Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .........................................................................................2


B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................2
C. TUJUAN ..............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. KEMASAN OBAT .............................................................................................3


B. BENTUK KEMASAN OBAT ...........................................................................4

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ................................................................................................23
B. SARAN ..............................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................24

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengemasan adalah suatu metode yang memberi kenyamanan, identifikasi,
penyajian, dan perlindungan tentang suatu kesediaan obat sampai dikonsumsi.
Pengemasan produk farmasi dilakukan dengan beberapa teknik yang yang sesuai
dengan peran dan fungsi dari kemasan produk.
Proses pengemasan adalah salah satu tahap penting dalam pembuatan sediaan
farmasi. Tahapan ini juga ikut maju stabilitas dan mutu produk akhir. Bahkan faktor
pengemasan dapat menjadi gambaran ukuran bonafiditas suatu produk / perusahaan
farmasi.
Obat adalah semua bahan unggal atau campuran yang digunakan oleh semua
makhluk unuk bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah, meringankan,
maupun menyembuhkan penyakit.
Menurut undang-undang, yang dimaksud dengan obat adalah suatu bahan atau
campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis,
mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan,
termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tentang kemasan obat !
2. Jelaskan tentang berbagai bentuk kemasan obat !

C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang kemasan obat
2. Menjelaskan tentang berbagai konsep kemasan obat

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KEMASAN OBAT
Pengertian Kemasan Obat
Kemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah
atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas /
dibungkusnya. Pengemasan diartikan sebagai wadah, tutup, dan selubung luar artinya
keseluruhan bahan kemas, dengannya obat ditransportasikan dan /atau di simpan.
Proses pengemasan merupakan salah satu tahapan penting dalam pembuatan sediaan
farmasi.
Fungsi dan peran kemasan obat
1. Sebagai wadah, perantara produk selama pendistribusian dan produsen ke
konsumen..
2. Sebagai pelindung, melindungi dari berbagai faktor penyebab kerusakan
3. Memudahkan pengiriman dan pendistribusian
4. Memudahkan penyimpanan

Penggolongan bahan kemasan obat

1. Bahan kemas primer adalah bahan kemas yang kontak langsung dengan bahan
yang dikemas-produk antara lain: strip/ blister, botol, ampul, vial, plastik dan lain-
lain. Bahan kemasan primer adalah pembungkus setelah sekunder biasanya
berupa outer box. Untuk menjamin stabilitas produk, harus ditetapkan syarat yang
sangat tegas terhadap bahan kemas primer, yang seringkali menyatu dengan
seluruh bahan yang diisikan baik berupa cairan dan semi padatan.
2. Bahan kemas sekunder adalah pembungkus selanjutnya, biasanya dikenal dengan
inner box. Bahan kemas sekunder pada umumnya tidak berpengaruh terhadap
stabilitas. Material yang digunakan memiliki sifat yang berbeda. Contohnya gelas,
porselen, logam, produk selulosa (kertas, lem, gelas sel).

3
3. Bahan kemas tersier adalah kemasan yang digunakan untuk memudahkan proses
transportasi dan mencegah kerusakan produk. Contoh dari kemasan tersier adalah
palet (kayu).

B. BENTUK KEMASAN OBAT


Terdapat berbagai macam bentuk kemasan obat yaitu
1. KEMASAN STIRP
Kemasan strip/blister merupakan kemasan yang digunakan untuk sediaan padat
(tablet, kapsul, kaplet, dan lain-lain),Strip merupakan kemasan yang terdiri atas
dua lembar alumunium. Strip terdiri dari berbagai macam tergantung bahan
penyusun dari strip, seperti Polycellonium, Polycello, dan Polynium.
Polycellonium merupakan bahan strip yang paling umum, dimana kandungannya
adalah polycello/selofan dan alumunium. Selofan adalah sejenis bahan dari serat
selulosa yang berbentu tipis transparan, fungsinya dalam kemasan adalah untuk
menempelkan pewarna sehingga strip bisa berwarna-warni. Alumunium sendiri
berfungsi untuk menjaga obat dari pengaruh kelembaban.

