediaan bahan baku yang baik, berkualitas, dan memadai. Bahan baku yang baik dan berkualitas
akan menjaga produksi obat yang dibuat aman dan terjamin kualitasnya sehingga tidak akan
merugikan pasien atau komsumen dalam penggunaannya. Oleh sebab itu, suatu produksi farmasi
harus mengetahui jenis bahan baku, fungsi dan contoh penggunaan bahan baku di dunia kefarmasian.