4
Bentuk kemasan obat ini adalah bentuk tablet dan kapsul

 Tablet
Pengertian :
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Bentuk, ukuran, warna dan berat tablet itu bervariasi. Tablet itu
dapat mengandung obat murni, atau diencerkan dengan substansi inert agar
mencapai berat sesuai, atau mengandung dua atau lebh obat dalam kombinasi.
Tablet ini dapat berubah tablet padat biasa, tablet sublingual (dimasukan
dibawah lidah), tablet bukal (dilarutkan antara pipi dan gusi), tablet bersalut-gula
(menutupi bau atau rasa tidak enak), tablet bersalut-enterik (untuk mencegahnya
larut dalam lambung dan sampai di usus halus baru pecah), atau tablet lepas-
berkala (untuk melepaskan obat selang waktu panjang.
Penggolongan tablet:
1. Berdasarkan metode pembuatan
Berdasarkan metode pembuatannya dikenal dua jenis tablet yaitu:
 Tablet cetak dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi yang umumnya
mengandung laktosa dan serbuk sukrosa alam berbagai perbandingan.
Masa serbuk di basahi dengan etanol persentase tinggi. Kadar etanol
trgantung pada kelarutan zat aktif dan bahan pengisi dalam system palarut
serta derajat kekerasan tablet yang diinginkan. Masa serbuk yang lembab
ditekan dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Kemudian
dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak agak rapuh sehingga harus
hati-hati dalam pengamesan dan pendistribusian. Kepdatan tablet
tergantung pda ikatan Kristal yang terbentuk selama proses pengeringan
selanjutnya dan tidak bergantung pada kekuatan tekanan yang diberikan.
 Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pda serbuk atau
granul menggunakan cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung
zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan tetapi
dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak (pewarna yang
diabsorpsikan pada aluminium hidroksida yang tidak larut) yang diizinkan
bahan pengaroma dan bahan pemanis.
5
2. Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh
Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh, tablet dibedakan dalam dua
kelompok yaitu:
 Bekerja local : misalnya tablet isap untuk pengobatan pada rongga mulut :
ovula untuk pengobatan pada infeksi di vagina
 Bekerja sistematik : per oral. Tablet yang bekrja secar sistemik dapat
dibedakan menjadi : a) yang bekerja jangka pendek; dalam satu hari
diperlukan beerapa kali menelan tablet; b) yang bekerja jangka panjang;
yang bekerja dalamsatu hari cukup menelan satu tablet. tablet jagka
panjang ini dapat dibedakan lagi menjadi : 1) Delayed Action Tablet
(DAT); 2) Repeat Action Tablet (RAT)
3. Berdasarkan jenis bahan penyalut
a. Tujuan penyalutan tablet
1) Melinduni zat aktif yang bersifat higroskopis atau tidak tahan terhadap
pengaruh udara, kelembapan atau cahaya.
2) Menutupi rasa bau yang tidak enak
3) Membuat penampilan lebih baik dan menarik
4) Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna misalnya tablet
enteric yang pecah diusus
b. Macam-macam tablet
1) Tablet salut biasa / tablet salut gula : di salut dari gula dari suspense
dalam air mengandung serbuk yang tidak laru seperti pati, kalsium
karbonat, talk, atau titanium dioksida yang disuspensikan dengan gom
akasia atau gelatin. Kelemahan salut gula adalah waktu penyalutan
yang lama dan perlu penyalut tahan air. Hal ini memperlambat disolusi
dan memperbesar bobot tablet. tahapan pembuatan salut gula : a)
penyalutan dasar : jika tablet mengandung zat yang higroskopis,
digunakan lebih dahulu salut penutup agar air dari sirop-dasar tidak
masuk kedalam tablet; b) melicinkan : yaitu proses pembasahan
berganti-ganti dengan sirop pelicin (bolak balik) dan pengeringan dari
salut dasar tablet menjadi bulat dan licin; c) pewarnaan : dilakukan

6
dengan memberi zat warna ynag dicampurkn pada sirop pelicin; d)
penyelesaian : proses pengeringan salut sirop yang terakhir dengan
cara perlahan-lahan sertaterkontrol. Panci penyalut diputar perlahan-
lahan dengan tangan hingga terbentuk hasil akhir yang licin; e)
pengilapan : merupakan tahap akhir, disini digunakan lapisan tipis
malam yang licin. Sebagai campuran lili digunakan campuran pengilap
yang telah di larutkan dalam petroleum bensin.
2) Tablet salut selaput : disalut dengan hidroks propil metil selulosa,
metal selulosa, hidroksi propil selulosa, Na-CMC, dan campuran
selulosa asetat ftalat dengan PEG yang tidak mengandung air atau
mengandung air
3) Tablet salut kempa : disalut secara kempa cetak dengan masa granulat
yang terdiri dari laktosa, kalsium fosfat dan zat lain yang cocok. Tablet
ini sering diperguanakan untuk pengobatan secara berulang.
4) Tablet salut enterik atau tablet lepas tunda : yakni jika obat dapat rusak
dan menjadi tidak aktif akibat cairan lambung atau dapat mengiritasi
mukosa lambung, maka diperlukan penyalut enterik yang bertujuan
untuk pelepasan obat sampai tablet melewati lambung.
5) Tablet lepas-lambat : tablet dengan efek diperpanjang yang dibuat
sedemkian rupa sehingga zat aktif akan tetap tersedia dalam jangka
waktu tertentusetelah obat diberikan.
4. Berdasarkan cara pemakaian
a) Tablet biasa / tablet telan : dibuat tanpa penyalut dipergunakan per oral
dengan cara ditelan dan akan pecah di lambung
b) Tablet kunyah : bentuknya seperti tablet biasa, cara pakainya dikunya
dahulu dalam mulut kemudian ditelan umumnya tidak pahit
c) Tablet implan : tablet kecil, bulat atau oval putih dan berisi hormone
steroid dimasukan kedalam kulit sedikit , kemudian tablet dimasukan lalu
kulit dijahit kembali. Zat khasiat akan dilepas perlahan-lahan.

7
d) Tablet hipodermik : tablet steril umumnya berbobot 30 mg, larut dalam air
dan digunakan dngan cara melarutkan ke dalam air untuk injeksi secara
aseptik dan disuntikan dibawah kulit.
 Kapsul
Pengertian kapsul
Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu
cangkang keras atau lunakyang dapat larut. Kapsul mengandung obat berupa
bubuk, butiran bersalut dengan kecepatan berbeda yaitu kapsul keras dan cairan
dalam kapsul lunak.
Macam-macam kapsul
1. Kapsul cangkang keras terdiri atas bagian wadah dan tutup yang terbuat dari
metiselulosa, gelatin, pati, atau bahan lain yang sesuai. Ukuran cangkang
kapsul keras bervariasi dari nomor paling kecil 5 sampai nomor palong besar
000, kecuali cangkang untuk hewan. Umumnya ukuran terbesar 000
merupakan ukuran yang dapat diberikan kepada pasien. Ada juga ukuran 0
yang bentuknya memanjang (dikenal sebagai ukuran OE) yang memberikan
kapasitas lebih besar tanpa peningkatan diameter dan biasa mengandung air
10-15 %. Biasanya kapsul ini diisi dengan bahan padat atau serbuk butiran
atau granul. Penutupan cangkang kapsul gelatin keras dan dapat dilakukan
dengan cara memberikan lekukan khas pada bagian tutup dan atau dengan
pemanasa langsung atau penggunaan energi ultrasonik.
2. Kapsul cangkang lunak merupakan suatu kesatuan berbentuk bulat dan silindir
atau bulat telur yang dibuat dari gelatin (kadang disebut gel lunak) atau bahan
lain yang sesuai, biasanya lebih tebal dibandingkan dengan cangkang keras
yang dapat diplastisasi dengan penambahan senyawa poliol seperti sorbitol
atau gliseril. Kapsul in biasanya mengandung air 6-13 % umumnya diisi
dengan bahan cairan bukan air seperti PEG, berbobot molekul rendah, dan
dapat juga diisi oleh bahan padat atau serbuk atau zat padat kering. Kapsl
cangkang lunak mempunyai bermacam-macam bentuk dan biasanya di pakai
untuk rute oral, vaginal, rektal, atau topikal.

8
Keuntungan dan kerugian bentuk sediaan kapsul:

Keuntungan :

1. Bentuknya menarik dan praktis


2. Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang berasa dan
berbau tidak enak
3. Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam perut sehingga obat cepat
diabsorbsi
4. Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan pasien
5. Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan zat tambahan
atau penolong seperti pada pembuatan pil maupun tablet.

Kerugian :

1. Tidak mudah untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul
tidak dapat menahan penguapan
2. Tidak bisa untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab)
3. Tidak bisa untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul.
4. Tidak bisa untuk baita
5. Tidak bisa untuk dibagi-bagi.

Cara penyimpanan kapsul

Cangkang kapsul kelihatannya keras tapi sebenarnya masih mengandung


air dengan kadar 10-15 % (Fl ed. IV) dan 12-16 % menurut literatur lain. Jika
disimpan ditempat yang lembab kapsul akan menjadi lunak dan melengket satu
sama lain serta sukar dibuka karena kapsul itu dapat menyerap air dari udara yang
lembab . Sebaliknya, jika di simpan ditempat yang terlalu kering kapsul itu akan
kehilangan airnya sehinggah menjadi rapuh dan mudah pecah. Oleh karena itu
penyimpanan kapsul sebaiknya ditempat atau ruangan yang

1. Tidak terlalu lembab atau dingin dan kering.


2. Terbuat dari botol-gelas, tertutup rapat dan diberi bahan pengering

9
3. Terbuat dai wada botol-plastik, tertutup rapat dan diberi bahan pengering.
4. Terbuat dari aluminium-foil dalam blister atau strip.
Bobot dan volume ukuran kapsul
Bobot atau volume obat yang dapat diisikan kedalam kapsul tergantung
pada sifat bahan obat itu sendiri. Ketepetan dan kecepatan meemilih ukuran
kapsul biasanya berdasarkan pengalaman atau pengerjaan secara eksperimental.
Dalam mempersiapkan resep unutk sediaan kapsul, ukuran kapsul
hendaknya dicatat untuk memudahkan jika diperlukan pembuatan ulang jika
diperhatikan jika seorang pasien mendapatkan 2 kapsul sekaligus jangan
diberikan dalam warna yang sama untuk menghindari kesalahan minum obat
tersebut.

Cara pengisian kapsul

Ada tiga cara pengisian kapsul, yaitu:

1. Dengan tangan
Merupakan cara yang sederhana yaitu dengan tangan tanpa bantuan alat lain
cara ini biasa digunakan dalam apotek unutk melayani resep dokte. Pada
pengisian dangan cara ini sebaiknya menggunakan sarung tangan untuk
mencegah alergi yang mungkin timbul akibat petugas tidak tahan terhadap
obat tersebut
Untuk memasukan obat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
a. Serbuk dibagi dahulu sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta
b. Tiap bagian serbuk tadi dimasukan kedalam badan kapsul dan ditutup
2. Dengan alat bukan mesin
Alat yang dimaksudkan disini adalah alat yang menggunakan tangan
manusia. Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih
seragam dan pengerjaannya dapat lebih cepat, sebab sekali buat dapat
menghasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri atas dua bagian yanitu
bagian yang tetap dan bagian yang bergerak. Cara pengisian kapsul :
a) Buka bagian-bagian kapsul

10
b) Badan kapsul dimasukan kedalam lubang pada bagian alat yang tidak
dapat bergerak tetap
c) Taburkan serbuk yang dimasukan ke dalam kapsul
d) Ratakan dengan bantuan alat kertas film
e) Tutup kapsul dengan cara merapatkan dan menggerakan bagian alat yang
bergerak.
3. Dengan mesin
Untuk memproduksi kapsul secara besar-besaran dan menjaga
keseragaman kapsul, perlu dipergunakan alat otomatis mulai dari membuka,
mengisi sampai dengan menutup kapsul.

B. KEMASAN BOTOL
Botol merupakan salah satu bentuk kemasan kaca yang mempunyai ciri bagian
leher bulat dan menyempit untuk memudahkan penanganan isi,lubang mulut sempit
agar memperkecil ukuran tutup Bentuk kemasan obat ini adalah bentuk emulsi dan
suspensi. Emulsi adalah system dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan lain dalam bentuk tetesan kecil. Suspensi adalah sediaan cair yang
mengandung partikel tidak larut dalam bentuk halus yang terdispersi ke dalam fase
cair. Injeksi adalah sediaan steril berupa laruran dan serbuk yang harus dilarutkan
atau disuspensikan sebelum digunakan.

11
 Emulsi
Pengertian :
Emulsi berasal dari kata “emulgeo” yang artinya menyerupai sus, dan
warna emulsi memang putih seperti susu. Emulsi adalah sistem dua fase, yang
salah satu cairannya terdispersi dalam cairan lain yang dalam bentuk tetesan kecil.
Tipe emulsi ada dua yaitu minyak dalam air dan air dalam minyak.
Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi ang
disebut emulgator atau surfaktan yang dapat mencegah koalesensi, yaitu
penyatuan tetesan kecil menjadi tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase
tunggal yang memisah.
Tujuan pemakaian emulsi :
Emulsi dibuat untuk menghasilkan preparat atau sediaan yang stabil dan
merata atau homogen dari pencampuran dua cairan yang tidak bisa tercampur.
Tujuan pemakaian emulsi adalah :
1. Untuk dipergunaka sebagai obat dalam atau per oral. Umumnya emulsi tipe
minyak dalam air
2. Untuk dipergunakan menjadi obat luar. Bisa tipe minyak dalam air maupun air
dalam minyak tergantung pada beberapa faktor misalnya sifat zatnya atau efek
terapi yang dikehendaki
Cara pembuatan emulsi :
Dikenal tiga metode dalam pembuatan emulsi, secara singkat dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Metode gom kering atau metode kontinental : dalam metode ini, zat
pengemulsi (biasanya Gom Arab) dicampur dengan minyak terlebih dahulu,
kemudian ditambahkan air untuk membentuk korpus emulsi baru diencerkan
dengan sisa air yang tersedia
2. Metode gom basah atau metode Inggris : zat pengemulsi ditambahkan ke
dalam air (Zat pengemulsi umumnya larut dalam air) agar membentuk suatu
musilago, kemudian perlahan-lahan minak diampurkan untuk membentuk
emulsi, kemudian diencerkan dengan sisa air

12
3. Metode botol atau metode botol forbes : digunakan untuk minyak menguap
dan zat-zat yang bersifat minyak dan mempunyai viskositas rendah (kurang
kental. Serbuk gom dimasukan kedalam botol kering ditambahkan dua bagian
air, botol ditutup, kemudian campuran tersebut di kocok dengan kuat.
Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit.
 Suspensi
Pengertian :
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut dalam
bentuk halus yang terdispersi ke dalam fase cair.
Macam-macam suspensi :
1. Suspensi oral : sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk
halus yang terdispersi dalam fase cair dalam bentuk pengaroma yang sesuai
yang ditujukan untuk penggunaan oral.
2. Suspensi topikal : sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk
halus yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan
pada kulit.
3. Suspensi tetes telinga : sediaan cair yang mengandung partikel- partikel halus
ditujukan untuk penggunaan pada telinga bagian luar.
4. Suspensi suspensi oftalmik : sediaan cair steril yang mengandung partikel-
partikel sangat halus yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian
pada mata.
5. Suspensi untuk injeksi : sediaan cair steril berupa suspensi serbuk dalam
medium cair yang sesuai dan tidak boleh menyumbtat jarum suntiknya serta
tidak disuntikan secara intravenaatau kedalam larutan spinal
6. Suspensi untuk injeksiterkonstitusi : sediaan padat kering yang sesuai dengan
bahan pembawa yang sesuaiuntuk membentuk larutan yang memenuhi semua
persyaran untuk suspemsisteril setelah penambahan bahan pembawa yang
sesuai

13
Cara mengerjakan obat dalam suspense

Suspensi dapat dibuat dengan metode sebagai berikut.

1. Metode dispersi : metode ini dilakukan dengan cara menambahkan serbuk


bahan obat kedalam musilago yang telah terbentuk, kemudian baru
diencerken. Perlu diketahui bahwa kadang-kadang terjadi pertukaran pada saat
mendispersikan serbuk kedalam pembawa. Hal tersebut karena adanya udara,
lemak, atau kontaminan pada serbuk. Serbuk yang sangat halus mudah
termasuki udara sehingga sukar dibasahi. Mudah dan sukarnya serbuk di
basahi tergantung pada besarnya sudut kontak antara zat terdispersi dengan
medium. Jika sudut kontak ± 90ᵒ, serbuk akan mengambang diatas cairan.
Serbuk yang kemudian disebut memiliki sifat hidrofob. Untuk menurunkan
terganggang pada permukaan antara partikel zat padat dengan cairan tersebut
perlu ditambahkan zat pembasah.
2. Metode presipitasi : zat yang hendak didispersikan di larutkan dahulu kedalam
pelarut organik yang hendak di campur dengan air. Setelah larut dalam pelarut
organik, larutan saat ini kemudian diencerkan dengan larutan pensuspensi
dalam air sehingga akan jadi endapan halus tersuspensi dengan bahan
pensuspensi. Cairan organik tersebut adalah etanol, propilen glikol, dan
polietilen

C. KEMASAN AMPUL
Ampul adalah wadah berbentuk silinder terbuat dari gelas yang memiliki ujung
runcing (leher) dan ampul merupakan wadah takaran tunggal oleh karena total cairan
yang ditentukan pemakaiannya untuk satu kali injeksi. Bentuk kemasan obat ini yaitu
injeksi. Ukuran nominalnya adalah 1, 2, 5, 10, 20 kadang-kadang juga 25 atau 30 ml.
Ampul adalah wadah takaran tunggal, oleh karena total jumlah cairannya ditentukan
pemakaian dalam satu kali pemakaiannya untuk satu kali injeksi. Menurut peraturan
ampul dibuat dari gelas tidak berwarna, akan tetapi untuk bahan obat peka cahaya
dapat dibuat dari bahan gelas berwarna coklat tua.

14
 Injeksi
Pengertian :
Injeksi adalah sediaan farmasetis steril berupa larutan, emulsi, suspensi
atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan yang disuntikan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau
melalui kulit atau selaput lendir atau menembus suatu atau lebih lapisan kulit atau
membran mukosa menggunakan alat suntik.
Keuntungan sediaan injeksi :
1. Dapat di capai efek fisiologi segera, untuk kondisi penyakit tertentu (jantung
berhenti)
2. Dapat di berikan untuk sediaan yang tidak efektif di berikan secara oral atau
obat yang dirusak oleh sekresi asam lambung

15
3. Baik untuk penderita yang tidak memungkinkan mengkomsumsi oral (sakit
jiwa atau tidak sadar)
4. Pemberian parenteral memberikan kemungkinan bagi dokter untuk
mengontrol obat, karena pasien harus kembali melakukan pengobatan.
5. Sediaan parenteral dapat menimbulkan efek lokal seperti pada kedokteran gigi
atau anastesiologi.
6. Pengobatan parenteral merupakan salah satu cara untuk mengoreksi gangguan
serius cairan dan keseimbangan elektrolit.

Kerugian sediaan injeksi

1. Pemberian sediaan parenteral harus dilakukan oleh personel yang terlatih dan
membutuhkan waktu pemberian yang lebih lama
2. Pemberian obat secara parenteral sangat berkaitan dengan ketentuan prosedur
aseptic dengan rasa nyeri pada lokasi penyuntikan yang tidak selalu dapat di
hindari
3. Bila obat telah diberikan secara parenteral, sukar sekali untuk
menghilangkan/merubah efek fisiologisnya karena obat telah berada dalam
sirkulasi sistematik
4. Harganya relatif lebih mahal, karena persyaratan manufaktur dan pengemasan
5. Masalah lain dapat timbul pada pemberian obat secara parenteral seperti
septisema, infeksi jamue, inkompatibilias karena percampuran sedian
parenteral dan interaksi obat
6. Persyaratan sedian parenteral tentang sterilisasi, bebas dari partikulat, bebas
dari pirogen, dan stablitas sediaan parenteral harus di sadari oleh semua
personal yang terlibat

D. KEMASAN VIAL
Vial adalah salah satu wadah dari bentuk sediaan steril yang umumnya digunakan
pada dosis ganda dan memiliki kapasitas atau volume. Digunakan untuk mewadahi
serbuk bahan obat berupa laruran atau suspensi. Vial modern mmumnya terbuat dari
kaca dan plastik. Ilmuwan juga menggunakan vial sebagai tempat penampung sampel

16
atau bahan penelitian. Vial dapat dibuat dengan berbagai bentuk dan ukuran. Vial
dapat dibedakan dengan tabung percobaan di mana vial memiliki dasar yang rata
sedangkan tabung percobaan memiliki dasar yang membulat. Selain itu, vial tidak
digunakan untuk melakukan reaksi kimia. Vial juga dapat dibedakan dengan ampul di
mana vial dapat dibuka kapan saja, sedangkan ampul didesain untuk menyimpan zat
di dalamnya dalam waktu yang lama dan lebih sulit untuk dibuka

 Larutan
Pengertian :
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia
yang terlarut.
Macam-macam larutan :
Larutan dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
1. Larutan langsung : larutan yang terjadi karena semata-mata peristiwa fisika,
bukan peristiwa kimia. Misalnya NaCl dilarutkan kedalam air atau KBr
dilarutkan kedalam air, jika pelarutnya (air) diuapkan, maka NaCl atau KBr
akan diperoleh kembali
2. Larutan tidak langsung : larutan yang terjadi yang terjadi semata-mata kerena
peristiwa kimia. Misalnya, jika Znditambahkan H₂SO₄maka akan terjadi

17
reaksi kimia menjadi larutan ZnSO₄ yang tidak dapat kembali menjadi Zn dan
H₂SO₄.

Keuntungan dan kerugian bentuk larutan :

Keuntungan :

1. Merupakan campuran homogeny


2. Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan
3. Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit
diencerken
4. Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat diarbsorpsi.
5. Mudah diberi pemanis, bau-bauan, dan warna dan hal ini cocok untuk
pemberian obat pada anak-anak
6. Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah digunakan

E. KEMASAN PLASTIK
Plastik merupakan padatan, terdiri dari molekul tinggi yang dominan, zat organic,
bahan yang dapat berubah bentuk secara praktis pada kondisi tertentu atau juga
barang yang dibuat dari padanya. Plastik dapat dibedakan atas termoplastik (misalnya
harsa, fenol, poliester) dan duroplastik. Termoplastik menjadi plastis jika dipanaskan
dan dalam keadaan seperti ini dapat dibentuk menjadi kerangka dasar yang
dikehendaki. Pada saat pendinginan, material membeku dan bentuknya stabil.
Bentuknya yaitu salep dan supositoria. Salep dipakai untuk lesi kering dan bertahan
dikulit lama sedangkan krim umumnya dipakai untuk lesi basah.

18
 Salep
Pengertian :
Saleb adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogeny kedalam
dasar saleb yang cocok.
Peraturan pembuatan salep menurut F. Van Duin
1. Peraturan salep pertama : zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak,
dilarutkan kedalamnya, jika perlu dengan pemanasan
2. Peraturan salep kedua : bahan-bahan yang dilarutkan dalam air, jika tidak ada
peraturan lain, dilarutkan terlebih dahulu kedalam air asalkan jumlah air yang
dipergunakan dapat diserap oleh seluruhnya oleh basis salep dan jumlah air
yang dipakai, dikurangi dari bases salepnya

19
3. Peraturan salep ketiga : bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapet
larut dalam lemak dan air harus diserbukan lebih dahulu, kemudian diayak
dengan pengayak No.60
4. Peraturan salep keempat : salep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan,
campurannya harus digerus sampai dingin. Bahan-bahan yang ikut di lebur,
penimbangannya harus dilebihkan 10-20 %untuk mencegah kekurangan
bobotnya.

Penggolongan salep

1. Menurut konsistensinnya salep dapat dibagi :


a. Unguenta : salep yang mempunyai konsistensi yang seperti mentega, tidak
mencair pada suhu biasa, tapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga
b. Krim : salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit, suatu tipe
yang dapat dicuci dengan air.
c. Pasta : saleb yang mengandung lebih dari 50 % zat padat (serbuk), suatu
saleb tebal, karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang
diolesi.
d. Cerata : salep berlemak yang mengandung presentase lilin yang tinggi
sehingga konsistensinya lebih keras.
e. Gelones/spumae/ jelly : salep yang lebih halus, umumnya cair dan
mengandung atau tanpa mukosa, sebagai pelican atau basis, biasanya
terdiri atas campuran sederhana dari minyak dan lemak denga titik lebur
rendah. Contoh: starch jellies (10 %amilium dengan air mendidih)
2. Menurut sifat farmakologi/terapeutikdan penetrasinya, salep dapat dibagi :
a. Salep epidermis : guna melindungi kulit dan menghasilkan efek lokal,
tidak diabsorpsi sebagian, kadang-kadang di tambahkan, astringensia
untuk meredahkan rangsangan atau anestesi lokal. Ds yang baik adalah ds
senyawa hidrokarbon.
b. Salep endodermis : salep yang bahan obatnya menembs kedalam kulit,
tetapi tidak melalui kulit, terabsorpsi sebagian, digunakan untuk
melunakan kulit atau selaput lendir. Ds yang terbaik adalah minyak lemak.

20
c. Salep diadermis : salep yang bahan obatnya menembus kedalam kulit dan
mencapai efek yang diinginkan, misalnya saleb yang mengandung
senyawa merkuri iodide, beladona.
3. Menurut dasar salepnya, salep dapat dibagi ;
a. Salep hidrofobik : salep yang tidak suka air atau salep yang dasar salep
berlemak tidak dapat dicuci dengan air ; misalnya: campuran lemak-
lemak, minyak lemak, dan malam
b. Salep hidrofilik : salep yang suka air atau kuat menarik air, biasanya
ds.tipe M/A
5. Menurut Formularium Nasional (Fornas)
a. Dasar salep 1 (ds. Senyawa hidrokarbon)
b. Dasar salep 2 (ds. Serap)
c. Dasar salep 3 (ds. Yang dapat dicuci dengan airatau ds. Emulsi M/A)
d. Dasar salep 4 (ds. Yang dapat larut dalam air)

 Supositoria

Pengertian :

Supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang
diberikan melalui rectum, vagina, atau uretra; umumnya meleleh, melunak atau
melarut pada suhu tubuh.

Macam-macam supositoria :

Macam-macam supositoria berdasarkan tempat penggunaannya yaitu :

1. Supositoria rektal : sering disebut sebagai supositoria saja, berbentuk peluru,


digunakan lewat rectum atau anus. Menurut FI III bobotnya antara 2-3 g,
yaitu untuk dewasa3 g dan anak 2 g, sedangkan menurut FI IV kurang lebih 2
g.
2. Supositoria vaginal : berbentuk bola lonjong seperti kerucut, digunakan lewat
vagian, berat antara 3-5 g, menurut FI III 3-6 g umumnya 5 g.

21
3. Supositoria uretra : digunakan lewat uretra, berbentuk batang dengan panjang
antara 7-14 cm

Keuntungan supositoria :

Keuntungan penggunaan obat dalam bentuk supositoriadibanding per oral yaitu :

1. Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung


2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan dan asam lambung
3. Obat dapat masuk langsung ke dalam saluran darah sehingga dapat berefek
lebih cepat daripada penggunaan obat per oral
4. Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar.

22
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah


atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas/
dibungkusnya. Pengemasan diartikan sebagai wadah, tutup, dan selubung luar artinya
keseluruhan bahan kemas, dengannya obat ditransportasikan dan /atau di simpan.

Pengemasan adalah suatu metode yang memberi kenyamanan, identifikasi,


penyajian, dan perlindungan tentang suatu kesediaan obat sampai dikonsumsi.
Pengemasan produk farmasi dilakukan dengan beberapa teknik yang yang sesuai
dengan peran dan fungsi dari kemasan produk.

Obat adalah semua bahan unggal atau campuran yang digunakan oleh semua
makhluk unuk bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah, meringankan,
maupun menyembuhkan penyakit.

Bentuk obat strip terdiri dari bentuk tablet dan kapsul. Bentuk obat dalam
kemasan botol adalah bentuk emulsi, suspensi dan injeksi. Bentuk obat dalam
kemasan ampul yaitu injeksi. Bentuk kemasan vial berupa laruran atau suspense.
Bentuk obat dalam kemasan plastik yaitu salep dan supositoria.

B. SARAN

Setelah memebaca makalah ini diharapkan mengerti dan memahami tentang


berbagai wadah yang cocok dari obat dan bahan obat dan harus memenuhi ketentuan
pembungkusan dan penandaan sesuai farmakope edisi terbaru atau yang di tetapkan
oleh Badan POM. Oleh karena itu, dalam makalah inipenulis membahas tentang
berbagai kemasan obat yang bisa dijadikan pedoman perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan pemberian obat

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Syamsuni, H.A. 2007. Ilmu Resep. Jakarta: Buku Kedokteran EGC


2. Tambayong, Jan. 2002. Farmakologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Widya Medika
3. Anief, Moh. 2007. Perjalanan Dan Nasib Obat Dalam Badan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press

24

Anda mungkin juga menyukai